Tablet
:: KOMPOSISI ::
ALPRAZOLAM 0,25
ALPRAZOLAM 0,5
Alprazolam 0,5 mg
ALPRAZOLAM 1,0
Alprazolam 1,0 mg
:: INDIKASI ::
Pengobatan jangka pendek, ansietas sedang atau berat dan ansietas yang berhubungan dengan
depresi.
:: KONTRAINDIKASI ::
Miastenia gravis, insufisiensi pulmonary akut, kondisi fobia dan obsesi psikosis kronik.
Dewasa:
0,25-0,5 mg, 3 kali sehari. Jika perlu dosis dapat dinaikkan dengan interval 3-4 hari hingga maksimum
4 mg sehari dalam dosis terbagi.
Untuk pasien lanjut usia, debil (lemah) dan gangguan fungsi hati berat:
Jangan digunakan sebagai pengobatan tunggal pada pasien depresi atau kecemasan dengan
depresi.
Pasien penyakit hati dan ginjal kronik, penyakit pernafasan, kelemahan otot dan riwayat
penyalahgunaan obat atau alkohol, penderita kelainan kepribadian yang nyata.
Pemakaian pada anak di bawah usia 10 tahun tidak diketahui keamanannya dengan pasti.
:: EFEK SAMPING ::
Jarang terjadi: sakit kepala, insomnia, reaksi paradoksikal, tremor, hipotensi, gangguan
gastrointestinal, ruam, perubahan libido, menstruasi tidak teratur, retensi urin, diskrasia darah dan
ikterus.
:: INTERAKSI OBAT ::
:: KEMASAN ::
Penyakit A-Z
o Virus
o Kanker
o Jantung
o Otak
o Psikologi
o Defisiensi
o Infeksi
o Mata
o Pencernaan
o Semua Penyakit
Obat A-Z
Hidup Sehat
Keluarga
Tanya Dokter
Alprazolam
Pengertian Alprazolam
Alprazolam adalah obat yang termasuk dalam kelompok benzodiazepines. Biasanya obat ini
digunakan untuk mengatasi kecemasan dan serangan panik. Obat ini membuat penderita
merasa lebih tenang dan tidak terlalu tegang. Dosis obat ini sebaiknya diambil yang paling
rendah dengan frekuensi paling pendek sesuai dengan gejala yang ada.
Obat ini bekerja di dalam otak dan saraf untuk menghasilkan efek menenangkan dengan
meningkatkan efek dari zat kimia alami dalam tubuh yang disebut GABA atau gamma
aminobutyric acid. Setelah pengobatan selama empat minggu, peninjauan ulang sebaiknya
dilakukan dilakukan jika ingin diperpanjang. Maksimum penggunaan obat ini umumnya
adalah 3 bulan.
Tentang Alprazolam
Berhati-hatilah dan beri tahu dokter jika Anda alergi dengan kelompok obat
benzodiazepine atau alergi lainnya.
Jika mengonsumsi obat ini, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan alat
berat. Obat ini bisa menyebabkan pusing dan mengantuk. Orang-orang lanjut usia
akan lebih sensitif dengan alprazolam. Mereka cenderung lebih mengantuk dan bisa
mengalami gangguan keseimbangan.
Bagi wanita hamil, sesuaikan dosis dan pemakaian berdasarkan anjuran dokter. Obat
ini bisa berbahaya bagi janin jika diminum dalam dosis tinggi.
Ibu yang sedang menyusui tidak dianjurkan untuk mengonsumsi alprazolam karena
dapat berdampak pada bayi melalui ASI.
Terdapat kemungkinan Anda kesulitan mengingat kejadian sejak mengonsumsi obat
ini hingga efek dari obat menghilang. Untuk mengurangi dampaknya, Anda butuh
tidur yang cukup setelah minum obat ini.
Jika tidak sengaja melewatkan dosis meminum alprazolam, disarankan segera
meminum begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan
mengganti jadwal yang terlewat dengan menggandakan dosis alprazolam berikutnya.
Berhenti mengonsumsi obat ini perlu dilakukan secara bertahap dengan mengurangi
dosis secara perlahan-lahan. Langsung berhenti mengonsumsi alprazolam secara
mendadak dapat menimbulkan efek buruk seperti kejang-kejang.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Alprazolam
Alprazolam umumnya diberikan sebanyak 0.25-0.5 mg, 2-3 kali sehari. Dosis maksimum
alprazolam adalah 4 mg per hari. Dosis akan diberikan sesuai dengan kondisi kesehatan,
umur dan respons pasien terhadap obat ini. Peningkatan dan pengurangan dosis obat ini perlu
dilakukan secara bertahap untuk meminimalisasi efek samping dan gejala putus obat.
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam
mengonsumsi alprazolam. Keberhasilan obat ini juga tergantung pada cara mengonsumsi
dengan benar.
Usahakan untuk mengonsumsi alprazolam pada waktu yang sama tiap hari untuk
memaksimalisasi efeknya. Jangan mengubah dosis alprazolam kecuali disarankan oleh dokter
Anda. Jika Anda melewatkan satu jadwal, segera konsumsi jika jadwal berikutnya tidak
terlalu dekat. Jangan mengonsumsi dua dosis sekaligus untuk menggantikan dosis yang
terlewat.
Obat ini bisa menyebabkan gejala-gejala kecanduan. Jadi jika ingin menghentikan pemakaian
alprazolam, ikuti anjuran dari dokter. Jangan berhenti atau melanjutkan mengonsumsi
alprazolam kecuali disarankan dokter. Dosis obat bisa dikurangi perlahan sebelum akhirnya
dihentikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari gejala putus obat atau menyebabkan
penyakit awal kembali.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Alprazolam
Alprazolam akan diberikan oleh dokter jika manfaatnya lebih banyak daripada efek samping
yang ditimbulkan. Reaksi tiap orang terhadap obat ini berbeda-beda. Sulit menentukan efek
samping mana atau apakah Anda akan merasakan efek samping. Yang terpenting, beri tahu
dokter jika Anda bermasalah dengan obat yang dikonsumsi.
Mudah mengantuk
Pusing
Peningkatan produksi air liur
Perubahan pada nafsu atau gairah seksual
Perubahan suasana hati
Gangguan ingatan
Jika terjadi efek samping yang sangat jarang terjadi seperti penyakit kuning, kejang-kejang,
kesulitan berbicara, atau gangguan keseimbangan, segera temui dokter.
Depresi
Gangguan Bipolar
Kesehatan Mental
Alprazolam seringkali digunakan untuk mengobati gangguan panik, gangguan cemas seperti
gangguan cemas menyeluruh / generalized anxiety disorder (GAD) atau gangguan cemas
sosial / social anxiety disorder (SAD). Selain itu, Alprazolam juga digunakan untuk
mengurangi mual pada pasien yang menjalani kemoterapi, Alprazolam juga dapat digunakan
pada pasien depresi sebagai terapi kombinasi, pasien dengan gangguan sulit tidur.
Alprazolam dapat melewati membrane plasenta, selain itu Alprazolam juga masuk dan
dieksresikan ke dalam air susu ibu. Oleh karena itu, penggunaan Alprazolam
dikontraindikasikan untuk wanita hamil maupun ibu menyusui. Alprazolam pada wanita
hamil dapat memicu terjadinya gangguan congenital atau kecacatan pada bayi. Selain wanita
hamil dan ibu menyusui, Alprazolam juga dikontraindikasikan pada anak-anak dan orang
dengan ketergantungan alkohol, penggunaan pada orang tua harus dengan hati-hati dan dosis
disesuaikan. Alprazolam juga harus diawasi penggunaannya pada pasien myasthenia gravis,
glaukoma sudut sempit (tertutup), dan gangguan hati berat.
EFEK SAMPING
Efek samping yang dapat muncul saat mengkonsumsi Alprazolam adalah disinhibisi otot,
perubahan libido, halusinasi, mulut kering, gangguan keseimbangan, gangguan berbicara, ide
untuk bunuh diri, retensi buang air kecil, amnesia, mengantuk, ataupun pusing serta nyeri
kepala.
DOSIS
Alprazolam memiliki onset yang cukup cepat untuk mengatasi gangguan panik, setelah
diminum akan menimbulkan efek dalam waktu 1,5, - 1,6 jam. Akan tetapi, untuk mengobati
gangguan camas menyeluruh dosis yang disesuaikan baru dapat mencapai efek maksimal
dalam waktu beberapa hari hingga satu minggu. Dosis penggunaan Alprazolam dapat dimulai
dari dosis terendah satu kali sehari, dan kemudian ditingkatkan sesuai anjuran dokter dan
kebutuhan, dikarenakan penggunaan Alprazolam dalam jangka waktu panjang akan
menimbulkan toleransi dan ketergantungan. Gejala putus zat bukan merupakan hal yang
jarang ditemui pada orang yang mengkonsumi Alprazolam.
Home
alprazolam
Alprazolam
Alprazolam
Alprazolam adalah obat yang digunakan sebagai obat penenang, anti konvulsan, dan relaksan otot.
Obat ini biasanya digunakan dalam situasi seperti panik, cemas, kejang otot, dan sulit tidur, yang
digunakan hanya dalam terapi jangka pendek.
Obat ini termasuk obat golongan benzodiazepine yang bekerja dengan cara meningkatkan efek dari
neurotransmitter gamma-Aminobutyric acid (GABA).
Sediaan yang tersedia di pasaran adalah alprazolam tablet 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg dan 2 mg.
Sedangkan sediaan berupa syrup atau oral solution tersedia dengan kadar 0.5 mg / 5 ml dan 1 mg /
ml.
Indikasi
Juga diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek pada gangguan panik, dengan atau tanpa
agoraphobia. Namun, obat ini tidak lagi menjadi pilihan utama, karena obat-obat golongan selective
serotonin reuptake inhibitor biasanya lebih diutamakan. Di beberapa negara seperti Australia, obat
ini tidak lagi dianjurkan untuk pengobatan gangguan panik karena kekhawatiran mengenai toleransi,
ketergantungan dan penyalahgunaan.
Dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat lain untuk mengatasi mual dan muntah akibat
kemoterapi.
Kontra indikasi
Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada alprazolam atau obat
golongan benzodiazepine lainnya.
Hindari penggunaan obat ini pada orang-orang yang memiliki kondisi berikut : myasthenia gravis,
insufisiensi pernapasan berat, insufisiensi hati berat, insufisiensi ginjal berat, insufisiensi pulmoner
akut, kondisi fobia dan obsesi, psikosis kronik, serangan asma akut, sleep apnea sindrom, dan
gangguan kepribadian borderline (dapat menyebabkan bunuh diri dan kehilangan kontrol)
Hindari menggunakan obat ini untuk wanita hamil terutama pada trimester pertama atau ibu
menyusui.
Sebaiknya tidak dikombinasikan dengan ketoconazole dan itraconazole, karena obat-obat ini
secara signifikan mengganggu metabolisme oksidatif yang dimediasi oleh sitokrom P450 3A (CYP3A).
Selengkapnya lihat pada interaksi obat.
Efek samping yang umum adalah mengantuk, kesulitan koordinasi, kelelahan, kelemahan otot,
ataksia, dan kepala terasa ringan.
Efek samping yang lebih jarang misalnya nyeri kepala, vertigo, perubahan salivasi, gangguan
saluran cerna, ruam kulit, dan gangguan penglihatan.
Efek samping yang lebih serius, tetapi kejadiannya relatif jarang misalnya depresi pernapasan,
ketergantungan, gangguan mental, amnesia, kebingungan, kelainan darah dan sakit kuning, retensi
urin, dan hipotensi.
Efek samping paradoks dapat terjadi, termasuk kegelisahan, lekas marah, kegembiraan,
memburuknya kejang, insomnia, kram otot, perubahan libido, dan dalam beberapa kasus,
kemarahan dan kekerasan. Efek samping ini lebih mungkin terjadi pada anak-anak, orang tua, dan
individu dengan riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol dan atau agresi.
Obat ini meningkatkan risiko kejang jika digunakan terlalu sering pada pasien pengidap epilepsi.
Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan toleransi, ketergantungan, dan gejala putus
obat pada pengurangan dosis.
Perhatian
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan alprazolam adalah sebagai berikut :
Pemakaian obat harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi
alergi karena bisa berakibat fatal.
Obat ini menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi, menyalakan mesin, atau
mengerjakan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi tinggi saat menggunakan obat ini.
Berikan dengan hati-hati untuk pasien lanjut usia. Kurangi dosis jika diperlukan.
Jangan menggunakan obat ini dalam jangka panjang karena bisa menyebabkan ketergantungan.
Potensi ketergantungan meningkat pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan alkohol atau
narkoba.
Dosis yang lebih rendah direkomendasikan untuk pasien dengan insufisiensi pernapasan kronis,
karena risiko depresi pernapasan.
Penghentian pemakaian obat secara mendadak setelah penggunaan jangka panjang berpotensi
berbahaya.
Dianjurkan untuk menggunakan dosis terbatas pada dosis efektif terkecil untuk menghalangi
perkembangan ataksia atau oversedation yang mungkin terjadi terutama pada pasien usia lanjut
atau lemah.
Alprazolam masuk ke dalam air susu ibu (ASI). Jangan menggunakan obat ini selama menyusui.
Obat-obat golongan benzodiazepine yang digunakan oleh untuk ibu menyusui telah dilaporkan
menyebabkan bayi mereka menjadi lesu dan menurunkan berat badan.
Reaksi kejiwaan dan paradoks diketahui bisa terjadi akibat penggunaan obat-obat golongan
benzodiazepin (lihat Efek samping). Jika hal ini terjadi, penggunaan obat harus dihentikan. Efek
samping ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang tua.
FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan alprazolam kedalam
kategori D dengan penjelasan sebagai berikut :
Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari
investigasi, pengalaman marketing maupun studi terhadap manusia . namun jika benefit yang
diperoleh dipandang lebih tinggi dari resiko yang mungkin terjadi, obat ini bisa diberikan.
Seperti obat golongan benzodiazepin lainnya, alprazolam bersifat lipofilik dan cepat menembus
membran, sehingga dapat menyeberang ke plasenta dengan serapan obat yang signifikan.
Penggunaan pada akhir kehamilan, apalagi dengan dosis tinggi, bisa mengakibatkan sindrom bayi
floppy, hipotonia, keengganan untuk mengisap, sianosis, hipotermia, dan depresi pernafasan
moderat.
Peningkatan risiko cacat bawaan dan kelainan perkembangan lain yang terkait dengan penggunaan
obat golongan benzodiazepin selama kehamilan juga telah dilaporkan.
interaksi obat
Kontrasepsi oral mengurangi clearance alprazolam, sehingga kadar plasmanya meningkat dan bisa
terjadi akumulasi. Hal ini menyebabkan potensi terjadinya efek samping yang merugikan.
Alkohol dan obat-obat golongan benzodiazepin memiliki efek sinergis satu sama lain. Penggunaan
secara bersamaan dengan alkohol dapat menyebabkan sedasi berat, perubahan perilaku, dan
keracunan.
Kombinasi dengan ramuan akar kava-kava dapat mengakibatkan perkembangan keadaan semi-
koma.
Dosis alprazolam
Dewasa : 0.25 0.5 mg, 3 x sehari. Dosis dapat ditingkatkan dengan interval 3-4 hari. Dosis
maksimal 4 mg dalam dosis terbagi.
Lanjut usia, pasien debil : 0.25 mg, 2-3 x sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.