Anda di halaman 1dari 33

AMY ANGGRENI 18344127

SONTA TUMANGGOR 18344117


SYIFA NABILAH 18344097

TUBERKULOSIS
Latar belakang
Salah satu penyakit penyebab kematian utama
yang disebabkan oleh infeksi, adalah Tuberkulosis
(TB).
TB merupakan ancaman bagi penduduk
Indonesia, pada tahun 2004, sebanyak seperempat
juta orang bertambah penderita baru dan sekitar
140.000 kematian setiap tahunnya
Tujuan
Memberikan informasi bagi tenaga kesehatan
lain, institusi, organisasi profesi maupun masyarakat.

Penyediaan obat anti tuberkulosis yang aman,


efektif, bermutu, dan dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyakat,
Etilologi dan Patogenesis
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru.
Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan
terhadap asam pada pewarnaan, hal ini dipakai
untuk identifikasi dahak secara mikroskopis.
Sehingga disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
KLASIFIKASI PENYAKIT
 Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang
menyerang jaringan parenchym paru, tidak
termasuk pleura (selaput paru).

 Tuberkulosis Ekstra Paru adalah tuberkulosis yang


menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),
kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal,
saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
TIPE PENDERITA
1. Kasus Baru
2. Kambuh (Relaps)
3. Pindahan (Transfer In)
4. Lalai (Pengobatan setelah default/drop-out)
5. Gagal
6. Kronis
REGIMEN PENGOBATAN
Penggunaan Obat Anti TB yang dipakai dalam
pengobatan TB adalah antibotik dan anti infeksi
sintetis untuk membunuh kuman Mycobacterium.
Aktifitas obat TB didasarkan atas tiga
mekanisme, yaitu aktifitas membunuh bakteri,
aktifitas sterilisasi, dan mencegah resistensi.
Obat yang umum dipakai adalah Isoniazid,
Etambutol, Rifampisin, Pirazinamid, dan
Streptomisin.
Paduan OAT Yang Digunakan Di
Indonesia
2HRZE/4H3R3
Kategori 1 2HRZE/4HR
2HRZE/6HE
2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Kategori 2
2HRZES/HRZE/5HRE
2HRZ/4H3R3
Kategori 3 2HRZ/4HR
2HRZ/6HE
 KATEGORI-1 (2HRZE/4H3R3)
 Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama
2 bulan. Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang
terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4
bulan.
 KATEGORI -2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
 Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2
bulan dengan HRZES setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan dengan
HRZE setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap
lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan tiga
kali dalam seminggu.
 KATEGORI-3 (2HRZ/4H3R3)
 Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama
2 bulan (2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri
dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu.
 OAT SISIPAN (HRZE)
 Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru
BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif
pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil pemeriksaan
dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE)
setiap hari selama 1 bulan.
 Obat Anti Tuberkulosis Kombinasi Tetap
 Disamping Kombipak, saat ini tersedia juga obat TB yang
disebut Fix Dose Combination(FDC). Obat ini pada
dasarnya sama dengan obat kompipak, yaitu rejimen
dalam bentuk kombinasi, namun didalam tablet yang ada
sudah berisi 2, 3 atau 4 campuran OAT dalam satu
kesatuan
ISONIAZIDA (H)
 Dosis.
 Untuk pencegahan, dewasa 300 mg satu kali sehari, anak anak 10 mg per berat badan
sampai 300 mg, satu kali sehari. Untuk pengobatan TB bagi orang dewasa sesuai dengan
petunjuk dokter / petugas kesehatan lainnya. Umumnya dipakai bersama dengan obat
anti tuberkulosis lainnya. Dalam kombinasi biasa dipakai 300 mg satu kali sehari, atau 15
mg per kg berat badan sampai dengan 900 mg, kadang kadang 2 kali atau 3 kali
seminggu. Untuk anak dengan dosis 10 20 mg per kg berat badan. Atau 20 – 40 mg per
kg berat badan sampai 900 mg, 2 atau 3 kali seminggu.
 Kerja Obat.
 Bersifat bakterisid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari
pertama pengobatan. Efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu
kuman yang sedang berkembang. Mekanisme kerja berdasarkan terganggunya sintesa
mycolic acid, yang diperlukan untuk membangun dinding bakteri.
 Efek Samping.
 Efek samping dalam hal neurologi: parestesia, neuritis perifer, gangguan penglihatan,
neuritis optik, atropfi optik, tinitus, vertigo, ataksia, somnolensi, mimpi berlebihan, insomnia,
amnesia, euforia, psikosis toksis, perubahan tingkah laku, depresi, ingatan tak sempurna,
hiperrefleksia, otot melintir, konvulsi.
RIFAMPISIN (R)
 Dosis.
 Untuk pencegahan, dewasa 300 mg satu kali sehari, anak anak 10 mg per berat badan
sampai 300 mg, satu kali sehari. Untuk pengobatan TB bagi orang dewasa sesuai dengan
petunjuk dokter / petugas kesehatan lainnya. Umumnya dipakai bersama dengan obat
anti tuberkulosis lainnya. Dalam kombinasi biasa dipakai 300 mg satu kali sehari, atau 15
mg per kg berat badan sampai dengan 900 mg, kadang kadang 2 kali atau 3 kali
seminggu. Untuk anak dengan dosis 10 20 mg per kg berat badan. Atau 20 – 40 mg per
kg berat badan sampai 900 mg, 2 atau 3 kali seminggu.
 Kerja Obat.
 Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapat dibunuh oleh
isoniazid. Mekanisme kerja, Berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri
Ribose Nukleotida Acid (RNA)-polimerase sehingga sintesis RNA terganggu.
 Efek Samping.
 Efek samping dalam hal neurologi: parestesia, neuritis perifer, gangguan penglihatan,
neuritis optik, atropfi optik, tinitus, vertigo, ataksia, somnolensi, mimpi berlebihan, insomnia,
amnesia, euforia, psikosis toksis, perubahan tingkah laku, depresi, ingatan tak sempurna,
hiperrefleksia, otot melintir, konvulsi.
PIRAZINAMIDA (Z)
 Dosis
 Dewasa dan anak sebanyak 15 – 30 mg per kg berat badan,
satu kali sehari. Atau 50 – 70 mg per kg berat badan 2 – 3 kali
seminggu. Obat ini dipakai bersamaan dengan obat anti
tuberkulosis lainnya..
 Kerja Obat
 Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam
sel dengan suasana asam. Mekanisme kerja, berdasarkan
pengubahannya menjadi asam pyrazinamidase yang berasal
dari basil tuberkulosa.
 Efek Samping
 Efek samping hepatotoksisitas, termasuk demam anoreksia,
hepatomegali, ikterus; gagal hati; mual, muntah, artralgia,
anemia sideroblastik, urtikaria.
ETAMBUTOL (E)
 Dosis.
 Untuk dewasa dan anak berumur diatas 13 tahun, 15 -25 mg mg per kg berat badan,
satu kali sehari. Untuk pengobatan awal diberikan 15 mg / kg berat badan, dan
pengobatan lanjutan 25 mg per kg berat badan. Kadang kadang dokter juga
memberikan 50 mg per kg berat badan sampai total 2,5 gram dua kali seminggu. Obat
ini harus diberikan bersama dengan obat anti tuberkulosis lainnya. Tidak diberikan untuk
anak dibawah 13 tahun dan bayi .
 Kerja Obat.
 Bersifat bakteriostatik, dengan menekan pertumbuhan kuman TB yang telah resisten
terhadap Isoniazid dan streptomisin. Mekanisme kerja, berdasarkan penghambatan
sintesa RNA pada kuman yang sedang membelah, juga menghindarkan terbentuknya
mycolic acid pada dinding sel.
 Efek Samping.
 Efek samping yang muncul antara lain gangguan penglihatan dengan penurunan visual,
buta warna dan penyempitan lapangan pandang. Gangguan awal penglihatan bersifat
subjektif; bila hal ini terjadi maka etambutol harus segera dihentikan. Bila segera
dihentikan, biasanya fungsi penglihatan akan pulih. Reaksi adversus berupa sakit kepala,
disorientasi, mual, muntah dan sakit perut.
STREPTOMISIN (S)
 Dosis
 Obat ini hanya digunakan melalui suntikan intra muskular, setelah
dilakukan uji sensitifitas.Dosis yang direkomendasikan untuk dewasa
adalah 15 mg per kg berat badan maksimum 1 gram setiap hari, atau
25 – 30 mg per kg berat badan, maksimum 1,5 gram 2 – 3 kali
seminggu. Untuk anak 20 – 40 mg per kg berat badan maksimum 1
gram satu kali sehari, atau 25 – 30 mg per kg berat badan 2 – 3 kali
seminggu. Jumlah total pengobatan tidak lebih dari 120 gram.
 Kerja Obat
 Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang sedang membelah.
Mekanisme kerja berdasarkan penghambatan sintesa protein kuman
dengan jalan pengikatan pada RNA ribosomal.
 Efek Samping
 Efek samping akan meningkat setelah dosis kumulatif 100 g, yang
hanya boleh dilampaui dalam keadaan yang sangat khusus.
Konsep Pharmaceutical Care
1. Apoteker terlibat langsung dalam pelayanan Farmasi
2. Fokus kepada Penderita, bukan hanya kepada produknya
3. Ada interaksi langsung antara Apoteker dengan Penderita
4. Apoteker memastikan bahwa terapi obat sesuai indikasi,
efektif, aman.
5. Apoteker memperhatikan peningkatan kualitas hidup
penderita
6. Apoteker berupaya dan memperhatikan outcome yang
pasti dari terapi
7. Semua proses harus terdokumentasi 8. Mengidentifikasi,
mencegah dan memonitor masalah terapi obat (DTP=
Drug Therapy Problems)
PERAN APOTEKER
Apoteker mempunyai banyak kesempatan
berperan dalam pemberantasan TB.
Peran tersebut adalah mengedukasi penderita tentang :
1. Pentingnya adherence, motivasi agar penderita patuh,
efek samping, perilaku hidup sehat dll
2. Peran dalam mendeteksi penderita TB
3. Peran dalam memantau adherence penderita, adanya
efek samping , adanya interaksi dengan obat lain.
4. Peran secara keseluruhan, apoteker harus berperan
secara aktif mencegah terjadinya resistensi,
kekambuhan, kematian
Contoh Pertanyaan Seputar OAT
 Apa yang dilakukan jika mengalami efek samping?
 Jelaskan agar segera menghubungi petugas Puskesmas, rumah sakit,
dokter atau apotek terdekat apabila mengalami efek samping seperti :
 Kemerahan pada kulit
 Kuning pada mata dan kulit
 Gejala seperti flu (demam, kedinginan dan pusing)
 Nyeri dan pembengkakan sendi, terutama pada sendi pergelangan kaki dan
pergelangan tangan
 Gangguan penglihatan
 Warna merah / orange pada air seni
 Gangguan keseimbangan dan pendengaran
 Rasa mual, gangguan perut sampai muntah
 Rasa kesemutan /terbakar pada kaki. Dll ( lihat efek samping berat lainnya)
Contoh Pertanyaan Seputar OAT
 Bagaimana kalau lupa minum OAT ?
 Jelaskan,jika jarak waktu antara ingat harus minum lebih
dekat dengan jadwal seharusnya , maka segera minum
obat, namun jika jarak waktu ingat minum obat lebih dekat
dengan jawal berikutnya, maka minum obat seseuai jadwal
berikutnya.
Misalnya jika minum obat pada jam 8 pagi, tetapi ingat
pada jam 18 sore, sedangkan jam minum berikutnya
adalah jam 8 pagi berikutnya, maka segera sesudah jam
18 minum obat yang seharusnya diminum hari tersebut.
Sebaliknya, jika ingat mau minum obat baru pada jam 22
malam, maka minum obat berikutnya adalah jam 8 besok
pagi.
Soal
1. Pasien TB laten anak diobati oleh INH, rifampisin dan pirazinamid 1
bulan. Sang ibu menanyakan ke apoteker berapa lama terapi lanjutannya?
a. 1 bulan d. 4 bulan
b. 2 bulan e. 5 bulan
c. 3 bulan

2. Pasien mendapatkan terapi TB yaitu INH, rifampisin, ethambutol,


pirazinamid. Lalu didiagnosa terkena DM, dan mendapatkan obat glipizid.
Namun tidak mengalami perubahan kadar gula darah. Hal ini disebabkan
adanya IO obat TB dengan glipizid. Pada fase apakah interaksinya?
a. Metabolisme d. Ikatan dengan reseptor
b. Absorbsi e. Ikatan dengan protein plasma
c. Ekskresi renal
3. Wanita 27 tahun, mengkonsumsi pil KB kombinasi (estrogen & progesteron) dan
obat-obatan antituberkulosis (rifampisin, INH, pirazinamid, etambutol). Sebulan
kemudian dinyatakan positif hamil. Bagaimana mekanisme OAT mempengaruhi pil KB?
a. Rifampisin mempercepat metabolisme estrogen
b. Rifampisin menghambat metabolisme estrogen
c. Rifampisin mempercepat ekskresi estrogen
d. Rifampisin menghambat absorpsi estrogen
e. Rifampisin mempercepat absorpsi estrogen

4. Pasien konsumsi obat TB, pasien mengeluh kesemutan pada telapak tangan dan kaki.
Obat yg menyebabkan efek samping tersebut adalah
a. Rifampisin d. Ethambutol
b. Isoniazid e. Streptomisin
c. Pirazinamid
5. Seorang pasien menderita TB dan dia diberikan vitamin B6.
Apoteker memberikan informasi bahwa vitamin B6 diberikan untuk
menanggulangi efek samping obat. Obat apakah yang dimaksud
a. INH d. Ethambutol
b. Rifampisin e. Streptomisin
c. Pirazinamid

6. Pasien menggunakan obat TB. Organ apa yang perlu dimonitor?


a. Ginjal d. Jantung
b. Hati e. Pembuluh darah
c. Paru-paru
7. Seorang pasien menderita TB dan sedang menggunakan 3 obat kombinasi dosis tetap. Pasien
mengeluh sering mual setelah menggunakan obat tersebut. Obat tersebut terganggu absorpsi nya
oleh makanan dan (lupa). Untuk mencegah terjadinya DRPs ketidakpatuhan dalam penggunaan
obat pada pasien. Bagaimana cara penggunaan obat tersebut yang tepat?
a. Tiap obat dimakan setelah bangun tidur
b. Tiap obat dimakan 1 jam setelah makan
c. Tiga obat dimakan sekaligus 1 jam sebelum makan
d. Tiga obat dimakan sekaligus ……
e. Tiga obat dimakan sekaligus sebelum tidur malam

8. Seorang laki-laki berusia 33 tahun datang ke apotek dengan keluhan sering kesemutan pada
jari tangan yang cukup mengganggu. Diketahui bahwa laki-laki tersebut sedang dalam terapi
dengan OAT-4FDC. Pertanyaan: bahan aktif apa yang diperlukan untuk mengatasi keluhan laki-
laki tsb?
a. Asam folat d. Riboflavin
b. Asam pantotenat e. Cyanocobalamin
c. Piridoksin
9. Seorang wanita 30 tahun sudah 2 bulan menjalani terapi TB kategori 1.
Akhir-akhir ini pasien merasakan tangan dan kaki terasa kesemutan dan kebas
yang disebabkan oleh efek samping salah satu obat TB yang dikonsumsi pasien.
Obat apakah yang bisa digunakan untuk mengatasi efek samping tersebut?
a. Aneurin d. Asam folat
b. Riboflavin e. Sianokobalamin
c. Piridoksin

10. Seorang wanita berumur 30 tahun mengalami batuk berdahak lebih dari 2
minggu, dari tes sputum didapatkan hasil BTA positif dan baru pertama kali
didiagnosis TB. Regimen seperti apakah yang dianjurkan kepada pasien?
a. 2HRZE + 4H3R3 d. 2HRES + 6RH
b. 2HRZES + HRZE + 5H3R3E3 e. 2HRZES + 4RH
c. 2HRZ + 4H3R3

11. Seorang pria 35 tahun sudah menjalani terapi TB kategori 1, namun tes BTA
masih positif. Regimen seperti apakah yang dianjurkan kepada pasien?
a. 2HRZE + 4H3R3 d. 2HRES + 6RH
b. 2HRZES + HRZE + 5H3R3E3 e. 2HRZES + 4RH
c. 2HRZ + 4H3R3
12. Pada sebuah apotek, datang obat dari PBF yaitu rifampisin 450 mg, rifampisin 350 mg,
renadiol, remac, dan rimstar. Sebagai seorang apoteker harus bias menyimpan obat pada lemari
obat dengan tatanan yang baik. Saran anda sebagai seorang apoteker dalam menata obat
tersebut adalah?
a. Remac-Renadiol-Rifampisin 350 Mg-Rimstar-Rifampisin 450 Mg
b. Renadiol-Remac-Rigampisin 350 Mg-Rifampisisn 450 Mg-Rimstar
c. Remac-Renadiol-Rifampisin 350 Mg-Rifampisin 450 Mg-Rimstar
d. Renadiol-Remac-Rifampisin 350 Mg-Rifampisisn 450 Mg-Rimstar
e. Remac-Renadiol-Rimstar-Rifampisin 350 Mg-Rifampisin 450 Mg

13. Seorang wanita sedang menjalani terapi TB dengan obat Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamide,
dan Ethambutol. Selain itu wanita tersebut juga mengkonsumsi obat kontrasepsi (Estrogen dan
Progesteron). Setelah beberapa waktu pengobatan wanita tersebut tidak mengalami datang
bulan. Apakah penyebabnya?
a. Rifampicin menaikkan efek Estrogen
b. Rifampicin menurunkan efek Estrogen
c. Rifampicin menaikkan efek Progesteron
d. Rifampicin menurunkan efek Progesteron
e. Rifampicin menaikkan efek Estrogen dan Progesteron
14. Seorang pria dengan kasus TB paru, baru telah lupa minum obat selama 1
bulan. Rekomendasi obat apa yang diberikan?
a. 2HRZES/4H3R3E3 d. 2HRZ/4H3R3
b. 2HRZE/4H3R3 e. 2HRZ/4HR
c. 2HR/4HR

15. Seorang wanita sedang menjalani terapi TB kambuhan dalam fase intensif
dan mendapatkan obat oral Rifampisisn, INH, Pirazinamid, dan Ethambutol serta
mendapat injeksi Streptomisin setiap hari selama 2 minggu. Setelah 10 hari
mengunakan obat, pasien tersebut mengeluhkan mengalami penurunan pendengaran
dan telinga berdenging. Keluhan tersebut dicurigai merupakan ESO dari salah satu
obat, obat apakah yang menyebabkan ESO tersebut?
a. Rifampisin d. Streptomisin
b. INH e. Ethambutol
c. Pirazinamid
16. Pasien TB menggunakan obat-obatan OAT dan mengalami ESO yaitu
kram dan kesemutan hampir di seluruh jari-jari tangan. Sebutkan penggunaan
obat untuk mengatasi ESO dan obat apa yang membuat ESO tersebut?
a. Vit B6, Pirazinamid d. Vit B6, Ethambutol
b. Vit B6, Isoniazid e. Streptomisin
c. Vit B6, Rifampisin.

17. Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke apotek, sebelumnya


mendapatkan obat rifampisin, isoniazid, streptomisin, etambutol dan
pirazinamid. Pasien mengeluh mengalami gangguan pendengaran, obat
manakah yang dapat menyebabkan efek samping tersebut?
a. Pirazinamid d. Rifampisin
b. Etambutol e. Isoniazid
c. Streptomisine.
18. Seorang wanita sedang menjalani terapi anti TB kategori 1 (H/R/Z/E).
Kemudian dia ingin membeli obat kontrasepsi oral untuk yang kedua kali di apotek.
Sebagai apoteker, anda perlu menginformasikan interaksi obat yang dapat terjadi
dari penggunaan kedua terapi tersebut. Interaksi apakah yang dimaksud?
a. Menurunkan efektivitas kontrasepsi oral
b. Meningkatkan efek samping kontrasepsi oral
c. Menurunkan efektivitas OAT
d. Meningkatkan efek samping OAT
e. Meningkatkan toksisitas OAT

19. Seorang bapak pengidap TB telah menjalani fase intensif selama 2 bulan.
Setelah dilakukan pengujian, hasil BTA masih menunjukkan hasil yang positif. Dokter
meresepkan obat sesuai dengan panduan. Apakah terapi yang akan diberikan
kepada pasien?
a. 2HRZE d. 2HRZES
b. 4HRZE
c. 4H3R3
20. Pria berusia 30 tahun mengeluh batuk selama 1 bulan dan disertai
dengan demam. Dokter mendiagnosa pria tersebut menderita TBC dan segera
dilakukan pengobatan OAT tahap Intensif. Tahap intensif dilakukan selama?
a. 1 Bulan d. 4 Bulan
b. 2 Bulan e. 5 Bulan
c. 3 Bulan

21. Pasien menerima OAT 4TC mengalami neuritis perifer. Untuk menangani
keluhan tersebut dokter memberikan?
a. Vit B6 d. Vit D
b. Vit B12 e. Vit E
c. Vit A

22. Seorang ibu hamil menderita TB, dokter meresepkan obat rifampisin,
isoniazid, pirazinamid, etambutol, dan streptomisin. Apoteker menyadari terdapat
obat yang tidak tepat untuk ibu hamil, yaitu?
a. Rifampisin d. Pirazinamid
b. Etambutol e. Streptomisin
c. Isoniazid
23. Pemerintah menerapkan strategi DOTS untuk mengendalikan TB
pada tahun 2010. Apa peranan apoteker dalam pengendalian TB?
a. Apoteker menyediakan obat yang dibutuhkan
b. Apoteker menjamin stabilitas obat
c. Apoteker membantu perasionalan pemberian obat
d. Apoteker memberikan obat secara gratis
e. Apoteker menjadi pengawas minum obat (PMO)

24. Seorang perempuan berumur 20 tahun, 2 bulan ini


didiagnosis TBC. Selama 3 hari ini dia mengeluh penglihatannya kabur dan
sering salah membedakan warna. Efek dari obat apa?
a. Isoniazid d. Streptomisin
b. Etambutol e. Pirazinamid
c. Rifampisin
25. Seorang wanita hamil hamil 10 minggu dan menderita tuberkuloasis.
Terapi apa yang paling tepat untuk diberikan pada pasien tersebut?
a. Streptomicin d. Etambutol
b. INH e. Pirazinamid
c. Rifampisin

26. Pasien TBC yang diberikan INH biasannya juga diberikan vitamin untuk
mengatasi efek samping yang timbul, vitamin itu adalah?
a. Vit B1 d. Vit B5
b. Viit B2 e. Vit B6
c. Vit B3

27. Pasien Tuberculosis diberikan terapi intensif, berapa lama terapi intensif
untuk pasien tersebut?
a. 1 bulan d. 4 bulan
b. 2 bulan e. 5 bulan
c. 3 bulan
28. Untuk pencegahan tuberculosis, balita harus diberikan vaksin, yaitu
vaksin:
a. TT d. Campak
b. DPT e. MMG
c. BCG

29. Seorang pasien PPOK (Penyakit oaru obstruktif kronis) dengan


keparahan sedang. Pasien mengeluhkan dadanya yang sesak dan pasien
batuk dengan dahak. Saat diperiksa, FEV1/FVC mengalami peningkatan
50%. Pasien mengeluarkan dahak berwarna kuning kehijauan. Selama 3
bulan ini, pasien meminum prednisolone 0,5 mg 2 kali sehari. Antibiotik apa
yang tepat untuk pasien?
a. Levofloksacin d. Doksisiklin
b. Amoksisilin e. Seftriakson
c. Ampisilin
30. Pasien TBC yang meminum rifampisin
mengalami inteaksi obat dengan obat kontrasepsi
levonorgestrel dan etinilestradiol. Apa interaksi obat
tersebut?
a. Rifampisin menghambat absorbs obat kontrasepsi
b. Rifampisin menghambat metabolism obat Kontrasepsi
c. Rifampisin meningkatkan metabolism obat kontrasepsi
d. Rifampisin menghambat ekskresi obat kontrasepsi
e. Rifampisin meningkatkan ekskresi obat kontrasepsi

Anda mungkin juga menyukai