Anda di halaman 1dari 13

Untuk apa obat amfetamin?

Amfetamin adalah obat untuk menangani gangguan narkolepsi, Attention Deficit Disorder with
Hyperactivity (ADHD), penyakit Parkinson, dan obesitas.

Amfetamin adalah stimulan kuat yang bekerja memengaruhi sistem saraf pusat untuk
meningkatkan kadar dopamin dalam otak. Dopamin adalah zat kimia yang dikaitkan dengan rasa
senang, tenang, dan bahagia.

Perhatian! Obat ini hanya tersedia lewat resep dokter dan harus digunakan dengan sangat hati-
hati. Orang yang diresepkan obat ini juga harus diawasi secara ketat oleh dokter karena
amphetamine berpotensi tinggi menyebabkan kecanduan

Silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut.

Bagaimana cara penggunaan obat amfetamin?


Minum obat ini sesuai yang diresepkan dokter. Ikuti semua petunjuk pemakaian yang tertera
pada label kemasan atau resep. Jangan gunakan obat ini terlalu banyak, sedikit, dan lebih lama
dari yang disarankan. Anda bisa minum obat ini sebelum atau setelah makan. Jika gejala tak
kunjung membaik, segera beri tahu dokter.

Silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut.

Bagaimana cara menyimpan obat amfetamin?


Amfetamin adalah salah satu obat yang sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Jauhkan obat ini
dari paparan sinar matahari langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi.
Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang
berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker
Anda.

Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Jangan menyiram
obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang
produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan
kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman
membuang produk Anda.

Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Bagaimana dosis amfetamin untuk orang dewasa?


Konsultasikan dosis yang tepat dengan dokter. Dosis obat ini berbeda-beda disesuaikan dengan
usia, tingkat keparahan penyakit, riwayat medis, serta kondisi pasien secara menyeluruh.

Perhatian! Obat ini hanya tersedia lewat resep dokter dan harus digunakan dengan sangat hati-
hati. Orang yang diresepkan obat ini juga harus diawasi secara ketat oleh dokter karena
amphetamine berpotensi tinggi menyebabkan kecanduan.

Silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut.

Bagaimana dosis analsik untuk anak-anak?


Konsultasikan dosis yang tepat dengan dokter. Dosis obat ini berbeda-beda disesuaikan dengan
usia, tingkat keparahan penyakit, riwayat medis, serta kondisi pasien secara menyeluruh.

Perhatian! Obat ini hanya tersedia lewat resep dokter dan harus digunakan dengan sangat hati-
hati. Orang yang diresepkan obat ini juga harus diawasi secara ketat oleh dokter karena
amphetamine berpotensi tinggi menyebabkan kecanduan.

Silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut.

Dalam dosis apakah obat amfetamin tersedia?


Kesediaan dosis obat amfetamin adalah tablet 5 mg dan 10 mg.

Efek Samping
Apa efek samping obat amfetamin?
Beberapa efek samping paling umum dari penggunaan obat amfetamin adalah:

 Jantung berdebar-debar (palpitasi)


 Gugup
 Gelisah
 Sakit kepala
 Mulut kering
 Kram perut
 Diare atau sembelit
 Nafsu makan menurun
 Penurunan berat badan
 Insomnia
 Tremor

Efek samping obat ini mungkin berbeda-beda pada setiap pasien. Jadi, tidak semua orang
mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di
atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada
dokter atau apoteker Anda.
Pencegahan & Peringatan
Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan obat amfetamin?
Amfetamin sangat rentan disalahgunakan. Obat ini juga berpotensi tinggi menyebabkan
kecanduan.

Oleh karena itu sebelum minum obat amfetamin, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan
segala manfaat dan risiko dari obat ini.

Beberapa hal yang penting untuk Anda ketahui sebelum menggunakan obat amfetamin adalah:

 Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi atau gejala tidak biasa setelah menggunakan obat ini
atau obat-obatan lainnya.
 Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler, termasuk serangan
jantung, stroke, hipertensi, diabetes, dan lain sebagainya.
 Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit ginjal dan hati.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami masalah psikologis gangguan bipolar, atau depresi
berat.
 Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit kejang dan sindrom Tourette.
 Beri tahu dokter tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk vitamin, suplemen,
dan herbal.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah menggunakan narkoba atau kecanduan alkohol.
 Obat ini dapat memberikan efek mengantuk. Jadi, hindari mengendarai kendaraan bermotor atau
mengoperasikan mesin setelah Anda mengonsumsi obat.
 Obat ini tidak untuk digunakan dalam jangka panjang.

Mungkin ada hal-hal lain yang tidak disebutkan di atas. Jika ada pertanyaan lain, maka silakan
konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut. Dokter mungkin akan memberikan informasi
yang lebih lengkap, termasuk dosis, keamanan, serta interaksi obat ini. Simak dengan baik semua
informasi yang dijelaskan dokter agar pengobatan yang Anda lakukan berjalan secara optimal.

Apakah obat amfetamin aman untuk ibu hamil dan menyusui?


Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau
menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat
dan risiko sebelum menggunakan obat ini.

Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs
Administration (FDA) Amerika Serikat, yang setara dengan Badan POM di Indonesia.

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

 A = Tidak berisiko
 B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
 C = Mungkin berisiko
 D = Ada bukti positif dari risiko
 X = Kontraindikasi
 N = Tidak diketahui

Tidak diketahui apakah obat ini dapat diserap ASI atau dapat membahayakan bayi. Jangan
gunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter jika Anda sedang menyusui.

Interaksi
Adakah obat lain apa yang mungkin berinteraksi dengan obat
amfetamin?
Walaupun beberapa jenis obat tidak bisa diminum secara bersamaan, ada juga kasus di mana
obat bisa diminum serentak jika ada interaksi. Dalam kasus ini, dokter mungkin mengubah dosis,
atau mungkin perlu melakukan beberapa pencegahan. Beri tahu petugas kesehatan profesional
bila Anda minum obat dengan atau tanpa resep.

Beberapa obat yang mungkin dapat berinteraksi dengan obat amfetamin adalah:

 Isocarboxazid
 Phenelzine
 Tranylcypromine

Artikel ini tidak memuat semua obat yang dapat berinterakasi dengan amfetamin. Oleh sebab itu,
sebelum menggunakan obat ini, sebaiknya Anda memberi tahu dokter atau apoteker terkait
semua obat yang sedang dikonsumsi. Jika Anda ragu akan interaksi obat ini dengan obat lainnya
yang sedang Anda konsumsi, maka silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut.
Dokter mungkin akan meresepkan obat lain yang sesuai dengan kondisi Anda.

Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan obat


amfetamin?
Obat-obatan tertentu tidak bisa digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu
karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan
tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan
makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Apa saja kondisi yang dapat berinteraksi dengan obat amfetamin?


Adanya masalah medis lainnya mungkin mempengaruhi penggunaan obat ini. Pastikan Anda
memberitahu dokter kalau Anda memiliki masalah medis lainnya, khususnya:

 Arteriosklerosis
 Hipertensi
 Serangan jantung
 Aritmia
 Kardiomiopati
 Gangguan bipolar
 Kejang
 Gangguan hati dan ginjal
 Stroke
 Depresi berat
 Pasien dengan riwayat penyalahgunaan narkoba
 Pasien dengan riwayat kecanduan alkohol

Mungkin ada beberapa kondisi kesehatan yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda ragu dengan
kondisi kesehatan Anda, maka jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Dokter mungkin akan
meresepkan obat lain yang sesuai dengan kondisi Anda.

Overdosis
Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau
overdosis?
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112)
atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis?


Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun, bila sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis
yang biasa. Jangan menggandakan dosis.

Amfetamin (Amphetamine), juga disebut Alfa-Metil-Fenetilamina, beta-fenil-isopropilamina,


atau benzedrin, adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep dokter)
yang biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian
atau Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak. Juga
digunakan untuk mengobati gejala-gejala luka-luka traumatik pada otak dan gejala mengantuk
pada siang hari pada kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis.

Pada awalnya, amfetamin sangat populer digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan
mengontrol berat badan. Merk dagang Amfetamin (di AS) antara lain Adderall, dan Dexedrine.
Sementara di Indonesia dijual dalam kemasan injeksi dengan merk dagang generik. Obat ini juga
digunakan secara ilegal sebagai obat untuk kesenangan (Recreational Club Drug) dan sebagai
peningkat penampilan (menambah percaya diri atau PD). Istilah “Amftamin” sering digunakan
pada campuran-campuran yang diturunkan dari Amfetamin.
Apa yang dimaksud dengan amfetamin ?

 dibuat

Okt '17

balasan terakhir

Okt '17

 1
balas

 14,3k
views

 2
users

zaidanAl Zaidan Faeyza

Okt '17
Amfetamin merupakan suatu senyawa sintetik analog dengan epinefrin dan merupakan suatu
agnis ketekolamin tidak langsung (Japardi, 2002). Amfetamin termasuk dalam psikotropika
golongan I (Hawari, 2006).

Psikotropik adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebab
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (Japardi, 2002).

Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan (Kemenkes, 2010).

Amfetamin merupakan golongan stimulan (Kemenkes, 2010). Golongan stimulan adalah jenis
NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Amfetamin
terbagi menjadi dua jenis, yaitu MDMA (Methylene dioxy methamphetamin) dan amfetamin.
Amfetamin memiliki lama kerja lebih panjang dibanding MDMA, dan memiliki efek halusinasi
yang lebih kuat (Kemenkes, 2010).

Shabu atau amfetamin merupakan kelompok narkotika yang merupakan stimulan sistem saraf
dengan nama kini methamphetamine hidrochloride, yaitu turunan dari stimulan saraf amfetamin
(Japardi, 2002). Shabu berbentuk kristal putih mirip vetsin (mitra bintibmas, 2010).

Rumus kimia amfetamin adalah (S)-Nmethyl-l-phenylpropan-2-amine (C10H15N) (Japardi,


2002). Shabu termasuk jenis stimulan, yang bekerja merangsang sistem saraf pusat otak (mitra
bintibmas, 2010).

Cara penggunaan amfetamin adalah dapat dengan tiga cara. Japardi (2002), menjabarkan bahwa
penggunaan amfetamin dapat digunakan secara suntikann, inhalasi, dihisap atau dihirup (Japradi,
2002). Dapat diminum per oral dalam bentuk pil. Dalam bentuk kristal, dibakar dengan
menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap (intra nasal) atau dibakar dengan
menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (bong) (Kemenkes, 2010). Dalam bentuk kristal
yang dilarutkan, dapat melalui intravena (Kemenkes, 2010).

Mekanisme Kerja Amfetamin

Mekanisme kerja amfetamin pada susunan saraf dipengaruhi oleh pelepasan biogenik amine
yaitu dopamin, norepinefrin, atau serotonin atau pelepasan ketiganya dari tempat penyimpanan
pada persinap yang terletak pada akhiran saraf (Japardi, 2002).

Pada dopamin didapati bahwa amfetamin menghambat re uptake dopaminergik dan sinapstosom
di hipotalamus dan secara langsung melepaskan dopamin yang baru disintesa (Japardi, 2002).

Pada norepinefrin, amfetamin memblok re-uptake norepinefrin dan juga menyebabkan pelepasan
norepinefrin baru, penambahan atau pengurangan karbon diantara cincin fenil dan nitrogen
melemahkan efek amfetamin pada pelepasan re uptake norepinefrin (Japardi, 2002).

Sedangkan pada serotonin, devirat metamafetamin dengan elektron kuat yang menari
penggantian pada cincin fenil akan mempengaruhi sistim serotoninergik (Japardi, 2002).

Ketiga kerja reseptor biogenik tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Aktivitas susunan
saraf pusat yang terjadi melalui jaras tersebut dalam otak, masing-masing menimbulkan aktivitas
serta kepribadian pada individu pengguna. Stimulasi pada pusat motorik di daerap media otak
depan (medial forebrain) menyebabkan peningkatan dari kadar norepinefrin dalam sinaps
menimbulkan euforia dan meningkatkan libido (Japardi, 2002).

Stimulasi pada ascending reticular activating system menimbulkan peningkatan aktivitas motorik
dan menurunkan rasa lelah (Japardi, 2002). Stimulasis pada sistim dopaminergik pada otak
menimbulkan gejala yang mirip dengan skizofrenia (Japardi, 2002).

Kesimpulannya adalah kerja dari ketiga reseptor tersebut diatas, dapat menimbulkan euforia,
meningkatkan libido, peningkatan aktivitas motorik, menurunkan rasa lelah dan menimbulkan
gejala yang mirip dengan skizofrenia bagi pengguna amfetamin.

Tanda dan Gejala Intoksikasi Amfetamin

Amfetamin mempengaruhi otak dan membuat rasa nikmat, meningkatkan energi, dan
meningkatkan mood (Kemenkes, 2010). Kondisi intoksikasi stimulan akan menimbulkan
beberapa gejala psikotik, beberapa hari sampai beberapa minggu (Kemenkes, 2010).

Gejala psikologik penggunaan amfetamin menurut Kemenkes (2010), Hawari (2006) dan Japardi
(2002), yaitu agitasi psikomotor, rasa gembira (elation), harga diri meningkat (grandiosity),
bayak bicara (melantur), kewaspadaan meningkat (paranoid), halusinasi penglihatan (melihat
bayangan/sesuatu yang sebenarnya tidak ada), mudah tersinggung.
Gejala fisik yang ditimbulkan menurut Hawari (2006) dan Japardi (2002), yaitu jantung berdebar
(palpitasi), pupil melebar (dilatasi pupil), tekanan darah naik, keringat berlebihan, mual dan
muntah, tingkah laku maladaptif, sulit tidur gangguan dilusi (waham) dan menurut Mitra
bintibmas (2010) semua aktivitas tubuh dipercepat.

Gejala Putus Zat Amfetamin

Sindrom putus zat amfetamin merupakan gejala yang tidak mengenakkan baik psikis maupun
fisik, untuk mengatasinya yang bersangkutan mengkonsumsi amfetamin dengan takaran semakin
bertambah dan sering (Hawari, 2006).

Gejala sindrom putus zat amfetamin menurut Hawari (2006) diantaranya perubahan alam
perasaan menjadi sedih, murung, tidak dapat merasakan senang dan keinginan bunuh diri, rasa
lelah, lesu, tidak berdaya, gangguan tidur, mimpi-mimpi bertambah sehingga menggangu
kenyamanan tidur.

Kemenkes (2010) juga menjabarkan abahwa gejala putus zat yang terjadi dari penggunaan zat ini
adalah perasaan depresi, craving, ide bunuh diri, pikiran bizzare, mood yang datar,
ketergantungan , dan fungsi sosial yang buruk. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa seseorang
dalam keadaan putus zat dapat mengalami sindrom putus zat yang dapat mengakibatkan
perubahan yang signifikan pada dirinya.

Komorbiditas Amfetamin

Komorbiditas adalah satu penyakit atau lebih berada secara bersama-sam pada seorang individu
pada suatu saat (Kemenkes, 2010). Komorbiditas biasanya merujuk pada adanya gangguan
penggunaan NAPZA diikuti dengan gangguan mental (Kemenkes, 2010).
Komorbiditas dari penggunaan amfetamin diantaranya paranoid, psikosis, depresi berat (kadang-
kadang percobaan bunuh diri), maniak, agitasi, cemas sampai panik (Fatmawati, 2005).
Kadangkala kondisi menyerupai skizofrenia kronik dapat timbul pada pengguna kronik yang
berat (Kemenkes, 2010). Sehingga, kesimpulannya adalah komorbiditas dari penggunaan
amfetamin secara garis besar mempengaruhi fisik dan psikis.
Overdosis Amfetamin

Kerusakan pembuluh darah di otak akibat sumbatan partikel amfetamin pada pembuluh darah
yang kecil dapat membuat pecah pembuluh darah di otak (Kemenkes, 2010 dan Fatmawati,
2005). Sehingga dapat disimpulkan, penggunaan amfetamin dapat membuat sumbatan pada otak,
apabila digunakan dalam jumlah berlebihan sumbatan tersebut dapat langsung menghambat
aliran darah ke otak, yang dapat menyababkan pecah pembuluh darah di otak.

Amfetamin merupakan sebuah golongan dari gabungan zat kimia termasuk obatobatan yang digunakan
baik untuk tujuan medis maupun rekreasional. Di golongan ini, d-amfetamin dan metamfetamin di
beberapa negara diizinkan untuk pengobatan sejumlah gangguan (disorders) termasuk attention-deficit
hyperactive disorder6, narcolepsy7, dan obesitas atau kelebihan berat badan. Obat-obatan ini
sebagaimana amfetamin lainnya [contoh: 3,4- methylenedioxyamphetamine (MDA), dan 3,4-
methylenedioxymethamphetamine (MDMA: dikenal sebagai pil ekstasi atau inex)] digunakan untuk
tujuan rekreasional.

Amfetamin isinya D-pseudo efinefrin yg pertama kali disintesis untuk mengurangi hidung tersumbat
(dekongestan)

Amfetamin mempengaruhi otak dan membuat rasa nikmat, meningkatkan energi, dan
meningkatkan mood (Kemenkes, 2010). Kondisi intoksikasi stimulan akan menimbulkan
beberapa gejala psikotik, beberapa hari sampai beberapa minggu (Kemenkes, 2010).

Tentu saja, secara periodik akan terdapat pernyataan dalam literatur populer serta ilmiah yang
menunjukkan potensi metamfetamin yang lebih besar serta „membuat ketagihan‟ ketimbang jenis
amfetamin lain. Pernyataan-pernyataan seperti itu, bagaimanapun, tidak konsisten dengan bukti
empiriknya. Dalam kajian-kajian laboratorium yang secara hati-hati terkendalikan dimana peserta
risetnya adalah manusia, d-amfetamin dan metamfetamin menghasilkan efek perilaku dan psikologis
yang nyaris identik (Martin et al. 1971; Sevak et al. 2009; Kirkpatrick et al. 2012). Keduanya
meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, euforia, dan hasrat untuk mengonsumsi obat tersebut
dengan sebuah pola dosis ketergantungan. Secara esensial, keduanya adalah narkoba yang sama.

Sebuah alasan atas tidak ditemukannya kepercayaan tentang narkobanarkoba ini bisa jadi berkaitan
dengan fakta bahwa metamfetamin lebih tersedia di pasar gelap karena sudah jelas bahwa proses
sintetisnya lebih mudah. Pencarian cepat di internet dapat menghasilkan lusinan resep “Cara membuat
meth”. Menurut resep-resep tersebut dan aparat penegakkan hukum, metamfetamin dapat „dengan
mudah‟ dibuat dari sejumlah produk yang umum atau mudah didapat, yang terpenting adalah obat
demam bernama pseudoephedrine yang bisa didapat di apotek tanpa resep dokter (over-thecounter
drug). Ini yang membuat metamfetamin lebih terjangkau bagi kalangan miskin, orang-orang yang
terpinggirkan, mereka yang menghindari institusi kesehatan, dan konsumen lain yang berminat. Ada
banyak orang kelas menengah ke bawah yang tidak dapat membayar dokter untuk mendapat rujukan ke
psikiater agar mendapat resep untuk amfetamin yang resmi

Apoteker dan toko yang menjual obat-obatan dengan kandungan pseudoefedrin diwajibkan
menempatkannya di ruang dalam (behind the counter) dan pembeli diwajibkan menunjukkan kartu
identifikasi yang dikeluarkan pemerintah dan menandatangani pencatatan yang digunakan untuk
melacak pembelianpembelian tersebut (Gonzales et al. 2010).

Tujuan utama pengawasan ketat metamfetamin adalah karena merupakan salah satu napza yang paling
berbahaya karena potensinya merusak otak dan perilaku. Selama beberapa dekade terakhir, data dari
riset dasar telah menyumbangkan pemahaman yang meningkat di masyarakat tentang pengaruh
metamfetamin terhadap sel-sel otak.

Metamfetamin adalah zat kimia sintetis (buatan manusia), tidak seperti kokain yang
berasal dari tanaman.
Biasanya sabu dibuat di ‘labotarium gelap’ dan tersembunyi, menggunakan bermacam
bentuk amfetamin atau turunannya, lalu dicampur dengan zat-zat kimia lain, agar
menjadi lebih kuat. Obat-obat umum seperti obat demam sering digunakan sebagai
bahan dasar untuk membuatnya. “Koki” sabu mengambil sarinya, pseudo-efedrina
(yang berasal dari stimulan lain, amfetamin), dan dicampur dengan bahan berbahaya
atau mematikan seperti asam baterai, pembebas pipa yang tersumbat, minyak lampu
dan anti-beku, agar lebih kuat.

Karena bahan yang digunakan mudah menguap dan kenyataannya para koki sabu juga
adalah pengguna yang pikirannya kusut, mereka sering mengalami kecelakaan pada
saat pembuatan dengan luka bakar parah dan cacat atau kematian. Kecelakaan seperti
ini membahayakan rumah-rumah dan gedung-gedung disekitarnya.

Laboratorium-laboratorium gelap juga menghasilkan sampah beracun—1 kilo


metamfetamin menghasilkan 5 kilo sampah. Orang-orang yang terekspos oleh sampah
ini bisa keracunan dan menjadi sakit.

Amfetamin = obat pseudoefedrin=inek=ekstasi

Metamfetamin=sabu=efek lebih lama=bisa sampai 12 jam=halusinasi lebih kuat

Anda mungkin juga menyukai