Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FARMAKOLOGI NOVI RATNASARI

Dapson
Deskripsi - Nama & Struktur Kimia - Sifat Fisikokimia : Diaminodiphenylsofone

- Keterangan

Dapson merupakan serbuk kristal berwarna putih atau putih-krem : dengan rasa sedikit pahit . Obat ini sedikit larut dalam air dan larut dalam alkohol : Dapson merupakan sintetis dari sulfon anti-infeksi

Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi Indikasi Lepra, dermatitis herpetiformis; pneumonia Pneumocystis carinii Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Lepra, 1-2 mg/kg sehari untuk dewasa dengan berat badan kurang dari 35 kg. Dapson diberikan secara peroral. Pemberian obat pada anak-anak dapat dilakukan dengan menggerus sediaan tablet dan dilarutkan dalam sirup strawberry, hingga saat ini belum ada publikasi penelitian mengenai evaluasi bioavailabilitas obat dengan cara pemberian seperti ini. Farmakologi Absorbsi : Oral :diabsorbsi dengan baik Topikal : absorbsi ~ 1% dari 100 mg tablet Distribusi : Vd : 1,5 L/kg, terdistribusi pada seluruh cairan badan dan terdapat dalam semua jaringan terutama ginjal dan hati Metabolisme : hepatik; dalam bentuk metabolit

T eliminasi : 30 jam (dalam rentang : 10-50 jam) Ekskresi : urin~ 85% Stabilitas Penyimpanan Tablet : simpan pada wadah tertutup rapat suhu 20C hingga 25C; hindari dari cahaya. Gel : simpan pada suhu 20C hingga 25C,hindarkan dari suhu dingin; hindarkan dari cahaya, simpan tube dalam wadah aslinya.Dapson dapat berubah warna bila terkena paparan cahaya. Walaupun tidak terjadi perubahan secara kimiawi akibat perubahan warna. Obat harus dilindungi dari paparan cahaya. Kontraindikasi Hipersensitif terhadap dapson atau komponen lain dalam obat. Efek Samping Tergantung dosis, jarang terjadi pada dosis lazim untuk pengobatan lepra, haemolysis, methaemoglobin-anemia, neuropati, alergi dermatitis (jarang terjadi termasuk nekrolisis epidermal toksik dan sindrom Stevens-Johnson), anoreksia, mual, muntah, takikardi, sakit kepala, insomnia, psychosis, hepatitis, agranulositosis; syndrom dapson (rash disertai panas dan eosinophilia) pengobatan segera dihentikan (dapat berlanjut menjadi dermatitis exfoliatif, hepatitis, hypoalbuminaemia, psychosis dan kematian Interaksi - Dengan Obat Lain : Efek terhadap cytochrome P450: substrat CYP2C8/9 (minor), 2C19 (minor), 2E1 (minor), 3A4 (mayor) Meningkatkan efek/toksisitas: Antagonis asam folat (metotreksat) dapat meningkatkan risiko reaksi hematologi dapson; probenecid menurunkan ekskresi dapson; penggunaan bersamaan trimetoprim dengan dapson dapat meningkatkan efek toksik kedua obat, dengan penghambat CYP3A4 dapat meningkatkan efek/kadar dapson; contoh inhibitor meliputi antifungi golongan azole, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, erythromycin, imatinib, isoniazid, nefazodone, nicardipine, propofol, inhibitor protease, quinidine, telithromycin, dan verapamil. Menurunkan efek: induser CYP3A4 menurunkan efek/kadar dapson : contoh inducer meliputi aminoglutetimid, carbamazepin, efavirenz, fosfenytoin, nafcillin, nevirapine, oxcarbazine, fenobarbital, fenytoin, primidon, dan rifamisin. Didanosine (kecuali kapsul salut enterik) dapat menurunkan absorpsi dapson.

- Dengan Makanan : St Johns Wort dapat menurunkan kadar Dapson dalam darah Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Penggunaan obat pada trimester ke 3 menyebabkan neonatal haemolysis dan methaeoglobinemia; asam folat 5 mg sehari harus diberikan pada ibu hamil. Faktor risiko : C - Terhadap Ibu Menyusui : Anemia hemolitik; walaupun jumlah obat dalam air susu signiifikan; risiko pada bayi sangat kecil kecuali jika bayi mengalami defisiensi G6DP (BNF 50). Dapson terdistribusi dalam air susu ibu jadi tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. - Terhadap Anak-anak : - Terhadap Hasil Laboratorium : Parameter Monitoring Kadar G6DP terutama pada awal pengobatan, CBC Bentuk Sediaan Tablet Peringatan Penyakit jantung atau paru-paru; anemia (berikan pengobatan terhadap anemia berat terlebih dahulu sebelum memulai pengobatan); dugaan adanya haemolisis termasuk defisiensi G6PD ; kehamilan; menyusui ; dihindari pada porfyria. Penderita dengan gangguan darah : pada pengobatan jangka panjang, pasien dan keluarganya harus diberitahu bagaimana mengenali tanda-tanda gangguan darah dan segera memeriksakan diri jika timbul gejala seperti demam, sakit tenggorokan, rash, ulser pada mulut, purpura dan timbulnya pendarahan. Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusu Informasi Pasien Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan berat badan.Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker. Jangan diberikan bersama dengan antasid, makanan yang mengandung alkali dan obat-obatan. Gunakan obat ini sesuai dengan yang telah diresepkan. Segera hubungi dokter jika terjadi sakit tenggorokan; demam; kulit pucat ; perubahan warna pada kulit; kekuningan pada kulit atau mata ; infeksi ; muscle weakness. Obat ini dapat mengakibatkan gangguan penglihatan. Pasien harus berhati-hati selama mengemudi kendaraan atau pekerjaan yang membutuhkan kewaspadaan, koordinasi atau ketangkasan. Obat ini menyebabkan sensitivitas terhadap sinar matahari. Hindari paparan

yang terlalu lama terhadap sinar matahari dan sinar ultraviolet yang lain. Gunakan tabir surya atau gunakan pakaian untuk melindungi tubuh. Tes laboratorium diperlukan untuk memonitor terapi. Pastikan hal ini dilakukan Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat. Ini termasuk sediaan herbal atau suplemen makanan yang lain. Kondisi medis awal pasien harus diceritakan pada dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat ini. Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter. Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat. Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari dokter atau apoteker . Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mulai kembali pengobatan seperti awal dan mintalah nasehat dokter pada kunjungan berikutnya. Obat ini hanya digunakan oleh pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain. Penggunaan peroral : diberikan bersamaan dengan makanan jika terjadi gangguan pada saluran cerna (GI upset) Mekanisme Aksi Antagonis kompetitif dengan para-aminobenzoic acid (PABA) dan mencegah penggunaan PABA secara normal oleh bakteri untuk sintesis asam folat Monitoring Penggunaan Obat Periksa kadar G6DP terutama pada awal pengobatan. Penggunaan oral : monitoring pasien terhadap tanda-tanda jaundice (penyakit kuning) dan hemolysis; pemeriksaan CBC setiap minggu pada bulan pertama pemakaian , setiap bulan selama 6 bulan dan setiap 6 bulan sekali sesudahnya. Pada penggunaan topikal : untuk pasien dengan resiko terjadi anemia monitor CBC, hitung reticulocyte sebelum pengobatan dan selama penggunaan obat secara rutin. RIFAMPICIN Rifampicin merupakan antibiotik semisintetik yang mempunyai efek bakterisid terhadap mikobakteri dan organisme Gram positif. Pada dosis tinggi juga efektif terhadap organisme Gram negatif. Mekanisme kerja Rifampicin dengan menghambat sintesa RNA dari mikobakterium.

.: Indikasi :.

Untuk pengobatan tuberkulosa dalam kombinasi dengan antituberkulosa lain. Untuk pengobatan lepra, digunakan dalam kombinasi dengan senyawa leprotik lain.

.: Kontra Indikasi :. Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. Penderita jaundice, porfiria.

.: Dosis :.

Sebaiknya obat diminum 30 menit-1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Diberikan dalam dosis tunggal . Tuberkulosa :

Dewasa : Berat badan 50 kg : 600 mg sehari. Berat badan < 50 kg : 450 mg sehari. Untuk penderita dengan gangguan fungsi hati, dosis tidak boleh lebih dari 8 mg /Kg BB. Anak-anak (sampai usia 12 tahun) : 10 - 20 mg/Kg BB (jangan melebihi 600 mg sehari).

Lepra :

Dosis yang dianjurkan adalah 10 mg/kg BB. Dosis lazim pasien dengan berat 50 kg atau lebih adalah 600 mg perbulan dan dengan berat badan kurang dari 50 kg adalah 450 mg perbulan.

.: Efek Samping :.

Gangguan gastrointestinal dan gangguan fungsi hati. Pernah dilaporkan timbulnya ikterus, purpura, reaksi kepekaan kulit. Trombositopenia, leukopenia. Dapat terjadi abdominal distress (ketidaknyamanan pada perut) dan pernah dilaporkan terjadinya kolitis pseudo membran Juga pernah dijumpai keluhan-keluhan seperti influenza (flu syndrome), demam, nyeri otot dan sendi.

.: Over Dosis :. Bila terjadi overdosis, lakukan pengosongan lambung segera dan berikan pengobatan seperlunya.

.: Peringatan dan Perhatian :.


Pemberian pada penderita gangguan fungsi hati hanya jika diperlukan. Pada pengobatan jangka panjang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan fungsi hati dan hitung jenis darah secara periodik Apabila ada tanda-tanda komplikasi serius, seperti gagal ginjal, anemia hemolitik, thrombositopenia atau kelainan fungsi hati maka pengobatan harus dihentikan. Keamanan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui belum jelas diketahui. Rifampicin menyebabkan warna urin, feses, air mata, air ludah, keringat menjadi kemerah-merahan terutama pada permulaan pengobatan, sehingga perlu diberitahukan sebelumnya kepada pasien. Rifampicin juga dapat menyebabkan pewarnaan yang menetap pada lensa kontak yang

lunak.

.: Interaksi Obat :.

Rifampicin menurunkan respons antikoagulansia, antidiabetik, kinidin, preparat digitalis, kortikosteroid, siklosporin, fenitoin, analgesik. Penggunaan bersama PAS akan menghambat absorbsi, sehingga harus ada selang waktu 8 -12 jam. Rifampicin mengganggu efektivitas absorbsi tolbutamid, ketoconazole.

.: Lain-lain :. Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

KLOFAZIMIN Derivat fenazin memiliki khasiat bakterisid dan juga berkhasiat antiradang Resorbsi : dari usus lambat dan kurang baik (50%), kadar puncak darah baru dicapai setelah 812 jam. Zat ini bersifat lipofil kuat. Efek samping : berupa pewarnaan merah yang reversible dari kemih, keringat, air mata dan selaput mata, ludah da tinja. Dosis : lepra lepromateus bersama dapson dan rifampin = 3x seminggu 100mg + 1x sebulan 300mg d.c selama minimal 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai