PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan
interaksi antara sebuah sistem dalam mahluk yang hidup dan zat-zat kimia dari
luar yang masuk ke dalam sistem tersebut. Obat dapat diartikan sebagai setiap
molekul kecil yang ketika masuk ke dalam tubuh, akan mengubah fungsi
tubuh melalui berbagai interaksi di tingkat molekuler. Pemberian obat harus
selalu dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengetahuan hayati
(bioscience) yang relevan, dasar evidensi dan pertimbangan hukum.
Banyak fakta yang mengatakan bahwa 80% ibu hamil dan ibu
menyusui terpaksa minum obat karena masalah kesehatan yang mereka alami,
12% ibu hamil mengkonsumsi obat-obat analgetika, sedangkan 9%
menggunakan obat yang diresepkan dokter, akibat penyakit yang menyertai
seperti hipertensi dan asma. Dengan hal demikian akan menimbulkan dampak
kecacatan pada bayi, seperti yang dialami 1 diantara 25 bayi di Australia
mengalami cacat lahir relative berkaitan dengan penggunaan obat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan obat kategori B?
2. Apa saja jenis-jenis obat kategori B dalam kehamilan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian obat kategori B.
2. Mengetahui jenis-jenis obat kategori B dalam kehamilan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Jenis-jenis Obat Kategori B
1. Acarbose
Karena obat ini dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah,
maka pasien akan terhindar dari penyakit lain yang biasanya menghinggapi
pasien diabetes. Resiko penyakit lain yang dimaksud adalah kerusakan
ginjal, stroke hingga serangan jantung. Kadar gula darah sebenarnya bisa
diturunkan dengan menjalani diet ataupun latihan fisik lainnya. Tapi
biasanya hal tersebut tidak cukup ampuh sehingga dibutuhkan obat ini.
3
b. Merek dagang
c. Indikasi
d. Kontraindikasi
e. Efek samping
4
yang mungkin terjadi dari obat yang kita gunakan agar kita lebih
waspada dan hati-hati ketika menggunakannya.
Perut kembung
Diare dan sakit perut
Gangguan pencernaan
Kram Perut
Mual dan muntah
Sembelit
Pendarahan yang tidak biasa pada hidung, mulut, vagina ataupun
dubur.
Ruam pada kulit
Eritema atau kemerahan pada kulit
Eksantema atau infeksi akut pada kulit yang disebabkan oleh bakteri.
Biasanya penyakit ini menyerang bayi dan mirip dengan campak.
Urtikaria atau kemerahan pada kuit yang memiliki rasa gatal luar
biasa.
Hipoglikema atau kadar gula darah rendah
Peningkatan level serum transamin pada tubuh
Kadar gula darah yang berubah-ubah dan tidak dapat dikontrol
Pembengkakan pada bagian wajah dan lidah
Penyakit kuning
Hepatitis fulminan atau kerusakan jaringan hati yang parah.
5
f. Peringatan
g. Penyimpanan
6
4. Jangan buang obat ke saluran pembuangan atau drainase kecuali
sesuai dengan instruksi dokter
5. Jangan simpan di toilet ataupun tempat lembab lainnya
6. Hindarkan dari suhu panas ataupun cahaya sinar matahari langsung
(direct sun)
7. Jangan simpan obat terlalu lama di dalam mobil karena akan
kepanasan. Dan panas dapat menyebabkan obat mengalami kerusakan
yang lebih cepat.
h. Dosis
Jika ada dosis yang terupalan maka harus segera diminum. Itupun
hanya jika waktu menuju pamakaian dosis berikutnya masih lama
(sekitar 5 jam). Bila mendekati pada waktu dosis berikutnya sebaiknya
dilewat saja dan lanjutkan sesuai jadwal untuk menghindari overdosis.
7
2. Acyclovir
Nama: Acyclovir
Kelas: Antivirus, anti HSV, Anti VZV
b. Merek dagang
Tablet 200mg
Tablet 400mg
Salep Mata (Salep Acyxlovir 3%)
Salep Kulit (Salep Acyclovir 5%)
c. Indikasi
8
mata)Pencegahan dari virus herpes pada pasien imunokompromais
(seperti pasien yang menjalani kemoterapi kanker)
Kehamilan
9
Penelitian pada tikus yang diberikan dosis setara dengan 63 kali lebih
tinggi dari dosis manusia pada 10 hari gestasi menunjukkan adanya
anomali pada kepala dan ekor.
Asiklovir direkomendasikan oleh CDC untuk pengobatan Varicella
selama kehamilan, terutama selama trimester kedua dan ketiga
Asiklovir diekskresikan di ASI, oleh karena itu dianjurkan untuk
berhati-hati ketika digunakan pada wanita yang sedang
menyusui. Dalam studi pengujian yang terbatas menunjukkan bayi
yang menyusui terpapar kira-kira 0,3 mg/kg/hari setelah pemberian
asiklovir oral pada ibu. Jika ibu memiliki lesi herpes di dekat atau di
payudara, menyusui harus dihindari.
d. Kontraindikasi
e. Efek samping
Efek samping Asiklovir yang dapat terjadi : tuam kulit dan gangguan
pencernaan seperti mual, muntah, diare dan sakit perut.
Terapi sistemik. Efek obat yang tidak diinginkan umumnya (≥1% dari
pasien) berkaitan dengan terapi asiklovir sistemik (peroral atau
intravena) termasuk: mual, muntah, diare, encefalopaty (hanya pada
penggunaan intravena), reaksi pada tempat injeksi (hanya pada
penggunaan intravena) dan sakit kepala.
Dalam dosis tinggi, halusinasi mungkin terjadi. Efek yang tidak
diinginkan yang jarang (0.1–1% dari pasien) antara lain: vertigo,
kebingungan, pusing, edema, arthralgia, sakit tenggorokan, sembelit,
sakit perut, hilang rambut, ruam dan lemah.
Efek yang tidak diinginkan yang langka (<0.1% dari pasien) antara
lain: koma, kejang, neutropenia, leukopenia, kristaluria, anoreksia,
kelelahan, hepatitis, sindrom Stevens–Johnson, toxic epidermal
necrolysis, thrombotic thrombocytopenic purpura dan anaphylaxis.
Asiklovir intravena juga dapat menyebabkan nefrotoksisitas
reversibel hingga 5%-10% dari pasien karena pengendapan kristal
10
asiklovir di ginjal, efek ini dapat berakhir dengan penghentian
pemberian asiklovir. Nefropati yang disebabkan kristal asiklovir lebih
umum terjadi ketika asiklovir diberikan secara infusa cepat dan pada
pasien dengan dehidrasi atau gangguan ginjal. Hidrasi yang cukup,
kecepatan infus lebih rendah, dan pemberian dosis sesuai fungsi renal
dapat mengurangi risiko ini.
Terapi Topikal
f. Peringatan
g. Dosis
Kondisi Dosis
11
Anak-anak di bawah 2 tahun: separuh
dosis orang dewasa.
Dewasa: 800 mg per hari yang dibagi ke
Herpes simplex berulang
dalam 2-4 dosis.
Herpes simplex, untuk pasien dengan Kadar kreatinin di bawah 10: 200 mg,
kerusakan ginjal dikonsumsi tiap 12 jam.
3. Amoxicillin
12
tubuhnya. Lapisan ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk
melindungi bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga agar
tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu bertahan hidup
tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk
beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E.
coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci.
Amoxicillin Natrium
RM/BM : C16H19N3O5S/365,4
Rumus struktur :
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol; sangat sukar larut dalam aseton; praktis tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter.
RM/BM : H2O/18,02
13
Pemerian : keasaman-kebasaan; ammonium; besi; tembaga; timbale;
kalsium; klorida; nitrat; sulfat; at teroksidasi memenuhi syarat
yang tertera pada akua destilata
14
Golongan Penisilin
b. Merek dagang
c. Indikasi
15
Coli. Infeksi pada saluran pernapasan bawah yang disebabkan oleh
bakteri Streptococcus spp, S. Peneumonia, Staphylococcus spp dan H.
Influenza. Amoxicillin yang dikombinasikan dengan clarithromycin dan
lansoprazole dapat digunakan untuk mengatasi infeksi Helicobacter
pylori dan penyakit ulkus usus. Memberantas bakteri H. Pylori terbukti
mengurangi risiko kekambuhan ulkus usus.
d. Kontraindikasi
e. Efek samping
Mengalami diare
Sakit kepala
Ruam
f. Peringatan
16
Karena obat ini diekresikan melalu urin pada ginjal. Berhati-hatilah
menggunakannya pada orang dengan gangguan fungsi ginjal.
Penyesuaian dosis biasanya juga dilakukan untuk pasien gagal ginjal.
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penurunan fungsi hati
Sumber: Amoxicillin : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
g. Dosis
17
Kondisi Dosis
Dewasa: 3 gram,
Abses gigi
diulang sesudah 8 jam
Dewasa : 3 gram
Infeksi saluran kemih diulang setelah 10-12
jam
Dewasa: 250-500 mg
setiap 8 jam atau 500-
Aktinomikosis, infeksi saluran empedu,
875 mg setiap 12
bronkitis, endokarditis, gastroenteritis,
jamAnak: di bawah 40
infeksi mulut, otitis media, pneumonia,
kg: 40-90 mg/kg berat
gangguan limpa, demam tifoid dan
badan setiap hari, dibagi
paratifoid, infeksi saluran kemih
dalam 2-3 dosis.
Masimal: 3 gram/hari
250-500 mg setiap 24
Pasien hemodialisis (cuci darah)
jam
18
Dosis Untuk Anak
4. Ampicilin
a. Nama zat aktif:
Nama: Ampicillin (ampisilin)
b. Merek dagang :
Principen, penbiotic, lactapen,ambripen, decapen, polypen,
bannsipen,broadapen,bimapen, aktoralin, amcillin, ampicillin,
corsacillin, dancillin, erphacillin, kalpicilin, metacillin, mycill, opicillin,
parpicillin, penbritin, primacillin, rampicillin, sanpicillin, varicillin,
viccilin, xepacillin, yekacillin, ampi.
c. Indikasi:
Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada mulut,
bronkitis, uncomplicated community- acquired pneumonia,
19
infeksi haemophillus influenza, salmonellosis invasive, listerial
meningitis.
d. Kontraindikasi:
Penggunaan antibiotik ampisilin (ampicillin) harus dihindari pada
pasien hipersensitifitas pada ampisilin (ampicillin) dan antibiotika bata
laktam lainnya seperti penicillin dan cephalosporin.
e. Efek Samping:
Mual, muntah, diare; ruam (hentikan penggunaan), jarang terjadi
kolitis karena antibiotik
f. Peringatan:
Riwayat alergi, gangguan ginjal, ruam eritematous umumnya
pada glandular fever, infeksi sitomegalovirus, dan leukemia limfositik
akut atau kronik. Pemakaian dosis tinggi atau jangka lama dapat
menimbulkan superinfeksi terutama pada saluran pencernaan. Jangan
diberikan pada bayi baru lahir dan ibu yang hipersensitif terhadap
penisilin. Pada penderita payah ginjal, takaran harus dikurangi.
Keamanan pemakaian pada wanita hamil belum diketahui dengan pasti.
Hati-hati kemungkinan terjadi syok anafilaktik.
g. Interaksi Obat:
Berikut ini adalah beberapa interaksi yang mungkin saja dapat terjadi
jika menggunakan ampicillin bersama dengan obat lain. Di antaranya adalah:
Mengurangi khasiat vaksin tifus.
Meningkatkan risiko perdarahan yang dimiliki obat warfarin.
Mengurangi pembuangan obat methotrexate, yang dapat
meningkatkan risiko keracunan.
Meningkatkan risiko gangguan pada kulit jika digunakan bersama
dengan allopurinol.
Menurunkan efektivitas ampicillin jika digunakan bersama dengan
chloroquine,
20
chloramphenicol, erythromycin, dan tetracycline.
h. Dosis:
Oral: 0,25-1 gram tiap 6 jam, diberikan 30 menit sebelum makan.
ANAK di bawah 10 tahun, ½ dosis dewasa. Infeksi saluran kemih, 500
mg tiap 8 jam; ANAK di bawah 10 tahun, setengah dosis dewasa. Injeksi
intramuskular atau injeksi intravena atau infus, 500 mg setiap 4-6 jam;
ANAK di bawah 10 tahun, ½ dosis dewasa; Endokarditis (dalam
kombinasi dengan antibiotik lain jika diperlukan), infus intravena, 2 g
setiap 6 jam, ditingkatkan hingga 2 g setiap 4 jam, dalam endokarditis
enterokokus atau jika ampisilin digunakan tunggal; Listerial meningitis
(dalam kombinasi dengan antibiotik lain), infus intravena, 2 g setiap 4
jam selama 10–14 hari; NEONATAL 50 mg/kg bb setiap 6 jam; BAYI
1-3 bulan, 50-100 mg/kg bb setiap 6 jam; ANAK 3 bulan – 12 tahun,
100 mg/kg bb setiap 6 jam (maksimal 12 g sehari).
5. Cefadroxil
a. Nama zat aktif
Nama Generik: Cefadroxil
Cefadroxil adalah obat antibiotik untuk mengobati berbagai infeksi
bakteri seperti:
21
Cefadroxil obat golongan antibiotik sefalosporin. Cefadroxil obat
yang bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik
cefadroxil hanya mengobati infeksi bakteri dan tidak dapat digunakan
untuk infeksi virus seperti demam biasa atau flu. Penggunaan antibiotik
cefadroxil yang berlebihan atau tidak diperlukan akan mengurangi
efektivitas dan membangun kekebalan pada antibiotik tersebut.
b. Nama dagang/pasaran
Cefadroxil, Cefat, Lostacef, Dexacef, Qidrox, Kelfex, Longcef,
Osadrox Netfad, Opicef/Opicef Forte, Pyricef, Renasistin, Roksicap,
Staforin, Tisacef, Trodoxil/Trodoxil Forte, Valos, Vocefa/Vocefa Forte,
Vroxil, Yaricef, Alxil, Bidicef, Biodroxil, Cefadroxil Hexpharm,
Cefadroxil Indo Farma, Cefadroxil Soho, Dexacef, Doxef, Duricef,
Ethicef, Kelfex, Longcef, Osadrox, Puspadroxile, Qidrox/Qidrox Forte,
Sedrofen
c. Indikasi
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang peka
seperti :
d. Kontra indikasi
Kontra Indikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap sefalosporin.
22
e. Efek samping
Efek samping cefadroxil yang mungkin terjadi :
f. Peringatan
Hati-hati menggunakan obat ini pada penderita dengan fungsi
hati dan ginjal yang rusak terutama pada pemakaian obat dalam jangka
waktu panjang.
Cefadroxil dapat keluar bersama ASI (air susu ibu) sehingga
pemakaian obat ini untuk ibu menyusui sebaiknya dihindari
Jangan gunakan obat ini apabila Anda alergi pada antbiotik
cefadroxil atau pada antibiotik cephalosporin lain seperti:
Cefaclor (Raniclor)
Cefazolin (Ancef)
Cefdinir (Omnicef)
Cefditoren (Spectracef)
Cefpodoxime (Vantin)
23
Cefprozil (Cefzil)
Ceftibuten (Cedax)
Cefuroxime (Ceftin)
Cephalexin (Keflex)
Cephradine (Velosef); dan lainnya
g. Dosis
Dewasa:
24
Untuk faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus
beta-hemolytic : 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi,
pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
Anak-anak:
6. Cetirizine
Nama : Cetirizine
25
b. Merek Dagang
c. Indikasi
Cetirizine digunakan untuk mengobati alergi dingin seperti
hayfever, alergi sepanjang tahun seperti bersin-bersin karena bulu
hewan, alergi debu, dan alergi kulit bentol, gatal, kemerahan (dikenal
sebagai urtikaria atau biduran) baik pada orang dewasa maupun anak-
anak. Mengatasi gatal untuk setiap kondisi kulit yang disebabkan oleh
reaksi alergi termasuk penyakit kulit eksim. Adapun penyakit gatal yang
disebabkan oleh parasit, bakteri, atau jamur, maka perlu dikombinasikan
dengan obat yang bisa membunuh mikroorganisme tersebut.
Obat ini bermanfaat untuk mengurangi dan mencegah gejala-
gejala dan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan alergi yang
dijelaskan di atas, seperti bersin-bersin (rhinitis alergi), hidung berair
atau tersumbat, mata gatal, ruam kulit dan kulit gatal.
d. Kontra Indikasi
Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap kandungan dalam
obat.
Wanita menyusui, karena kandungan aktif cetirizine diekskresi pada
air susu ibu.
Cetirizine jangan digunakan pada bayi dan anak-anak berumur kurang
2 tahun.
e. Efek Samping
Efek samping paling umum dari penggunaan obat cetrizine
adalah:
Pusing
26
Mengantuk
Lelah
Mulut kering
Sakit tenggorokan
Batuk
Mual
Sembelit
Sakit kepala
f. Peringatan
Bagi anak-anak dan wanita yang sedang hamil, menyusui, atau
berencana hamil, sesuaikan dosis dan frekuensi pemakaian cetirizine
dengan anjuran dokter.
Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan
hati, diabetes, dan porfiria, atau memiliki alergi terhadap obat-obatan
golongan antihistamin.
Usahakan untuk tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat
selama menjalani pengobatan dengan cetirizine, karena obat ini dapat
menimbulkan kantuk.
Hentikan penggunaan obat ketika gejala telah membaik.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.
g. Dosis
Dosis penggunaan cetirizine berbeda-beda untuk tiap pasien.
Dokter akan menyesuaikan takaran sesuai usia, riwayat kesehatan, dan
reaksi tubuh pasien terhadap obat. Tabel berikut ini akan menjelaskan
dosis yang umumnya dianjurkan.
27
Usia (tahun) Takaran (miligram) Frekuensi per hari
>12 10 1 kali
6-12 5 2 kali
2-6 2,5 2 kali
7. Dobutamine
a. Nama Zat Aktif
Nama Generik: Dobutamine
Dobutamine adalah obat yang digunakan untuk mengobati gagal
jantung akibat operasi atau penyakit jantung itu sendiri.
Dobutamin menrupakan obat inotropik yang berfungsi untuk
meningkatkan detak jantug seseorang sehingga darah mengalir lebih
banyak dalam tubuh.
Dobutamin adalah salah satu obat katekolamin sintetis yang
berfungsi merangsang reseptor beta-1 pada organ jantung. Obat ini
digunakan untuk meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung
sehingga volume darah yang dipompa meningkat. Tidak seperti
katekolamin lainnya, efek samping pada jantung yang disebabkan
dobutamin termasuk minim sehingga dapat menurunkan risiko detak
jantung yang tidak teratu
d. Kontra indikasi
Dobutamine dikontraindikasikan pada pasien dengan stenosis
subaorta hipertrofik idiopatik atau pada pasien yang diketahui
28
hipersensitif terhadap obat atau bahan-bahan yang terdapat di dalam
formula.
e. Efek Samping
Setiap obat menimbulkan efek samping yang berbeda-beda, ada
yang hanya menimbulkan sedikit efek samping, bahkan ada yang tidak
menimbulkan efek samping sama sekali. Berikut efek samping yang
umum terjadi:
Sakit kepala
Mual
f. Peringatan
Selama terapi dengan dobutamine, ECG dan tekanan darah harus
dimonitor secara terus-menerus. Sebagai tambahan, tekanan pengisian
jantung dan curah jantung juga harus selalu dimonitor setiap waktu
bila memungkinkan.
29
Hipovolemia harus selalu dikoreksi sebelum melakukan terapi dengan
dobutamine.
Dobutamine dapat menyebabkan timbulnya nyeri dada pada pasien
dengan penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, dosisnya harus
dipertimbangkan dengan hati-hati.
Setelah terjadi infark miokard harus berhati-hati terhadap timbulnya
takikardia dan inotropik yang berlebihan, karena keadaan ini dapat
meningkatkan konsumsi oksigen miokard dan akibatnya, luas infark.
Dobutamine biasanya menyebabkan sedikit peningkatan pada tekanan
darah sistolik (10-20 mmHg) dan denyut jantung (5-10 denyut/menit).
Peningkatan tekanan darah tinggi yang tidak lazim pernah dilaporkan
khususnya pada pasien dengan hipertensi arteri.
Kadang-kadang takikardia yang berlebihan dapat terjadi. Penghentian
infus atau pengurangan kecepatan infus biasanya akan menormalkan
kondisi dengan cepat.
Dobutamine dapat meningkatkan konduksi atrioventrikel. Oleh
karena itu, harus berhati-hati pada saat menentukan dosis untuk
pasien dengan fibrilasi atrium. Pasien ini sebaiknya diberi digitalis
sebelum memulai terapi dengan dobutamine.
Dobutamine dapat menimbulkan aktivitas ventrikel ektopik.
g. Dosis
Pemberian dobutamine secara infus intravena, dosis yang
diberikan sebanyak 2,5-40 μg/kg/menit. Dosis lazimnya adalah 2,5-10
μg/kg/menit. Dosis harus disesuaikan secara individual berdasarkan pada
denyut jantung dan irama jantung, tekanan darah dan diuresis. Toleransi
parsial mungkin terjadi jika waktu pemberian infus melebihi 72 jam, dan
pada kasus seperti itu dapat dilakukan peningkatan dosis.
Larutan steril untuk injeksi 250 mg/5 ml:
Dosis ditentukan sebagai berikut:
Empat (4)
Satu (1)Ampul Dua (2) Ampul
Ampul
30
1000 mg
250 mg dobutamine
500 mg dobutamine dalam 1000 dobutamine
dalam 1000 ml larutan
ml larutan infus dalam 1000 ml
infus
larutan infus
Dosis Kecepatan infus Kecepatan infus
Kecepatan infus ml/kg/menit
μg/kg/menit ml/kg/menit ml/kg/menit
2,5 0,01 0,005 0,0025
Pelarutan:
Untuk infus: larutan steril untuk injeksi dilarutkan dalam larutanNaCl
0,9%, larutan glukosa 10%, atau Ringer Laktat. Jika disimpan pada suhu
kamar, larutan infus yang sudah disiapkan stabil selama 24 jam, dan jika
disimpan dalam lemari pendingin, stabil selama 30 jam.
8. Clindamycin
a. Nama Zat Aktif
Nama Generik: Clindamycin
31
Clindamycin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati
infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri anaerob atau bakteri aerob
gram positif yang rentan. Antibiotik ini digunakan pada infeksi saluran
pernapasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran pencernaan,
septikemia, infeksi ginekologis, infeksi tulang dan persendian, infeksi
mulut, juga terapi toksoplasmik ensefalitis pada pasien dengan AIDS
(kombinasi bersama pirimetamin). Antibiotik ini menjadi pilihan jika
pasien mempunyai riwayat alergi antibiotik golongan penicillin.
32
b. Nama dagang/pasaran
Albiotin, Anerocid, Biodasin, Clinex, Clinidac, Clinika, Clinika
Gel, Clinmas, Dacin, Dalacin C, Ficodan, Lando, Lindacyn, Milorin,
Opiclam, Opiclam Gel, Probiotin, Prolic, Cindala, Cindala Gel,
Clidacor, Clidacor Gel, Climadan, Clinbercin, Clindamycin Indo Farma,
Clindamycin OGB Dexa, Clindexcin, Clinium, Clinium Gel, Clinjos,
Comdasin, Comdasin Larutan Comdasi, Daclin Acne, Daclin-300,
Ethidan, Glomasin, Indanox, Lindan, Mediklin, Niladacin, Nufaclind,
T3mycin T3mycin Gel, Xeldac, clindamycin-obat-antibiotikdanCleocin
HCl, Cleocin Pediatric, Cleocin Phosphate, Cleocin Phosphate ADD-
Vantage, Cleocin T, Clindacin ETZ, Clindacin Pac, Clinda-Derm,
Clindagel, ClindaMax, ClindaReach ,Clindets, Evoclin, Z-Clinz.
c. Indikasi
Efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkanoleh
bakteri anaerob, streptokokus, pneumokokus dan stafilokokus, seperti :
Infeksi saluran pernafasan yang serius. Infeksi tulang dan jaringan lunak
yang serius. Septikemia. Abses intra-abdominal. Infeksi pada panggul
wanita dan saluran kelamin.
d. Kontra indikasi
Jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi obat
Clindamycin hydrochloride atau lincomycin.
e. Efek Samping
Mual
Muntah
Sakit perut ringan
Nyeri sendi
Vagina gatal atau mengeluarkan cairan
33
Ruam atau gatal ringan
Nyeri ulu hati
Sakit tenggorokan.
f. Peringatan
34
Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya super
infeksi dengan bakteri dan jamur.
Selama penggunaan jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan
hematologi, fungsi hati dan ginjal.
Hati-hati penggunaannya pada penderita kerusakan hati atau ginjal
yang berat.
Hentikan pemakaian antibiotika ini, jika selama pengobatan timbul
mencret secara berlebihan.
Terapi dengan clindamycin dapat menyebabkan kolitis berat yang
dapat berakibat fatal. Oleh karena itu pemberian clindamycin dibatasi
untuk infeksi serius dimana tidak dapat diberikan antimikroba yang
kurang toksik misalnya eritromisin.
Clindamycin tidak boleh digunakan untuk infeksi saluran nafas
bagian atas.
Pemberian pada bayi dan neonatus harus disertai pengamatan fungsi
sistem organ yang tepat.
Karena clindamycin tidak dapat mencapai cairan serebrospinal dalam
jumlah yang memadai, maka clindamycin tidak dapat digunakan
untuk pengobatan meningitis.
Secara in vitro menunjukkan adanya antagonisme antara clindamycin
dan eritromisin. Karena kemungkinan itu secara klinis dapat terjadi,
maka kedua obat ini tidak boleh diberikan secara bersamaan.
Hati-hati pemberian pada penderita dengan riwayat penyakit saluran
pencernaan terutama kolitis, serta penderita atopik.
Prosedur pembedahan harus sudah ditentukan sehubungan dengan
digunakannya antibiotika ini.
Hati-hati penggunaan pada penderita yang mendapat terpai obat-obat
penghambat neuromuskular karena dapat meningkatkan kerja obat-
obat penghambat neuromuskular.
g. Dosis
Dewasa:
Infeksi serius: 150 mg - 300 mg setiap 6 jam
Infeksi yang lebih berat: 300 mg - 450 mg setiap 6 jam
35
Anak-anak:
Infeksi serius : 8-16 mg/kg BB/hari, terbagi 3-4 kali sehari.
Infeksi yang lebih berat : 16-20 mg/kg BB/hari, terbagi 3-4 kali sehari.
Untuk mencegah kemungkinan timbulnya iritasi esofageal, obat harus
diminum dengan segelas air penuh. Pada infeksi Streptococci β-
hemolytic, pemberian harus dilanjutkan sekurang-kurangnya 10 hari.
9. Loratadine
a. Nama Zat Aktif
Nama: loratadine
Golongan: Antihistamin
Jenis Obat: Obat resep
Sediaan obat: Tablet dan sirup
Loratadine adalah obat yang dapat mengobati gejala alergi,
seperti bersin-bersin, ruam kulit, pilek, hidung tersumbat, dan mata
berair akibat paparan alergen (misalnya debu, bulu hewan, atau gigitan
serangga).
Pada sebagian orang, paparan alergen tersebut menyebabkan
tubuh mereka memproduksi dan melepaskan zat histamin. Zat inilah
yang memicu terjadinya reaksi alergi. Untuk mengatasi gejala-gejala
alergi, diperlukan senyawa antihistamin.
Loratadine adalah salah satu jenis obat antihistamin yang tidak
menimbulkan rasa kantuk. Meski demikian, ada juga beberapa orang
yang mengalami efek samping mengantuk setelah menggunakan obat
ini.
Oleh karena itu, disarankan agar memberikan jeda waktu setelah
Anda menggunakan loratadine jika ingin melakukan aktivitas yang
membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudi atau mengoperasikan
mesin, untuk memastikan bahwa reaksi obat ini normal dan tidak
menimbulkan kantuk agar anda terhindar dari bahaya.
b. Merek Dagang:
Alernitis, Alloris, Clarihis, Claritin, Dayhist, Imunex, Logista,
Pylor, Rahistin, Rihest.
36
c. Indikasi
Pengobatan simptomatis rhinitis alergik, urtikaria kronik, serta
penyakit dermatologic alergi lainnya.
d. Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap loratadine
e. Efek Samping
Seperti semua obat-obatan, loratadine dapat menyebabkan efek
samping meskipun tidak semua orang mendapatkannya.
Efek samping yang umum
Efek samping yang paling umum dari loratadine adalah rasa
mengantuk. Ini terjadi pada lebih dari 1 dari 100 orang. Anak-anak juga
mungkin mengalami sakit kepala, merasa lelah atau merasa
gugup. Bicaralah dengan dokter atau apoteker Anda jika efek samping
ini mengganggu Anda atau tidak hilang.
f. Peringatan
Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika Anda merupakan
penderita gangguan hati dan gangguan darah porfiria.
37
Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
g. Interaksi Obat
Jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu,
loratadine bisa menimbulkan reaksi berupa peningkatan efek samping
atau justru mengurangi efektivitas obat itu sendiri.
Hindari mengonsumsi loratadine dengan obat-obatan yang
mengandung desloratadine. Sama seperti loratadine, desloratadine
merupakan obat yang bisa digunakan untuk meredakan gejala-gejala
alergi.
Jangan mengonsumsi alkohol selama menjalani pengobatan
dengan loratadine karena dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko efek
samping.
h. Dosis
10. Metformin
a. Nama Zat aktif
Nama: Metformin
38
dikonsumsi secara tunggal, dikombinasikan dengan obat antidiabetes
lain, atau diberikan bersama insulin. Guna mendapat hasil maksimal,
dosis metformin harus diseimbangkan dengan jumlah atau jenis
makanan yang dikonsumsi, serta intensitas olahraga dan aktivitas yang
dilakukan.
Dalam menurunkan kadar gula darah yang tinggi, metformin
bekerja dengan cara menghambat proses glukoneogenesis dan
glikogenolisis, memperlambat penyerapan glukosa pada usus, serta
meningkatkan sensitifitas insulin dalam tubuh. Kendati demikian, obat
ini tidak dapat diberikan pada penderita diabetes tipe 1 yang masih
tergantung pada suntikan insulin sepenuhnya.
b. Merek Dagang
Diaformin XR, Efomet, Forbetes, Fordica 50 XR, Glucophage,
Glucophage XR, Glucotika. Gludepatic, Glufor, Gradiab,
Nevox/Nevox XR.
c. Indikasi
Metformin adalah obat penurun gula darah bagi penderita
kencing manis (diabetes). Terdapat beberapa golongan obat diabetes.
Metformin termasuk dalam golongan obat yang bekerja menghambat
pembentukan gula di dalam hati.
Di antara berbagai obat diabetes, metformin adalah obat lini
pertama, artinya bagi penderita diabetes tanpa komplikasi berat
metformin adalah obat pertama yang akan diresepkan. Metformin juga
sangat cocok untuk penderita diabetes dengan tubuh gemuk.
d. Kontra indikasi
Penyakit ginjal berat
Kondisi metabolik asidosis akut, maupun kronik
Termasuk status Diabetik Ketoasidosis, dengan atau tanpa koma
Riwayat alergi terhadap obat ini.
39
e. Efek Samping
Efek samping umum:
Mual, muntah
Rasa lambung tidak enak
Diare
Nyeri otot, atau kelemahan
Kebas, atau rasa dingin pada lengan dan tungkai
Sulit bernapas
Nyeri lambung
Mual muntah
Denyut jantung lambat, dan tidak teratur
Pusing
Merasa sangat lemah, atau lelah
f. Peringatan
Tujuan penggunaan metformin adalah untuk memperbaiki
pengontrolan kadar gula darah pasien dewasa dan anak sesuai usia,
yang menderita diabetes mellitus tipe 2, dengan tidak menyingkirkan
upaya pasien untuk juga memperbaiki dietnya, dan berolahraga
teratur.
Penggunaan metformin mesti dihentikan sementara, apabila
seseorang hendak menjalani pemeriksaan X-ray, atau CT Scan
dengan menggunakan zat kontras viaintravena
Informasikan kepada pasien untuk segera ke dokter, apabila
mengalami simtom dini terjadinya asidosis laktat, meski ringan
sekalipun
Karena simtom yang ringan dapat memburuk seiring dengan waktu,
dan kondisi pasien dapat berkembang menjadi fatal
Apabila terdapat kecurigaan asidosis ini, maka segeralah
menghentikan obat metformin, dan pasien mesti dirawat
40
Pemberian metformin dengan kehati-hatian pada pasien dengan
kondisi berikut ini:
o Penyakit ginjal
o Penyakit hati
o Riwayat penyakit jantung, atau serangan jantung
o Riwayat mengonsumsi klorpropamid
o Usia lebih dari 80 tahun, dan keadaan fungsi ginjal tidak diketahui
belakangan ini
o Edukasikan kepada pasien untuk mengenali tanda-tanda
hipoglikemia, apabila pemberian metformin dikombinasikan
dengan Insulin.
g. Dosis
Dosis dewasa
Tablet metformin kerja cepat
Dosis awal: 500 mg, dua kali per hari, atau 850 mg sekali sehari
Dosis dapat dinaikkan 500 mg per minggu, sesuai respon pasien, atau
850 mg tiap dua minggu, sebagaimana dapat ditoleransi oleh pasien
Dosis maintenance: 2000 mg per hari
Dosis maksimum: 2550 mg per hari
Dikonsumsi dalam dosis yang terbagi, 2 hingga 3 kali sehari dengan
makanan
Kenaikan dosis dapat secara perlahan, disesuaikan dengan respon
pasien, dan untuk meminimalkan efek samping gastrointestinal
Secara umum, respon yang signifikan tidak diobservasi dengan dosis
<1500 mg/hari
41
Apabila dengan dosis ini, kadar gula darah masih tidak dapat
terkontrol, maka dapat diberikan 1000 mg, dua kali sehari
Namun, apabila masih tidak dapat dikontrol, maka dapat digunakan
metformin yang kerja cepat/segera
Dosis maksimum: 2500 mg/hari
Dosis Pediatrik
h. Interaksi Obat
Berhati-hati saat mengonsumsi metformin dengan:
Alkohol dan bahan pewarna iodin, karena dapat meningkatkan risiko
asidosis laktik.
Diuretik thiazide, obatan-obatan golongan phenothiazine
(seperti chlorpromazine), kontrasepsi oral, vitamin B3, penghambat
kanal kalsium, kostikosteroid, atau isoniazid, karena dapat
mempersulit pengendalian kadar gula darah.
Obatan-obatan golongan sulfonylurea, karena dapat menimbulkan
efek tambahan.
42
Cimetidine dapat meningkatkan kadar metformin di dalam darah.
ACE inhibitor, karena dapat menurunkan kadar gula darah puasa,
yaitu kadar gula darah setelah pasien dipuasakan selama 8 jam.
11. Metronidazole
a. Nama zat aktif
Nama Generik: Metronidazole
Metronidazole adalah antibiotik untuk mengobati berbagai infeksi akibat
bakteri. Obat ini tergolong dalam kelas antibiotik yang dikenal dengan
nitroimidazoles. Cara kerja obat metronidazole adalah dengan
menghentikan pertumbuhan bakteri dan protozoa.
Metronidazole adalah antimikroba yang digunakan dalam
pengobatan beberapa jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob
dan protozoa seperti uretritis dan vaginitis karena Trichomonas
vaginalis, amoebiasis di usus dan hati.
Metronidazole adalah antimikroba yang termasuk golongan
nitroimidazole. Bentuk tereduksi dan radikal bebas dari obat ini dapat
berinteraksi dengan DNA menyebabkan degradasi dan penghambatan
sintesis asam nukleat yang menyebabkan kematian mikroba.
c. Indikasi
43
Obat ini juga digunakan pada pembedahan dan sepsis ginekologi
terutama untuk menangani infeksi oleh bakteri anaerob kolon, seperti
Bacteroides fragilis.
Metronidazol juga efektif terhadap pseudomembran kolitis (kolitis
yang disebabkan oleh antibiotik).
Sediaan intravena obat ini bisa digunakan untuk mengobati tetanus.
Sediaan topikal digunakan untuk mengurangi bau yang disebabkan
oleh aktivitas bakteri anaerob pada kasus tumor jamur.
Obat ini adalah pilihan pertama untuk mengobati disentri amuba
invasif akut, karena obat ini efektif terhadap bentuk vegetatif
Entamoeba histolytica.
Metronidazol juga digunakan untuk kasus amoebiasis intestinal (usus)
dan hepar (hati).
Sering digunakan sebagai obat alternatif untuk terapi infeksi rongga
mulut untuk pasien yang alergi terhadap antibiotik golongan
penicillin (misalnya, ampicillin dan amoxicillin) atau infeksi yang
disebabkan oleh bakteri anaerob penghasil enzim beta-laktamase.
Obat ini adalah pilihan pertama untuk mengobati acute necrotizing
ulcerative gingivitis (Vincent’s infection) dan perikoronitis.
d. Kontra indikasi
e. Efek Samping
44
Efek yang jarang misalnya : hipersensitivitas (ruam, gatal,
kemerahan, demam), sakit kepala, timbul rasa lesu, mengantuk,
pusing, glositis, stomatitis, urin gelap, dan parestesia.
Pada pemakaian sistemik jangka panjang dan dengan dosis tinggi
berpotensi menyebabkan leukopenia, neutropenia, peningkatan resiko
neuropati perifer, serangan epilepsi transien dan toksisitas sistem
saraf pusat.
Pemberian sediaan intravena sering menyebabkan tromboflebitis.
Efek samping yang umum terjadi pada pemberian sediaan topikal
misalnya kemerahan, kulit kering dan iritasi kulit.
f. Peringatan
Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain
yang menunjukkan reaksi alergi karena bisa berakibat fatal.
Obat ini kadang-kadang menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan
mengemudi atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
Metronidazole harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan
disfungsi hati. Penyesuaian dosis disarankan. Pemakaian harus
dihentikan jika muncul tanda-tanda klinis dan gejala yang konsisten
dengan penyakit hati.
Berikan dengan hati-hati jika pasien menderita disfungsi ginjal.
Obat ini dieksresikan dalam air susu ibu dengan kadar yang hampir
mendekati dosis terapi bayi. Oleh karena itu, penggunaan
metronidazole oleh ibu menyusui tidak dianjurkan.
Hentikan penggunaan obat jika muncul ataksia, vertigo, halusinasi,
atau konfusi mental.
Keamanan penggunaan obat ini pada anak belum dipastikan kecuali
untuk amoebiasis.
Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien yang mengidap penyakit
pada susunan syaraf pusat dan perifer karena terdapat resiko agravasi
neurologis.
45
Hentikan konsumsi minuman beralkohol atau produk yang
mengandung propilen glikol saat menggunakan metronidazol sistemik
sampai setidaknya tiga hari sesudahnya karena bisa terjadi disulfiram
like reaction berupa kram perut, mual, muntah, sakit kepala, dan
flushing.
metronidazole hanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan
protozoa, bukan untuk mengobati infeksi virus (misalnya, flu, pilek,
cacar dan inveksi virus lain).
Gunakan obat sesuai yang diresepkan, baik jumlah maupun
durasinya. Jangan hentikan pemakaian meskipun sudah merasa
sembuh, sebelum obat yang disarankan habis. Hal ini untuk
mencegah terjadinya resistensi.
g. Dosis
Dosis lazim dewasa untuk amubiasis intestinal invasif :
Oral : 800 mg setiap 8 jam selama 5 hari.
Dosis lazim dewasa untuk amubiasis ekstra intestinal (termasuk
abses hepar) dan pembawa kista amuba asimtomatik
Oral : 400-800 mg setiap 8 jam selama 5-10 hari.
Dosis lazim dewasa untuk trikomoniasis urogenital :
Oral : 200 mg setiap 8 jam selama 7 hari atau 400-500 mg setiap 12
jam selama 7 hari atau 800 mg pada pagi hari dan 1.2 g pada malam
hari selama 2 hari atau 2 gram dosis tunggal.
Dosis lazim dewasa untuk giardiasis :
Oral : 2 gram/hari selama 3 hari atau 500 mg 2 x sehari selama 1-10
hari.
Dosis lazim dewasa untuk infeksi anaerob (durasi lazimnya 7
hari):
Oral : dosis awal 800 mg, kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg
setiap 8 jam.
Dosis lazim dewasa untuk infeksi gigi akut :
Oral : 200 mg setiap 8 jam selama 3-7 hari
Dosis lazim dewasa untuk profilaksis bedah :
46
Oral : 400 mg setiap 8 jam dimulai 24 jam sebelum operasi,
dilanjutkan sesudah operasi secara intravena atau rektal sampai
pemberian oral dapat dilakukan lagi.
Rektal : 1 gram setiap 8 jam.
Intravena : 500 mg beberapa saat sebelum operasi, kemudian setiap
8 jam sampai pemberian oral bisa dilakukan.
Dosis lazim anak untuk amubiasis intestinal invasif :
Anak usia 1-3 tahun, oral : 200 mg setiap 8 jam.
Anak usia 3-7 tahun, oral : 200 mg setiap 6 jam.
Anak usia 7-10 tahun, oral : 200-400 mg setiap 8 jam.
Dosis lazim anak untuk amubiasis ekstra intestinal (termasuk
abses hepar) dan pembawa kista amuba asimtomatik :
Anak usia 1-3 tahun, oral : 100-200 mg setiap 8 jam.
Anak usia 3-7 tahun, oral : 100-200 mg setiap 6 jam.
Anak usia 7-10 tahun, oral : 200-400 mg setiap 8 jam.
Dosis lazim anak untuk trikomoniasis urogenital :
Anak usia 1-3 tahun, oral : 50 mg setiap 8 jam selama 7 hari.
Anak usia 3-7 tahun, oral : 100 mg setiap 12 jam.
Anak usia 7-10 tahun, oral : 100 mg setiap 8 jam.
Dosis lazim anak untuk giardiasis :
Anak usia 1-3 tahun, oral : 500 mg/hari selama 3 hari.
Anak usia 3-7 tahun, oral : 600-800 mg/hari.
Anak usia 7-10 tahun, oral : 1 gram/hari.
Dosis lazim anak untuk infeksi anaerob (durasi lazimnya 7 hari) :
Anak (untuk semua cara pemberian) : 7.5 mg/kg BB setiap 8
jam.
Dosis lazim anak untuk profilaksis bedah :
Oral : 7.5 mg/kg BB setiap 8 jam.
Rektal : 125-250 mg setiap 8 jam.
12. Ranitidine
47
a. Nama Zat Aktif
Golongan Antasida
Dikonsumsi
oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori
kehamilan Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak
dan memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun
menyusui belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
48
b. Nama Dagang
c. Indikasi
Mengobati ulkus lambung dan duodenum
Melindungi lambung dan duodenum agar tidak sampai teradi ulkus
Mengobati masalah yang disebabkan oleh asam pada
kerongkongan, contohnya pada GERD
Mencegah tukak lambung agar tidak berdarah
Digunakan sebelum operasi bedah, supaya asam datang tidak tinggi
selama pasien tidak sadar.
Mengobati Sindrom Zollinger-Ellison (Tingginya kadar hormon
gastrin yang menyebabkan lambung memproduksi terlalu banyak
asam).
Mengobati sakit maag beserta gejala-gejala yang ditimbulkannya.
d. Kontraindikasi
Obat ranitidine harus digunakan dengan hati-hati pada kondisi ini
bawah ini:
Lansia
Ibu hamil
Ibu menyusui
Kanker lambung
Penyakit ginjal
Mengonsumsi obat non-steroid anti-inflamasi
Sakit paru-paru
49
Diabetes
Masalah dengan sistem kekebalan tubuh
Porfiria akut (gangguan metabolisme langka)
e. Efek Samping
Tanda-tanda reaksi alergi berikut ini: gatal-gatal, kesulitan
bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Berhenti mengonsumsi ranitidine dan segera hubungi dokter jika
mengalami efek samping yang serius dari ranitidin seperti di bawah ini:
Nyeri dada, demam, napas pendek, batuk dengan lendir hijau atau
kuning
Mudah lebam atau berdarah, tubuh lemas tanpa sebab
Detak jantung lambat atau cepat
Masalah dengan penglihatan
Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala disertai ruam kulit yang
merah, mengelupas, dan melepuh
Mual, sakit perut, demam ringan, hilang napsu makan, urin berwarna
gelap, tinja berwarna gelap, jauncide (mata dan kulit menguning)
f. Peringatan
Dosis ranitidin harus disesuaikan pada penderita gangguan fungsi
ginjal.
Hati-hati pemberian ranitidin pada gangguan fungsi hati karena
ranitidin dimetabolisme di hati.
50
Hindarkan pemberian ranitidin pada penderita dengan riwayat porfiria
akut.
Hati-hati penggunaan ranitidin pada wanita menyusui.
Khasiat dan keamanan penggunaan ranitidin pada anak-anak belum
terbukti.
Pemberian ranitidin pada wanita hamil hanya jika benar-benar sangat
dibutuhkan.
g. Dosis
Dosis pemberian ranitidin secara oral dapat dilihat pada tabel
berikut:
51
sehari.Anak-anak (1 bulan-16 tahun): 4-8
mg/kg setiap hari dengan dosis dibagi menjadi
2 kali sehari. Dosis maksimal per hari adalah
300 mg.Untuk memelihara kondisi saluran
pencernaan pasca penyembuhan, diberikan 2-4
mg/kg setiap hari dengan dosis maksimum 150
mg.
52
penggunaan obat minggu. Untuk pencegahan terjadinya ulkus
antiinflamasi non- akibat obat NSAID, dapat dikonsumsi 150 mg
steroid (NSAID) dua kali sehari.
53
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat Kategori B merupakan Studi pada sistem reproduksi binatang
percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko terhadap janin, tetapi studi
terkontrol terhadap wanita hamil belum pernah dilakukan.
Contoh : acarbose, acyclovir, amoxicillin, ampicillin, cefadroxil,
cefepime, cetirizine, dobutamin, loratadine, metformin, metronidazole,
ranitidine.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga
dapat di pertanggung jawabkan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta:
Allen, H. Patient (2017). Cetirizine for allergies. WebMD. Drugs & Medications.
55