METABOLISME PROTEIN
DOSEN PENGAMPU:
OLEH
KELAS REGULER VI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan
kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Biokimia
dengan dosen pengampu yaitu ibu Rizky Kusuma Wardani, M.Biomed sehingga penulisan
makalah berjudul “Metabolisme Protein” dapat diselesaikan tepat waktu. Kami berharap
makalah tentang “Metabolisme Protein” ini dapat menjadi referensi bagi pembaca. Selain itu,
kami juga berharap agar pembaca mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Serta isi makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kritik yang terbuka dan membangun sangat
penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian, kata pengantar ini penulis
sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca
makalah ini.
Penulis
II
DAFTAR ISI
III
DAFTAR GAMBAR
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti “yang paling utama”. Protein
merupakan senyawa organik yang molekulnya sangat beasar aadan susunanya sangat
kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Oleh karena protein tersusun
atas asam-asam amino, maka susunan kimianya mengandung unsur-unsur seperti terdapat
pada asam-asam amino penyusunnya yaitu C,H,O,N dan kadang-kadang mengandung unsur
lain, seperti misalnya S,P,Fe,atau Mg.
Protein berfungsi sebagai zat utama pembentuk sel-sel tubuh dan digunakan sebagai
sumber energi jika berkurangnya karbohidrat dan lemak didalam tubuh. Kebanyakan protein
merupakan enzim dan subunit enzim. Seperti metabolisme pada komponen lainnya,
metabolisme protein juga memerlukan bantuan enzim. Oleh karena itu, kami menyusun
makalah ini untuk menjelaskan secara rinci, bagaimana proses metabolisme protein.
1. Bagi Penulis
1
Mengasah kemampuan penulis dalam berfikir sistematis serta menambah wawasan
ilmu pengetahuan mengenai metabolisme protein.
2. Bagi Orang Lain
Menambah wawasan bagi pembaca sehingga pembaca dapat mengetahui, dan
memahami, isi dari makalah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metabolisme
Metabolisme protein merupakan proses kimia dan fisik yang mencangkup pada
perubahan (anabolisme) protein menjadi asam amino dan penguraian (katabolisme) asam
amino pada protein. Asam amino yang telah tersebar melewati darah dan masuk dalam
jaringan tubuh, akan disintesis kembali menjadi protein. Protein ini berfungsi untuk
mempertahankan fungsi sel-sel yang masih normal. Jaringan lunak membutuhkan asam
amino untuk memproduksi jenis protein yang dibutuhkan untuk pemeliharaan proses
kehidupan.
Sintesis asam amino diperlukan untuk membentuk senyawa penting lainnya dalam tubuh,
seperti histamin, neurotrasmitter, dan komponen nukleotida. Asam amino dapat
diklasifikasikan sebagai esensial dan non-esensial. Asam amino esensial tidak dapat dibuat
oleh tubuh tetapi sangat penting untuk metabolisme protein. Asam amino ini harus diperoleh
dari makanan. Asam amino non-esensial yang diperlukan untuk fungsi sel normal dan dapat
disintesis dari asam amino lain dalam tubuh.
Organ tubuh yang menjadi pusat untuk memecah protein yang dibutuhkan dan
mengirimkan asam amino yang dibutuhkan ke dalam darah adalah hati. Selain itu, hati juga
3
bertanggung jawab untuk memproses dan mengeluarkan kotoran produk limbah yang
dihasilkan sebagai produk sampingan dari metabolisme.
Metabolisme Protein Proses Katalisis protein menjadi asam amino terjadipada saluran
pencernaan di dalam tubuh. Proses pencernaan ini terjadi di mulut, lambung, danusus halus
hingga asam amino di angkut ke dalamdarah. Di dalam mulut terjadi pencernaan protein
secara mekanik dan enzimatis oleh enzim saliva menjadi polipeptida protein, selanjutnya
polipeptida protein di dalam lambung dikatalisis oleh enzim kelenjar lambung (pepsin, renin)
dan asam lambung(hcl) menjadi oligopeptida, proteosa, dan peptonyang selanjutnya
dikatalisis oleh cairan pankreas(tripsin, kimotripsin, karbo ksipeptidase) cairan empedu/hati,
enzim kelenjar usus halus (aminopeptidase, dipeptidase), dan bakteri usus halus hingga
menjadi asam amino di dalam darah dan limfa. Setelah protein diubah menjadi asam-asam
amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai
kedalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukan
energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorpsi lebih lambat dari pada
asam amino netral. Protein yang terdapat di dalam sel dan makanan didegradasi menjadi
monomer penyusunnya (asam amino) oleh enzim protease yang khas. Protease tersebut
dapatberada di dalam lisosom maupun dalamlambung dan usus.
Katabolisme protein makanan pertama kali berlangsung di dalam lambung. Di tempat
iniprotease khas (pepsin) mendegradasi protein dengan memutuskan ikatan peptida yang
adadi sisi NH2 bebas dari asam amino aromatik,hidrofobik, atau dikarboksilat. Kemudian di
dalam usus protein jugadidegradasi oleh protease khas sepertitripsin, kimotripsin, karbo
4
ksipeptidase danelastase. Hasil pemecahan ini adalah bagian-bagiankecil polipeptida.
Selanjutnya senyawa inidipecah kembali oleh aktivitasaminopeptidase menjadi asam-asam
aminobebas. Produk ini kemudian melalui dinding usus halus masuk ke dalam aliran darah
menuju ke berbagai organ termasuk kedalam sel. Dalam proses katabolisme protein maka
akan dihasilkan amonia sebagai hasil deamina sioksidatif, zat ini merupakan bahan yang
bersifat racun dan harus dikeluarkan dari tubuh. Pada makhluk hidup, sebagian besar
dikeluarkan melalui dua jalan kecil dalam tubuhnya yaitu :
1. Amonia dengan asam glutamat dalam hati,untuk membentuk glutamin membutuhkan
ATP, ditransfer ke ginjal dan kemudian dipisahkankembali menjadi glutamat dan
amonia. Akhirnya dieksresikan ke urine sebagai garam amonium(nh4+.)
2. Amonia dengan karbon dioksida untuk membentuk carbamil, yang kemudian
difosforilasi menjadi karbokmoil fosfat, sebuah reaksi yang membutuhkan dua ATP.
Karbamoil fosfat kemudian masuk ke dalam siklus ornithinurea. 2.4 Asam Amino
Setelah protein diubah menjadi asam-asamamino, maka dengan proses absorpsi
melaluidinding usus, asam amino tersebut sampaikedalam pembuluh darah. Proses
absorpsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukanenergi. Asam-asam amino
dikarboksilat atauasam diamino diabsorbsi lebih lambatdaripada asam amino netral.
Tahap awal pembentukan metabolisme asamamino, melibatkan pelepasan gugus
amino,kemudian baru perubahan kerangka karbonpada molekul asam amino. Dua
proses utama pelepasan gugus amino yaitu:
PROSES TRANSAMINASI
MEMISAHKAN GUGUSAN
AMINO (NH2) DARI SUATU
ASAM AMINO. BIASANYA
PEMINDAHAN GUGUSAN DIIKUTI PRODUKSI ASAM
ASAM AMINO (NH2) DARI ALFA KETO YANG BILA
SUATU ASAM AMINO KE DIOKSIDASI SEMPURNA
IKATAN LAIN YANG BIASANYA MENJADI CO2+H20 ATAU
ASAM KETON SEHINGGA DISINTESA MENJADI ASETO
TERJADINYA ASAM AMINO. ASETAT MENGIKUTI
METABOLISME ASAM
LEMAK.
DEAMINASI
5
a. Transaminasi
Transminasi ialah proses katabolisme asamamino yang melibatkan
pemindahan gugusamino dari satu asam amino kepada asamamino lain. Reaksi
transaminasi terjadi didalammitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.
Dalam reaksi transaminasi inigugus amino dari suatu asam aminodipindahkan
kepada salah satu dari tigasenyawa keto, yaitu asam piruvat, as.ketoglutarat
atau oksaloasetat, sehinggasenyawa keto ini diubah menjadi asamamino,
sedangkan asam amino semuladiubah menjadi asam keto.
b. Deaminasi
Oksidatif Asam amino dengan reaksi transaminasi dapatdiubah menjadi asam
glutamat. Dalam beberapasel misalnya dalam bakteri, asam glutamat
dapatmengalami proses deaminasi oksidatif yangmenggunakan glutamat
dehidrogenase sebagaikatalis. Dalam proses ini asam glutamat
melepaskangugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+glutamat
dehidrogenase dapat pulamenggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron.oleh
karena asam glutamat merupakan hasilakhir proses transaminasi, maka
glutamatdehidrogenase merupakan enzim yang pentingdalam metabolisme
asam amino oksidase dan D-asam oksidase.
Dampak Kekurangan protein dapat terjadi bila asupan protein tidak cukup, atau bila tubuh
tidak bisa mencerna dan menyerap protein dengan baik. Sejumlah dampak buruk yang dapat
muncul akibat kekurangan protein adalah :
1. Kerontokan rambut
Kurangnya asupan protein bisa memicu kerontokan rambut. Hal ini karena saat tubuh
kekurangan protein, laju pertumbuhan rambut akan melambat dan semakin banyak
folikel rambut yang memasuki fase istirahat. Efeknya, rambut menjadi rapuh, mudah
rontok, dan menjadi lebih tipis.
6
Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan fungsi otak. Alasannya adalah
karena asam amino yang terdapat pada protein dibutuhkan untuk pembentukan
beragam jenis neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang berperan mengantar
stimulus atau pesan ke sel saraf otak maupun otot. Asam amino yang terkandung
dalam protein juga diperlukan untuk pembentukan dopamin dan serotonin yang
berkaitan dengan suasana hati. Kekurangan dopamin dan serotonin bisa membuat
suasana hati menjadi buruk dan memicu gangguan perilaku.
Meski kekurangan protein tidak baik bagi tubuh, kelebihan protein juga bisa berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan. Berikut ini adalah beberapa dampak kelebihan protein
dalam tubuh :
7
Mengganti asupan makanan berkarbohidrat, seperti nasi, dengan mengonsumsi terlalu
banyak makanan berprotein tinggi dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang
disebut ketosis. Kondisi ini bisa mambuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh,
sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat
membahayakan ginjal.
Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat badan dalam
waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola makan ini justru bisa
meningkatkan berat badan karena protein berlebih tersebut akan disimpan sebagai
jaringan lemak. Hal ini lebih mungkin terjadi jika mengonsumsi makanan berprotein
tinggi yang juga banyak mengandung lemak, seperti daging merah atau daging
berlemak. Sementara itu, bagi atlet atau orang yang rutin melatih otot, pola makan
tinggi protein dapat membuat massa otot bertambah, sehingga berat badan juga ikut
bertambah.
3. Kerusakan ginjal
Di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam amino. Sisa metabolisme protein
menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu disaring dan dibuang oleh ginjal
melalui urine. Inilah alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal
bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit ginjal umumnya
disarankan untuk membatasi atau mengurangi asupan protein untuk mencegah
kerusakan ginjal yang semakin parah.
Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau
jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Oleh karena itu, terlalu
banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang bersumber dari hewan bisa
meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke.
5. Kehilangan kalsium
8
Asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh lebih banyak membuang kalsium.
Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat membuat tulang keropos
dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Sebenarnya, bukan hanya jumlah
protein saja, namun sumber protein yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Para
ahli menyarankan untuk memilih asupan protein dari beberapa sumber, baik sumber
hewani seperti ikan, maupun sumber protein nabati seperti kacang dan biji-bijian.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metabolisme merupakan suatu proses dimana terjadi pembentukan atau penguraian zat di
dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. Proses metabolisme sangat penting
bagi mahluk hidup, karena melalui proses inilah mahluk hidup dapat memperoleh energi
untuk bergerak dan melakukan aktivitas kehidupan. Metabolisme Protein memiliki peran
penting dalam keberlangusungan hidup utamanya bagi manusia. Hal ini disebabkan oleh
kebutuhan manusia akan nitrogen terfiksasi yang harus berasal dari makanan (biasanya
sebagai protein), terutama untuk sintesis protein dan asam nukleat, tetapi juga untuk
mensintesis banyak metabolit tertentu seperti porfirin dan fosfolipid.
Seperti karya ilmiah pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari yang namanya kritik dan
kesalahan dalam pembuatan dan penulisanya. Ini semua dikarenakan keterbatasan
kemampuan penyusun dalam memnyusun makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan
berusaha untuk belajar dan merperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam
pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik baik lagi. Penyusun siap menerima
kritik dan saran yang diberikan.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/73059462-Makalah-biologi-metabolisme-protein.html
https://www.alodokter.com/mengenal-protein-dan-dampak-kekurangan-protein-bagi-
tubuh
https://www.alodokter.com/tubuh-kelebihan-protein-ini-akibatnya
11