Anda di halaman 1dari 19

KODE ETIK KEPERAWATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi

Disusun Oleh Kelompok I:

Edi Siswanto PO.62.20.1.20.118


Esther Magdalena Siagian PO.62.20.1.20.119
Fathonah Ramadwiyanti PO.62.20.1.20.121
Gloria Natalina Kornedi PO.62.20.1.20.123
Hilda Juliyanti Umanailo PO.62.20.1.20.124
Juliana Dwi Putri PO.62.20.1.20.125
Lala Kristina Yantie PO.62.20.1.20.127
Monika Afriliana PO.62.20.1.20.130
Muhammad Rafi,i PO.62.20.1.20.131
Nayu Pariyati PO.62.20.1.20.133
Rika Pebriani Srinata PO.62.20.1.20.137
Sulis Agustina PO.62.20.1.20.139
Wiska Permatasari PO.62.20.1.20.146

Dosen Pengampu:
Ns. Rikiy, S.Kep., MPH
NIP : 19670506 198903 1 004

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER ANGKATAN VI SEMESTER III
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas

rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Kode Etik

Keperawatan dengan tepat waktu. Penulisan makalah Kode Etik Keperawatan dapat

diselesaikan. Kami berharap makalah dapat menjadi referensi bagi masyarakat dan

juga mahasiswa. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan ilmu dan

pengetahuan. Serta isi makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dengan

kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Kritik

yang terbuka dan membangun bagi kami sangat nantikan demi kesempurnaan

makalah ini. Demikian kata pengantar ini kami sampaikan. Atas perhatiannya, kami

ucapkan terimakasih.

Palangka Raya, 13 Agustus 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah..............................................................................................1
1.3 Masalah............................................................................................................1
1.4 Tujuan..............................................................................................................2
1.5 Manfaat............................................................................................................2
1.6 Metode Penyusunan.........................................................................................2
BAB II ISI...............................................................................................................3
2.1 Kajian Teoritis.................................................................................................3
2.2 Pembahasan......................................................................................................3
A. Definisi Kode Etik Dalam Keperawatan...............................................3
B. Fungsi Kode Etik Dalam Keperawatan.................................................3
C. Tujuan Kode Etik Keperawatan.............................................................4
D. Tipe-Tipe Etika Keperawatan................................................................5
E. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan........................................................6
F. Kode Etik Keperawatan Di Indonesia PPNI..........................................8
G. Kode Etik Keperawatan Internasional...................................................10
H. Kegunaan Kode Etik Dalam Keperawatan ...........................................11
2.3 Kasus.................................................................................................................13
BAB III PENUTUP................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Etika (Yunani Kuno: “Ethikos”, berarti “Timbul dari kebiasaan”
adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Menurut Cooper (1991), dalam Potter dan Perry (1997), etika
keperawatan dikaitkan dengan hubungan antar masyarakat dengan karakter
sikap perawat terhadap orang lain
Etika keperawatan adalah pedoman bagi perawat di dalam memberikan
asuhan keperawatan agar segala tindakan yang di tentukan tetap
memperhatikan kebaikan klien. Etika keperawatan mengandung unsur-
unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan juga hubungan antara
perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, diri sendiri, keluarga klien,
dan pengunjung.
Berdasarkan definisi menurut ahli diatas bahwa etika juga sangat
berkaitan erat dengan agama, moral dan hukum.

1. 2 Batasan Masalah
Dalam makalah ini tim penulis hanya membahas mengenai kode etik
keperawatan

1. 3 Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kode etik keperawatan?
2. Apa fungsi dari kode etik dalam keperawatan?
3. Apa tujuan dari kode etik keperawatan?
4. Apa saja tipe-tipe etika dalam keperawatan?
5. Apa saja prinsip-prinsip etika dalam keperawatan ?
6. Apa saja kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia PPNI ?
7. Apa saja kode etik keperawatan Internasional ?

1
8. Bagaimana kedudukan kode etik dalam sistem keperawatan?

1. 4 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Menjelaskan definisi kode etik dalam keperawatan
2. Menjelaskan fungsi kode etik dalam keperawatan
3. Menjelaskan tujuan kode etik dalam keperawatan
4. Menjelaskan apa saja tipe-tipe etika keperawatan
5. Menjelaskan apa saja prinsip-prinsip etika dalam keperawatan
6. Menjelaskan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia PPNI
7. Menjelaskan kode etik keperawatan Internasional
8. Bagaimana kedudukan kode etik dalam sistem keperawatan?

1. 5 Manfaat
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi
2. Menambah ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa/mahasiswi
mengenai kode etik keperawatan

1. 6 Metode Penyusunan
Metode Penyusunan dalam makalah ini menggunakan metode sumber
dan jenis data, jenis referensi utama yang digunakan adalah artikel ilmiah
yang bersumber dari internet.

2
BAB II
ISI

2.1 Kajian Teoritis


Menurut Wijono D. (1999), Kode etik adalah asas dan nilai yang
berhubungan erat dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak
empiris, sehingga penilaian dari segi etika memerlukan tolak ukur.
Menurut Cooper (1991), dalam Potter dan Perry (1997), etika
keperawatan dikaitkan dengan hubungan antar masyarakat dengan karakter
sikap perawat terhadap orang lain.

2.2 Pembahasan
A. Definisi Kode Etik Keperawatan
Menurut PPNI (2003), Kode Etik Perawat adalah suatu pernyataan
atau keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan
tujuan keperawatan. Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar
professional yang digunakan sebagai pedoman perilaku perawat dan
menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang
berlaku untuk seorang perawat indonesi dalam melaksanakan tugas
atau fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia,
dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terjadap kode etik
sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
Maka dari itu dengan adanya kode etik ini tenaga kesehatan atau
para perawat professional dapat memberikan jasa yang baik dan
memberikan asuhan yang baik kepada pasien. Adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak professional. Kode etik keperawatan
ini disusun oleh organisasi profesi, dalam hal ini di Inonesia adalah
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

B. Fungsi Kode Etik Keperawatan


Fungsi kode etik menurut Hipocrates :
1. Menghindari ketegangan antar-manusia.
2. Memperbaiki status kepribadian.

3
3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan.
Kode etik penting dalam sistem pelayanan kesehatan dan dalam
praktik keperawatan menurut Kozier & Erb (1990) :
1. Etika akan menunjukan standar profesi untuk kegiatan
keperawatan. Standar ini akan melindungi perawat dan pasien.
2. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik
profesional, memperbaiki, dan memelihara standar tersebut.
3. Kode etik adalah pedoman resmi untuk tindakan profesional, akan
diikuti orang-orang dalam profesi dan harus diterima sebagai nilai
pribadi bagi anggota profesional.
4. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk
membuat keputusan dalam situasi keperawatan.
Jadi, fungsi dari kode etik adalah untuk menghimbau perawat
tentang hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidak boleh dilakukan.
Kode etik bukan mengenai paksaan, semuanya bergantung pada
perawat itu sendiri. Perawat bebas mendengarkan kata hatinya bila telah
menerima nilai yang baik, kata hati akan menuntunnya, dan akan
tertanam nilai moral.

C. Tujuan Kode Etik Keperawatan


Menurut Hasyim, dkk, pada dasarnya, tujuan kode etik
keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap
tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien
atau pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik
dalam profesi keperawatan maupun dengan profesi lain di luar
profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh
praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral
dalam pelaksanaan tugasnya

4
3. Untuk mendukung profesi perawat yang dalam menjalankan
tugasnya diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun
masyarakat
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan
keperawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi
pada sikap profesional keperawatan
5. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna jasa
pelayanan keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam
melaksanakan tugas praktek keperawatan.

D. Tipe-tipe Etika Keperawatan


Tipe-tipe etika keperawatan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Bioetik: merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang
kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan
pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik
yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theologi. Bioetik
lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan kesehatan,
kesehatan modern, aplikasi teori etik, dan prinsip etik terhadap
masalah-masalah pelayanan kesehatan.
2. Clinical Ethics/ Etik Klinik: bagian dari bioetik yang lebih
memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan
pada klien. Contoh clinical ethics: adanya persetujuan atau
penolakan dan bagaimana seseorang sebaiknya merespons
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing Ethics/ Etik Keperawatan: bagian dari bioetik yang
merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

5
E. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan
1. Autonomy (Kemandirian)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir secara logis dan mampu membuat keputusan
sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain
harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri, dan perawat
haruslah bisa menghormati dan menghargai kemandirian ini. Salah
satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah
memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat
gangguan atau penyimpangan.

2. Beneficence (Berbuat Baik)


Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang
baik sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan dalam melakukan
pelayanan keperawatan. Contoh perawat menasehati klien dengan
penyakit jantung tentang program latihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak
dilakukan karena alasan resiko serangan jantung. Hal ini
merupakan penerapan prinsip beneficence. Walaupun memperbaiki
kesehatan secara umum adalah suatu kebaikan, namun menjaga
resiko serangan jantung adalah prioritas kebaikan yang haruslah
dilakukan.

3. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu
dan kiat keperawatan dengan memperhatikan keadilan sesuai
standar praktik dan hukum yang berlaku. Contoh ketika perawat
dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga
klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian
bertindak sesuai dengan asas keadilan.

6
4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)
Prinsip ini berarti seorang perawat dalam melakukan
pelayanannya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan dengan
tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara
tertulis menolak pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit
perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk
dan dokter harus menginstrusikan pemberian transfusi darah.
Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip
beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan
prinsip non-maleficence.

5. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus
dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar
klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina
hubungan saling percaya. Klien memiliki otonomi sehingga
mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh
Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut
dan meninggal dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya tentang keadaan
suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk
belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien. Perawat
dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Fidelity (Menepati Janji)


Tanggung jawab besar seorang perawat adalah
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu

7
perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai
komitmennya kepada orang lain.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya
bisa dibaca guna keperluan pengobatan, upaya peningkatan
kesehatan klien dan atau atas permintaan pengadilan. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

8. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam berbagai kondisi tanpa
terkecuali.
Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien,
sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat
salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh
klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif,
dan masyarakat yang menuntut kemampuan profesional.

F. Kode Etik Keperawatan Di Indonesia PPNI


a. Perawat dan Klien
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien dan
tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang
dianut serta kedudukan sosial.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.

8
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya
kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
b. Perawat dan Praktik
1. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan
yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien.
2. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi
yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta
kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima
delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
3. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
c. Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
d. Perawat dan teman sejawat
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesame
perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak
etis dan ilegal.
e. Perawat dan Profesi
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.

9
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan.
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk
membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi
terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

G. Kode Etik Keperawatan Internasional


ICN (International Council of Nurses) merupakan organisasi
profesional wanita pertama di dunia, didirikan pada tanggal 1 Juli
1899, yang dimotori oleh Mrs Bedford Fenwick.ICN merupakan
federasi perhimpunan perawat internasional di seluruh dunia. Tujuan
pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para perawat di
seluruh dunia, memberi kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh
dunia untuk membicarakan berbagai masalah tentang keperawatan,
menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai
kemajuan dalam pelayanan pendidikan keperawatan berdasarkan kode
etik profesi keperawatan. Kode etik keperawatan menurut ICN (1973)
menegaskan bahwa keperawatan bersifat universal.Keperawatan
menjunjung tinggi hak asasi manusia.Kode etik keperawatan yang
dirumuskan oleh ICN diadopsi oleh kode etik keperawatan hampir
seluruh negara di dunia. Berikut adalah rumusannya:
1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai hakikat
manusia dan keunikan klien, tidak membedakan sosial ekonomi,
keadaan pribadi, atau hakikat masalah kesehatan
2. Perawat menyelamatkan hak klien dengan memelihara hak klien
3. Perawat menyelamatkan klien atau masyarakat bila asuhan dan
keamanan kesehatan klien dijamah oleh orang yang tidak
berwenang, tidak sesuai etik, atau tidak resmi
4. Perawat bertanggung jawab atas kegiatan dan pertimbangan
keperawatan kepada seseorang
5. Perawat membina kompetensi keperawatan

10
6. Perawat menggunakan pertimbangan akan kualifikasi kompetensi
orang yang akan diminta konsultasi atau diberi tanggung jawab
dan menerima delegasi tugas
7. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk mengadakan dan
membina keadaan tugas tenaga kerja yang memungkinkan untuk
mencapai kualitas keperawatan yang tinggi
8. Perawat turut serta dalam kegiatan pengembangan profesi ilmu
pengetahuan
9. Perawat turut serta dalam usaha profesi untuk melindungi umum
dari informasi yang salah dan penyajian yang salah untuk
memelihara integrasi keperawatan
10. Perawat berkolaborasi dengan anggota profesi kesehatan dan
warga lain dalam meningkatkan usaha nasional dan masyarakat
untuk memperoleh kebutuhan kesehatan masyarakat.

H. Kedudukan Kode Etik Keperawatan


a. Kedudukan Keperawatan
1. Keperawatan adalah ilmu dan kiat sains terapan (applied
science). Keperawatan bergerak dilapangan bukan diatas meja
atau sekedar monitoring. Peranannya bersinggungan langsung
dan berhubungan erat dengan pasien.
2. Keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada pelayanan
helping health illnes problem. Perawat membantu berbagai
masalah yang diderita pasien agar mendapat kesembuhan yang
nyata.
3. Keperawatan mempunyai empat tingkat klien yaitu individu,
keluarga, kelompok dan komunitas.
4. Pelayanan keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan
kesehatan.

11
b. Wewenang perawat dalam pelayanan kesehatan
1. Authority, wewenang untuk mempengaruhi proses asuhan
melalui peran profesional.
2. Akuntabilitas, wewenang dan tanggungjawab untuk
mengambil keputusan terhadap klien, diri sendiri, dan profesi.
Perawat juga memiliki wewenang untuk mengambil keputusan
yang berhubungan dengan asuhan.
3. Kolaborasi, wewenang untuk mengadakan hubungan kerja dan
berbagai disisplin dalam mengakses masalah klien dan
membantu klien menyelesaikannya.
4. Perawat juga memilikiweenang untuk mengambil keputusan
yang mendiri terhadap hal hal tertentu yang diatur dengan
tegas menurut peraturan undang-undang dan organisasi
profesi.
5. Para perawat memiliki wewenang untuk membela maupun
memberikan dukungan (advocat) terhadap klien
6. Perawat juga memiliki wewenang faslitasi yaitu
mendesimalkan profesi dengan organisasi dan sistem keluarga
dalam asuhan.
7. Perawat juga memiliki wewenang mendahulukan kepentingan
kesehatan dari masyarakat yang bersifat humanis yaitu dengan
pendekatan holistick dan pelaksanaan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, dan berpegang pada standart pelayanan
asuhan keperawataan, dan menggunakan kode etik
keperawatan.

c. Kedudukan perawat sebagai profesi


Profesi adalah suatu pekerjaanyang membutuhkan badan ilmu
sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna
menghadapi banyak tantangan baru, memelukan pelatihan dan
pendidikan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus
utama adalah pada pelayanan.

12
2.3 Kasus
Berikut merupakan contoh kasus pelanggaran kode etik keperawatan yang
berhubungan dengan tindakan korupsi serta pembahasannya
Contoh kasus:
Di puskesmas kota A, sedang melaksanakan kegiatan pemberian
vaksin gratis kepada masyarakat. Tenaga kesehatan yang salah satunya
yaitu Perawat CR ikut sebagai relawan vaksinator dikota A. Perawat CR
diperintahkan untuk memberikan vaksin kepada warga yang datang.
Setelah melakukan penyuntikan vaksin kepada beberapa masyarakat,
perawat CR mebebankan masyarakat dengan meminta biaya sebesar RP
15.000,00 dengan alasan untuk mengganti biaya penangan vaksinasi
padahal kegiatan vaksinasi kepada masyarakat tersebut sudah
dialokasikan anggarannya dari pemerintah.
Pembahasan:
Berdasarkan dari contoh kasus tersebut perawat CR, telah melakukan
pelanggaran kode etik dalam keperawatan dan prinsip kode etik
keperawatan. Perawat CR tidak jujur, merugikan orang lain, berbuat yang
tidak baik, serta tidak adil. Pada prinsip kejujuran (Veracity) seharusnya
perawat tersebut memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan prosedur
dan menyampaikan kebenaran kepada kliennya, pada kasus tersebut
perawat CR telah melanggar dengan melakukan modus korupsi pungli
kepada masyarakat. Pada prinsip Beneficence (berbuat baik) ini menentut
perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat mencegah
kesalahan atau kejahatan, tetapi pada kasus diatas perawat CR telah
melanggar dengan berperilaku yang tidak baik, berbohong kepada
masyarakat dan hal ini juga termasuk dalam penipuan kepada masyarakat.
Perilaku korupsi seperti pada kasus tersebut terjadi karena adanya
kesempatan berkaitan dengan keadaan organisasi atau instansi atau
masyarakat yang sedemikian rupa sehingga terbuka kesempatan bagi
perawat CR melakukan kecurangan. Kesempatan bagi perawat CR untuk
melakukan kecurangan dengan menyalahgunakan kekuasaanya agar
mendapat keuntungan pribadi.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung
gugat atas pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan
hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia
sangat diperlukan untuk melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan
etika keperawatan telah diatur oleh organisasi profesi, hanya saja kode etik
yang dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode etik
yg ada masih belum dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk
petunjuk teknis.
Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap perilaku yang
dipertanggung jawabkan, etik bicara tentang hal yang benar dan hal yang
salah dan didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan dasar
dari perilaku manusia. Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam
teori termasuk didalamnya bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi
keperawatan. Penerapan nilai moral professional sangat penting dan
sesuatu yang tidak boleh di tawar lagi dan harus dilaksanakan dalam
praktek keperawatan. Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk
berkembang demikian juga bagi pasien sebagai penerima asuhan
keperawatan mempunyai hak yang sama walaupun sedang dalam kondisi
sakit. Demikian juga perawat sebagian pemberi asuhan keperawatan
mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Kedua-duanya
mempunyai hak dan kewajiban sesuai posisinya. Disinilah sering terjadi
dilem maetik, dilem maetik merupakan bentuk konflik yang terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal,
disamping itu karena adanya interaksi atau hubungan yang saling
membutuhkan. Oleh sebab itu dilema etik harus diselesaikan baik pada
tingkat individu dan institusi serta organisasi profesi denganpenuh
tanggung jawab.

14
3.2 Saran
1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan
dapat dipertanggung jawabkan.
2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan
sebagai bentuk pelindung hukum baik pemberi dan penerima
praktek keperawatan.
3. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan
adanya perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat
dilaksanakan secara baik dilapangan.
4. Sebgai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa keperawatan
kita harus mengetahui dengan pasti segala bentuk etik maupun isu
etik keperawatan, dan ini merupakan salah satu bagian pembelajran
yg sesuai.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedia bebas, Wikipedia Bahasa Indonesia. (2021). Etika. Online


(https://id.wikipedia.org/wiki/Etika) diakses 13 Agustus 2021

Ilkafah. (2021). Factors Related to Implementation of Nursing Care Ethical


Principles in Indonesia. Online (http://news.unair.ac.id/2021/05/20/pentingnya-
menerapkan-prinsip-etik-pada-tindakan-keperawatan/) diakses 13 Agustus
2021

Dasaeon. Kode Etik Keperawatan. Online (https://dasaeon.com/kode-etik-


keperawatan/) diakses 13 Agustus 2021

Djubaedi, Ruhiyat. 2021. Kode Etik Keperawatan Menurut Ppni, Online


(https://id.scribd.com/doc/279972094/KODE-ETIK-KEPERAWATAN-
MENURUT-PPNI-docx) Diakses 14 Agustus 2021.

Etika Keperawatan. (n.d.). (n.p.): Egc. Online


(https://www.google.co.id/books/edition/Etika_Keperawatan/uyaKXqAGL0Y
C?hl=id&gbpv=0) diakses 13 Agustus 2021

Utami, Ngesti W, dkk. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Etika
Keperawatan dan Keperawatan Profesional. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia: http://bppsdmk.kemkes.go.id

Nerslicious , 26 Juni 2019 , 8 Prinsip Etika Keperawatan , Online ,


(https://www.nerslicious.com/etika-keperawatan/) diakses 15 Agustus 2021

Utami Ngesti W, dkk. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Etika Keperawatan
dan Keperawatan Profesional. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Etika-
Keperawatan-dan-Keperawatan-Profesional-Komprehensif.pdf (kemkes.go.id))
diakses 15 Agustus 2021

16

Anda mungkin juga menyukai