Rifampisin juga aktif terhadap kuman Gram-positif lain dan kuman Gram-
negatif, (antara lain E.coli, Klebsiella, suku-suku Proteus dan Pseudomonas), terutama
terhadap Stafilokoki, termasuk yang resisten terhadap penisilin. Terhadap kuman yang
terakhir, aktifitasnya agak lemah. Mekanisme Kerjanya berdasarkan perintangan spesifik
dari suatu enzim bakteri RNA-polymerase, sehingga sintesa RNA terganggu (Tjay, 2003).
Penggunaannya pada terapi TBC paru sangat dibatasi oleh harganya yang
cukup mahal. Manfaat utamanya terletak pada terapi yang dipersingkat dari lebih kurang
2 tahun hingga 6-12 bulan. Rifampisin juga merupakan obat pilihan pertama terhadap
penyakit lepra dan sebagai obat pencegah infeksi meningococci pada orang-orang yang
telah berhubungan dengan pasien meningitis. Obat ini sangat efektif terhadap gonore
(lebih kurang 90%) (Tjay, 2003).
Dosis: pada TBC oral 1 dd 450-600 mg sekaligus pada pagi hari sebelum
makan, karena kecepatan dan kadar resorpsi dihambat oleh isi lambung. Selalu diberikan
dalam kombinasi INH 300 mg dan untuk 2 bulan pertama ditambah pula dengan 1,5-2 g
pirazinamida setiap hari. Pada gonore: oral 1 dd 900 mg sekaligus selama 2-3 hari; pada
infeksi lain 2 dd 300 mg a.c. Profilaksis pada meningitis 2 dd 10 mg/kg/hari selama 2 hari
(Tjay, 2003).
*Sumber
Winotopradjoko, Martono, 2006, Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol.41, PT. Anem
Kosong Anem (AKA), Jakarta.
Related posts:
2 Comments. Ditulis oleh 71mm0 pada September 16, 2008 Pukul 8:41 am.
Rifampicin
Antibiotikum ini adalah derivate semisintetis dari rifamisin B (1965) yang dihasilkan
oleh Streptomyces mediterranei, yaitu suatu jamur tanah yang berasal dari Perancis
Selatan. Zat yang berwarna merah-bata ini bermolekul besar dengan banyak cincin
(makrosiklis). Rifampisin berkhasiat bakterisid luas terhadap fase pertumbuhan
M.tuberkulosae dan M.leprae, baik yang berada di luar maupun didalam sel (ekstra-
intraseluler). Obat [...]
1 Comment. Ditulis oleh 71mm0 pada August 19, 2008 Pukul 2:49 am.
RIFAMPICIN
.: KEMASAN & NO REG :.
Rifampicin 450 mg tablet (1 box berisi 10 strip berisi 10 kaplet), No. Reg :
GKL0308508109A1
Rifampicin 600 mg tablet (1 box berisi 10 strip berisi 10 kaplet), No. Reg :
GKL0308508109B1
.: FARMAKOLOGI :.
Rifampicin merupakan antibiotik semisintetik yang mempunyai efek bakterisid terhadap
mikobakteri dan organisme Gram positif. Pada dosis tinggi juga efektif terhadap organisme Gram
negatif. Mekanisme kerja Rifampicin dengan menghambat sintesa RNA dari mikobakterium.
.: INDIKASI :.
Untuk pengobatan lepra, digunakan dalam kombinasi dengan senyawa leprotik lain.
.: KONTRA INDIKASI :.
.: DOSIS :.
Sebaiknya obat diminum 30 menit-1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Diberikan
dalam dosis tunggal .
Tuberkulosa :
Dewasa : Berat badan ≥ 50 kg : 600 mg sehari. Berat badan < 50 kg : 450 mg sehari.
Untuk penderita dengan gangguan fungsi hati, dosis tidak boleh lebih dari 8 mg /Kg BB.
Anak-anak (sampai usia 12 tahun) : 10 - 20 mg/Kg BB (jangan melebihi 600 mg sehari).
Lepra :
Dosis lazim pasien dengan berat 50 kg atau lebih adalah 600 mg perbulan dan dengan
berat badan kurang dari 50 kg adalah 450 mg perbulan.
.: EFEK SAMPING :.
Juga pernah dijumpai keluhan-keluhan seperti influenza (flu syndrome), demam, nyeri
otot dan sendi.
.: OVER DOSIS :.
Bila terjadi overdosis, lakukan pengosongan lambung segera dan berikan pengobatan seperlunya.
Rifampicin juga dapat menyebabkan pewarnaan yang menetap pada lensa kontak yang
lunak.
.: INTERAKSI OBAT :.
.: LAIN-LAIN :.
Penyimpanan:
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
Pengobatan TBC
Obat TBC
Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin,
Pertanyaan Sekitar
Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih TBC
dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan
obat-obat ini.
Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin,
Kapreomisin dan Kanamisin. Situs Terkait
Meskipun demikian, pengobatan TBC paru-paru hampir selalu menggunakan tiga TBCIndonesia.or.id
obat yaitu INH, rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada Meprofarm.com
resistensi terhadap satu atau lebih obat TBC primer ini.
Kabar Medicastore
Isoniazid
Isoniazid atau isonikotinil hidrazid yang disingkat dengan INH. Isoniazid secara in
vitro bersifat tuberkulostatik (menahan perkembangan bakteri) dan tuberkulosid Untuk keterangan leb
(membunuh bakteri). lanjut dapat
menghubungi:
Mekanisme kerja isoniazid memiliki efek pada lemak, biosintesis asam
nukleat,dan glikolisis. Efek utamanya ialah menghambat biosintesis asam
PT. MEPROFARM Pharmaceutic
mikolat (mycolic acid) yang merupakan unsur penting dinding sel Industries
mikobakterium. Isoniazid menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan Jl. Soekarno-Hatta 789, Bandun
jumlah lemak yang terekstrasi oleh metanol dari mikobakterium. 40294
Tel : (022) 7805588
Fax : (022) 7805577
Isoniazid mudah diabsorpsi pada pemberian oral maupun parenteral. Kadar E-mail:
puncak diperoleh dalam waktu 1–2 jam setelah pemberian oral. Di hati, isoniazid mpf@bdg.centrin.net.id
mengalami asetilasi dan pada manusia kecepatan metabolisme ini dipengaruhi
oleh faktor genetik yang secara bermakna mempengaruhi kadar obat dalam
http: //www.meprofarm.co
plasma. Namun, perbedaan ini tidak berpengaruh pada efektivitas dan atau
toksisitas isoniazidbila obat ini diberikan setiap hari.
Efek samping
Mual, muntah, anoreksia, letih, malaise, lemah, gangguan saluran pencernaan
lain, neuritis perifer, neuritis optikus, reaksi hipersensitivitas, demam, ruam,
ikterus, diskrasia darah, psikosis, kejang, sakit kepala, mengantuk, pusing,
mulut kering, gangguan BAK, kekurangan vitamin B6, penyakit pellara,
hiperglikemia, asidosis metabolik, ginekomastia, gejala reumatik, gejala mirip
Systemic Lupus Erythematosus.
Resistensi
Resistensi masih merupakan persoalan dan tantangan. Pengobatan TBC
dilakukan dengan beberapa kombinasi obat karena penggunaan obat tunggal
akan cepat dan mudah terjadi resistensi. Disamping itu, resistensi terjadi akibat
kurangnya kepatuhan pasien dalam meminum obat. Waktu terapi yang cukup
lama yaitu antara 6–9 bulan sehingga pasien banyak yang tidak patuh minum
obatselama menjalani terapi.
Isoniazid masih merupakan obat yang sangat penting untuk mengobati semua
tipe TBC. Efek sampingnya dapat menimbulkan anemia sehingga dianjurkan juga
untuk mengkonsumsi vitamin penambah darah seperti piridoksin (vitamin B6).
1. Tablet
Mengandung INH 400 mg dan Vit B6 24 mg per tablet
2. Sirup
Mengandung INH 100 mg dan Vit B6 10 mg per 5 ml, yang tersedia
dalam 2 kemasan :
o Sirup 125 ml
o Sirup 250 ml
Perhatian:
Obat TBC di minum berdasarkan resep dokter dan harus sesuai dengan
dosisnya.
Penghentian penggunaan obat TBC harus dilakukan atas seizin dokter.
Pertanyaan Seputar TBC
1. Apakah tanda-tanda bahwa seseorang terkena penyakit TBC?
2. Apakah setiap orang yang mengalami batuk berdarah berarti menderita TBC?
3. TBC menular melalui media apa saja? Dan rata-rata berapa lama gejala timbul
setelah orang terpapar kuman TBC?
4. Apakah kena udara pagi terus menerus dan merokok dapat menyebabkan TBC?
5. Apakah penyakit TBC itu diwariskan secara genetik?
6. Mengapa pengobatan TBC memerlukan waktu yang lama?
7. Bagaimana bila penderita TBC tidak mengkonsumsi obat secara teratur?
8. Bisakah penyakit TBC disembuhkan secara tuntas? Bagaimana caranya?
9. Apakah orang yang telah sembuh dari penyakit TBC dapat terjangkit kembali?
10. Apakah flek kecil di paru-paru pada anak balita sudah dapat dikatakan TBC?
11. Mungkinkan terkena penyakit TBC bila kita hidup di lingkungan yang bersih?
12. Bagaimana efek terhadap janin bila ibu hamil sedang mengidap penyakit TBC?
13. Bagaimana sikap kita bila di rumah terdapat anggota keluarga yang menderita
penyakit TBC?
14. Pola hidup bagaimana yang harus kita miliki agar terhindar dari penyakit TBC?
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan
bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan
Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi
TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46%
diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri
ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang
banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi
sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat
diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan
beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak
mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan
tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang
peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang
disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5
tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif,
dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
Penegakan Diagnosis
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk menegakkan diagnosis adalah:
Penderita anak umur kurang dari 1 tahun yang menderita TBC aktif uji tuberkulin positif
100%, umur 1–2 tahun 92%, 2–4 tahun 78%, 4–6 tahun 75%, dan umur 6–12 tahun 51%.
Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji
tuberkulin semakin kurang spesifik.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara mantoux lebih
sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan
bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin
dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan (indurasi)
yang terjadi.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Pemeriksaan radiologis dapat memperkuat diagnosis, karena lebih 95% infeksi primer terjadi
di paru-paru maka secara rutin foto thorax harus dilakukan. Ditemukannya kuman
Mikobakterium tuberkulosa dari kultur merupakan diagnostik TBC yang positif, namun tidak
mudah untuk menemukannya.
Klasifikasi TBC (menurut The American Thoracic Society, 1981)
Klasifikasi 0 Tidak pernah terinfeksi, tidak ada kontak, tidak menderita TBC
Klasifikasi I Tidak pernah terinfeksi,ada riwayat kontak,tidak menderita TBC
Klasifikasi II Terinfeksi TBC / test tuberkulin ( + ), tetapi tidak menderita TBC
(gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi
negatif).
Klasifikasi III Sedang menderita TBC
Klasifikasi IV Pernah TBC, tapi saat ini tidak ada penyakit aktif
Klasifikasi V Dicurigai TBC
PENGOBATAN TBC
Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita TBC)
dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak ada,
radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan
pemberian INH 5–10 mg/kgbb/hari.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem pelayanan kesehatan
masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi penduduk dapat mengakses
pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan
obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap hari.
Indonesia adalah negara high burden, dan sedang memperluas strategi DOTS dengan cepat,
karenanya baseline drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat pemantau dan indikator
program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi dan
pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari kasus BTA positif, dan lebih
banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja sama dengan Puskesmas, maka
banyak pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko tinggi dalam kegagalan pengobatan,
dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.
Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TBC dan lemahnya implementasi
strategi DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten terhadap OAT akan menyebarkan
infeksi TBC dengan kuman yang bersifat MDR (Multi-drugs Resistant). Untuk kasus MDR-TB
dibutuhkan obat lain selain obat standard pengobatan TBC yaitu obat fluorokuinolon seperti
siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya sangat disayangkan bahwa obat ini tidak
dianjurkan pada anak dalam masa pertumbuhan).
Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis
maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.
TB tidak berat
INH : 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari
Kandungan
Pyrazinamide
Indikasi
Terapi TB dikombinasi dg obat TB lain.
Kontra Indikasi
Kerusakan hati, hiperurisemia & artritis gout. Hamil, menyusui
Efek Samping
Mata atau kulit berwarna kuning, artralgia, anoreksia, mual, muntah, disuria, malaise, demam.
Perhatian
Ggn fungsi ginjal, riwayat gout atau DM.
Dosis
Dws20-35 mg/kgBB/hr. Males: 3 g, dibagi dlm 3-4 dosis. Anak 20 mg/kgBB/hr, dibagi dim 3-4
dosis.
Interaksi
Kerusakan hati, hiperurisemia & artritis gout. Hamil, menyusui
Kemasan
Kerusakan hati, hiperurisemia & artritis gout. Hamil, menyusui
PYRAZINAMIDE 500MG@100
GKF
Price: Call for Pricing
Kandungan
Pyrazinamide
Indikasi
Terapi TB dikombinasi dg obat TB lain.
Kontra Indikasi
Kerusakan hati, hiperurisemia & artritis gout. Hamil, menyusui
Efek Samping
Mata atau kulit berwarna kuning, artralgia, anoreksia, mual, muntah, disuria, malaise, demam.
Perhatian
Ggn fungsi ginjal, riwayat gout atau DM.
Dosis
Dws20-35 mg/kgBB/hr. Males: 3 g, dibagi dlm 3-4 dosis. Anak 20 mg/kgBB/hr, dibagi dim 3-4
dosis.
Interaksi
Kerusakan hati, hiperurisemia & artritis gout. Hamil, menyusui
Kemasan
Kerusakan hati, hiperurisemia & artritis gout. Hamil, menyusui
Pyrazinamide 500 mg
Deskripsi:
Pirazinamida merupakan antituberkulosis sekunder secara in vitro pirazinamida aktif dalam suasana asam
terhadap mikobakterium. Bersifat bakterisid terutama pada hasil tuberkulosa intraselular.
Pada pemberian oral pirazinamida mudah diserap dan tersebar luas ke seluruh jaringan tubuh. Kadar
puncak dalam serum tercapai dalam waktu kurang lebih 2 jam dan waktu paruh antara 10 – 16 jam.
Pirazinamida mengalami hidrolisis dan hidroksilasi menjadi asam hidroksi pirazinoat yang merupakan
metabolit utamanya dan diekskresi melalui filtrasi glomerulus.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung pirazinamida 500 mg.
Indikasi:
Terapi tuberkulosis (sebagai tuberkulostatik sekunder) diberikan bersama tuberkulostatik lain.
Dosis:
20 – 30 mg/kg BB/hari dalam dosis tunggal atau terbagi (maksimum 2 gram/hari).
Kemasan:
Ktk 100
Produksi:
PT Indofarma TBK
Pyrazinamide 500 mg
May 25th, 2010 Obat Penyakit
Deskripsi:
Pirazinamida merupakan antituberkulosis sekunder secara in vitro pirazinamida aktif
dalam suasana asam terhadap mikobakterium. Bersifat bakterisid terutama pada hasil
tuberkulosa intraselular.
Pada pemberian oral pirazinamida mudah diserap dan tersebar luas ke seluruh jaringan
tubuh. Kadar puncak dalam serum tercapai dalam waktu kurang lebih 2 jam dan waktu
paruh antara 10 – 16 jam. Pirazinamida mengalami hidrolisis dan hidroksilasi menjadi
asam hidroksi pirazinoat yang merupakan metabolit utamanya dan diekskresi melalui
filtrasi glomerulus.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung pirazinamida 500 mg.
Indikasi:
Terapi tuberkulosis (sebagai tuberkulostatik sekunder) diberikan bersama tuberkulostatik
lain.
Dosis:
20 – 30 mg/kg BB/hari dalam dosis tunggal atau terbagi (maksimum 2 gram/hari).
Kemasan:
Ktk 100
Produksi:
PT Indofarma TBK
Beberapa obat atau penyakit yang mungkin berhubungan adalah sebagai berikut: Flamesin, Metronidazole
250 mg, Furosemide 10 mg/ml Inj, Diltiazem 30 mg, Paracetamol 100 mg,