DOSEN PENGAMPU
FINA RATIH WIRA PUTRI FITRI YANI, M.Sc.,Apt
DI SUSUN OLEH:
GLORIA NATALINA KORNEDI
PO.62.20.1.20.123
a. Praklinik
pada uji praklinik adalah pengujian ikatan obat pada reseptor dengan kultur sel terisolasi atau organ
terisolasi yang disebut uji in vitro, selanjutnya dipandang perlu menguji pada hewan utuh yang
disebut uji in vivo. Hewan yang baku digunakan adalah galur tertentu dari mencit, tikus, kelinci,
marmot, hamster, anjing atau beberapa uji menggunakan primata, hewan-hewan ini sangat berjasa
bagi pengembangan obat
b. Uji Klinik
Uji klinik terdiri dari 4 fase yaitu :
1) Fase I , calon obat diuji pada sukarelawan sehat untuk mengetahui apakah sifat yang diamati
pada hewan percobaan juga terlihat pada manusia. Pada fase ini ditentukan hubungan dosis
denganefek yang ditimbulkannya dan profil farmakokinetik obat pada manusia.
2) . Fase II, calon obat diuji pada pasien tertentu, diamati efikasi pada penyakit yang diobati.
Yan diharapkan dari obat adalah mempunyai efek yang potensial dengan efek samping
rendah atau tidak toksik. Pada fase ini mulai dilakukan pengembangan dan uji stabilitas
bentuk sediaan obat.
3) Fase III melibatkan kelompok besar pasien, di sini obat baru dibandingkan efek dan
keamanannya terhadap obat pembanding yang sudah diketahui. Selama uji klinik banyak
senyawa calon obat dinyatakan tidak dapat digunakan. Akhirnya obat baru hanya lolos 1 dari
lebih kurang 10.000 senyawa yang disintesis karena risikonya lebih besar dari manfaatnya
atau kemanfaatannya lebih kecil dariobat yang sudah ada.
4) Fase IV, setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran (post marketing
surveillance) yang diamati pada pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras, studi
ini dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman
jangka panjang dalam menggunakan obat.
3. Sebutkan dua jenis uji praklinik
a. Fase I , calon obat diuji pada sukarelawan sehat untuk mengetahui apakah sifat yang diamati pada
hewan percobaan juga terlihat pada manusia. Pada fase ini ditentukan hubungan dosis dengan
b. Fase II, calon obat diuji pada pasien tertentu, diamati efikasi pada penyakit yang diobati. Yang
diharapkan dari obat adalah mempunyai efek yang potensial dengan efek samping rendah atau
tidak toksik. Pada fase ini mulai dilakukan pengembangan dan uji stabilitas bentuk sediaan obat.
c. Fase III melibatkan kelompok besar pasien, di sini obat baru dibandingkan efek dan keamanannya
terhadap obat pembanding yang sudah diketahui. Selama uji klinik banyak senyawa calon obat
dinyatakan tidak dapat digunakan. Akhirnya obat baru hanya lolos 1 dari lebih kurang 10.000
senyawa yang disintesis karena risikonya lebih besar dari manfaatnya atau kemanfaatannya lebih
d. Fase IV, setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran (post marketing
surveillance) yang diamati pada pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini
dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman jangka
Farmakokinetika adalah cabang ilmu dari farmakologi yang mempelajari tentang perjalanan obat
mulai sejak diminum hingga keluar melalui organ ekskresi di tubuh manusia.
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang sumber sumber bahanobat alam,terutama dari
tumbuh tumbuhan (bentuk makroskopis. ... Tanaman merupakan sumber bahan obat serta sumber
inspirasi bagi pembuatan prototipe obat baru melalui pengetahuan tentang senyawa kimia
kandungannya.
a. Tumbuhan : digitalis
b. Hewan : albumin
c. Mineral : sangobion (suplemen zat besi)
d. Proses sintetik : asam mefenamat
e. Mikroorganisme : penisilin
f. Bioteknologi : insulin
b. Tujuan 2. digunakan dalam tindakan radiografi pada pemeriksaan saluran pencernaan. Contoh:
barium sulfat”•Penetapan diagnosa”.
c. Tujuan 3. salah atau jenis obat golongan antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk
mengobati infeksi yang disebabkan bakteri gram positif dan gram negatif. Contoh : Amoksisilin”
•Penyembuhan (kuratif)”.
e. Tujuan 5. guna menjaga dan meningkatkan kesehatan kulit pada proses produksi collagen.contoh:
vitamin c”•Peningkatan kesehatan (promotif)”.
f. Tujuan 6. guna mencegah terjadinya ovulasi maupun implantasi sel telur. Contoh: preparat
hormon”•Kontraseps”.