menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai
alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri
molekul. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan
membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine,
antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik
tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik
sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang
membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas.
Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi
tersebut.
Antibiotika oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotika intravena (melalui
infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadang kala dapat digunakan
setempat, seperti tetes mata dan salep.
Susu atau produk susu (seperti keju dan yogurt) dapat mencegah penyerapan beberapa
antibiotik, seperti tetrasiklin dan ciprofloxacin. Kalsium dalam susu dan produk susu dapat
mengikat antibiotik pada lambung dan usus kecil bagian atas untuk membentuk senyawa yang
dapat larut. Sehingga, penyerapan antibiotik oleh tubuh dapat terganggu.
Untuk mencegah hal ini terjadi, Anda disarankan untuk minum antibiotik satu jam sebelum atau
dua jam setelah makan. Anda mungkin tidak perlu benar-benar menghindari susu.
Jeruk bali merah dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Salah satunya adalah dengan statin
(obat penurun kolesterol). Jeruk bali merah dapat meningkatkan jumlah obat statin dalam
darah, sehingga dapat menyebabkan efek samping yang lebih besar.
Jeruk bali merah juga dapat berinteraksi dengan obat golongan calcium channel blockers (obat
untuk tekanan darah tinggi), seperti felodipine, nicardipine, nisoldipine, amlodipine, diltiazem,
dan nifedipine. Jeruk ini dapat mengganggu pemecahan obat-obat tersebut, sehingga malah
dapat menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi.
Beberapa jenis obat lain juga dapat berinteraksi dengan jeruk bali merah ini. Di antaranya
adalah antihistamin, obat pengganti tiroid, obat kontrasepsi, obat penghambat asam lambung,
dan obat penekan batuk dekstrometorfan. Anda disarankan untuk menghindari jeruk bali merah
saat mengonsumsi obat-obatan ini.
Senyawa yang disebut furanocoumarin dalam jeruk bali merah dapat mengubah karakteristik
dari obat. Sehingga, kadar obat dalam darah dapat lebih tinggi atau lebih rendah dan
menimbulkan efek samping.
3. Sayuran hijau (vitamin K) dengan warfarin
Warfarin adalah obat pengencer darah yang dapat membantu mencegah pembekuan darah.
Obat ini bekerja dengan cara mengganggu vitamin K-faktor pembekuan darah dependen.
Sehingga, mengonsumsi sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi dapat menurunkan
kinerja obat warfarin ini.
Beberapa sayuran hijau yang mengandung vitamin K tinggi adalah bayam, kale, sawi, brokoli,
asparagus, lobak hijau, dan kol brussel. Namun, bukan berarti Anda harus benar-benar
menghindari sayuran ini. Justru, Anda harus secara konsisten mengonsumsi sayuran ini sesuai
kebiasaan makan Anda sehari-hari. Pengurangan atau peningkatan asupan sayuran hijau ini
secara tiba-tiba di luar kebiasaan makan Anda malah dapat menyebabkan masalah.
MAOI adalah obat untuk mengobati depresi dan penyakit Parkinson. Obat ini bekerja dengan
cara menghambat pemecahan asam amino tyramine dalam darah. Karena asam amino
tyramine yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Sehingga,
mengonsumsi makanan yang mengandung kadar tyramine tinggi, seperti cokelat, dapat
mengganggu kerja obat ini. Selain cokelat, makanan lain yang tinggi tyramine adalah daging
fermentasi, seperti pepperoni, sosis, dan ham.
Cefotaxime Injection digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, & perbaikan penyakit,
kondisi dan gejala berikut ini:
Infeksi bakteri
Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi dari semua bahan-
bahan konstitusi Cefotaxime Injection. Ini bukanlah daftar yang komprehensif. Efek-efek
samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi. Beberapa efek samping ini langka tetapi
serius. Konsultasi pada dokter Anda jika Anda melihat efek samping berikut, terutama jika efek
samping tidak hilang.
Kehilangan selera makan
Mual
Muntah
Diare
Sakit kepala
Jika Anda memerhatikan efek samping lain yang tidak ada diatas, hubungi dokter Anda untuk
nasihat medis. Anda juga dapat melaporkan efek samping ke otoritas administrasi makanan
dan obat-obatan setempat Anda.
Pelajari lebih lanjut: Efek samping
Tindakan pencegahan
Sebelum menggunakan obat ini, informasikan dokter Anda tentang daftar obat Anda saat ini,
produk toko (contoh, vitamin, suplemen herbal, dll.), alergi, penyakit yang sudah ada, dan
kondisi kesehatan saat ini (contoh, kehamilan, operasi yang akan datang, dll.). Beberapa
kondisi kesehatan dapat membuat Anda kebal pada efek samping obat. Konsumsi seperti yang
diarahkan oleh dokter Anda atau ikuti petunjuk yang tercetak dalam brosur produk. Dosis
berdasarkan kondisi Anda. Katakan pada dokter Anda jika kondisi Anda berlanjut atau
memburuk. Poin-poin konseling penting dijabarkan dibawah ini.
Hamil, berencana untuk hamil atau menyusui
Jangan mengubah dosis obat
Tidak memiliki vaksinasi setiap saat menggunakan obat ini
Pelajari lebih lanjut: Peringatan & Cara Penggunaan
A. Jika Anda mengonsumsi obat lain atau produk toko pada waktu bersamaan, efek
dari Cefotaxime Injection dapat berubah. Ini dapat meningkatkan resiko Anda untuk efek
samping atau menyebabkan obat Anda tidak bekerja dengan baik. Katakan pada dokter
Anda tentang semua obat, vitamin, dan suplemen herbal yang Anda gunakan, sehingga
dokter Anda dapat membantu Anda mencegah atau mengatur interaksi
obat. Cefotaxime Injection dapat berinteraksi dengan obat dan produk berikut ini
Cephalosporins
Rifabutin
Rifampin
Hipersensitivitas pada Cefotaxime Injection adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai
tambahan, Cefotaxime Injection tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:
hipersensitivitas
Pelajari lebih lanjut: Kontraindikasi
Komposisi dan Bahan Aktif
Jangan mengonsumsi lebih dari dosis resep. Mengonsumsi lebih banyak obat tidak akan
memperbaiki gejala Anda; malah dapat menyebabkan keracunan atau efek samping serius.
Jika Anda mencurigai bahwa Anda atau siapapun yang mungkin telah overdosis
dari Cefotaxime Injection, mohon pergi ke departemen darurat rumah sakit terdekat atau
rumah perawatan. Bawalah kotak obat, kontainer, atau label dengan Anda untuk membantu
dokter dengan informasi yang diperlukan.
Jangan memberikan obat Anda pada orang lain bahkan jika Anda tahu mereka memiliki
kondisi yang sama atau bahwa sepertinya mereka memiliki kondisi serupa. Ini dapat
berakibat pada overdosis.
Mohon konsultasi pada dokter atau apoteker Anda atau kemasan produk untuk informasi
lebih lanjut.
Penyimpanan dari Cefotaxime Injection
Simpan obat di temperatur ruangan, jauh dari panas dan cahaya langsung. Jangan
membekukan obat kecuali diperlukan oleh brosur kemasan. Jauhkan obat dari anak-anak
dan hewan peliharaan.
Jangan membuang obat ke toilet atau menuangkannya ke drainase kecuali diinstruksikan
seperti itu. Obat yang dibuang dengan cara ini dapat mengontaminasi lingkungan. Mohon
konsultasi pada apoteker atau dokter Anda tentang lebih banyak detil tentang bagaimana
membuang Cefotaxime Injection dengan aman.
Kadaluwarsa Cefotaxime Injection
Mengonsumsi satu dosis dari Cefotaxime Injection yang kadaluwarsa tidak akan membuat
kejadian yang merugikan. Bagaimanapun, mohon diskusikan dengan penyedia kesehatan
utama atau apoteker Anda untuk nasihat yang baik atau jika Anda merasa kurang baik atau
sakit. Obat yang kadaluwarsa dapat menjadi tidak efektif dalam merawat kondisi yang
diresepkan. Untuk berada di sisi yang aman, penting untuk tidak mengonsumsi obat yang
kadaluwarsa. Jika Anda memiliki penyakit kronis yang memerlukan konsumsi obat terus
menerus seperti kondisi jantung, kejang, dan alergi yang mengancam nyawa, Anda lebih
aman jika berhubungan dengan penyedia kesehatan utama Anda sehingga Anda dapat
memiliki pasokan obat segar yang tidak kadaluwarsa.
Pengobatan Rasional Suatu pengobatan harus baik dan rasional, yaitu memenuhi
kriteria sebagai berikut: 1) Tepat indikasi Setiap obat memiliki spektrum terapi yang
spesifik. Misalnya, antibiotik diindikasikan untuk infeksi bakteri. Dengan demikian
pemberian obat ini hanya dianjurkan untuk pasien yang memberi gejala adanya infeksi
bakteri. 2) Tepat pasien Pemilihan obat berdasarkan kondisi fisiologis dan patologis
pasien, karena respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Hal ini dikondisikan,
misalnya pada penderita dengan kelainan ginjal, pada usia lanjut, pada ibu hamil. 3)
Tepat obat 10 Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis
ditegakkan dengan benar. Dengan demikian obat yang dipilih haruslah yang memiliki
efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit. 4) Tepat dosis Dosis, cara dan lama
pemberian obat sangat berpengaruh terhadap efek terapi obat. 5) Waspada terhadap
efek samping obat Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek
tidak diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi (Anonim, 2006).
Peringatan:
Bagi anak-anak, wanita hamil, atau wanita yang sedang menyusui, sesuaikan dosis dan
pemakaian dengan anjuran dokter.
Beri tahu dokter sebelum menggunakan metronidazole apabila sedang menjalani pengobatan
dengan obat lainnya.
Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan saraf, porfiria,
epilepsi atau penyakit lainnya dengan gejala kejang.
Hindari konsumsi alkohol selama menggunakan metronidazole.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis metronidazole
Bentuk Dosis
Kondisi
Obat
Tentang Levofloxacin
Golongan Antibiotik quinolone
Harap berhati-hati bagi penderita diabetes, gangguan ginjal, gangguan mental, epilepsi
atau kondisi lainnya yang menyebabkan kejang, gangguan jantung, myasthenia
gravis atau kondisi yang menyebabkan otot menjadi lemas, masalah pada tendon atau
tendonitis dan defisiensi glucose 6-phosphate dehydrogenase.
Beri tahu dokter jika Anda sedang dalam pengobatan lain, khususnya obat steroid.
Levofloxacin dapat mengganggu hingga menghentikan efek vaksinasi tifoid. Tanyakan
pada dokter sebelum melakukan vaksinasi.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Levofloxacin
Dosis levofloxacin oral bagi orang dewasa umumnya adalah 500 mg per hari. Dosis biasanya
akan disesuaikan dengan tingkt keparahan penyakit dan kondisi kesehatan pasien. Untuk jenis
infeksi tertentu, seperti infeksi kandung kemih, dokter mungkin akan memberikan dosis sebesar
250 mg per hari. Levofloxacin diberikan selama 3-28 hari, tergantung pada jenis dan tingkat
keparahan infeksi. Terkadang pengobatan harus dilakukan hingga 60 hari jika diperlukan.
Bagi yang menggunakan levofloxacin dalam bentuk obat tetes mata, dosis yang biasa
disarankan adalah 1 atau 2 tetes setiap 30 hingga 2 jam sekali selama 3 hari, dan akan
disesuaikan setelah kondisi mulai pulih.
Dosis levofloxacin suntik akan disesuaikan dengan kondisi Anda, dan biasanya diberikan saat
menjalani rawat inap di rumah sakit.
Dosis bagi anak-anak mungkin akan berbeda dari orang dewasa. Disarankan untuk
menanyakan hal tersebut pada dokter sebelum memberikan obat ini pada mereka.
Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan levofloxacin
bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
Berpotensi menimbulkan efek gangguan irama jantung jika digunakan bersama dengan
obat antiaritmia golongan 1A (misalnya quinidine dan procainamide) dan golongan III
(misalnya amiodarone dan sotalol), fluoxetine, atau imipramine.
Menurunkan penyerapan obat dalam tubuh jika digunakan dengan sukralfat, didanosine,
antasida yang mengandung magnesium (Mg) atau aluminium (Al), atau suplemen
dengan kandungan seng (Zn), kalsium (Ca), magnesium (Mg), serta besi (Fe).
Kadar glukosa dalam tubuh dapat terpengaruhi jika digunakan bersama dengan obat
antidiabetes, seperti insulin dan glibenclamide.
Penggunaan bersama dengan kortikosteroid dapat meningkatkan risiko kelainan tendon.
Saraf dapat mengalami stimuli dan meningkatkan risiko kejang jika digunakan
dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs).
Penggumpalan darah dapat terjadi jika digunakan dengan warfarin.
Gangguan tidur.
Pusing.
Sakit kepala.
Diare.
Mual.
Mempengaruhi hasil uji lab organ hati.
Kotrimoksazol adalah kombinasi antibiotik yang terdiri dari trimethoprim dan sulfamethoxazole.
Obat ini digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti bronkitis,
otitis media, dan infeksi saluran kemih. Selain itu, kotrimoksazol juga dapat digunakan untuk
menangani dan mencegah pneumocystis carinii pneumonia (PCP) pada pasien dengan daya
tahan tubuh turun, seperti penderita HIV/AIDS. Obat ini bekerja dengan menghentikan
pertumbuhan bakteri di dalam tubuh.
Kotrimoksazol tidak bisa digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus,
seperti flu. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Merek dagang: Ratrim, Fasiprim, Bactrizol, Hufacid, Licoprima, Novatrim, Primavon, Etamoxul,
Erphatrim, Omegtrim, Bactrim, Sanprima
Tentang Kotrimoksazol
Jenis Obat Antibiotik
Peringatan:
Dosis Kotrimoksazol
Bentuk obat menentukan kandungan zat di dalamnya. Kotrimoksazol tablet/kaplet mengandung
400 atau 800 mg sulfamethoxazole dan 80 atau 160 trimethoprim. Untuk kotrimoksazol
suspensi, setiap 5 ml mengandung 200 mg sulfamethoxazole dan 40 mg trimethoprim.
Dosis kotrimoksazol berbeda-beda, tergantung kondisi, usia, dan respon tubuh terhadap obat.
Berikut merupakan dosis umum kotrimoksazol:
D. Amoxilin
Amoxicillin adalah salah satu jenis antibiotik golongan penisilin yang digunakan untuk
mengatasi infeksi berbagai jenis bakteri, seperti infeksi pada saluran
pernapasan, saluran kemih, dan telinga. Amoxicillin hanya berfungsi untuk mengobati
infeksi bakteri dan tidak bisa mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, misalnya flu.
Obat ini membunuh bakteri dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri.
Merek dagang: Amoxsan, Arcamox, Kalmoxillin, Laprimox, Mokbios, Opimox, Pehamoxil,
Solpenox, Widecillin
Tentang Amoxicillin
Golongan penisilin
Peringatan:
Berhati-hatilah jika Anda alergi terhadap obat, seperti penisilin atau bahan tertentu.
Jika Anda akan menjalani vaksinasi apa pun, pastikan memberi tahu dokter bahwa Anda sedang
mengonsumsi amoxicillin karena obat ini dapat menghambat kerja vaksin, terutama vaksin
tifoid.
Jika Anda sedang mengonsumsi pil kontrasepsi dan mengalami muntah-muntah akibat
amoxicillin, gunakan alat pengaman tambahan seperti kondom.
Kosultasikan pada dokter jika menderita gangguan ginjal atau dicurigai menderita demam
kelenjar (glandular fever).
Beri tahu dokter jika mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen atau herba.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Amoxicillin
Berikut ini adalah dosis penggunaan amoxicillin yang telah disesuaikan dengan sejumlah
kondisi:
Kondisi Dosis