Anda di halaman 1dari 16

Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek

menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai
alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri
molekul. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan
membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine,
antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik
tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik
sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang
membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas.
Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi
tersebut.
Antibiotika oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotika intravena (melalui
infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadang kala dapat digunakan
setempat, seperti tetes mata dan salep.

1. Susu atau produk susu dengan antibiotik

Susu atau produk susu (seperti keju dan yogurt) dapat mencegah penyerapan beberapa
antibiotik, seperti tetrasiklin dan ciprofloxacin. Kalsium dalam susu dan produk susu dapat
mengikat antibiotik pada lambung dan usus kecil bagian atas untuk membentuk senyawa yang
dapat larut. Sehingga, penyerapan antibiotik oleh tubuh dapat terganggu.

Untuk mencegah hal ini terjadi, Anda disarankan untuk minum antibiotik satu jam sebelum atau
dua jam setelah makan. Anda mungkin tidak perlu benar-benar menghindari susu.

2. Grapefruit (jeruk bali merah) dengan beberapa obat

Jeruk bali merah dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Salah satunya adalah dengan statin
(obat penurun kolesterol). Jeruk bali merah dapat meningkatkan jumlah obat statin dalam
darah, sehingga dapat menyebabkan efek samping yang lebih besar.

Jeruk bali merah juga dapat berinteraksi dengan obat golongan calcium channel blockers (obat
untuk tekanan darah tinggi), seperti felodipine, nicardipine, nisoldipine, amlodipine, diltiazem,
dan nifedipine. Jeruk ini dapat mengganggu pemecahan obat-obat tersebut, sehingga malah
dapat menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi.

Beberapa jenis obat lain juga dapat berinteraksi dengan jeruk bali merah ini. Di antaranya
adalah antihistamin, obat pengganti tiroid, obat kontrasepsi, obat penghambat asam lambung,
dan obat penekan batuk dekstrometorfan. Anda disarankan untuk menghindari jeruk bali merah
saat mengonsumsi obat-obatan ini.

Senyawa yang disebut furanocoumarin dalam jeruk bali merah dapat mengubah karakteristik
dari obat. Sehingga, kadar obat dalam darah dapat lebih tinggi atau lebih rendah dan
menimbulkan efek samping.
3. Sayuran hijau (vitamin K) dengan warfarin

Warfarin adalah obat pengencer darah yang dapat membantu mencegah pembekuan darah.
Obat ini bekerja dengan cara mengganggu vitamin K-faktor pembekuan darah dependen.
Sehingga, mengonsumsi sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi dapat menurunkan
kinerja obat warfarin ini.

Beberapa sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi adalah bayam, kale, sawi, brokoli,
asparagus, lobak hijau, dan kol brussel. Namun, bukan berarti Anda harus benar-benar
menghindari sayuran ini. Justru, Anda harus secara konsisten mengonsumsi sayuran ini sesuai
kebiasaan makan Anda sehari-hari. Pengurangan atau peningkatan asupan sayuran hijau ini
secara tiba-tiba di luar kebiasaan makan Anda malah dapat menyebabkan masalah.

4. Cokelat dengan monoamine oxidase inhibitor (MAOI)

MAOI adalah obat untuk mengobati depresi dan penyakit Parkinson. Obat ini bekerja dengan
cara menghambat pemecahan asam amino tyramine dalam darah. Karena asam amino
tyramine yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Sehingga,
mengonsumsi makanan yang mengandung kadar tyramine tinggi, seperti cokelat, dapat
mengganggu kerja obat ini. Selain cokelat, makanan lain yang tinggi tyramine adalah daging
fermentasi, seperti pepperoni, sosis, dan ham.

Cefotaxime Injection digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, & perbaikan penyakit,
kondisi dan gejala berikut ini:
 Infeksi bakteri

Cefotaxime Injection Efek samping

Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi dari semua bahan-
bahan konstitusi Cefotaxime Injection. Ini bukanlah daftar yang komprehensif. Efek-efek
samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi. Beberapa efek samping ini langka tetapi
serius. Konsultasi pada dokter Anda jika Anda melihat efek samping berikut, terutama jika efek
samping tidak hilang.
 Kehilangan selera makan
 Mual
 Muntah
 Diare
 Sakit kepala
Jika Anda memerhatikan efek samping lain yang tidak ada diatas, hubungi dokter Anda untuk
nasihat medis. Anda juga dapat melaporkan efek samping ke otoritas administrasi makanan
dan obat-obatan setempat Anda.
Pelajari lebih lanjut: Efek samping
Tindakan pencegahan

Sebelum menggunakan obat ini, informasikan dokter Anda tentang daftar obat Anda saat ini,
produk toko (contoh, vitamin, suplemen herbal, dll.), alergi, penyakit yang sudah ada, dan
kondisi kesehatan saat ini (contoh, kehamilan, operasi yang akan datang, dll.). Beberapa
kondisi kesehatan dapat membuat Anda kebal pada efek samping obat. Konsumsi seperti yang
diarahkan oleh dokter Anda atau ikuti petunjuk yang tercetak dalam brosur produk. Dosis
berdasarkan kondisi Anda. Katakan pada dokter Anda jika kondisi Anda berlanjut atau
memburuk. Poin-poin konseling penting dijabarkan dibawah ini.
 Hamil, berencana untuk hamil atau menyusui
 Jangan mengubah dosis obat
 Tidak memiliki vaksinasi setiap saat menggunakan obat ini
Pelajari lebih lanjut: Peringatan & Cara Penggunaan
A. Jika Anda mengonsumsi obat lain atau produk toko pada waktu bersamaan, efek
dari Cefotaxime Injection dapat berubah. Ini dapat meningkatkan resiko Anda untuk efek
samping atau menyebabkan obat Anda tidak bekerja dengan baik. Katakan pada dokter
Anda tentang semua obat, vitamin, dan suplemen herbal yang Anda gunakan, sehingga
dokter Anda dapat membantu Anda mencegah atau mengatur interaksi
obat. Cefotaxime Injection dapat berinteraksi dengan obat dan produk berikut ini
Cephalosporins
Rifabutin
Rifampin
Hipersensitivitas pada Cefotaxime Injection adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai
tambahan, Cefotaxime Injection tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:
 hipersensitivitas
Pelajari lebih lanjut: Kontraindikasi
Komposisi dan Bahan Aktif

Cefotaxime Injection dibuat dari bahan-bahan aktif berikut (garam)


 Cefotaxime Sodium
Mohon ingat bahwa obat ini dapat tersedia dalam berbagai kekuatan untuk setiap bahan aktif
yang terdaftar diatas.
Kemasan dan Kekuatan

Cefotaxime Injection tersedia dalam kemasan dan kekuatan berikut


Cefotaxime Injection Kemasan: Box, 2 Vial with 500MG, 1 Vial with 1G, 2 Vial with 1, 2 Vial with
1000MG, 5 Inner Box with 2 Vial with 1G, 2 Vial with 0.5G, 10 Vial with 1G, Duas, 5 Dus with 2
Vial with 1G, 2 Vial with 1G, 048G
Cefotaxime Injection - Pertanyaan yang sering Diajukan

Kekurangan sebuah dosis


Jika Anda melewati sebuah dosis, konsumsilah sesegera mungkin Anda mengetahui. Jika
waktunya dekat dengan dosis Anda berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan lanjutkan jadwal
dosis Anda. Jangan mengambil ekstra dosis untuk memperbaiki dosis yang terlewat. Jika Anda
secara teratur terlewat dosisnya, pertimbangkan mengeset alarm atau meminta anggota
keluarga untuk mengingatkan Anda. Mohon konsultasi pada dokter Anda untuk mendiskusikan
perubahan dalam jadwal dosis Anda atau jadwal baru untuk memperbaiki dosis yang terlewat,
jika Anda melewati terlalu banyak dosis akhir-akhir ini.
Overdosis pada Cefotaxime Injection

 Jangan mengonsumsi lebih dari dosis resep. Mengonsumsi lebih banyak obat tidak akan
memperbaiki gejala Anda; malah dapat menyebabkan keracunan atau efek samping serius.
Jika Anda mencurigai bahwa Anda atau siapapun yang mungkin telah overdosis
dari Cefotaxime Injection, mohon pergi ke departemen darurat rumah sakit terdekat atau
rumah perawatan. Bawalah kotak obat, kontainer, atau label dengan Anda untuk membantu
dokter dengan informasi yang diperlukan.
 Jangan memberikan obat Anda pada orang lain bahkan jika Anda tahu mereka memiliki
kondisi yang sama atau bahwa sepertinya mereka memiliki kondisi serupa. Ini dapat
berakibat pada overdosis.
 Mohon konsultasi pada dokter atau apoteker Anda atau kemasan produk untuk informasi
lebih lanjut.
Penyimpanan dari Cefotaxime Injection

 Simpan obat di temperatur ruangan, jauh dari panas dan cahaya langsung. Jangan
membekukan obat kecuali diperlukan oleh brosur kemasan. Jauhkan obat dari anak-anak
dan hewan peliharaan.
 Jangan membuang obat ke toilet atau menuangkannya ke drainase kecuali diinstruksikan
seperti itu. Obat yang dibuang dengan cara ini dapat mengontaminasi lingkungan. Mohon
konsultasi pada apoteker atau dokter Anda tentang lebih banyak detil tentang bagaimana
membuang Cefotaxime Injection dengan aman.
Kadaluwarsa Cefotaxime Injection

 Mengonsumsi satu dosis dari Cefotaxime Injection yang kadaluwarsa tidak akan membuat
kejadian yang merugikan. Bagaimanapun, mohon diskusikan dengan penyedia kesehatan
utama atau apoteker Anda untuk nasihat yang baik atau jika Anda merasa kurang baik atau
sakit. Obat yang kadaluwarsa dapat menjadi tidak efektif dalam merawat kondisi yang
diresepkan. Untuk berada di sisi yang aman, penting untuk tidak mengonsumsi obat yang
kadaluwarsa. Jika Anda memiliki penyakit kronis yang memerlukan konsumsi obat terus
menerus seperti kondisi jantung, kejang, dan alergi yang mengancam nyawa, Anda lebih
aman jika berhubungan dengan penyedia kesehatan utama Anda sehingga Anda dapat
memiliki pasokan obat segar yang tidak kadaluwarsa.

A. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan pada Penggunaan Antibiotik 1. Resistensi


Mikroorganisme Terhadap Antibiotik a. Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk
menetralisir dan melemahkan daya kerja antibiotik. Hal ini dapat terjadi dengan
beberapa cara, yaitu (Drlica & Perlin, 2011): 1) Merusak antibiotik dengan enzim yang
diproduksi. 2) Mengubah reseptor titik tangkap antibiotik. 3) Mengubah fisiko-kimiawi
target sasaran antibiotik pada sel bakteri. 4) Antibiotik tidak dapat menembus dinding
sel, akibat perubahan sifat dinding sel bakteri. 5) Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri,
namun segera dikeluarkan dari dalam sel melalui mekanisme transport aktif ke luar sel.
b. Satuan resistensi dinyatakan dalam satuan KHM (Kadar Hambat Minimal) atau
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) yaitu kadar terendah antibiotik (µg/mL) yang
mampu menghambat tumbuh dan berkembangnya bakteri. Peningkatan nilai KHM
menggambarkan tahap awal menuju resisten. c. Enzim perusak antibiotik khusus
terhadap golongan beta-laktam, pertama dikenal pada Tahun 1945 dengan nama
penisilinase yang ditemukan pada Staphylococcus aureus dari pasien yang mendapat
pengobatan penisilin. Masalah serupa juga ditemukan pada pasien terinfeksi Escherichia
coli yang mendapat terapi ampisilin (Acar and Goldstein, 1998). Resistensi terhadap
golongan beta-laktam antara lain terjadi karena perubahan atau mutasi gen penyandi
protein (Penicillin Binding Protein, PBP). Ikatan obat golongan beta-laktam pada PBP
akan menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga sel mengalami lisis. d.
Peningkatan kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik bisa terjadi dengan 2 cara,
yaitu: 1) Mekanisme Selection Pressure. Jika bakteri resisten tersebut berbiak secara
duplikasi setiap 20-30 menit (untuk bakteri yang berbiak cepat), maka dalam 1-2 hari,
seseorang tersebut dipenuhi oleh bakteri resisten. Jika seseorang terinfeksi oleh bakteri
yang resisten maka upaya penanganan infeksi dengan antibiotik semakin sulit

Pengobatan Rasional Suatu pengobatan harus baik dan rasional, yaitu memenuhi
kriteria sebagai berikut: 1) Tepat indikasi Setiap obat memiliki spektrum terapi yang
spesifik. Misalnya, antibiotik diindikasikan untuk infeksi bakteri. Dengan demikian
pemberian obat ini hanya dianjurkan untuk pasien yang memberi gejala adanya infeksi
bakteri. 2) Tepat pasien Pemilihan obat berdasarkan kondisi fisiologis dan patologis
pasien, karena respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Hal ini dikondisikan,
misalnya pada penderita dengan kelainan ginjal, pada usia lanjut, pada ibu hamil. 3)
Tepat obat 10 Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis
ditegakkan dengan benar. Dengan demikian obat yang dipilih haruslah yang memiliki
efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit. 4) Tepat dosis Dosis, cara dan lama
pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek terapi obat. 5) Waspada terhadap
efek samping obat Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek
tidak diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi (Anonim, 2006).

B. Metronidazole adalah obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati berbagai


macam infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme protozoa dan bakteri anaerob.
Kedua jenis organisme ini dapat hidup dan berkembang biak tanpa bantuan oksigen.
Mereka sering menyebabkan infeksi pada bagian tubuh seperti rongga perut, rongga
panggul, dan gusi.Metronidazole aman dikonsumsi orang-orang yang alergi terhadap
penisilin.
Merek Dagang: Supplin, Flagsol, Vagizol, Flagyl, Molazol, Metrolet, Metronidazole
Fresenius, Progyl, Metrol, Rindozol, Grafazol, Sotroz, Dumozol, Trichodazol, Corsagyl,
Vadazol, Trogyl, Anmerob, Tismazol, Dimedazol, Ronazol, Fladex, Promuba, Metrofusin,
Metronidazole Ikapharmindo, Metronidazole Fima, Fortagyl, Metronidazole Ogb Dexa,
Nidazole, Farnat, Velazol, Trogiar
Tentang Metronidazole
Golongan Obat antimikroba

Kategori Obat resep

Mencegah dan mengobati berbagai macam infeksi yang


disebabkan oleh mikroorganisme protozoa dan bakteri
anaerob, misalnya:· Infeksi setelah
operasi· Trikomoniasis· Infeksi H.
Manfaat pylori· Vaginosis bakterialis· Peradangan gigi
dan gusi
· Infeksi ulkus kaki
· Amebiasis
· Giardiasis

Dikonsumsi Dewasa dan anak-anak


oleh

Kategori Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak


kehamilan memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun
dan belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
menyusui

Bentuk Tablet, sirup, suntik, supositoria, topikal (dioleskan pada


obat kulit)

Peringatan:
 Bagi anak-anak, wanita hamil, atau wanita yang sedang menyusui, sesuaikan dosis dan
pemakaian dengan anjuran dokter.
 Beri tahu dokter sebelum menggunakan metronidazole apabila sedang menjalani pengobatan
dengan obat lainnya.
 Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan saraf, porfiria,
epilepsi atau penyakit lainnya dengan gejala kejang.
 Hindari konsumsi alkohol selama menggunakan metronidazole.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis metronidazole
Bentuk Dosis
Kondisi
Obat

800 mg, 3 kali sehari,


Oral Amebiasis selama 5 hari
Infeksi ulkus 200 mg, 3 kali sehari,
kaki selama 3 hari

200 mg, 3 kali sehari,


Trikomoniasis selama 7 hari

400 mg, 3 kali sehari,


Giardiasis selama 5 hari

Infeksi 400 mg, 3 kali sehari,


anaerob selama 7 hari

Peradangan 200 mg, 3 kali sehari,


gigi dan gusi selama 3-7 hari

Vaginosis 400 mg, 3 kali sehari,


bakterialis selama 5-7 hari

Vaginosis 0,75 % gel, satu kali


bakterialis sehari, selama 5 hari

Satu kali sehari, selama


Topikal Rosacea 8 minggu

Perawatan 0,75 % gel, satu kali


luka tumor sehari

Dosis obat suntik


Infeksi disesuaikan dokter
Suntik dengan kondisi pasien
anaerob
di rumah sakit

Mengonsumsi Metronidazole dengan Benar


Sebelum menggunakan metronidazole, perhatikan dan ikuti informasi yang diberikan
dokter, serta baca informasi yang tertera pada kemasan. Konsumsi metronidazole
dengan makanan dan telan tabletnya secara utuh dengan segelas air putih.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Jika
lupa meminum metronidazole, disarankan untuk segera meminumnnya apabila jeda
dengan jadwal minum berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, jangan
menggandakan dosis.
Jangan minum alkohol selama masa pengobatan metronidazole, hingga dua hari setelah
penggunaan obat yang terakhir. Kombinasi alkohol dan metronidazole dapat
menyebabkan efek samping seperti sakit kepala dan jantung berdebar-debar.
Interaksi Obat
Ada beberapa jenis obat yang mengandung metronidazole, tapi tidak 100 persen. Untuk
menghindari interaksi antarobat dan overdosis, beri tahu dokter jika sedang
mengonsumsi obat-obatan berikut ini:
 Disulfiram. Dapat menimbulkan reaksi psikotik.
 Obat antikoagulan (pengencer darah) oral. Metronidazol dapat meningkatkan efek obat
tersebut.
 Lithium. Efek toksik lithium dapat meningkat.
 5-fluorouracil. Metronidazol menurunkan pengeluaran obat ini dari ginjal, sehingga
toksisitasnya meningkat.
 Siklosporin dan busulfan. Meningkatkan kadar obat-obatan ini di dalam darah.
 Phenobarbital dan phenytoin. Kedua obat ini menurunkan kadar metronidazole daam darah.

C. Levofloxacin adalah obat untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri.


Levofloxacin termasuk antibiotik quinolone yang digunakan untuk
mengobati sinusitis, pneumonia, tuberkulosis, bronkitis. Obat ini juga bisa dipakai
untuk mengobati infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih, penyakit
kelamin menular, dan lain sebagainya.

Tentang Levofloxacin
Golongan Antibiotik quinolone

Kategori Obat resep

Mengobati infeksi akibat bakteri, seperti:- Infeksi saluran


kemih- Infeksi sistem pernapasan (misalnya bronkitis dan
pneumonia)- Sinusitis- Infeksi kulit- Infeksi prostat
Manfaat
- Infeksi anthrax
- Plak pneumonic dan septicemic

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori C: Studi terhadap binatang percobaan memperlihatkan


Kategori kehamilan adanya efek samping pada janin, namun belum ada studi terkontrol
dan menyusui terhadap wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Bentuk obat Tablet, obat tetes mata, dan suntik


Peringatan:

 Harap berhati-hati bagi penderita diabetes, gangguan ginjal, gangguan mental, epilepsi
atau kondisi lainnya yang menyebabkan kejang, gangguan jantung, myasthenia
gravis atau kondisi yang menyebabkan otot menjadi lemas, masalah pada tendon atau
tendonitis dan defisiensi glucose 6-phosphate dehydrogenase.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang dalam pengobatan lain, khususnya obat steroid.
 Levofloxacin dapat mengganggu hingga menghentikan efek vaksinasi tifoid. Tanyakan
pada dokter sebelum melakukan vaksinasi.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Levofloxacin
Dosis levofloxacin oral bagi orang dewasa umumnya adalah 500 mg per hari. Dosis biasanya
akan disesuaikan dengan tingkt keparahan penyakit dan kondisi kesehatan pasien. Untuk jenis
infeksi tertentu, seperti infeksi kandung kemih, dokter mungkin akan memberikan dosis sebesar
250 mg per hari. Levofloxacin diberikan selama 3-28 hari, tergantung pada jenis dan tingkat
keparahan infeksi. Terkadang pengobatan harus dilakukan hingga 60 hari jika diperlukan.
Bagi yang menggunakan levofloxacin dalam bentuk obat tetes mata, dosis yang biasa
disarankan adalah 1 atau 2 tetes setiap 30 hingga 2 jam sekali selama 3 hari, dan akan
disesuaikan setelah kondisi mulai pulih.
Dosis levofloxacin suntik akan disesuaikan dengan kondisi Anda, dan biasanya diberikan saat
menjalani rawat inap di rumah sakit.
Dosis bagi anak-anak mungkin akan berbeda dari orang dewasa. Disarankan untuk
menanyakan hal tersebut pada dokter sebelum memberikan obat ini pada mereka.

Menggunakan Levofloxacin dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan levofloxacin sebelum mulai
menggunakannya. Obat ini dapat digunakan sebelum atau sesudah makan.
Disarankan untuk mengonsumsi levofloxacin oral pada pagi hari jika Anda diresepkan dosis
sekali minum. Jika Anda diresepkan dosis levofloxacin lebih dari satu kali sehari, pastikan ada
jarak waktu yang cukup, misalnya 12 jam antara setiap dosis atau sesuai saran dokter.
Usahakan untuk mengonsumsi levofloxacin pada jam yang sama setiap harinya untuk
memaksimalkan efek.
Jika kesulitan untuk menelan tablet levofloxacin, Anda bisa membelahnya menjadi dua. Namun
jangan mengonsumsi obat ini dengan cara dikunyah atau dihancurkan.
Bagi pasien yang lupa menggunakan levofloxacin, disarankan untuk segera melakukannya jika
jeda dengan jadwal penggunaan berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan
jangan menggandakan dosis.
Pastikan Anda menghabiskan seluruh dosis yang diresepkan oleh dokter. Hal ini penting untuk
mencegah kembalinya infeksi yang berpotensi lebih buruk. Jika gejala tidak membaik setelah
menghabiskan obat, segera temui dokter.
Kulit mungkin akan terasa lebih sensitif saat terpapar sinar matahari setelah menggunakan
levofloxacin. Gunakan tabir surya untuk melindungi kulit Anda jika ingin beraktivitas di luar
rumah, khususnya pada jam 10 pagi hingga 3 sore.
Jangan mengonsumsi obat-obatan gangguan pencernaan atau multivitamin yang mengandung
seng (zinc) atau besi pada dua jam sebelum atau sesudah menggunakan levofloxacin karena
dapat mengganggu penyerapan dan kinerja obat.

Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan levofloxacin
bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:

 Berpotensi menimbulkan efek gangguan irama jantung jika digunakan bersama dengan
obat antiaritmia golongan 1A (misalnya quinidine dan procainamide) dan golongan III
(misalnya amiodarone dan sotalol), fluoxetine, atau imipramine.
 Menurunkan penyerapan obat dalam tubuh jika digunakan dengan sukralfat, didanosine,
antasida yang mengandung magnesium (Mg) atau aluminium (Al), atau suplemen
dengan kandungan seng (Zn), kalsium (Ca), magnesium (Mg), serta besi (Fe).
 Kadar glukosa dalam tubuh dapat terpengaruhi jika digunakan bersama dengan obat
antidiabetes, seperti insulin dan glibenclamide.
 Penggunaan bersama dengan kortikosteroid dapat meningkatkan risiko kelainan tendon.
 Saraf dapat mengalami stimuli dan meningkatkan risiko kejang jika digunakan
dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs).
 Penggumpalan darah dapat terjadi jika digunakan dengan warfarin.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Levofloxacin


Sama seperti obat-obat lain, levofloxacin juga berpotensi menyebabkan efek samping. Efek
samping yang umum terjadi setelah menggunakan obat ini adalah:

 Gangguan tidur.
 Pusing.
 Sakit kepala.
 Diare.
 Mual.
 Mempengaruhi hasil uji lab organ hati.

Kotrimoksazol adalah kombinasi antibiotik yang terdiri dari trimethoprim dan sulfamethoxazole.
Obat ini digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti bronkitis,
otitis media, dan infeksi saluran kemih. Selain itu, kotrimoksazol juga dapat digunakan untuk
menangani dan mencegah pneumocystis carinii pneumonia (PCP) pada pasien dengan daya
tahan tubuh turun, seperti penderita HIV/AIDS. Obat ini bekerja dengan menghentikan
pertumbuhan bakteri di dalam tubuh.
Kotrimoksazol tidak bisa digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus,
seperti flu. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Merek dagang: Ratrim, Fasiprim, Bactrizol, Hufacid, Licoprima, Novatrim, Primavon, Etamoxul,
Erphatrim, Omegtrim, Bactrim, Sanprima
Tentang Kotrimoksazol
Jenis Obat Antibiotik

Golongan Obat resep

Manfaat Menangani infeksi bakteri

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak di atas 2 bulan

Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin


manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih
Kategori kehamilan dan besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang
Menyusui mengancam jiwa.Kotrimoksazol diserap ke dalam ASI. Bila Anda
sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi
tahu dokter.

Bentuk obat Tablet, kaplet, suspensi

Peringatan:

 Hati-hati dalam menggunakan kotrimoksazol bila sedang atau pernah mengalami


gangguan ginjal, gangguan hati, anemia akibat kekurangan asam folat, asma bronkial,
porfiria, dan kelainan hormon tiroid.
 Trimethoprim berpotensi menyebabkan hiperkalemia dan gangguan pada fungsi ginjal,
diare, gangguan metabolisme asam amino fenil alanin, dan trombositopenia.
 Penggunaan trimethoprim dengan dosis tinggi dapat menyebabkan hiponatremia.
 Pengobatan jangka panjang berisiko mengakibatkan infeksi jamur.
 Pengobatan jangka panjang berisiko mengakibatkan infeksi jamur.
 Beri tahu dokter jika Anda menerima obat-obatan lain, terutama leucovorin.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan kotrimoksazol, segera
hubungi dokter.

Dosis Kotrimoksazol
Bentuk obat menentukan kandungan zat di dalamnya. Kotrimoksazol tablet/kaplet mengandung
400 atau 800 mg sulfamethoxazole dan 80 atau 160 trimethoprim. Untuk kotrimoksazol
suspensi, setiap 5 ml mengandung 200 mg sulfamethoxazole dan 40 mg trimethoprim.
Dosis kotrimoksazol berbeda-beda, tergantung kondisi, usia, dan respon tubuh terhadap obat.
Berikut merupakan dosis umum kotrimoksazol:

Kondisi Bentuk obat Usia Dosis


960 (800 mg
sulfamethoxazole dan
Dewasa dan 160 mg trimethoprim), 2
anak-anak 12 kali sehari.Infeksi berat:
tahun ke atas 2,88 g/hari, dibagi
menjadi dua jadwal
Bronkitis kronis, Otitis konsumsi.
media akut, infeksi Oral
saluran kemih
· Usia 2-5 bulan: 120
mg, 2 kali sehari.· Usia
6 bulan-5 tahun: 240
Anak-anak
mg, 2 kali sehari.· Usia
6-11 tahun: 480 mg, 2
kali sehari.

120 g/kgBB per hari,


terbagi dalam 2-4 jadwal
Dewasa
konsumsi selama 14-21
Pneumonia hari.
Oral
pneumocystis

Anak-anak > 2 Dosis sama seperti


bulan dewasa.

960 mg, 1 kali sehari,


Dewasa
selama 7 hari.
Pencegahan
pneumonia Oral 15-30 mg/kgBB, 2 kali
pneumocystis Anak-anak > 2 sehari. Tidak dikonsumsi
bulan setiap hari melainkan 2-
3 hari dalam 1 minggu.

Mengonsumsi Kotrimoksazol dengan Benar


Gunakan kotrimoksazol sesuai anjuran dokter. Baca informasi lengkap yang tertera pada
kemasan obat.
Kotrimoksazol tablet dan kapsul sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Manfaat
kotrimoksazol umumnya sudah mulai terasa setelah beberapa hari sejak pengobatan dimulai.
Untuk kotrimoksazol suspensi, kocoklah obat terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Gunakan
sendok takar yang tersedia di dalam kemasan obat untuk mengonsumsinya dan ikuti anjuran
yang disampaikan dokter. Jangan menggunakan sendok makan karena dosis bisa berbeda.
Sebisa mungkin hindari paparan sinar matahari secara langsung, karena kotrimoksazol
berpotensi menyebabkan kulit menjadi sensitif. Gunakan pakaian yang menutupi tubuh, losion
pelindung, dan kacamata saat hendak beraktivitas di luar ruangan.
Konsumsi kotrimoksazol pada waktu yang sama setiap harinya, untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Jika terlupa, segera konsumsi obat begitu ingat, apabila jeda dengan dosis
berikutnya tidak terlalu dekat. Namun, abaikan dan jangan menggandakan dosis apabila sudah
berdekatan dengan jadwal dosis selanjutnya.
Jika kondisi tak kunjung membaik, segera hubungi dokter.
Simpanlah kotrimoksazol pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup untuk menghindari
paparan sinar matahari, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Obat
Berikut merupakan reaksi yang dapat terjadi jika kotrimoksazol digunakan dengan obat lain:

 Berisiko menimbulkan kematian, jika digunakan dengan leucovorin.


 Berisiko menimbulkan hiperkalemia, jika dikonsumsi dengan obat golongan ACE
inhibitor.
 Menyebabkan terganggunya fungsi ginjal, jika digunakan bersama ciclosporin pada
pasien transplantasi ginjal.
 Berpotensi menyebabkan urine menjadi keruh, jika dikonsumsi dengan methenamine.
 Meningkatkan risiko methemoglobinemia, jika digunakan bersama prilocaine.
 Meningkatkan risiko trombositopenia, jika dikonsumsi dengan diuretik.
 Meningkatkan risiko agranulositosis, jika digunakan dengan clozapine.
 Meningkatkan risiko anemia, jika dikonsumsi dengan pyrimethamine.
 Berpotensi menyebabkan aritmia, jika dikonsumsi dengan amidarone.
 Berisiko mengurangi efektivitas obat dapson.
 Berisiko meningkatkan kadar rifampicin, lamivudine, digoxin, dan zidovudine dalam
darah.
 Berpotensi meningkatkan efek samping obat diabetes sulfonylurea, phenytoin,
dan warfarin.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Kotrimoksazol


Sama seperti obat pada umumnya, kotrimoksazol juga memiliki beberapa efek samping
penggunaan obat. Efek samping tersebut meliputi:

 Nafsu makan turun


 Muntah
 Pusing berputar
 Kejang
 Neuropati perifer
 Eritema multiformis
 Hiperkalemia
 Ruam
 Mual

D. Amoxilin
Amoxicillin adalah salah satu jenis antibiotik golongan penisilin yang digunakan untuk
mengatasi infeksi berbagai jenis bakteri, seperti infeksi pada saluran
pernapasan, saluran kemih, dan telinga. Amoxicillin hanya berfungsi untuk mengobati
infeksi bakteri dan tidak bisa mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, misalnya flu.
Obat ini membunuh bakteri dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri.
Merek dagang: Amoxsan, Arcamox, Kalmoxillin, Laprimox, Mokbios, Opimox, Pehamoxil,
Solpenox, Widecillin

Tentang Amoxicillin

Golongan penisilin

Kategori Obat resep

Mengatasi infeksi akibat bakteri, terutama pada gigi,


saluran kemih, telinga, hidung, tenggorokan, saluran
Manfaat pernapasan, saluran pencernaan, dan kelamin (misalnya
gonore).

Digunakan Dewasa dan anak-anak


oleh

Bentuk Kapsul, tablet, sirup, sirup kering, suntik

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak


Kategori memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun
kehamilan belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Peringatan:
 Berhati-hatilah jika Anda alergi terhadap obat, seperti penisilin atau bahan tertentu.
 Jika Anda akan menjalani vaksinasi apa pun, pastikan memberi tahu dokter bahwa Anda sedang
mengonsumsi amoxicillin karena obat ini dapat menghambat kerja vaksin, terutama vaksin
tifoid.
 Jika Anda sedang mengonsumsi pil kontrasepsi dan mengalami muntah-muntah akibat
amoxicillin, gunakan alat pengaman tambahan seperti kondom.
 Kosultasikan pada dokter jika menderita gangguan ginjal atau dicurigai menderita demam
kelenjar (glandular fever).
 Beri tahu dokter jika mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen atau herba.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Amoxicillin
Berikut ini adalah dosis penggunaan amoxicillin yang telah disesuaikan dengan sejumlah
kondisi:
Kondisi Dosis

Dewasa: 3 gram, diulang sesudah


Abses gigi 8 jam

Dewasa : 3 gram diulang setelah


Infeksi saluran kemih 10-12 jam

Infeksi saluran pernapasan parah Dewasa: 3 gram


atau berulang

Infeksi H. pylori Dewasa: 750 atau 1000 mg

Infeksi gonore Dewasa: 3 gram

Aktinomikosis, infeksi saluran Dewasa: 250-500 mg setiap 8 jam


empedu, bronkitis, endokarditis, atau 500-875 mg setiap 12
gastroenteritis, infeksi jamAnak: di bawah 40 kg: 40-90
mulut, otitis media, pneumonia, mg/kg berat badan setiap hari,
gangguan limpa, demam tifoid dibagi dalam 2-3 dosis. Masimal:
dan paratifoid, infeksi saluran 3 gram/hari
kemih

Faringitis dan tonsilitis Dewasa: 775 mg untuk 10 hari

Pasien hemodialisis (cuci darah) 250-500 mg setiap 24 jam

Menggunakan Amoxicillin dengan Benar


Bacalah petunjuk pada bungkus obat dan ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi
amoxicillin. Jangan mengubah dosis amoxicillin kecuali disarankan oleh dokter.
Amoxicillin bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
Pastikan Anda menghabiskan dosis dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan oleh
dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya kembali infeksi. Jika infeksi masih
belum sembuh setelah mengonsumsi semua dosis yang diresepkan, kembali temui
dokter.
Jika tidak sengaja melewatkan dosis amoxicillin, segera minum jika jadwal dosis
berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, jangan menggandakan dosis.
Pada beberapa pasien anak-anak, konsumsi obat ini dapat mengakibatkan perubahan
warna gigi menjadi kuning, coklat, atau abu-abu. Berkonsultasilah dengan dokter gigi
untuk mencegah dan mengatasi perubahan warna gigi.
Interaksi Obat
Berhati-hati saat mengonsumsi amoxicillin dengan:
 Antikoagulan (pengencer darah). Amoxicillin dapat meningkatkan efek obat pengencer darah,
sehingga berpotensi menyebabkan perdarahan.
 Allopurinol, meningkatkan risiko alergi terhadap amoxicillin.
 Probenecid, meningkatkan kadar amoxicillin dalam darah.
 Antibiotik chloramphenicol, macrolides, sulfonamide, dan tetracycline, karena dapat
mempengaruhi efek amoxicillin dalam membunuh bakteri.
 Pil KB (kontrasepsi oral). Amoxicillin akan menurunkan efektivitas pil KB.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Amoxicillin
Walau jarang terjadi, amoxicillin dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:
 Mual dan muntah
 Mengalami diare
 Sakit kepala
 Ruam

Anda mungkin juga menyukai