menjadi kaku, dan kesulitan untuk bergerak. Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang memengaruhi
kerja otak untuk mengoordinasi pergerakan otot. Otak memerlukan dopamine untuk mengatur gerakan
tubuh. Kekurangan dopamine inilah yang menyebabkan gejala Parkinson. Levodopa dapat
mengembalikan kadar dopamine, karena levodopa dipecah menjadi dopamine di dalam otak manusia.
Bertambahnya dopamine akan meningkatkan kendali atas pergerakan normal tubuh.
Merek dagang: -
Tentang Levodopa
Kategori Kehamilan dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Obat ini
diduga dapat memengaruhi produksi air susu pada ibu menyusui namun belum diketahui efeknya
kepada bayi. Jika tidak ada alternatif lain selain levodopa, maka kondisi bayi yang disusui ibu harus
dipantau dengan seksama selama ibu mengonsumsi levodopa.
Peringatan:
Jika memiliki alergi terhadap levodopa atau obat yang diresepkan bersama levodopa, seperti carbidopa
atau benserazide, hendaknya pasien memberitahukan hal tersebut kepada dokter.
Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini bila sedang menderita diabetes, penyakit paru,
glaukoma, penyakit jantung atau pembuluh darah, gangguan hormon, kanker kulit melanoma, gangguan
kejiwaan, gangguan ginjal, gangguan hati, penyakit yang menyebabkan kejang, dan sakit maag.
Disarankan tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat, karena levodopa bisa
mengganggu kemampuan mengemudi.
Batasi konsumsi minuman beralkohol selama pengobatan. Levodopa dapat menyebabkan pusing dan
berkunang-kunang dan bertambah parah jika dikonsumsi bersama minuman beralkohol.
Dosis Levodopa
Rincian dosis penggunaan levodopa dapat dilihat pada tabel berikut:
Mengobati penyakit Parkinson Dewasa Dosis awal 125 mg dua kali sehari. Setelah itu dosis dapat
ditingkatkan setiap 3-7 hari dengan dosis maksimum 8 g per hari
Mengobati penyakit Parkinson jika dikombinasikan bersama carbidopa Dewasa Dosis awal: levodopa
sebanyak 100 mg diminum 3 kali sehari.Dosis pemeliharaan: 750 mg -2 gram levodopa setiap harinya.
Mengobati penyakit Parkinson jika dikombinasikan bersama benserazide Dewasa Dosis awal: 50 mg, 3-4
kali sehari.Dosis pemeliharaan: 400-800 mg per hari.
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam
mengonsumsi levodopa. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.
Di awal masa pengobatan, levodopa lebih baik dikonsumsi bersama dengan makanan, sehingga pasien
terhindar dari gangguan pencernaan. Jika tubuh pasien sudah terbiasa, disarankan untuk mengonsumsi
levodopa saat perut kosong agar bisa bekerja efektif.
Jangan memperpanjang atau mengurangi durasi pengobatan tanpa izin dokter. Pastikan ada jarak waktu
yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.
Apabila lupa mengonsumsi levodopa, disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat jika
jadwal dosis berikutnya belum terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis levodopa pada jadwal
berikutnya untuk menggantikan dosis yang terlewat.
Interaksi Obat
Beberapa interaksi yang dapat ditimbulkan oleh levodopa jika dikonsumsi bersamaan dengan obat lain
adalah:
Menurunkan penyerapan levodopa oleh tubuh, jika dikonsumsi bersama antidepresan trisiklik.
Menurunkan efektivitas levodopa, jika dikonsumsi bersamaan dengan obat antipsikotik.
Makin menurunkan tekanan darah, jika dikonsumsi dengan obat anti hiperten
Terjadi peningkatan risiko aritmia, jika digunakan bersama dengan gas bius.
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Kadang levodopa bisa membuat urine, air liur, dan
keringat berwarna lebih gelap dari biasanya. Obat ini kadang juga menimbulkan sensasi rasa pahit atau
terbakar pada lidah.
Sulit tidur.
Mimpi buruk.
Pingsan.
Gangguan penglihatan.
Perilaku kacau.
Selain memperhatikan efek samping levodopa, pasien yang mengonsumsi levodopa harus meperhatikan
juga gejala-gejala overdosis levodopa, antara lain:
Hipertensi.
Insomnia.
Anoreksia.
Hipotensi.
Captopril adalah obat yang masuk ke dalam kelompok penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE
inhibitors). Fungsi utama captopril adalah untuk mengobati hipertensi dan gagal jantung. Selain itu, obat
ini juga berguna untuk melindungi jantung setelah terjadi serangan jantung, serta menangani penyakit
ginjal akibat diabetes (nefropati diabetik).
alodokter-captopril
Captopril bekerja dengan cara menghambat produksi hormon angiotensin 2. Dengan begitu, dinding
pembuluh darah akan lebih rileks sehingga tekanan darah menurun, serta suplai darah dan oksigen ke
jantung menjadi meningkat. Obat ini dapat digunakan secara tunggal atau dikombinasikan dengan obat
antihipertensi lainnya.
Bagi pasien gagal jantung, captopril dapat mengurangi kadar cairan yang berlebihan dalam tubuh
sehingga meringankan beban kerja jantung dan memperlambat perkembangan gagal jantung.
Tentang Captopril
Manfaat
Kategori kehamilan dan menyusui Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Peringatan:
Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan menyusui, dilarang mengonsumsi
captopril.
Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal (termasuk yang menjalani cuci darah atau
hemodialisis), gangguan hati, diabetes, ketidakseimbangan cairan tubuh (misalnya dehidrasi atau diare),
lupus, skleroderma, stenosis aorta, angioedema, atau pernah menjalani transplantasi ginjal.
Jika mengonsumsi captopril, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat. Obat ini dapat
menyebabkan pusing.
Jika menggunakan captopril, beri tahu dokter sebelum menjalani penanganan medis apa pun.
Dosis Captopril
Penentuan dosis captopril tergantung kepada kondisi yang diderita pasien, tingkat keparahannya, serta
respons tubuh terhadap obat. Berikut ini adalah takaran umum penggunaan captopril bagi pasien
dewasa yang diresepkan oleh dokter:
Hipertensi 12,5
Untuk penderita hipertensi, gagal jantung, dan serangan jantung, dokter akan meningkatkan dosis
captopril secara bertahap hingga maksimal 25 mg per hari.
Mengonsumsi Captopril dengan Benar
Gunakanlah captopril sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan.
Pastikan mengonsumsi banyak cairan untuk mencegah risiko dehidrasi.
Dokter akan menyesuaikan dosis captopril secara bertahap sesuai dengan perkembangan kondisi pasien
untuk mencegah efek samping. Karena itu, pasien disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan
secara rutin.
Captopril sebaiknya dikonsumsi saat lambung kosong (idealnya 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah
makan). Obat ini biasanya dianjurkan untuk diminum sebelum tidur karena dapat memicu pusing pada
tahap awal penggunaan. Konsumsi minuman keras juga sebaiknya dihindari untuk mencegah efek
samping ini.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
mengonsumsi captopril pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalkan efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi captopril, disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan
jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan
dosis.
Gaya hidup sehat juga sebaiknya diterapkan untuk memaksimalkan keefektifan captopril. Misalnya,
dengan mengonsumsi makanan sehat, berhenti merokok, dan berolahraga secara teratur.
Interaksi Obat
Terdapat sejumlah obat yang berpotensi menimbulkan reaksi tidak diinginkan jika dikonsumsi bersama
dengan captopril. Beberapa di antaranya meliputi:
Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs); dapat menurunkan keefektifan captopril dan meningkatkan
risiko kerusakan ginjal.
Dextran sulfate, diuretik, atau nitrat; meningkatkan risiko hipotensi (tekanan darah rendah).
Aliskiren atau angiotensin II receptor blockers; berisiko meningkatkan potensi efek samping, seperti
gangguan ginjal, hiperkalemia (kadar kalium berlebih dalam darah), serta hipotensi.
Eplerenone, diuretik hemat kalium, suplemen kalium, atau trimethoprim; dapat meningkatkan risiko
hiperkalemia.
Obat-obatan yang mengandung emas; bisa meningkatkan risiko hipotensi, mual, muntah, dan flushing
(sensasi hangat, kulit memerah, serta geli).
Insulin atau obat diabetes lain; berpotensi menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah).
Tiap obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk captopril. Beberapa efek samping yang
umum terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah:
Batuk kering.
Ruam kulit.
Sakit dada.
Hipotensi.
Rambut rontok.
Sulit tidur.
Mulut kering.
RANITIDIN
Indikasi:
tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS,
tukak duodenum karena H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam
lambung akan bermanfaat.
Peringatan:
Interaksi:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
lihat keterangan di atas; takikardi (jarang), agitasi, gangguan penglihatan, alopesia, nefritis interstisial
(jarang sekali)
Dosis:
oral, untuk tukak peptik ringan dan tukak duodenum 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg pada malam hari
selama 4-8 minggu, sampai 6 minggu pada dispepsia episodik kronis, dan sampai 8 minggu pada tukak
akibat AINS (pada tukak duodenum 300 mg dapat diberikan dua kali sehari selama 4 minggu untuk
mencapai laju penyembuhan yang lebih tinggi); ANAK: (tukak lambung) 2-4 mg/kg bb 2 kali sehari,
maksimal 300 mg sehari. Tukak duodenum karena H. pylori, lihat regimen dosis eradikasi. Untuk
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sebelum tidur malam selama
sampai 8 minggu, atau bila perlu sampai 12 minggu (sedang sampai berat, 600 mg sehari dalam 2-4 dosis
terbagi selama 12 minggu); pengobatan jangka panjang GERD, 150 mg 2 kali sehari. Sindrom Zollinger-
Ellison (lihat juga keterangan di atas), 150 mg 3 kali sehari; dosis sampai 6 g sehari dalam dosis terbagi.
Pengurangan asam lambung (profilaksis aspirasi asam lambung) pada obstetrik, oral, 150 mg pada awal
melahirkan, kemudian setiap 6 jam; prosedur bedah, dengan cara injeksi intramuskuler atau injeksi
intravena lambat, 50 mg 45-60 menit sebelum induksi anestesi (injeksi intravena diencerkan sampai 20
mL dan diberikan selama tidak kurang dari 2 menit), atau oral: 150 mg 2 jam sebelum induksi anestesi,
dan juga bila mungkin pada petang sebelumnya.
Anak: Neonatus 2 mg/kg bb 3 kali sehari namun absorpsi tidak terjamin; maksimal 3 mg/kg bb 3 kali
sehari; Usia 1-6 bulan: 1 mg/kg bb 3 kali sehari (maks. 3 mg/kg bb 3 kali sehari); Usia 6 bulan-12 tahun:
2-4 mg/kg bb (maks. 150 mg) 2 kali sehari; Usia 12-18 tahun: 150 mg 2 kali sehari.
Injeksi intravena lambat: 50 mg diencerkan sampai 20 mL dan diberikan selama tidak kurang dari 2
menit; dapat diulang setiap 6-8 jam.
Anak. Neonatus: 0,5-1 mg/kg bb setiap 6-8 jam; Usia 1 bulan-18 tahun: 1 mg/kg bb (maks. 50 mg) setiap
6-8 jam (dapat diberikan sebagai infus intermiten pada kecepatan 25 mg/jam).
Infus intravena: 25 mg/jam selama 2 jam; dapat diulang setiap 6-8 jam.
Anak. Neonatus: 30-60 mg microgram/kg bb/jam (maks. 3 mg/kg bb sehari); Usia 1 bulan-18 tahun: 125-
250 mikrogram/kg bb/jam.
Pemberian pada anak untuk injeksi intravena lambat dengan cara diencerkan hingga kadar 2,5 mg/mL
menggunakan glukosa 5%, natrium klorida 0,9% atau campuran natrium laktat. Diberikan selama
sekurang-kurangnya 3 menit. Untuk infus intravena, diperlukan pengenceran lebih lanjut.
List Nama Dagang
Untuk informasi nama produk terkini dapat melihat cekbpom.pom.go.id (link is external)
Aciblock
Ranihexal
Aciblock
Ranihexal
Acran
Ranin
Acran
Ranin
Acran
Ranitidin
Aldin
Ranitidin
Anitid
Ranitidin
Biotidine
Ranivel
Chopintac
Ranivel
Chopintac Forte
Ranivel
Conranin
Ranoxin
Curadyn
Rantag
Curadyn
Rantag
Doranit
Ranticid
Doranit
Rantin
Fasotrin
Rantin
Fordin
Ratan
Fordin
Ratinal
Fordin
Ratinal
Gasela
Renatac
Gastridin
Renatac
Gastridin
Rinadin
Getidin
Rinadin
Graseric
Rinadin
Hexer
Titan
Hexer
Tricker
Hufadine
Tricker
Indoran
Tyran
Limaag
Tyran
Limaag
Ulceranin
Merzatidin
Ulceranin
Novaxidin
Wiacid
Omeranin
Wiacid
Radin
Zantac
Radin
Zantac
Ranal
Zantadin
Ranidine
Zantifar
Ranifin
Zenti