Anda di halaman 1dari 11

 Lansoprazole 30 mg 10 Kapsul 1 x sehari

 Rp9.600 - Rp24.700
 Deskripsi
 LANSOPRAZOLE merupakan obat golongan proton pump inhibitor yang digunakan untuk tukak
duodenum dan tukak lambung ringan, tukak peptik, refluks esofagitis, sindrom zollinger-ellison dan
eradikasi H.pylori. Dalam penggunaan obat ini harus SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
 Indikasi Umum
 INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Pengobatan tukak duodenum dan tukak
lambung ringan, tukak peptik, refluks esofagitis, sindrom zollinger-ellison dan eradikasi H.pylori.
 Komposisi
 Lansoprazole 30 mg
 Dosis
 PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Esofagitis refluks Dewasa:
Pengobatan: 30 mg 1 kali sehari, selama 4-8 minggu. Profilaksis: 15 mg 1 kali sehari, dapat ditingkatkan
hingga 30 mg jika perlu. Refluks gastro-esofagus Dewasa: 15-30 mg 1 kali sehari, selama 4 minggu.
Ulserasi terkait NSAID Dewasa: 30 mg sekali sehari selama 4-8 minggu. Sindrom Zollinger-Ellison
Dewasa: Awalnya, 60 mg 2 kali sehari, dapat disesuaikan hingga 180 mg setiap hari sesuai respons.
Dosis harian >120 mg harus diberikan dalam 2 dosis terbagi. Eradikasi H. pylori Dewasa: Sebagai terapi
rangkap 3: 30 mg 2 kali sehari, selama 7-14 hari (dalam kombinasi dengan antibiotik). Sebagai terapi
ganda: 30 mg tiga kali sehari selama 14 hari dalam kombinasi dengan amoksisilin. Tukak
lambung/duodenum karena NSAID Dewasa: 15-30 mg 1 kali sehari. Tukak Peptik/ Peptic Ulcer Dewasa:
30 mg 1 kali sehari, selama 2-4 minggu (ulkus duodenum) atau selama 4-8 minggu (tukak lambung).
Lansia: Maks: 30 mg per hari.
 Aturan Pakai
 Pagi hari sebelum makan
 Perhatian
 HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Pasien dengan keganasan lambung, faktor risiko berkurangnya
penyerapan vitamin B12 atau berkurangnya simpanan tubuh; risiko osteoporosis. Gangguan hati sedang
sampai berat. Tua. Kehamilan dan menyusui. metabolisme ultrarapid CYP2C19. Kategori Kehamilan :
Kategori B: Mungkin dapat digunakan oleh wanita hamil. Penelitian pada hewan uji tidak
memperlihatkan ada nya risiko terhadap janin, namun belum ada bukti penelitian langsung terhadap
wanita hamil. Konsultasikan kepada tenaga medis apabila sedang menyusui.
 Kontra Indikasi
 Penderita yang hipersensitif terhadap lansoprazole, serta pasien yang sedang mengkonsumsi rilpivirine
dan atazanavir.
 Efek Samping
 Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-masing individu.
Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis. Efek
samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah: Hipomagnesemia, fraktur terkait
osteoporosis, polip kelenjar fundus, karsinoma, lupus eritematosus kulit subakut, SLE, nefritis interstisial,
diare terkait Clostridium difficile, infeksi saluran cerna (misalnya Salmonella, Campylobacter), defisiensi
vitamin B12 (terapi jangka panjang). Gangguan sistem darah dan limfatik: Trombositopenia, leukopenia,
eosinofilia. Gangguan mata: Gangguan penglihatan. Gangguan gastrointestinal: Diare, sakit perut,
sembelit, mual, dispepsia, perut kembung, mulut atau tenggorokan kering. Jarang, kolitis, stomatitis.
Gangguan umum dan kondisi situs admin: Kelelahan, nyeri dan reaksi situs inj (IV). Gangguan
hepatobilier: Peningkatan enzim hati. Gangguan sistem kekebalan: Urtikaria. Gangguan metabolisme
dan nutrisi: Edema perifer. Gangguan muskuloskeletal dan jaringan ikat: Artralgia, mialgia. Gangguan
sistem saraf: Sakit kepala, pusing, vertigo, mengantuk, parestesia. Gangguan kejiwaan: Depresi,
insomnia, kebingungan. Gangguan sistem reproduksi dan payudara: Ginekomastia. Gangguan kulit dan
jaringan subkutan: Ruam, pruritus, eksim.
 Golongan Produk
 Obat Keras (Merah)
 Kemasan
 Dus, 3 Strip @ 10 Kapsul
 BPOM: GKL0308508603A1* *) Obat ini merupakan obat Generik. Nomor Registrasi dapat berbeda
sesuai dengan ketersediaan stock Apotek.
 Amlodipine 10 mg 10 Tablet
 Rp3.200 - Rp26.400
 Deskripsi
 AMLODIPINE 10 mg merupakan obat antihipertensi Calcium Channel Blockers (CCB). Obat ini
digunakan sebagai pengobatan lini pertama hipertensi dan dapat digunakan sebagai agen tunggal untuk
mengontrol tekanan darah pada sebagian besar pasien. Pasien yang tidak cukup terkontrol dengan obat
antihipertensi tunggal (selain amlodipin) dapat memperoleh manfaat dari penambahan amlodipin, yang
telah digunakan dalam kombinasi dengan diuretik thiazide, blocker, adrenoceptor blocking agent, atau
ACE inhibitor. Pengobatan lini pertama iskemia miokard baik karena obstruksi tetap (angina stabil) dan
atau vasospasme/vasokonstriksi (angina Prinzmetal atau varian) atau pembuluh darah koroner. Dapat
digunakan jika presentasi klinis menunjukkan kemungkinan vasospastik/vasokonstriksi belum
dikonfirmasi. Sebagai monoterapi atau kombinasi dengan obat antiangina lain pada pasien dengan
angina yang refrakter terhadap nitrat dan atau penyekat dosis memadai. Dalam penggunaan obat ini
harus SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
 Indikasi Umum
 INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Amlodipine diindikasikan untuk
pengobatan lini pertama hipertensi dan dapat digunakan sebagai agen tunggal untuk mengontrol
tekanan darah pada sebagian besar pasien. Pasien yang tidak cukup terkontrol dengan obat
antihipertensi tunggal (selain amlodipin) dapat memperoleh manfaat dari penambahan amlodipin, yang
telah digunakan dalam kombinasi dengan diuretik thiazide, blocker, adrenoceptor blocking agent, atau
ACE inhibitor. Pengobatan lini pertama iskemia miokard baik karena obstruksi tetap (angina stabil) dan
atau vasospasme/vasokonstriksi (angina Prinzmetal atau varian) atau pembuluh darah koroner. Dapat
digunakan jika presentasi klinis menunjukkan kemungkinan vasospastik/vasokonstriksi belum
dikonfirmasi. Sebagai monoterapi atau kombinasi dengan obat antiangina lain pada pasien dengan
angina yang refrakter terhadap nitrat dan atau penyekat dosis memadai.
 Komposisi
 Amlodipine 10 mg
 Dosis
 PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Dewasa: Hipertensi dan
angina: Dosis awal 1 x sehari 5 mg, dapat ditingkatkan hingga dosis max.10 mg. Anak, usia 6-17 tahun:
Dosis awal 1 x sehari 2,5 mg , dapat ditingkatkan menjadi 5 mg sekali sehari setelah interval 4 minggu
sesuai dengan respons klinis. Lansia: Dosis awal 2,5 mg sekali sehari.
 Aturan Pakai
 Dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
 Perhatian
 HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Gagal jantung. T berkepanjangan pada pasien dengan/gangguan
fungsi hati. Kehamilan & laktasi. Kategori kehamilan: Kategori C: Mungkin berisiko. Obat digunakan
dengan hati-hati apabila besarnya manfaat yang diperoleh melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Penelitian pada hewan uji menunjukkan risiko terhadap janin dan belum terdapat penelitian langsung
terhadap wanita hamil. Konsultasikan kepada tenaga medis apabila sedang menyusui.
 Kontra Indikasi
 Hipersensitif
 Efek Samping
 Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-masing individu.
Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis. Efek
samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah: Sakit kepala, pusing, mengantuk,
debaran jantung, sakit perut, mual, edema, kelelahan. Pasien (6-17 thn): Vasodilatasi, epistaksis,
kelemahan.
 Golongan Produk
 Obat Keras (Merah)
 Kemasan
 Dus, 5 Strip @ 10 tablet
 Manufaktur
 Generic Manufacturer
 No. Registrasi
 BPOM: GKL0708513910B1* *) Obat ini merupakan obat Generik. Nomor Registrasi dapat berbeda
sesuai dengan ketersediaan stock Apotek

Spironolactone 25 mg 10 Tablet
Rp3.000 - Rp5.400
Spironolactone adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada
hipertensi. Obat ini juga dapat digunakan dalam pengobatan gagal jantung, hipokalemia,
sirosis, atau kondisi ketika tubuh terlalu banyak memproduksi hormon aldosterone
(hiperaldosteronisme).
Spironolactone termasuk ke dalam jenis obat diuretik hemat kalium. Obat ini bekerja dengan cara
menghambat penyerapan garam (natrium) dan air berlebih ke dalam tubuh serta menjaga agar
kadar kalium darah tidak terlalu rendah. Dengan begitu, pengeluaran air lewat urine bisa
ditingkatkan dan tekanan darah dapat diturunkan.

Merek dagang spironolactone: Aldactone, Carpiaton, Letonal, Spirola, Spironolactone

Apa itu Spironolactone


Golongan Obat resep

Kategori Diuretik hemat kalium

Mengobati hipertensi, gagal jantung, hipokalemia, sirosis,


Manfaat
pembengkakan (edema), atau hiperaldosteronisme

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya


efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
Spironolactone untuk ibu diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
hamil dan menyusui
Spironolactone dapat terserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, ibu
menyusui disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat ini, agar dokter dapat mempertimbangkan
antara manfaat dan risikonya.

Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Spironolactone


Spironolactone tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Perhatikan beberapa hal berikut:

 Jangan mengonsumsi spironolactone jika Anda alergi terhadap obat ini.


 Beri tahu dokter mengenai riwayat penyakit Anda, terutama jika menderita penyakit Addison,
penyakit hati, penyakit jantung, penyakit ginjal, anuria (tidak bisa buang air kecil), atau
ketidakseimbangan elektrolit, terutama hiperkalemia.
 Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat yang membutuhkan kewaspadaan
setelah mengonsumsi spironolactone, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk pada
beberapa orang.
 Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi spironolactone jika akan menjalani tindakan
medis, termasuk operasi gigi.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk suplemen dan produk
herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
 Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah mengonsumsi
spironolactone.

Dosis dan Aturan Pakai Spironolactone


Berikut adalah dosis spironolactone berdasarkan usia pasien:
Tujuan: Mengobati hipertensi (darah tinggi)

 Dewasa: 25–100 mg per hari, dibagi menjadi 1–2 kali sehari. Dosis dapat disesuaikan setelah 2
minggu.

Tujuan: Mengobati edema

 Dewasa: 100 mg per hari. Selanjutnya dosis dapat ditingkatkan hingga 400 mg per hari.

Tujuan: Mengatasi edema dan asites pada sirosis

 Dewasa: 100–400 mg per hari, tergantung pada kadar natrium dan kalium dalam urine.
 Anak-anak: 1–3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis
akan disesuaikan dengan respons tubuh pasien.

Tujuan: Mengobati hiperaldosteronisme

 Dewasa: 100–400 mg per hari. Perawatan jangka panjang tanpa operasi menggunakan dosis
efektif terendah.
 Anak-anak: 1–3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis
akan disesuaikan dengan respons tubuh pasien.

Tujuan: Mengobati gagal jantung

 Dewasa: Dosis awal 25 mg, 1 kali sehari; atau 2 hari sekali jika timbul hiperkalemia. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 50 mg per hari.
 Anak-anak: 1–3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis
akan disesuaikan dengan respons pasien.

Tujuan: Mengatasi edema pada gagal jantung kongestif

 Dewasa: Dosis awal 100 mg per Dosis selanjutnya akan disesuaikan dengan respons pasien.
 Anak-anak: 1–3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis
akan disesuaikan dengan respons pasien.

Tujuan: Mengobati sindrom nefrotik jika kortikosteroid tidak cukup efektif

 Dewasa: 100–200 mg per hari.


 Anak-anak: 1–3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis
akan disesuaikan dengan respons pasien.

Tujuan: Mengobati asites berat

 Dewasa: 100–200 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 400 mg per hari untuk kasus yang
sangat parah.
 Anak-anak: 1–3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis
akan disesuaikan dengan respons pasien.

Tujuan: Mengobati hipokalemia

 Dewasa: 25–100 mg per hari.

Cara Mengonsumsi Spironolactone dengan Benar


Pastikan untuk membaca petunjuk pada label kemasan obat dan ikuti selalu anjuran dokter dalam
mengonsumsi spironolactone. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi
dengan dokter.
Spironolactone dikonsumsi bersama makanan atau segera setelah makan. Obat ini biasanya
diminum sekali sehari, dan waktu terbaik untuk mengonsumsinya adalah sebelum tengah hari.
Setelah mengonsumsi obat ini, Anda akan lebih sering buang air kecil. Spironolactone tidak
disarankan untuk diminum menjelang malam hari karena dapat mengganggu waktu tidur Anda.
Jika diberi dosis 2 kali sehari, dosis terakhir sebaiknya diminum sebelum pukul 18.00.
Bila lupa mengonsumsi spironolactone, segera konsumsi begitu teringat. Namun, jika sudah lewat
dari pukul 18.00 atau waktu konsumsi dosis selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis tersebut.
Jangan menggandakan dosis spironolactone walaupun ada dosis yang terlewat.
Simpan spironolactone di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Spironolactone dengan Obat Lain


Interaksi yang dapat terjadi jika spironolactone digunakan bersama obat-obatan tertentu adalah:

 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia yang dapat berakibat fatal jika dikonsumsi bersama ACE
inhibitor, suplemen kalium, angiotensin receptor blockers, ciclosporin, heparin, co-trimoxazole, atau
diuretik hemat kalium lain, seperti eplerenon
 Penurunan efektivitas spironolactone untuk mengatasi edema atau menurunkan tekanan darah jika
digunakan bersama OAINS
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat lithium dan digoxin
 Peningkatan risiko terjadinya asidosis metabolik dan hiperkalemia jika dikonsumsi dengan
colestyramine

Konsumsi spironolactone bersama makanan tinggi kalium, seperti pisang, tomat, atau kentang,
dapat menyebabkan hiperkalemia. Konsultasikan dengan dokter mengenai makanan dan
minuman yang perlu Anda perhatikan selama mengonsumsi obat ini.

Efek Samping dan Bahaya Spironolactone


Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi spironolactone adalah:

 Pusing
 Sakit kepala
 Rasa kantuk
 Mual
 Muntah
 Diare
Digoxin 0.25 mg 10 Tablet
Rp800 - Rp3.400
Deskripsi
DIGOXIN 0.25 MG 10 TABLET merupakan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit jantung, seperti
aritmia dan gagal jantung. Obat ini bekerja dengan membuat irama jantung kembali normal dan memperkuat
jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Penggunaan obat ini HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER.

Indikasi Umum
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Gagal jantung kongestif akut dan kronik

Komposisi
Digoxin 0.25 mg

Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Dewasa : Untuk digitalisasi cepat
(24-36 jam) : 4-6 tablet , kemudian 1 tablet pada interval tertentu sampai kompensasi tercapai. Untuk digitalisasi
lambat (3-5 hari) : 2-6 tablet/hari dalam dosis terbagi. Pemeliharaan : 1/2-3 tablet/hari. Anak : Un

Aturan Pakai
Diberikan sebelum atau sesudah makan.

Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Usia lanjut, kor pulmonalis kronik, insufisiensi koroner, gangguan eletrolit,
insufisiensi ginjal dan hati.

Kontra Indikasi
Blok AV total dan blok AV derajat 2 (2:1), henti sinus, sinus bradikardi yang berlebihan, pemberian kalsium
parenteral.

Efek Samping
Penurunan segmen ST pada EKG, pruritus, urtikaria, ruam makular, ginekomastia, gangguan SSP, anoreksia,
mual, muntah, gangguan kecepatan denyut jantung, kondisi, dan irama jantung.

Golongan Produk
Obat Keras (Merah)

Kemasan
Dus, 10 Blister @ 10 Tablet

Manufaktur
Generic Manufacturer
Candesartan 8 mg 10 Tablet
Rp5.000 - Rp71.200
Per Strip
*Harga berbeda di tiap apotik

Deskripsi
CANDESARTAN TABLET adalah obat antihipertensi golongan penghambat reseptor angiotensin / Angiotensin
Reseptor Blocker (ARB) yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bekerja dengan cara
menghambat pengikatan angiotensin II ke reseptor AT1 pada jaringan tubuh. Hal ini mengakibatkan pelebaran
pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar dan tekanan darah akan menurun. Selain itu, obat ini juga
berfungsi dalam pengobatan pada pasien dengan gagal jantung dan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri ketika
obat penghambat ACE tidak ditoleransi. Dalam menggunakan obat ini HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER.

Indikasi Umum
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. - Hipertensi - Pengobatan pada pasien dengan
gagal jantung dan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri ketika obat penghambat ACE tidak ditoleransi.

Komposisi
Tiap tablet mengandung Candesartan 8 mg

Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. - Pasien hipertensi : Dosis awal 4
mg per hari dan dapat ditingkatkan hingga 16 mg, satu kali sehari. - Pasien gagal jantung : 4 mg per hari.

Aturan Pakai
Dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.

Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. - Pada pasien hipertensi dengan gangguan ginjal, disarankan melakukan
pemantauan secara berkala terkait kadar kalium dan kadar kreatinin dalam serum. - Pasien dengan stenosis
arteri renalis, yaitu penyempitan salah satu atau lebih dari satu arteri yang mengangkut darah menuju ginjal
(renal artery). - Pasien dengan intravascular volume depletion, yaitu pengurangan volume intravaskular.
Kategori kehamilan: Kategori D: Terbukti berisiko terhadap janin. Meski demikian, obat masih dapat digunakan
jika obat diperlukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, atau penyakit serius, dimana obat yang
lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif.

Kontra Indikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap�candesartan�atau komponen yang terkandung dalam formulasinya.
Pasien dengan gangguan hati yang berat dengan atau tanpa ketoasidosis. Wanita hamil dan menyusui.

Efek Samping
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-masing individu. Jika
terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis. Efek samping
yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah: Infeksi saluran pernafasan bagian atas, nyeri punggung,
dan pusing.

Golongan Produk
Obat Keras (Merah)

Kemasan
Dus, 3 Blister @ 10 Tablet

Manufaktur
Generic Manufacturer

No. Registrasi
BPOM: GKL1433531110A1* *) Obat ini merupakan obat Generik. Nomor Registrasi dapat berbeda sesuai
dengan ketersediaan stock Apotek.
Furosemide 40 mg 10 Tablet
Rp2.300 - Rp4.100
Deskripsi
FUROSEMIDE 40 MG TABLET adalah obat golongan loop diuretik atau diuretik kuat. Diuretik merupakan
kelompok obat yang akan meningkatkan jumlah urin yang keluar dari ginjal. Obat ini bekerja pada glomerulus
ginjal dengan menghambat penyerapan kembali zat natrium oleh sel tubulus ginjal, sehingga terjadi peningkatan
pengeluaran air, natrium, klorida, dan kalium tanpa mempengaruhi tekanan darah normal. Golongan obat
diuretik kuat ini biasanya digunakan dalam terapi pada pasien yang mengalami gagal jantung. Dalam kondisi
tersebut, terjadi penumpukan cairan yang disebabkan karena jantung yang tidak mampu memompa darah ke
seluruh tubuh dengan baik. Selain itu, Furosemide juga digunakan untuk mengayasi pembengkakan atau
edema yang disebabkan oleh kondisi penyakit hati dan penyakit ginjal. Dalam penggunaan obat ini HARUS
SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.

Indikasi Umum
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Edema akibat gangguan jantung, hati,dan ginjal,
serta hipertensi.

Komposisi
Furosemide 40 mg

Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Edema: Dewasa: Dosis Awal: 40
mg per hari, dosis dpat diturunkan menjadi 20 mg perhari. Dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan 80 mg
atau lebih per hari dalam dosis terbagi. Lansia: dosis awal: 20 mg per hari, dan dapat ditingkatkan jika
diperlukan. Hipertensi: Dewasa: 40-80 mg per hari sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan
antihipertensi lain.

Aturan Pakai
Sebelum atau sesudah makan. Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada
gastrointestinal.

Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hati-hati penggunaan obat ini pada pasien dengan kondisi: Pasien dengan
pradiabetes atau diabetes mellitus. Sirosis hati. Gout. Gangguan berkemih. Berisiko mengalami penurunan
tekanan darah yang parah. Gangguan ginjal dan hati. Lansia, anak, wanita hamil dan/atau menyusui. Kategori
kehamilan: Kategori C: Mungkin berisiko. Obat digunakan dengan hati-hati apabila besarnya manfaat yang
diperoleh melebihi besarnya risiko terhadap janin. Penelitian pada hewan uji menunjukkan risiko terhadap janin
dan belum terdapat penelitian langsung terhadap wanita hamil.

Kontra Indikasi
Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi: Hipersensitif terhadap Furosemide dan
Sulfonamide. Anuria atau gagal ginjal. Memiliki penyakit Addison. Mengalami Hipovolema atau dehidrasi.
Keadaan prekomatosa yang berhubungan dengan sirosis hati.

Efek Samping
Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-masing individu. Jika
terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis. Efek samping
yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah: Haus, hiperurisemia, hipokalemia, hiponatremia, sakit
kepala, mengantuk, kram otot, hipotensi, mulut kering, haus, lemah, lesu, gelisah, oliguria, gangguan gangguan
saluran cerna, hipovolemia, dehidrasi, hiperurisemia, pustulosis eksantematosa umum akut, ruam obat dengan
eosinofilia dan sistemik gejala, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik; peningkatan kadar enzim
hati, kolesterol dan trigliserida serum. Berpotensi fatal: aritmia jatung yang serius.

Golongan Produk
Obat Keras (Merah)

Kemasan
Dus, 10 Strip @ 10 Tablet
Furosemide adalah obat untuk mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh atau edema.
Obat yang termasuk ke dalam kelompok diuretik ini juga bisa digunakan untuk mengatasi
tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-sel tubulus ginjal.
Dengan begitu, jumlah urine yang dihasilkan serta dikeluarkan oleh tubuh akan meningkat.

Cara Menggunakan Furosemide dengan Benar


Furosemide suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan
dokter. Untuk furosemide tablet, ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsinya. Jangan
menambahkan atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.
Furosemide tablet bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan tablet dengan segelas air
putih.
Dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk tetap melanjutkan penggunaan furosemide
meskipun kondisi kesehatan sudah membaik. Hal ini bertujuan untuk menghindari kekambuhan,
khususnya pada hipertensi.
Bila Anda lupa mengonsumsi furosemide tablet, segera konsumsi obat ini begitu teringat, jika jeda
dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan
menggandakan dosis selanjutnya.
Simpan furosemide pada suhu ruangan, serta terhindar dari udara lembap dan sinar matahari
langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Furosemide dengan Obat Lain


Beberapa interaksi yang dapat terjadi jika furosemide digunakan bersama obat-obatan tertentu
adalah:

 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan bersama antibiotik


golongan sefalosporin
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan telinga jika digunakan bersama antibiotik
golongan aminoglikosida, polymyxin, vancomycin, cisplatin, atau ethacrynic acid
 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan bersama dengan obat diuretik hemat
kalium, seperti spironolactone
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung jika digunakan bersama dengan antihistamin,
antipsikotik, atau obat glikosida jantung, seperti digoxin
 Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia jika digunakan bersama carbamazepine
 Peningkatan risiko terjadinya tekanan darah terlalu rendah jika digunakan dengan obat
antihipertensi ACE inhibitor dan ARB atau antidepresan MAOI
 Penurunan efektivitas furosemide jika digunakan dengan obat golongan NSAID, seperti ibuprofen
dan asam mefenamat
 Penurunan efektivitas obat antidiabetes

Jika Anda mengonsumsi sucralfate, cholestyramine, atau colestipol, beri jarak setidaknya 2 jam
dari waktu konsumsi furosemide, karena obat-obatan ini dapat menurunkan penyerapan
furosemide.

Efek Samping dan Bahaya Furosemide


Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan furosemide antara lain:

 Pusing
 Sakit kepala
 Mual dan muntah
 Diare
 Penglihatan buram
 Sembelit

Periksakan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung membaik. Segera temui dokter jika Anda
mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

 Kram otot
 Merasa sangat lelah
 Mulut terasa sangat kering
 Aritmia
 Telinga berdenging
 Kulit menguning
 Pingsan

Lihat lebih lanjut mengenai:

 Hipertensi
 Hipertensi Sekunder
 Hipertrofi Ventrikel Kiri

 Kenapa furosemid hanya diminum pada pagi hari?


 Gunakan Furosemide sesuai dengan petunjuk dokter. Jangan melebihkan atau mengurangi
dosis. Injeksi Furosemide hanya boleh diberikan oleh tenaga ahli kesehatan. Sebaiknya
Furosemide tablet dikonsumsi pagi hari karena biasanya membuat Anda jadi lebih
sering buang air kecil.

 Berapa jam efek Furosemide?


 Efek diuretik mulai terjadi sejak 30 menit dan efek maksimal dicapai dalam 1–2 jam.
Pada pemberian intravena, efek diuretik terjadi dalam 5 menit dan efek maksimal terjadi
dalam 20–60 menit

Furosemide adalah obat untuk mengatasi cairan berlebih di dalam tubuh (edema) yang disebabkan oleh
kondisi tertentu, seperti penyakit hati, ginjal, hingga gagal jantung. Obat yang masuk ke dalam golongan
diuretik ini juga bisa digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi).
Cara kerja obat Furosemide adalah dengan menghambat penyerapan natrium di dalam sel-sel tubulus
ginjal. Dengan ini, jumlah urine yang dihasilkan dan dikeluarkan oleh tubuh akan meningkat. Tujuannya
adalah untuk membuang air dan garam yang berlebihan. Obat ini juga dapat menurunkan kadar kalsium
yang tinggi dalam darah (hiperkalsemia).

Baca juga:
Mengenal Ekspektoran: Dosis, Efek Samping, dan Aturan Pakai
Berikut adalah dosis, efek samping, dan aturan pakai obat Furosemide.

Dosis Obat Furosemide


Furosemide merupakan obat resep yang tidak boleh digunakan sembarangan tanpa mengikuti arahan dari
dokter. Dosis obat Furosemide telah disesuaikan dengan umur dan kondisi medis pasien.

1. Hipertensi
Dewasa: Diberikan dosis 40-80 mg setiap hari, disesuaikan dengan respon tubuh pasien. Dosis
pemeliharaan diberikan 20-40 mg setiap hari. Furosemide dapat dikombinasikan dengan obat
antihipertensi lain.

2. Oliguria Pada Gagal Ginjal Akut atau Kronis


Dewasa: Diberikan dosis awal 250 mg. Jika perlu, berikan lagi dosis 250 mg setiap 4-6 jam. Dosis
maksimal 1.500 mg per hari.
3. Edema Paru Akut
Dewasa (suntik IV): Dosis 40 mg disuntikkan perlahan melalui selang infus selama 1-2 menit. Tingkatkan
dosis hingga 80 mg bila diperlukan.

4. Edema Akibat Gagal Jantung Kongestif, Sirosis, atau Penyakit Ginjal


Dewasa (suntik IV atau IM): Dosis 20-50 mg, diberikan secara perlahan. Tingkatkan dosis 20 mg tiap 2 jam
bila diperlukan. Dosis maksimal 1.500 mg per hari.
Dewasa (tablet): Diberikan dosis awal 40 mg per hari. Jika kondisi membaik, dosis dikurangi menjadi 20
mg per hari atau 40 mg tiap 2 hari sekali. Pada edema berat, berikan dosis hingga 80 mg per hari.
Anak-anak (suntik IV atau IM): Dosis 0,5-1,5 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 20 mg per hari.
Anak-anak (tablet): Dosis 1-3 mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 40 mg per hari.
5. Hiperkalsemia
Tablet: Dosis 10-40 mg tiap 4 kali sehari.
Suntik IV: Dosis 20-100 mg tiap 1-2 jam selama 1-2 menit.
Efek Samping Obat Furosemide
Penggunaan obat Furosemide dapat menyebabkan efek samping ringan, antara lain:

Diare
Gatal
Nyeri perut
Pusing
Ruam ringan
Sakit kepala
Periksakan diri ke dokter jika mengalami reaksi alergi atau efek samping serius seperti:

Aritmia
Kram otot
Kelelahan
Kulit menguning
Mulut kering
Telinga berdenging
Pingsan
Aturan Pakai Obat Furosemide
Gunakan obat ini sesuai resep dokter atau ikuti petunjuk yang terdapat pada label kemasan. Furosemide
dapat digunakan dengan atau tanpa makanan. Jangan minum obat ini 4 jam sebelum tidur agar tidak
terbangun untuk buang air kecil.

Furosemide harus diminum secara teratur agar efektif. Lanjutkan minum obat ini ketika sudah merasa lebih
baik. Jangan berhenti meminumnya kecuali diinstruksikan oleh dokter. Hal ini karena banyak orang yang
memiliki tekanan darah tinggi tidak merasa dirinya sakit.

Baca artikel detikHealth, "Mengenal Furosemide: Dosis, Efek Samping, dan Aturan Pakai"
selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6084014/mengenal-furosemide-dosis-efek-
samping-dan-aturan-pakai.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai