Anda di halaman 1dari 15

Tugas Mandiri:

Obat Sintetik
Alprazolam
Humaira Zakiya (2106654302)

Pengantar Farmasi A
Obat Sintetik
Obat sintetik merupakan obat yang terbuat oleh bahan
sintetik. Obat jenis sintetik ini dimanfaatkan serta
diresepkan oleh para dokter ataupun tenaga medis
lainnya untuk mengobati penyakit tertentu.

Obat sintetis merupakan obat modern yang terbuat oleh


bahan sintetik atau juga bahan alam yang diolah secara
modern (Harmanto, 2007). Pada era modern seperti saat
ini, seperti yang kita ketahui, teknologi telah sangat
berkembang sehingga memunculkan maraknya
pembuatan obat sintetik.
Alprazolam
Alprazolam merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi baik
gangguan kecemasan maupun gangguan panik. Alprazolam
tergolong pada kelas obat benzodiazepin yang bekerja pada otak
serta saraf (sistem saraf pusat) yang akan menimbulkan efek
menenangkan.

Maka dari itu, obat ini dapat mengurangi ketegangan psikologis


yang dirasakan oleh suatu individu, sehingga membuat orang yang
mengonsumsinya dapat merasa lebih tenang. Alprazolam biasanya
dimanfaatkan untuk pengobatan pada penderita gangguan
mental seperti gangguan kecemasan serta serangan panik yang
umumnya disebabkan oleh depresi.
Struktur, Nama, dan Rumus Kimia

Rumus molekul : C17H13ClN4

Nama IUPAC : 8-Chloro-1-methyl-6-


phenyl-4H-[1,2,4}
triazolo[4,3-a] [1,4]
benzodiazepine

Nama dagang : Xanax, Xanor,


Niravam, dll
Sejarah Alprazolam

Alprazolam ditemukan dikarenakan adanya perkembangan dalam perawatan oleh


psikiater. Perkembangan ini diawali pada tahun sekitar 1960an. Awal mula penemuan
ini yaitu dengan mencari cara untuk menolong para penderita insomnia karena
gangguan kecemasan.

Pertama kali Dr. Leo Sternbach membuat benzodiazepine yaitu Librium pada tahun
1956. Tujuannya adalah untuk mengurangi kecanduan serta secara teori aman untuk
obat penenang seperti obat bius. Dr. Sternbach meraciknya dengan komposisi
''Valium'', ''Klonopin‘’, dan obat lainnya yang mirip. Pasien pertama untuk penggunaan
Alprazolam ini yaitu pada tahun 1969 serta diberikan pada 1976. Alprazolam atau yang
biasa disebut dengan Xanax ini pertama kali dirilis oleh perusahaan Upjohn pada tahun
1981. Aprozolam pertama kali diperbolehkan penggunaannya pada tahun 1981.
Cara Kerja Alprazolam
Obat alprazolam bekerja dengan cara meningkatkan efek bahan
kimia di dalam otak. Kemampuan ini kemudian dapat meningkatkan
keseimbangan neurotransmitter yang memblokir impuls antara sel-sel
saraf di otak. Pada orang dengan gangguan kecemasan,
neurotransmitter tersebut sering kali berada di tingkat rendah.

Meski masih dibutuhkan studi lebih lanjut, para ahli percaya efek dari
obat alprazolam dikarenakan kemampuannya yang sangat mengikat
kompleks reseptor GABA-benzodiazepine. Kemampuan alprazolam
tersebut dapat meningkatkan afinitas untuk GABA (neutrotransmitter
yang memblokir impuls antara sel-sel saraf di otak). GABA tingkat
rendah seringkali berhubungan dengan gangguan kecemasan.
Dosis dan Aturan Pakai

Dosis alprazolam tergantung oleh kondisi kesehatan, usia, serta respons


setiap pasien terhadap obat. Dosis akan diawali dari tingkat rendah,
kemudian bila perlu akan ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai
dengan kebutuhan pasien.

Penggunaan alprazolam ini tidak boleh langsung dihentikan. Dosis perlu


diturunkan secara perlahan dengan jumlah pengurangan tidak lebih dari
0,5 mg setiap 3 hari. Rentang waktu penggunaan obat ini sejak awal
hingga berhenti umumnya tidak lebih dari 8-12 minggu.
Dosis dan Aturan Pakai

Untuk mengatasi kecemasan: Untuk mengatasi gangguan panik:

• Dewasa (rentang usia 18-64 tahun) • Dewasa (rentang usia 18-64 tahun)
0,25-0,5 mg sebanyak 3 kali/hari. Dosis 0,5-1 mg sebanyak 1-3 kali/hari. Dosis
ditingkatkan setiap 3-4 hari sekali. Dosis ditingkatkan tiap 3-4 hari. Dosis
maksimum 4 mg per hari bila maksimum 4-6 mg per hari.
dibutuhkan.
• Lansia
• Lansia 0,25 mg satu kali/hari. Dosis dapat
0,25 mg sebanyak 2-3 kali/hari. Dosis ditingkatkan jika dibutuhkan.
dapat ditingkatkan jika dibutuhkan.
Cara Konsumsi
• Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan
mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi alprazolam.
• Usahakan untuk mengonsumsi obat pada waktu yang sama setiap
harinya.
• Jangan mengubah dosis alprazolam kecuali disarankan oleh
dokter.
• Jangan mengunyah atau menelan bulat-bulat obat ini.
• Jika menggunakan jenis sirup, gunakan sendok takar obat atau
tutup dari botol obat. Jangan menggunakan sendok lain karena
dapat menimbulkan penggunaan dosis yang salah.
• Alprazolam bisa menyebabkan gejala-gejala kecanduan. Jangan
menambah atau menghentikan pemakaian tanpa saran dokter.
Cara Penyimpanan
• Alprazolam baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari
cahaya langsung dan tempat lembap. Jangan disimpan di
kamar mandi dan jangan dibekukan.

• Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan obat atau


tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan obat ini dari jangkauan
anak-anak dan hewan peliharaan.

• Jangan membuang obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran


pembuangan, kecuali bila diinstruksikan. Buang obat ini bila masa
berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.
Efek Samping Alprazolam

• Sulit berkonsentrasi, merasa pusing, mengantuk, lelah, atau sakit kepala.


• Perubahan suasana hati, seperti menjadi mudah marah.
• Penglihatan kabur, masalah ingatan, kesulitan berkonsentrasi
• Masalah tidur (insomnia)
• Produksi keringat dan air liur meningkat.
• Perubahan gairah seksual.
• Bengkak di tangan atau kaki
• Kelemahan otot
• Gangguan pencernaan, seperti mual, sembelit, dan perubahan nafsu makan.
• Gangguan koordinasi, seperti kesulitan berjalan atau berbicara.
• Sulit buang air kecil.
• Nyeri sendi.
Interaksi Obat Lain dengan Alprazolam

Terdapat beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan alprazolam


bersamaan dengan obat-obatan tertentu, yaitu antara lain:

• Meningkatkan efek samping obat alprazolam, bila digunakan bersama fluvoxamine,


fluoxetine, diltiazem, erythromycin, propofol, cimetidine, morfin, lorazepam,
zolpidem, dan doxylamine.
• Meningkatkan efek samping obat digoxin.
• Menurunkan efektivitas obat alprazolam, jika digunakan bersama dengan obat-
obatan anti-kejang, seperti carbamazepine dan phenytoin.
Interaksi Makanan dengan Alprazolam

Konsumsi alkohol sebaiknya dihindari sebab penggunaan obat ini dapat meningkatkan
efek samping dari alkohol. Bahkan, interaksi alprazolam dengan alkohol dapat
berdampak fatal, atau sampai pada kematian.

Makanan lain yang sebaiknya dihindari sebab dapat berinteraksi dengan alprazolam
adalah jeruk bali atau jus jeruk bali. Jika mengonsumsi makanan ini ketika sedang
menggunakan alprazolam, dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping yang akan
membahayakan kesehatan.
Referensi
Amri, F. (2012). Farmakologi alprazolam dalam mengatasi gangguan panik. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala, 12(3), 187-190.

Dawson, G. W., Jue, S. G., & Brogden, R. N. (2012). Alprazolam. drugs, 27(2), 132-147.

Hoehn-Saric, R., McLeod, D. R., & Zimmerli, W. D. (2016). Differential effects of


alprazolam and imipramine in generalized anxiety disorder: somatic versus psychic
symptoms. The Journal of clinical psychiatry.

Lydiard, R. B., Laraia, M. T., Ballenger, J. C., & Howell, E. F. (2016). Emergence of
depressive symptoms in patients receiving alprazolam for panic disorder. The
American journal of psychiatry.

Sulfiyana, H., Herman, & Rahman, M. (n.d.). Jurnal Farmasi Sandi Karsa (JFS) (Vol. 5).
Farmasi Sandi Karsa Makassar. https://media.neliti.com/media/publications/286093-
studi-perbandingan-tingkat-pengetahuan-m-4c97569e.pdf
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai