Anda di halaman 1dari 59

TUGAS MANDIRI

TENTANG CONTOH OBAT BEBAS, OBAT BEBAS TERBATAS, OBAT KERAS,


OBAT GENERIK, OBAT PSIKOTROPIKA

DOSEN PENGAMPU:

MERDY R. KANSIL, S.Farm, M.Kes., Apt

DISUSUN OLEH :
NAMA : INJILIA V A ROGAHANG
NIM : 19 18 0027
TK/SEMESTER : 1/II

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III MANADO


T.A 2019/2020
CONTOH – CONTOH OBAT

Obat Psikotropika

1. Xanax

Xanax digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Obat ini merupakan obat keras
yang memerlukan resep dokter. Xanax mengandung zat aktif    dalam 3 dosis yaitu 0,25
mg, 0,5 mg dan 1 mg.
Indikasi (manfaat) obat

 Mengatasi:
 Gangguan kecemasan  (ansietas) termasuk kondisi cemas yang berlebih (kecemasan
neurotik).
 Depresi  disertai dengan kecemasan.
 Gangguan panik yang disertai atau tanpa disertai dengan rasa takut yang
berlebihan pada tempat umum (agorafobia ).

Bentuk Sediaan

Kaplet dan tablet

Rute pemberian
Diminum (oral)
Komposisi obat

 Xanax kaplet 0,25 mg: alprazolam 0,25 mg


 Xanax kaplet 0,5 mg: alprazolam 0,5 mg.
 Xanax kaplet 1 mg: alprazolam 1 mg.

Dosis obat
Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter

1) Kecemasan (ansietas):
 Dosis awal: 0,75-1.5 mg/hari dalam dosis terbagi.
 Dosis pemeliharaan: 0,5-4 mg/hari dalam dosis terbagi.
2) Gangguan panik:
 Dosis awal: 0,5-1 mg pada saat menjelang tidur atau 0,5 mg sebanyak 3
kali/hari.
 Dosis pemeliharaan: sesuaikan dengan respons pasien.
3) Penambahan dosis tidak boleh melebihi 1 mg dan dilakukan dengan selang waktu
3-4 hari, maksimal: 10 mg/hari.
4) Pasien lanjut usia:
 Dosis awal dan pemeliharaan: 0,5-0,75 mg/hari dalam dosis terbagi.

Aturan pakai obat

 Dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.


 Efek samping seperti mengantuk dapat dikurangi jika obat dikonsumsi
segera sesudah makan.

Efek samping obat

 Mengantuk.
 Berbicara cadel.
 Kondisi seseorang yang mengantuk namun masih dapat sadar bila diberi
rangsangan (somnolen).
 Gangguan kecerdasan.
 Ketakutan seseorang akan kenaikan berat badan (anoreksia).
 Kelelahan  (fatigue).

Kontraindikasi (jangan dikonsumsi pada kondisi)

Pasien yang memiliki alergi terhadap benzodiazepin dan alprazolam.

Perhatian khusus

 Pasien depresi atau ingin bunuh diri.


 Pasien dengan riwayat gagal ginjal.
 Pasien dengan gangguan fungsi hati.
 Disarankan untuk tidak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan mengemudi
kendaraan atau menjalankan mesin.
 Ibu hamil dan menyusui.
 Anak-anak 18 tahun ke bawah.
 Dapat terjadi gejala-gejala putus obat seperti sakit kepala, diare ataupun gemetar
(tremor).
 Gangguan suasana hati yang membuat seseorang merasa sangat bersemangat
secara fisik dan mental (hipomania atau mania).

 Hindari penghentian terapi secara mendadak.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

 Simetidin.
 Ketokonazol.
 trakonazol.
 Nefazodon.
 Fluvoksamin.
 Fluoksetin.
 Propoksifen.
 Kontrasepsi oral.
 Diltiazem.
 Eritromisin.
 Troleandomisin.
 Ritonavir.

2. Valium

Diazepam atau valium adalah salah satu contoh obat penenang yang digunakan untuk


mengatasi kejang dan gangguan kecemasan. Obat ini tidak disarankan
untuk digunakan dalam jangka panjang. Diazepam bekerja dengan cara memengaruhi zat kimia
di otak sehingga memberikan efek menenangkan selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari
setelah dikonsumsi. Selain untuk mengatasi kejang dan gangguan kecemasan, diazepam juga
digunakan untuk mengatasi gejala putus zat akibat alkohol, otot yang tegang, serta obat
penenang sebelum tindakan medis khusus, misalnya sebelum operasi.Obat ini tidak digunakan
untuk jangka panjang, umumnya hanya digunakan maksimal selama 1 bulan. Penggunaan obat
yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh malah kebal terhadap obat dan kecanduan.
Indikasi (manfaat) obat
Mengatasi kejang dan memberikan efek penenang

Kontraindikasi:
 Riwayat hipersensitivitas
 Intoksikasi alkohol akut
 Miastenia gravis
 Glaukoma sudut tertutup akut dan glaukoma sudut terbuka, kecuali pasien mendapat
terapi yang sesuai
 Depresi pernafasan
 Pemberian IV diazepam pada pasien syok, koma, depresi pernafasan, dan pasien yang
telah menerima obat respiratori depresan
 Sleep apnea atau insufisiensi pulmoner akut
 Anak < 6 bulan
 Trimester pertama kehamilan

Bentuk obat

Tablet, sirup, suntik, suppositoria (kapsul yang dimasukkan ke dalam dubur).

Rute pemberian
Diminum (oral)

Dosis dan Aturan Pakai Diazepam


Dosis diazepam untuk setiap pasien berbeda-beda. Dokter akan menentukan dosis berdasarkan
kondisi yang ditangani, usia pasien, respons terhadap obat, serta bentuk sediaan obat. Berikut
adalah dosis diazepam yang umum diberikan:
Dosis dewasa

 Gangguan kecemasan
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.

 Kejang
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.

 Gejala putus zat akibat alkohol


5-10 mg setiap 6-8 jam.
Dosis lansia atau pasien dengan kondisi khusus
Dimulai dari 2-2,5 mg, dikonsumsi 1-2 kali. Dosis dapat dinaikan secara perlahan jika
dibutuhkan.
Dosis anak-anak
1-2,5 mg, dikonsumsi 3-4 kali/hari. Dosis dapat dinaikan secara perlahan jika dibutuhkan.
Untuk diazepam dalam bentuk suntik atau supositoria, dokter akan menyesuaikannya dengan
kondisi pasien di rumah sakit.

Interaksi dengan Obat Lain
Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat terjadi jika menggunakan diazepam bersamaan
dengan obat-obatan tertentu:

 Penurunan kesadaran dan gangguan pernapasan, bila digunakan dengan obat golongan


opioid (misalnya morfin).
 Peningkatan efek mengantuk, jika digunakan dengan obat antivirus zidovudine.
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping salah satu obat, jika digunakan dengan obat
antipsikotik dan antihistamin.
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping diazepam, jika dikonsumsi dengan isoniazid,
cimetidine, erythromycin, ketoconazole, dan omeprazole.
 Penurunan efektivitas diazepam, bila digunakan bersamaan dengan rifampicin,
carbamazepine, phenytoin, dan antasida.
 Penurunan efektivitas kedua obat, jika digunakan dengan thiopental.

Efek Samping Menggunakan Diazepam


Reaksi tiap orang terhadap sebuah obat dapat berbeda-beda. Beberapa efek samping yang umum
terjadi akibat penggunaan diazepam adalah:

 Mengantuk atau pusing


 Lemas
 Penglihatan kabur
 Gangguan keseimbangan
 Kelemahan otot
 Gemetar (tremor)
 Mudah lupa dan merasa bingung
 Gelisah

3. Ativan
Lorezepam atau ativan adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan.
Lorezepam mampu menghasilkan efek menenangkan di berbagai bagian otak dan sistem saraf
pusat. Efek menenangkan ini sangat membantu dalam berbagai kondisi yang menyebabkan rasa
gelisah atau cemas, seperti sebelum tindakan operasi atau sebelum kemoterapi. Selain itu,
lorazepam juga digunakan untuk insomnia yang berhubungan dengan gangguan kecemasan, dan
lorazepam suntik diberikan untuk kejang yang sulit berhenti (status epileptikus). Namun,
lorazepam suntikan tidak tersedia di Indonesia.
Lorezepam termasuk dalam golongan obat antikonvulsan jenis benzoadiazepine yang bekerja
dengan cara meningkatkan efek unsur kimia tertentu di dalam otak, yaitu asam gamma-
aminobutirat (GABA). Dengan meningkatnya aktivitas GABA, kerja otak akan melambat dan
menghasilkan efek menenangkan.

Indikasi (manfaat) obat

Menangani gangguan kecemasan dan kondisi lain yang menyertainya

Kontraindikasi
Penggunaan lorazepam dengan opioid harus dihindari sebisa mungkin. Penggunaan bersama
opioid dapat menyebabkan sedasi dalam yang berujung pada depresi pernafasan, koma dan
kematian. Penggunaan lorazepam bersamaan dengan opioid hanya dapat dilakukan pada:

 Pasien yang tidak dapat menggunakan alternatif pengobatan lainnya.


 Dosis yang serendah mungkin dan durasi yang paling singkat.
 Pemantauan berkala terhadap tanda dan gejala depresi pernafasan dan sedasi pada pasien
dapat dilakukan.
Kontraindikasi penggunaan lorazepam adalah:
 Hipersensitivitas
 Glaukoma akut sudut sempit
 Akses dan pemberian intravena
 Depresi nafas hebat
 Sleep apnea
 Digunakan pada bayi prematur dengan dosis injek

Bentuk obat
Tablet

Rute pemberian
Diminum (oral

Dosis Lorazepam

Kondisi Usia Dosis


2-3 mg, diberikan pada malam hari sebelum operasi, dilanjutkan dengan 2-
Dewasa
4 mg, diberikan 1-2 jam sebelum operasi.
Persiapan
Lansia Dosis dikurangi atau setengah dari dosis dewasa.
operasi untuk
mengurangi Anak-
kecemasan anak
0,5-2,5 mg/kgBB, 1 jam sebelum operasi.
usia 5-13
tahun
1-4 mg per hari, yang dibagi menjadi beberapa jadwal konsumsi, selama 2-
Dewasa
4 minggu.
Gangguan
Lansia Dosis dikurangi atau setengah dari dosis dewasa.
kecemasan
Anak-
Tidak dianjurkan.
anak
Dewasa 1-2 mg, sebelum tidur.
Insomnia terkait
Lansia Dosis dikurangi atau setengah dari dosis dewasa.
gangguan
kecemasan Anak-
Tidak dianjurkan.
anak

Interaksi Obat
Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan lorazepam bersama
dengan obat-obatan lainnya:

 Meningkatkan efek lorazepam pada sistem saraf, jika digunakan


dengan phenobarbital dan antidepresan.
 Meningkatkan efek kantuk, halusinasi, dan perilaku irasional, jika lorazepam digunakan
dengan hyoscine butylbromide.
 Efek obat akan menurun, jika digunakan bersama dengan kafein, teofilin, atau aminofilin.
 Meningkatkan kadar obat lorazepam, jika digunakan dengan natrium divalproex.

Efek Samping Lorazepam


Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan lorazepam adalah:
 Kantuk
 Pusing
 Vertigo
 Tekanan darah rendah
 Keseimbangan terganggu
 Terasa lelah dan lemah
 Disorientasi
 Tremor
 Kejang
 Disartria
 Mual
 Konstipasi
 Perubahan nafsu makan
 Sleep apnea
 Impotensi
 Depresi
 Reaksi paradoks (gelisah, marah, agresif, muncul rasa permusuhan)
 Muncul gagasan untuk bunuh diri
 Gangguan pernapasan
 Gangguan penglihatan
 Mata dan kulit menguning
 Reaksi hipersensitivitas
 Gangguan Kecemasan Umum
 Insomnia

4. Librium

Librium adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan atau untuk bantuan
gejala kegelisahan jangka pendek, gejala penarikan alkoholisme akut dan / atau penyalahgunaan
obat, serta ketakutan dan kecemasan pra operasi. Obat ini mengandung Chlordiazepoxide obat
yang bekerja pada otak dan saraf untuk menghasilkan efek menenangkan.Berikut ini adalah
informasi lengkap obat Librium yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik
yang sama.
Indikasi
Kegunaan Librium (Chlordiazepoxide) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
Librium diindikasikan untuk pengelolaan gangguan kecemasan (anxiety) atau untuk bantuan
gejala kegelisahan jangka pendek.
Untuk mengobati gejala penarikan alkoholisme akut dan / atau penyalahgunaan obat.
Obat Librium juga digunakan untuk meredakan kecemasan sebelum menjalani operasi.
Efektivitas Chlordiazepoxide HCl dalam penggunaan jangka panjang, yaitu lebih dari 4 bulan,
belum ditetapkan oleh studi klinis yang sistematis. Dokter akan melakukan evaluasi secara
berkala efektivitas obat tersebut untuk setiap pasien secara individual.
Kontraindikasi
 Kontraindikasi pada pasien dengan riwayat hipersensitif/alergi obat Chlordiazepoxide
HCl atau obat-obat kelas benzodiazepine secara umum.
 Jangan digunakan pada pasein insufisiensi paru akut, depresi berat, pasien dengan
kelemahan respek neuromuskular, psikosis kronis, atau porfiria.
 Librium sebaiknya tidak digunakan untuk ibu hamil atau ibu menyusui.

Bentuk obat

Tablet

Rute pemberian
Diminum (oral) dan melalui suntikan ke dalam otot (intramuskular)

Efek samping Librium

Berikut adalah beberapa efek samping Librium (Chlordiazepoxide) :

 Efek samping Librium (Chlordiazepoxide) yang mungkin terjadi misalnya


ketergantungan fisik dan psikologis.
 Obat Librium juga menyebabkan withdrawal syndrome. Semakin tinggi dosis dan
semakin lama obat diminum, semakin besar risikonya mengalami gejala withdrawal
syndrome yang tidak menyenangkan. Bahkan gejala withdrawal syndrome dapat terjadi
pada dosis standar dan juga penggunaan jangka pendek.
 Obat ini juga menyebabkan efek samping berupa mengganggu kinerja psikomotor, agresi
(pada individu yang memiliki kecenderungan tersebut terutama jika pasien juga
menggunakan alkohol).
 Efek samping yang umum dari obat kelas benzodiazepine adalah efek sedasi.
 Kadang bisa menyebabkan dislasi darah, sakit kuning, dan disfungsi hepar.
 Efek samping yang berpotensi fatal namun frekuensi kejadiannya jarang
adalah anemia hipoplasia atau hemolitik.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat Librium yang mungkin terjadi jika digunakan bersamaan dengan
obat-obat lain :

 Cimetidine menghambat proses metabolisme Librium (Chlordiazepoxide) sehingga


meningkatkan kadar serumnya.
 Bisa meningkatkan efek obat-obat neuroleptik mayor.
 Alkohol mempotensiasi efek obat-obat depresan sistem saraf pusat.
 Jus anggur dapat meningkatkan kadar serum dan toksisitas.
 Penggunaan obat benzodiazepine bersamaan dengan obat opioid
(misalnya codeine, oxycodone, dan morphine) menyebabkan efek samping yang sangat
buruk bahkan sampai kematian. Hindari penggunaan secara bersamaan.

Dosis Librium

Obat Librium (Chlordiazepoxide) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

 Premedikasi sebelum anestesi (Intramuskular)
Dewasa : 50-100 mg diberikan 1 jam sebelum operasi.
 Insomnia (oral)
Dewasa : 10-30 mg sebelum tidur.
 Kejang otot (oral)
Dewasa : 10-30 mg/hari dalam dosis terbagi.
 Kegelisahan (oral)
Dewasa : 30 mg/hari dalam dosis terbagi, bisa ditingkatkan sampai 100 mg/hari jika
parah.
 Gejala akut penarikan alkohol (oral)
Dewasa : 25-100 mg/hari diulang seperlunya. Dosis maksimal : 300 mg/hari.
 Kecemasan akut (Parenteral)
Dewasa : Dosis awal, 50-100 mg diikuti 25-50 mg 3-4 kali sehari jika diperlukan. Bisa
diberikan via Intramuskular yang dalam atau Intravena lamban.
 Gejala penarikan alkohol yang parah (Parenteral)
Dewasa : Dosis awal, 50-100 mg, jika diperlukan, ulangi dosis setelah 2-4 jam. Bisa
diberikan via Intramuskular yang dalam atau Intravena lamban.

5. Dumolid

Dumolid adalah salah satu merek obat penenang yang mengandung nitrazepam. Obat ini hanya
diberikan untuk mengatasi insomnia yang berat, sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, serta
mengakibatkan rasa tertekan pada penderitanya. Dumolid tidak boleh diberikan untuk jangka
panjang karena mengakibatkan efek ketergantungan dan mengurangi efektivitasnya di kemudian
hari, sehingga dosis obat harus terus ditingkatkan.
Kandungan nitrazepam pada Dumolid merupakan obat golongan benzodiazepine yang bekerja
dengan cara memengaruhi zat kimia di otak, sehingga mengakibatkan kerja otak menurun.
Seluruh obat golongan benzodiazepine merupakan obat yang bisa didapatkan hanya dengan
resep dokter, sehingga bila seseorang memiliki dan mengonsumsi Dumolid tanpa resep dokter
dapat dikategorikan sebagai penyalahgunaan obat.

Indikasi Dumolid

Pemberian obat dumolid harus sesuai dengan indikasi yang berlaku dan tidak boleh digunakan
tanpa adanya indikasi tersebut. Obat dumolid bisa diberikan kepada pasien yang memiliki
keluhan insomnia atau gangguan tidur lainnya. Kandungan nitrazepam di dalam obat dumolid
juga bisa diberikan kepada pasien yang membutuhkan ketenangan. Pasien atau konsumen yang
sedang memiliki kesedihan yang cukup mendalam atau masalah berat bisa menggunakan obat
dumolid. Akan tetapi jangan pernah menggunakan obat dumolid sebagai penenang tanpa adanya
anjuran dari dokter. Penggunaan obat dumolid sebagai obat penenang harus atas izin dokter. Hal
ini dikarenakan efek penenang dari obat dumolid bisa menimbulkan ketergantungan.

Kontraindikasi Dumolid

Ada beberapa hal yang bisa menjadi kontraindikasi terhadap obat dumolid. Informasi ini penting
untuk Anda ketahui agar terhindar dari efek samping tertentu yang membahayakan kesehatan
dan keselamatan jiwa.

Pasien yang memiliki psikosis kronik dan depresi pernapasan tidak bisa menggunakan obat
dumolid. Selain itu, kontraindikasi juga terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah medis
seperti gangguan hati berat, miastenia gravis, porfiria akut dan kondisi obsesi.

Sebagaimana obat-obatan jenis lainnya, pasien atau konsumen yang memiliki alergi atau
hipersensitif terhadap nitrazepam sebagai kandungan dumolid tidak boleh mengonsumsi obat
dumolid. Hal ini bisa menimbulkan reaksi alergi setelah pemakaian.

Obat dumolid juga tidak bisa digunakan oleh pasien yang memiliki masalah paru-paru berat dan
sleep apnea. Ibu hamil dan ibu menyusui juga sebaiknya tidak menggunakan obat dumolid tanpa
melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Janganlah memberikan obat dumolid
kepada anak yang berusia di bawah 12 tahun.

Bentuk Sediaan Dumolid

Obat dumolid yang beredar di pasaran tersedia dalam satu bentuk sediaan. Bentuk sediaan obat
dumolid adalah tablet salut selaput. Setiap satu tablet salut selaput mengandung 5 mg
nitrazepam. Simpanlah obat dumolid di tempat yang terhindar dari sinar matahari.

Rute pemberian

Diminum (oral)

Dosis Dumolid

Manfaat dumolid bisa Anda dapatkan apabila menggunakannya sesuai dengan aturan pakai dan
dosis yang dianjurkan baik dari resep dokter maupun yang tertera pada kemasan. Dosis dumolid
untuk orang dewasa adalah 5-10 mg per hari.

Pada pasien lanjut usia, dosis dumolid yang harus diberikan adalah 2,5-5 mg per hari. Pemberian
dosis dumolid baik untuk orang dewasa dan lansia dilakukan sebelum tidur. Dosis dumolid untuk
anak usia di atas 12 tahun sebaiknya didapat atas anjuran dokter.

Interaksi Dumolid dengan Obat Lain


Ketika Anda diresepkan Dumolid, beri tahu dokter apabila Anda kebetulan sedang menjalani
terapi dengan obat-obatan lainnya agar terhindar dari efek interaksi obat yang tidak diinginkan.
Berikut ini adalah efek samping yang dapat terjadi apabila Dumolid dikonsumsi bersamaan
dengan obat-obatan lain:

 Rasa kantuk berlebihan, bila dikonsumsi dengan obat penenang lainnya, alpha-blocker
seperti tamsulosin, antidepresan, antipsikotik, alkohol, obat anti nyeri, antihistamin, dan
relaksan otot seperti baclofen dan tizanidine.
 Menurunnya efek dari nitrazepam, bila dikonsumsi dengan kafein dan teofilin.
 Mempengaruhi kadar obat epilepsy, seperti phenytoin atau barbiturate, dalam darah.
 Mempercepat pembuangan zat nitrazepam keluar tubuh, bila dikonsumsi
dengan rifampicin.
 Memperlambat pembuangan zat nitrazepam keluar tubuh, bila dikonsumsi dengan
cimetidine, kontrasepsi yang mengandung estrogen, ritonavir, isoniazid.
 Mengganggu kerja obat levodopa.

Efek Samping Dumolid


Dumolid berpotensi menyebabkan efek samping, seperti mengantuk, pusing, gelisah, dan
gangguan koordinasi. Pada penggunaan jangka panjang, yang biasanya dialami oleh orang yang
menyalahgunakan obat ini, dapat mengakibatkan rasa cemas, anoreksia, insomnia, disertai
dengan perubahan perilaku yang mempengaruhi hubungan sosial atau performa kerja.
Efek samping yang ditimbulkan dari Dumolid juga tergantung dari besarnya dosis yang
diberikan. Mengingat efek toleransi yang dimiliki Dumolid, orang yang mengonsumsi Dumolid
dalam jangka panjang rentan untuk mengalami gejala keracunan atau overdosis, seperti:

 Rasa kelelahan.
 Koma.
 Linglung.
 Hipotensi.
 Melambatnya denyut jantung.
 Sulit bernapas
 Kematian.

Obat Keras
1. Stazol
Stazol merupakan obat yang di produksi oleh Bernofarm. Obat ini mengandung Cilostazol yang
diindikasikan untuk Klaudikasio intermiten (gejala yang paling sering muncul pada penyakit
arteri perifer). Stazol bekerja dengan cara Peningkatan cAMP dalam trombosit dan pembuluh
darah menyebabkan penghambatan agregasi trombosit, vasodilatasi dan penghambatan
proliferasi sel otot polos pembuluh darah.

Bentuk

Tablet

Rute Pemberian

Oral ( diminum)

Indikasi Stazol
Stazol diindikasikan untuk Klaudikasio intermiten (gejala yang paling sering muncul pada
penyakit arteri perifer).

Dosis & Cara Penggunaan Stazol


Obat Keras. Harus dengan Resep Dokter.

 Dewasa: 2 x sehari 100 mg. Hentikan jika tidak ada perbaikan klinis setelah 3 bulan.

Efek Samping Stazol


Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Stazol, antara lain:

 Pusing, sakit kepala, jantung berdebar, diare, mual, muntah, bengkak, aritmia jantung,
nyeri dada, radang selaput lendir hidung, memar, ruam, perdarahan.
 Jarang, kelainan hematologis termasuk agranulositosis (sumsum tulang gagal membentuk
granulosit), leukopoenia (penurunan jumlah leukosit), trombositopenia (penurunan
jumlah trombosit).
 Berpotensi Fatal: Pancytopenia, anemia aplastik.

Kontraindikasi:

 Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gagal jantung kongesif dari segala tingkat
keparahan, perpanjangan interval QT, kecenderungan untuk perdarahan (misalnya:
Ulserasi peptik aktif, retinopati diabetik proliferatif, stroke hemoragik baru-baru ini
(dalam 6 bulan).
 Hipertensi yang tidak terkontrol), angina pektoris tidak stabil, serangan jantung atau
intervensi koroner dalam 6 bulan terakhir. Riwayat takikardia ventrikel, fibrilasi
ventrikel, ektopik ventrikel multifokal, takikaritmia berat.
 Gangguan hati sedang sampai berat atau gangguan ginjal berat (CrCl ≤25 mL / mnt).
 Penggunaan bersamaan dengan 2 antiplatelet tambahan atau obat antikoagulan.

Interaksi Obat:


 Meningkatkan konsentrasi plasma jika digunakan bersamaan dengan obat penghambat
CYP3A4 dan CYP2C19 (misalnya: Ketoconazole, omeprazole).
 Berpotensi Fatal: Meningkatkan risiko perdarahan bila digunakan bersamaan dengan ≥ 2
antiplatelet atau obat antikoagulan tambahan (misalnya: Aspirin, clopidogrel, heparin).

2. Dorner

Dorner merupakan obat yang mengandung Beraprost. Dorner digunakan untuk mengurangi rasa
nyeri dan rasa dingin akibat hambatan pada pembuluh darah arteri dan hipertensi paru primer.
Dorner bekerja dengan cara vasodilator (memperlebar pembuluh darah), mengurangi beban dari
ventrikel kanan. Dorner juga digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol.

Bentuk Sediaan

Tablet

Rute Pemberian
Oral ( diminum)

Indikasi Dorner
Dorner digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan rasa dingin akibat hambatan pada pembuluh
darah arteri dan hipertensi paru primer (tekanan darah tinggi pada pembuluh darah arteri di paru-
paru dan sisi kanan jantung).
Dosis & Cara Penggunaan Dorner
Dorner merupakan obat yang termasuk ke dalam Golongan Obat Keras sehingga pada setiap
pembelian nya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan dorner juga harus
dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena Dosis Penggunaan
nya berbeda-beda setiap individu nya tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

1. Memperbaiki tukak, nyeri, & rasa dingin yang berhubungan dengan oklusi arterial kronik
Dewasa: di berikan  tablet (120 mcg)/hari  atau 2 tablet, di minum 3 kali sehari.
2. Hipertensi pulmonal primer Di berikan 3 tablet (60 mcg)/hari, atau 1 tablet di minum 3
kali sehari. Bila perlu, tingkatkan dosis sampai dengan 180 mcg/hari dalam 3-4 dosis
terbagi.

Efek Samping Dorner


 Sakit kepala.
 Rasa hangat dan kemerahan pada wajah.
 Gangguan pada saluran pencernaan.
 Pendarahan.
 Pusing.
 Peningkatan kadar enzim hati, trigliserida, dan bilirubin.

Kontraindikasi

 Pasien yang memiliki riwayat hipersensitifitas pada natrium beraprost.


 Depresi sistem saraf pusat toksik berat.
 Keadaan koma.
 Pengidap parkinson.
 Tirotoksikosis (kerja dari hormon tiroid berlebihan yang disebabkan oleh kadar hormon
tiroid yang berlebih dalam tubuh).
 Gangguan jantung.

Interaksi Obat
Tidak boleh di berikan bersamaan dengan warfarin, aspirin, tiklopidin dan urokinase.

3. Alista

4. Alista
Alista merupakan obat yang mengandung Cilostazol yang digunakan untuk membantu
mengobati penyakit pembuluh darah perifer. Penyakit ini adalah masalah peredaran darah yang
umum dimana pembuluh darah arteri menyempit yang menyebabkan kurangnya aliran darah ke
tungkai (kaki). Penyakit pembuluh darah perifer disebabkan oleh adanya penumpukan lemak
pada saluran pembuluh darah yang menghambat aliran darah. Alista bekerja dengan menjaga
darah dari pembekuan dengan melebarkan atau merelaksasi pembuluh darah sehingga aliran
darah menjadi lancar.

Bentuk Sediaan

Tablet

Rute Pemberian

Oral (diminum)

Indikasi Alista
Alista digunakan untuk mengobati klaudikasio intermiten (ketidaknyamanan otot ekstremitas
bawah).

Aturan penggunaan Alista:


Dewasa, 2 tablet diminum 2 kali sehari. Hentikan jika tidak ada perbaikan klinis setelah 3 bulan.

Efek Samping Alista


Efek Samping yang mungkin dapat timbul adalah:

 Pusing, sakit kepala


 Jantung berdebar
 Diare
 Mual, muntah
 Edema (bengkak)
 Aritmia jantung (gangguan irama jantung)
 Nyeri dada
 Ruam
 Perdarahan.

Kontraindikasi:
Hindari penggunaan Alista pada pasien:

 Penderita gagal jantung kongestif dari segala tingkat keparahan


 Pasien dengan perpanjangan interval QT
 Pasien dengan kecenderungan untuk perdarahan (misalnya: Ulserasi peptik aktif,
retinopati diabetik proliferatif, stroke hemoragik baru-baru ini (dalam 6 bulan), hipertensi
yang tidak terkontrol);
 Penderita angina pektoris tidak stabil, infark miokard atau intervensi koroner dalam 6
bulan terakhir.
 Riwayat takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel, ektopik ventrikel multifokal, takikaritmia
berat.
 Gangguan hati sedang sampai berat atau gangguan ginjal berat (CrCl ≤25 mL / menit).
 Penggunaan bersamaan dengan 2 antiplatelet tambahan atau obat antikoagulan.

Interaksi Obat:

 Meningkatkan konsentrasi plasma jika di berikan bersamaan dengan penghambat


CYP3A4 dan CYP2C19 (misalnya: Ketoconazole, omeprazole).
 Berpotensi Fatal: Meningkaktan risiko perdarahan bila digunakan bersamaan dengan ≥ 2
antiplatelet atau obat antikoagulan tambahan (misalnya: Aspirin, clopidogrel, heparin).

4. Tamaret

Tamaret adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan


atas, infeksi kulit, kelamin, infeksi jaringan lunak dan profilaksis demam rheuma yang recurrent.
Tamaret mengandung Erythromycin, antibiotik yang termasuk golongan makrolid. Berikut ini
adalah informasi lengkap Tamaret yang penting diketahui sebelum mengonsumsinya

Bentuk Sedian

Tablet

Rute Pemberian

Oral ( dimunum)
Indikasi

Kegunaan tamaret (Erythromycin ) adalah untuk mengobati infeksi oleh kuman yang peka
terhadap Erythromycin seperti bronkitis akut dan kronik, osteomyelitis, cellulitis, pyelitis,
uretritis, gonorrhoeae, syphillis dan amoebiasis. tamaret (Erythromycin) juga digunakan untuk
mengobati infeksi kulit dan jaringan lunak dan profilaksis demam rheuma yang recurrent.

Kontra indikasi

 Tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat hipersensitifitas atau alergi
terhadap Erythromycin dan antibiotika makrolidum lainnya.
 Kontraindikasi untuk pasien dengan fungsi hati yang rusak.

Efek Samping tamaret

Berikut adalah beberapa efek samping tamaret yang diketahui

 Kebanyakan efek samping tamaret (Erythromycin) yang muncul adalah gangguan pada
saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, kembung, flatulensi, palpitasi, nyeri
dada, dispepsia, dan nyeri pada perut.
 Gugup, ruam kulit, melena dan jaundice kolestatik, monilia, vaginitis dan nefritis,
pusing, sakit kepala, vertigo, somnolence, letih, fotosensitifitas dan shock anafilaksis juga
pernah dilaporkan.
 Antibiotik ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, menyebabkan reaksi
psikotik, mimpi buruk dan berkeringat di malam hari.
 jangan menggunakan antibiotik ini pada penderita dengan fungsi hati yang rusak.
 Gunakan sesuai durasi yang telah ditetapkan. Jangan menghentikan pemakaian obat
sebelum waktunya karena bisa memicu terjadinya resistensi bakteri.

Interaksi obat 

Berikut adalah interaksi obat-obat yang mengandung Erythromycin dengan obat-obat lain :

 Dexamethasone menghambat kerja enzim dalam metabolisme Erythromycin sehingga


meningkatkan levelnya dalam plasma darah.
 Obat-obatan seperti simvastatin, lovastatin, atau atorvastatin jika diberikan bersamaan
dengan Erythromycin, level substratnya meningkat dalam plasma darah, sehingga
meningkatkan efek samping. Hal yang sama juga terjadi pada obat-obat seperti
ergotamine dan dihydroergotamine.
 Erythromycin tidak boleh diberikan kepada orang-orang yang menggunakan obat yang
memperpanjang metabolisme Erythromycin seperti verapamil atau diltiazem, atau obat-
obatan yang juga memperpanjang interval QT. Contoh lain termasuk terfenadine,
astemizol, cisapride dan pimozide.
 Theophylline yang digunakan terutama untuk obat asma, juga kontraindikasi jika
diberikan bersamaan Erythromycin.

Dosis tamaret

Tamaret (Erythromycin ) diberikan dengan dosis :

 Dosis Dewasa: 2 x sehari 500 mg atau 4 x sehari 250 mg.


 Dosis anak : 50-75 mg/kg BB/hari dibagi 3-4 dosis.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang
mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Tamaret harus sesuai dengan yang
dianjurkan.

5. Orixal

Orixal 500 mg adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran


pernafasan bagian atas dan bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, dan eradikasi Helicobacter
pylori. Orixal 500 mg mengandung zat aktif Clarithromycin, suatu antibiotik golongan macrolide
yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif.
Bentuk Sedian

Tablet

Rute Pemberian

Oral ( diminum)

Indikasi

Kegunaan Orixal 500 mg (Clarithromycin) adalah untuk pengobatan infeksi oleh kuman yang
peka terhadap antibiotik ini, seperti :

 Infeksi saluran pernapasan (faringitis, tonsilitis, sinusitis, sinusitis maksilaris akut,


eksaserbasi akut bronkitis obstruktif kronik, otitis media akut, pneumonia).
 Orixal 500 mg (Clarithromycin) juga digunakan untuk mengobati penyakit infeksi kulit
dan jaringan lunak.
 Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk eradikasi Helicobacter pylori, bakteri
penyebab gastritis.

Kontra indikasi

 Orixal 500 mg (Clarithromycin) tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki riwayat
hipersensitifitas pada Clarithromycin dan antibiotika macrolide lainnya.
 Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien dengan fungsi hati dan ginjal yang rusak.
 Antibiotik ini sebaiknya tidak digunakan jika pasien memiliki masalah jantung atau
sedang memakai obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah jantung tertentu
(misalnya, perpanjangan QT atau bradycardia), atau terjadinya ketidakseimbangan
elektrolit (misalnya, level kalium atau natrium yang rendah).
 Tidak boleh digunakan oleh pasien yang memiliki riwayat ikterus kolestatik atau
disfungsi hati yang terkait dengan penggunaan antibiotik ini sebelumnya.
 Tidak boleh digunakan oleh pasien yang sedang menggunakan obat-obat lain seperti,
terfenadine, astemizole, pimozide, cisapride, ergotamine atau dihydroergotamine.

Efek Samping Orixal 500 mg

Antibiotik ini secara umum bisa ditoleransi oleh sebagian besar orang. Namun obat ini juga
memiliki berbagai efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping Orixal 500 mg
(Clarithromycin) yang pernah dilaporkan :
 Kebanyakan efek samping Orixal 500 mg (Clarithromycin) yang muncul adalah mual,
muntah, diare, kembung, flatulensi, palpitasi, nyeri dada, dispepsia, dan nyeri pada perut.
 Gangguan kemampauan membau dan rasa, stomatitis, glositis, perubahan warna lidah
dan gigi, sakit kepala, insomnia, reaksi alergi (seperti ruam kulit dan anafilaktik) dan
hasil tes fungsi hati yang abnormal juga dilaporkan terjadi akibat pemakaian obat ini.
 Efek samping lain misalnya arthralgia, mialgia, hipoglikemia,
leukopenia, trombositopenia, nefritis interstitial, kelemahan otot, agranulositosis, kadar
serum amilase tinggi, perpanjangan QT, torsades de pointes, kekeruhan kornea, demam,
infiltrasi paru oleh eosinofilia, delirium, halusinasi visual, dan juga pankreatitis.
 Efek samping yang jarang terjadi seperti iritasi yang sangat ekstrem, halusinasi,
kehilangan keseimbangan, mulut kering, panik dan mimpi buruk adalah efek samping
lain dari Orixal 500 mg (Clarithromycin) meskipun kejadiannya sangat jarang.
 Efek samping yang berpotensi fatal, seperti : kegagalan hepatik, kolitis pseudomembran,
anafilaksis, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, ruam obat dengan
eosinofilia dan gejala sistemik (DRESS) sindrom dan Henoch-Schonlein purpura.

interaksi obat

Berikut beberapa interaksi dengan obat lain jika diberikan secara bersamaan :

 Jika Orixal 500 mg (Clarithromycin) diberikan bersamaan dengan beberapa obat-obat


jenis statin tertentu (jenis obat yang digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol serum
darah), risiko efek samping meningkat, termasuk nyeri otot dan rhabdomyolysis.
 Pasien pengguna calcium channel blocker (diltiazem, amlodipine, nifedipine) yang juga
diberi Orixal 500 mg (Clarithromycin) memiliki risiko lebih tinggi mengalami tekanan
darah rendah, gagal ginjal, dan kematian.
 Obat migrain ergotamine yang dipakai bersamaan dengan Orixal 500 mg
(Clarithromycin), memiliki resiko toksisitas akut yang meningkat, termasuk vasospasme
dan iskemia ekstremitas.
 Orixal 500 mg (Clarithromycin) menghambat klirens carbamazepine sehingga
meningkatkan konsentrasinya dalam plasma darah nyaris dua kali lipat, hal ini memicu
gejala toksisitas dari carbamazepine, termasuk diplopia dan mual, serta hiponatremia.

Dosis Orixal 500 mg


Orixal 500 mg (Clarithromycin) diberikan dengan dosis berikut :

 Faringitis, tonsillitis
Dewasa : 250 mg setiap 12 jam selama 10 hari.
Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.
 Sinusitis maksilaris akut
Dewasa : 500 mg setiap 12 jam selama 14 hari.
Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.
 Saluran pernafasan bawah
Dewasa : 250-500 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.
Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.
 Eksaserbasi akut bronkitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae atau
M.cattarhalis
250 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.
Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.
 Eksaserbasi akut bronkitis kronis yang disebabkan H.influenzae
500 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari
Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.
 Pneumonia yang disebabkan Streptococcus pneumoniae dan M. pneumonia
250 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.
Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.
 Infeksi kulit dan struktur kulit tidak terkomplikasi
250 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.
Anak : 7,5 mg/kg Berat badan, 2 x sehari selama 5-10 hari.
 Eradikasi H. pylori yang terkait dengan penyakit ulkus peptikum
Dewasa : 500 mg 2 x sehari, dalam kombinasi dengan antibakteri lain dan salah satu dari
obat-obat Penghambat Pompa Proton (omeprazole, Lansoprazole) atau H2-reseptor
antagonis (cimetidine, ranitidine) selama 7-14 hari.
Anak : ≥1 tahun 7,5 mg / kg berat badan, 2 x sehari. Dapat diberikan dalam kombinasi
dengan antibakteri lain dan Penghambat Pompa Proton selama 7 hari
Obat Bebas Terbatas

1. Alermax

Alermax adalah obat yang digunakan untuk mengobati pilek, bersin-bersin, mata berair, gatal
pada mata, hidung, tenggorokan atau kulit, yang disebabkan oleh reaksi alergi, common cold,
atau influenza. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati rinitis alergi, urtikaria, dan hay
fever. Alermax mengandung Chlorpheniramine maleate, obat antihistamin generasi pertama
yang bertindak terutama sebagai inverse agonist histamin perifer H1-reseptor. Selain itu juga
mempunyai efek antikolinergik dan sebagai obat penenang ringan.Berikut ini adalah informasi
lengkap obat Alermax yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

Bentuk Sediaan
Kaplet

Rute pemberian
Oral (diminum)

Indikasi

Kegunaan Alermax (Chlorpheniramine maleate) adalah untuk mengobati pilek, bersin-bersin,


mata berair, gatal pada mata, hidung, tenggorokan atau kulit, yang disebabkan oleh reaksi alergi,
common cold, atau influenza. Obat ini juga sering digunakan sebagai obat rinitis alergi, urtikaria,
dan hay fever.

Kontraindikasi

 Penggunaan pada anak usia < 2 tahun tidak dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter.
 Tidak boleh digunakan pada neonatus, bayi prematur, atau penderita serangan asma akut.

Efek samping Alermax

Berikut adalah beberapa efek samping Alermax (Chlorpheniramine maleate) :

 Efek samping yang paling sering terjadi adalah mengantuk. Mengantuk biasanya
menghilang setelah beberapa hari pengobatan.
 Obat ini juga menyebabkan efek sedasi namun lebih lemah
dibandingkan antihistamin generasi pertama lainnya (trimeprazin dan prometazin). Efek
sedasi dari obat alergi sebenarnya dibutuhkan untuk mengendalikan gatal karena alergi.
 Efek samping lainnya termasuk pusing, kebingungan, sembelit, kecemasan,
mual, penglihatan kabur, gelisah, penurunan koordinasi, mulut kering, pernapasan cepat,
halusinasi, iritabilitas, masalah dengan ingatan atau konsentrasi, tinnitus dan kesulitan
buang air kecil.
 Obat ini mempunyai aktivitas sebagai antimuskarinik sehingga harus digunakan secara
hati-hati pada penderita hipertrofi prostat, retensi urin, pasien dengan risiko glaukoma
sudut sempit, obstruksi pyloroduodenal, gangguan fungsi hati dan epilepsi.
 Penurunan dosis mungkin perlu dilakukan pada penderita gangguan ginjal.
 Pemakaian obat-obat golongan antihistamin harus dihentikan minimal 48 jam sebelum
menjalani tes alergi kulit, karena dapat mengganggu hasil tes.
 Jika obat antihistamin dibutuhkan selama menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan
dokter untuk mendapatkan dosis terendahnya.
 Penggunaan antihistamin untuk pasien epilepsi dan pasien dengan risiko kejang, pasien
dengan penurunan fungsi hati dan ginjal, usia tua, ibu hamil dan ibu menyusui harus
dilakukan dengan hati-hati.
 Alermax (Chlorpheniramine maleate) menyebabkan kantuk. Jangan mengemudi atau
mengoperasikan mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi selama menggunakan obat
ini.
Interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat Alermax (Chlorpheniramine maleate) dengan obat-obat lain :

 Efek samping pada sistem saraf pusat meningkat jika diberikan bersamaan dengan obat-
obat depresan sistem saraf pusat (misalnya obat penenang, tranquilisers).
 Hal yang sama juga terjadi jika digunakan bersamaan dengan alkohol.
 Risiko atau keparahan efek samping meningkat jika Alermax (Chlorpheniramine
maleate) dikombinasikan dengan Alprazolam, Aripiprazole, Benzocaine, Buspirone,
Cetirizine, atau Cyproheptadine.
 Metabolisme Alermax (Chlorpheniramine maleate) menurun bila dikombinasikan dengan
Amiodarone, Celecoxib, Cimetidine, Clarithromycin, atau Clotrimazole.

Dosis Alermax (Chlorpheniramine maleate)

Alermax (Chlorpheniramine maleate) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

 Dewasa dan anak-anak usia 12 tahun atau lebih : 1 tablet (4 mg).


 Anak-anak usia 6 hingga di bawah 12 tahun : 1/2 tablet (4 mg).
 Anak di bawah usia 6 tahun : konsultasikan dengan dokter.

Aturan pakai :

 Obat diminum setiap 4 sampai 6 jam


 Jangan meminum obat lebih dari 6 dosis dalam 24 jam.

2. Allergen
Allergen adalah obat yang digunakan untuk mengobati pilek, bersin-bersin, mata berair, gatal
pada mata, hidung, tenggorokan atau kulit, yang disebabkan oleh reaksi alergi, common cold,
atau influenza. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati rinitis alergi, urtikaria, dan hay
fever. Allergen mengandung Chlorpheniramine maleate, obat antihistamin generasi pertama
yang bertindak terutama sebagai inverse agonist histamin perifer H1-reseptor. Selain itu juga
mempunyai efek antikolinergik dan sebagai obat penenang ringan.Berikut ini adalah informasi
lengkap obat Allergen yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

Bentuk Sediaan

Tablet

Rute Pemberian

Oral ( diminum)

Indikasi

Kegunaan Allergen (CTM) adalah untuk mengobati pilek, bersin-bersin, mata berair, gatal pada
mata, hidung, tenggorokan atau kulit, yang disebabkan oleh reaksi alergi, common cold, atau
influenza. Obat ini juga sering digunakan sebagai obat rinitis alergi, urtikaria, dan hay fever.

Kontraindikasi

 Penggunaan pada anak usia < 2 tahun tidak dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter.
 Tidak boleh digunakan pada neonatus, bayi prematur, atau penderita serangan asma akut.

Efek samping Allergen


Berikut adalah beberapa efek samping Allergen (CTM) :

 Efek samping yang paling sering terjadi adalah mengantuk. Mengantuk biasanya
menghilang setelah beberapa hari pengobatan.
 Obat ini juga menyebabkan efek sedasi namun lebih lemah
dibandingkan antihistamin generasi pertama lainnya (trimeprazin dan prometazin). Efek
sedasi dari obat alergi sebenarnya dibutuhkan untuk mengendalikan gatal karena alergi.
 Efek samping lainnya termasuk pusing, kebingungan, sembelit, kecemasan,
mual, penglihatan kabur, gelisah, penurunan koordinasi, mulut kering, pernapasan cepat,
halusinasi, iritabilitas, masalah dengan ingatan atau konsentrasi, tinnitus dan kesulitan
buang air kecil.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi obat Allergen (Chlorpheniramine maleate) dengan obat-obat lain :

 Efek samping pada sistem saraf pusat meningkat jika diberikan bersamaan dengan obat-
obat depresan sistem saraf pusat (misalnya obat penenang, tranquilisers).
 Hal yang sama juga terjadi jika digunakan bersamaan dengan alkohol.
 Risiko atau keparahan efek samping meningkat jika Allergen (Chlorpheniramine
maleate) dikombinasikan dengan Alprazolam, Aripiprazole, Benzocaine, Buspirone,
Cetirizine, atau Cyproheptadine.
 Metabolisme Allergen (Chlorpheniramine maleate) menurun bila dikombinasikan dengan
Amiodarone, Celecoxib, Cimetidine, Clarithromycin, atau Clotrimazole.

Dosis Allergen (Chlorpheniramine maleate)

Allergen (Chlorpheniramine maleate) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

 Dewasa dan anak-anak usia 12 tahun atau lebih : 1 tablet (4 mg).


 Anak-anak usia 6 hingga di bawah 12 tahun : 1/2 tablet (4 mg).
 Anak di bawah usia 6 tahun : konsultasikan dengan dokter.

Aturan pakai :

 Obat diminum setiap 4 sampai 6 jam


 Jangan meminum obat lebih dari 6 dosis dalam 24 jam.

3. Coredryl Expectorant

Coredryl Expectorant mengandung zat aktif Diphenhydramine, Glyceryl guaiacolate, Menthol.


Coredryl Expectorant digunakan untuk membantu mengobati batuk berdahak yang disebabkan
oleh alergi. Coredryl Expectorant digunakan untuk mengatasi batuk pada dewasa dan anak diatas
usia 12 tahun. Coredryl Expectorant mengandung menthol yang dapat memberikan rasa lega
pada tenggorokan.

Bentuk Sediaan

Sirup dam kaplet

Rute Pemberian

Oral (diminum)

Indikasi Coredryl Expectorant


Coredryl Expectorant merupakan obat yang digunakan untuk membantu mengobati batuk
berdahak karena alergi.

Dosis & Cara Penggunaan Coredryl Expectorant


Aturan penggunaan Coredryl Expectorant Sirup:
Untuk dewasa: diminum 3 kali sehari 5 mL, anak-anak 12 tahun keatas: diminum 3 kali sehari
2.5 mL. Diminum setelah makan.

Aturan penggunaan Coredryl Expectorant Tablet:


Dewasa: 3 kali sehari 1 kaplet. anak 6-12 tahun 3 kali sehari 1/2 kaplet. Diminum setelah makan.

Efek Samping Coredryl Expectorant


Efek samping Coredryl Expectorant yang mungkin terjadi, antara lain:
 Mengantuk.
 Sakit kepala.
 Mual. Jika salah satu gejala tersebut menetap atau bahkan memburuk segera hubungi
Dokter.

Kontraindikasi

1. Hipersensitif terhadap kandungan obat.


2. Gangguan fungsi hati yang berat.
3. Penggunaan bersama dengan Monoamin Oksidase Inhibitor (MAO).

Interaksi Obat
Tidak boleh di berikan bersamaan dengan alkohol, Depresan SSP, Penghambat MAO.

4. Tifalsic

Tifalsic merupakan obat yang mengandung ibuprofen dan paracetamol. Obat ini digunakan
sebagai analgetik, antipiretik dan NSAID yang berfungsi meringankan nyeri ringan hingga
sedang dan dapat digunakan untuk menurunkan demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi dan
peradangan sendi.

Bentuk Sediaan

Kaplet.

Rute Pemberian

Oral ( diminum)

IndikasiTifalsic
Tifalsic berguna untuk nyeri pasca operasi, nyeri sesudah cabut gigi, meringankan nyeri pada
dismenore (dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai wanita tersebut
tidak dapat bekerja dan harus tidur) primer, meringankan gejala rematik tulang dan nyeri sendi.
Dosis & Cara Penggunaan Tifalsic
Dewasa : 3-4 x sehari 1 tablet bersama makan atau tepat setelah makan.
Anak rusia 7-12 tahun ; 3-4 x sehari ½-1 tablet.

Efek Samping Tifalsic


Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Tifalsic antara lain:

 Mual dan muntah


 Tukak lambung
 Nyeri ulu hati
 Muntah darah
 Gangguan pencernaan
 Perut kembung
 Diare atau konstipasi
 Tinja berwarna hitam atau disertai darah
 Sakit kepala

Kontraindikasi:

1. Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap ibuprofen dan paracetamol.


2. Pasien yang memiliki riwayat penyakit gangguan hati, ginjal, dan pendarahan lambung.
3. Wanita hamil pada trisemester ketiga.

Interaksi Obat:

 Antikoagulan (warfarin atau kumarin), karena obat-obat ini jika diberikan bersamaan
ibuprofen meningkatkan resiko perdarahan lambung.
 Aspirin dapat meningkatkan resiko perdarahan lambung.
 Mengganggu efek antiplatelet aspirin dosis rendah yang menyebabkan efektivitas aspirin
menurun bila digunakan untuk cardioprotection dan pencegahan stroke.
 Ibuprofen menurunkan efektivitas Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
(misalnya, enalapril) atau diuretik (furosemide, hydrochlorothiazide).
5. Histaklor

Histaklor merupakan obat alergi yang diproduksi oleh PT. Graha Farma. Histaklor mengandung
zat aktif Dexchlorpheniramine maleat yang bermanfaat dalam pengobatan pada kondisi alergi
seperti gatal-gatal karena alergi, pilek karena perubahan iklim, eksim karena alergi, radang kulit
karena alergi dan alergi terhadap obat-obatan. Histaklor bekerja dengan cara menekan pusat
batuk.

Bentuk Sediaan

Tablet

Rute Pemberian

Oral (diminum)

Indikasi Histaklor
Histaklor digunakan dalam pengobatan pada kondisi alergi.

Dosis & Cara Penggunaan Histaklor


 Dosis dewasa: 2 mg setiap 4-6 jam. Maksimal: 12 mg / hari.
 Dosis anak usia 2-5 tahun: 0.5 mg setiap 4-6 jam. Maksimal: 3 mg / hari.
 Dosis anak usia 6-12 tahun: 1 mg setiap 4-6 jam. Maksimal: 6 mg / hari.

Efek Samping Histaklor


Efek samping yang dapat timbul yaitu sedasi, urtikaria (gatal biduran), ruam, syok anafilaksis
(reaksi alergi berat), fotosensitifitas (reaksi tubuh yang terlalu berlebihan terhadap paparan sinar
ultraviolet), keringat berlebihan, menggigil, kekeringan pada mulut, hidung dan tenggorokan.

Kontraindikasi:
Hati-hati penggunaan Histaklor pada pasien:

 Glaukoma sudut sempit


 Tukak lambung
 Obstruksi piloro duodenal
 Hipertrofi prostat
 Obstruksi struktural kandung kencing
 Penyakit kardiovaskuler
 Kenaikan tekanan intraokuler mata dan hipertiroidisme.

Interaksi Obat:

 Penggunaan Histaklor dengan alkohol dan depresan SSP (barbiturate, opioid analgesics,
hipnotik, sedatif, tranquilizers) dapat meningkatkan efek adiktif.
 Penggunaan Histaklor dengan MAO inhibitors dapat memperpanjang dan
mengintensifkan efek antikolinergik (pengeringan) antihistamin.

Obat Bebas
1. Pyrexin

Pyrexin tablet adalah obat yang digunakan sebagai penurun demam untuk segala usia dan pereda
nyeri seperti  sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Pyrexin tablet mengandung
paracetamol, obat yang memiliki aktivitas sebagai antipyretic sekaligus analgetic. Berikut ini
adalah informasi lengkap Pyrexin tablet yang penting diketahui sebelum mengonsumsinya.
Bentuk Sediaan

Tablet

Rute Pemberian

Oral (diminum)

Indikasi Pyrexin tablet

Kegunaan Pyrexin tablet (paracetamol) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

 Pyrexin tablet (paracetamol) digunakan untuk menurunkan demam pada segala usia.
Namun obat ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-benar tinggi dan
membutuhkan terapi obat penurun panas. Rekomendasi WHO : penggunaan obat penurun
panas dilakukan bila suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101.3 °F).
 Untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Pada nyeri yang lebih
berat seperti nyeri pasca operasi biasanya dikombinasikan dengan NSAID atau analgetic
opioid.
 Kombinasi paracetamol dengan kafein adalah obat lini pertama pada pengobatan migrain.
 Paracetamol bisa dipilih untuk meredakan nyeri pada arthritis ringan, dengan efek yang
sebanding dengan aspirin tetapi efek samping yang lebih ringan.
 Obat ini adalah komponen utama pada obat flu dan pilek yang beredar luas di pasaran.

Kontra indikasi

 jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif atau alergi terhadap
paracetamol.

Efek samping Pyrexin tablet

Secara umum Pyrexin tablet (paracetamol) bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar
orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping
Pyrexin tablet (paracetamol) yang mungkin terjadi :

 Obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis


yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang yang
mengkonsumsi alkohol.
 Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada
penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui meningkatkan resiko
terjadinya perdarahan lambung.
 Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, dapat
meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
 Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA (US Food and Drug
Administration) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada kulit seperti sindrom
stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian paracetamol, meski hal
ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
 Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat ini pada penderita asma
terutama anak-anak, karena ada kemungkinan menyebabkan peningkatan resiko asma
ataupun memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
 Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi
pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa menyebabkan
syok anafilaksis yang berakibat fatal
 Beberapa ahli mengaitkan penggunaan paracetamol oleh ibu hamil, dengan resiko
terjadinya asma pada anak-anak dan peningkatan ADHD. Namun paracetamol tetap
dianjurkan sebagai obat pilihan pertama untuk nyeri dan demam selama kehamilan,
Secara umum, obat ini memang boleh digunakan untuk ibu hamil, asalkan sesuai
indikasi. Namun akan lebih baik jika berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu
sebelum menggunakan paracetamol saat hamil.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi Pyrexin tablet (paracetamol) dengan obat-obat lain :

 Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic.


 Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan hati.
 Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis paracetamol.
 Antikoagulan warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga
meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.

Dosis Pyrexin tablet

Pyrexin tablet (paracetamol) diberikan dengan dosis sebagai berikut :


 Dewasa atau anak > 12 tahun : 3 - 4 x sehari 1 tablet.
 Anak 5 – 12 tahun : 3 – 4 x sehari ½ tablet

2. Neogobion

Neogobion adalah suplemen yang mengandung zat besi, asam folat, serta vitamin dan mineral
lainnya. Berfungsi untuk membantu mencegah dan mengobati anemia defisiensi zat besi,
terutama pada ibu hamil dan menyusui, lansia, dan saat masa penyembuhan.

Indikasi Neogobion

 Membantu mencegah dan mengobati anemia defisiensi zat besi dan anemia karena
pendarahan
 Memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu hamil, ibu menyusui, usia lanjut, dan
selama masa penyembuhan

Bentuk Sediaan

Tablet

Dosis Penggunaan Neogobion

1-2 kapsul sehari

Cara Menggunakan Neogobion

Berikan saat makan atau sesudah makan

Efek Samping Neogobion
Gangguan pencernaan 

Kontraindikasi Neogobion

Hindari penggunaan pada penderita:

 Akumulasi zat besi


 Gangguan penggunaan zat besi dalam tubuh

3. Ferospat Effervescent

Ferospat Effervescent Tablet merupakan sediaan obat dalam bentuk tablek yang di larutkan
kedalam air yang mengandung komposisi Fe Pyrophosphate Mikroenkapsulasi 175mg,
Manganese Sulfate 100mcg, Cupric Sulfate 100mcg, Vitamin C 50mg, Folic Acid 0,5mg,
Vitamin B12 7.5mcg yang digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi dan
mineral, kekurangan vitamin B, kebutuhan asam folat yang biasanya dibutuhkan pada ibu hamil
dan menyusui. Penggunaan vitamin ini juga dapat digunakan bagi masa pertumbuhan dan lanjut
usia.

Bentuk Sediaan

Tablet.

Rute Pemberian

Oral (diminum)

Indikasi Ferospat Effervescent


Ferospat Effervescent yaitu vitamin yang dapat digunakan untuk membantu memenuhi
kebutuhan zat besi dan mineral, kekurangan vitamin B kompleks, kebutuhan asam folat yang
biasanya dibutuhkan pada ibu hamil dan dan menyusui.

Dosis & Cara Penggunaan Ferospat Effervescent


Ferospat merupakan obat bebas sehingga pembeliannya tidak memerlukan resep Dokter.

Dewasa : 1x sehari 1 tablet larutkan ke dalam air.

Efek Samping Ferospat Effervescent


Belum ada informasi sampai saat ini mengenai efek samping dalam penggunaan obat ini.

Kontra Indikasi
Hipersensitif

4. Biofferon

Bioferron Chew adalah suplemen vitamin yang mengandung zat besi, vitamin C, asam folat, dan
cyanocobalamin. Berfungsi membantu memelihara kesehatan tubuh pada masa kehamilan.

Indikasi Bioferron Chew


Membantu memelihara kesehatan tubuh pada masa kehamilan

Bentuk Sediaan

Tablet

Rute Pemberian

Oral ( diminum)

Dosis Penggunaan Bioferron Chew

1-2 tablet sehari

Cara Menggunakan Bioferron Chew

Sebaiknya diberikan bersama makanan

Kontraindikasi Bioferron Chew
 Jangan minum terlalu banyak atau melewati dosis yang telah dianjurkan oleh
dokter 
 Konsultasikan terlebih dahulu ke dokter

Efek Samping Bioferron

Karena dibuat dari bahan yang alami dan hampir dibutuhkan oleh tubuh dari setiap orang,
Bioferron hingga saat ini tidak memiliki efek samping apapun yang mampu membahayakan
tubuh penggunanya.

Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya penelitian atau pernyataan yang secara resmi
menyatakan bahwa Bioferron memberikan efek samping tertentu yang membahayakan

5. Poldan Mig

Poldan MIG adalah obat yang digunakan untuk meredakan demam, sakit kepala karena migraine,
sakit gigi, sakit pada telinga, nyeri haid, dan nyeri ringan lainnya. Poldan MIG mengandung
paracetamol (obat yang digunakan sebagai analgetic dan antipiretic), acetosal (obat yang
termasuk nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID), dan caffeine, stimulan sistem
saraf pusat untuk mencegah rasa kantuk.

Bentuk Sediaan

Tablet

Rute Pemberiaan

Oral ( Diminum)

Indikasi

Kegunaan Poldan MIG adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :


 Poldan MIG digunakan untuk menurunkan demam dan pereda nyeri ringan sampai
sedang.
 Untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi, sakit pada telinga dan nyeri ringan lainnya.

Kontraindikasi

 jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap paracetamol
dan acetosal/aspirin atau obat-obat NSAID lain.
 pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya jangan
menggunakan Poldan MIG.
 obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki masalah ginjal, hati, pasien
yang menderita asma, urtikaria, atau radang / tukak pada lambung atau usus.
 anak dan remaja di bawah usia 12 tahun dan ibu menyusui.
 Memiliki riwayat atau sedang menderita tukak saluran cerna, hemofilia.
 Tidak untuk mengobati nyeri pada penyakit asam urat/gout.
 Tidak untuk digunakan sebagai penurun panas pada pasien demam berdarah.

Efek samping Poldan MIG

Secara umum obat ini bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang, selama diberikan
pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping Poldan MIG yang mungkin
terjadi :

 Obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis


yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang yang
mengkonsumsi alkohol.
 Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada
penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan
lambung.
 Efek samping yang lebih serius dapat berupa diare, hematemesis (muntah darah),
hematuria (darah dalam urin), penglihatan kabur, ruam kulit, gatal dan bengkak.
 Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, dapat
meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
 Sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik, yang dapat berakibat fatal,
dapat terjadi selama pemakaian NSAID termasuk acetosal meskipun kejadian ini sangat
jarang. FDA juga memperingatkan paracetamol bisa menyebabkan hal yang sama,
dengan kejadian yang sangat jarang.
 Obat yang mengandung acetosal bisa memperpanjang bleeding time.
 Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi
pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa menyebabkan
syok anafilaksis yang berakibat fatal.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi Poldan MIG dengan obat-obat lain :

 Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic.


 Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan hati.
 Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis paracetamol.
 Antikoagulan misalnya warfarin dan kumarin : paracetamol dan acetosal meningkatkan
efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.
 probenesid memberikan efek antagonis terhadap acetosal.
 acetosal memberikan efek antagonis terhadap efek diuretik spironolakton
 risiko toksisitas meningkat jika penghambat karbonik anhidrase diberikan bersamaan
dengan acetosal, terutama dalam dosis besar.

Dosis Poldan MIG

Poldan MIG diberikan dengan dosis sebagai berikut :

dewasa : 3 x sehari 1 kaplet bersama makan atau tepat setelah makan.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang
mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Poldan MIG (acetosal) harus sesuai
dengan yang dianjurkan.

Obat Generik

1. Decongestan
Obat decongestant tersedia dalam sediaan jenis hirup, tablet, sirup, bubuk, dekongestan hirup
lebih sering digunakan dan ditemui di pasaran. Beberapa macam dekongestan yang beredar di
Indonesia adalah oxymetazoline, pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide,
dan phenylephrine. 

Bahan yang paling sering ditemukan di dalam obat ini adalah pseudoefedrin, oxymetazoline,
fenilefrin, dan xylometazoline. Cara bekerja dekongestan adalah meredakan pembengkakan
pembuluh darah di hidung.  Hal ini membantu untuk membuka jalan napas hidung Anda,
membuat anda bernapas dengan lebih mudah. Meskipun dekongestan dapat membantu Anda
melegakan hidung anda, kerja obat tersebut tidak bisa menyembuhkan penyebab hidung
tersumbat, seperti pilek atau alergi.

Bentuk Sediaan

Obat hirup, kapsul, tablet, sirop, bubuk

Rute Pemberian

Oral (diminum)

Dosis Obat Dekongestan

Untuk jenis dekongestan hirup, dosis yang dianjurkan biasanya 5-7 kali sehari. Dekongestan
hirup tidak boleh digunakan lebih dari tujuh kali dalam sehari. Terapi dekongestan diberikan
paling lama seminggu. Pemakaian dekongestan yang lebih dari 1 minggu dapat memperparah
penyakit yang diderita. 
Sedangkan pada jenis dekongestan oral, dosis yang biasanya dianjurkan adalah 30 mg sebanyak
4-6 kali sehari (6-12 tahun) dan 60 mg sebanyak 4-6 kali sehari (12 tahun ke atas). Dosis berbeda
– beda sesuai keparahan penyakit dan usia penderita. Dosis maksimal tidak boleh melebihi 75
mg per hari (dewasa) dan 37,5 mg perhari (anak 6-12 tahun).

Efek Samping Obat Dekongestan

Efek samping ringan yang mungkin terjadi diantaranya, Iritasi pada lapisan hidung, mulut terasa
kering, mual, sakit kepala, tremor atau gemetar, merasa gelisah, sulit buang air kecil (pada
pria), sulit tidur, ruam (reaksi alergi), jantung berdebar. 

Efek samping yang lebih serius seperti halusinasi dan syok anafilatik bisa juga terjadi tetapi
kasusnya sangat jarang terjadi.

Interaksi Obat Dekongestan

 Penggunaan obat ini bersamaan dengan obat antidepressant, monoamine oxidase inhibitor
dapat menyebabkan tekanan darah naik secara ekstrim (hypertensive crisis).
 Penggunaan dekongestan bersamaan dengan digitalis dapat meningkatkan aktivitas
ektopik pacemaker.
 Penggunaan dekongestan bersamaan dengan ketokonazol, eritromisin, atau simetidin
dapat meningkatkan konsentrasi plasma loratadin.
 Penggunaan dekongestan bersamaan dengan antasida dapat meningkatkan
absorpsi pseudoefedrin.
 Penggunaan dekongestan bersamaan dengan kaolin dapat menurunkan absorpsi
pseudoefedrin.

Kontraindikasi

Tidak dianjurkan untuk orang yang memiliki hipersensitivitas, pasien yang sedang menggunakan
obat MOA atau baru berhenti pengobatan dalam 14 hari, glaukoma sudut sempit, retensi urin,
hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat, hipertiroid, dan anak di bawah 12 tahun.

2. Simvastatin
Simvastatin merupakan obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol LDL (lemak
jahat) dan meningkatkan HDL (kolesterol baik) dalam darah. Obat ini bekerja dengan
menghambat sintesis kolesterol sehingga pada akhirnya dapat menurunkan risiko penyakit
jantung aterosklerosis dan membantu mencegah stroke dan  serangan jantung . (Lippincott
7th)

Bentuk sediaan obat

Tablet dan suspensi (cairan)

Rute Pemberian

Oral (diminum)

Dosis obat

Dosis diberikan oleh dokter bervariasi berdasarkan kondisi medis individu. Selama pengobatan,
dokter akan melihat respon pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.

Pengurangan risiko penyakit kardiovaskular

Oral

 Dewasa: Pasien berisiko tinggi (misalnya pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit
aterosklerosis kardiovaskular): 20-40 mg satu kali sehari. Pasien dengan risiko sedang: 10
mg sekali sehari.

Hyperlipidemia
Oral

 Dewasa: Dimulai dengan 10-20 mg satu kali sehari. Pasien dengan risiko tinggi penyakit
kardiovaskular atau membutuhkan penurunan besar jumlah kolesterol : Dimulai dengan
40 mg satu kali sehari. Dosis dapat disesuaikan hingga maksimal 80 mg sekali sehari
minimal dalam interval 4 minggu. Semua dosis dikonsumsi pada malam hari. Pasien
dengan hiperkolesterolemia familial homozigot: 40 mg satu kali sehari pada malam hari
atau 80 mg / hari dalam 3 dosis terbagi 20 mg, 20 mg dan dosis malam 40 mg.
 Anak: hypercholesterolaemia familial heterozigous : 10-17 thn dimulai dengan 10 mg
satu kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga maks 40 mg / hari dalam interval 4
minggu. Semua dosis dikonsumsi pada malam hari.

Aturan pakai obat 

Ikuti saran dan resep dokter.

 Obat ini diminum saat perut kosong.


 Gunakan alat pengukur khusus jika obat berbentuk cair.
 Dosis diberikan berdasarkan usia, kondisi medis, dan respons.
 Hindari mengonsumsi buah anggur saat mengonsumsi obat ini.

Konsumsi obat sesuai petunjuk dokter.

Indikasi
Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada pasien dengan hiperkolesterolemia
Efek samping obat

 
Efek samping dapat terjadi pada pemakaian obat-obatan. Efek samping yang dapat terjadi
setelah menggunakan obat ini:

 Masalah otot seperti kelemahan otot, nyeri otot


 Pusing , nyeri kepala
 Gangguan sistem pencernaan : nyeri ulu hati, nyeri perut, diare, konstipasi, flatulen
 Gangguan penglihatan: pandangan kabur

Kontraindikasi:
Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis seperti:

 Penyakit hati stadium akut atau peningkatan serum transaminase persisten yang
tidak dapat dijelaskan.
 Pasien keturunan China tidak boleh mengonsumsi simvastatin 80 mg / hari
bersamaan dengan produk modifikasi lipid yang mengandung niacin lebih dari 1
gram
 Penggunaan bersamaan dengan inhibitor CYP3A4 poten seperti itrakonazole,
ketokonazole, clarithromycin, eritromycin, inhibitor protease HIV (nelvinafir),
gemfibrozil, cyclosporin, jus anggur
 Kehamilan dan menyusui.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat melalui kemasan.

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Interaksi antar obat dapat timbul apabila mengonsumsi obat secara bersamaan. Interaksi
obat simvastatin berupa:

 Dapat meningkatkan risiko perdarahan dengan antikoagulan


 Menurunkan kadar serum dengan bosentan, efavirenz dan rifampisin
 Meningkatkan risiko miopati dan rhabdomyolysis dengan colchicine, amiodarone,
verapamil dan diltiazem
 Meningkatkan risiko myopathy dengan amlodipine, asam fusidic
 Berpotensi menurunkan efek sitotoksik rituximab
 Peningkatan hepatotoksisitas dengan ezetimibe

Interaksi obat simvastatin berpotensi fatal jika digunakan bersamaan dengan itrakonazol,
ketokonazol, posakonazol, clarithromycin, erithromycin, niacin, cyclosporin, gemfibrozil,
nelvinafir.
Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung dengan
dokter atau mengarahkan pemakaian obat dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus
dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui BPOM
(Badan Pengawas Obat dan Makanan).

3. Alopurinol

Alopurinol digunakan untuk mengobati dan mencegah kadar asam urat tinggi dalam darah
dan sejenis batu ginjal  yang mungkin disebabkan oleh obat kanker atau untuk pasien batu
ginjal yang mengandung kalsium. 
Bentuk sediaan obat

Tablet dan Kapsul

Rute Pemberian

Oral(diminum)
Indikasi
Hiperurisemia primer dan sekunder (gout)

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas, serangan gout akut, kehamilan, dan meyusui.

Dosis obat
Dosis bersifat individual. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat.

Hiperurisemia akibat terapi keganasan/kanker

 Dewasa: 200-400 mg/m2 setiap hari sebagai infus tunggal atau dalam dosis terbagi sama
pada interval 6-8 atau 12-jam, mulai 1-2 hari sebelum dilakukannya pengobatan kanker.
Maks: 600 mg / hari.
 Anak: umur kurang dari 10 tahun, awalnya, 200 mg/m2 per hari, umur lebih dari 10 thn
200-400 mg/m2 setiap hari. Dosis dapat diberikan sebagai infus tunggal atau dalam dosis
terbagi pada interval 6-, 8- atau 12-jam, mulai 1-2 hari sebelum dilakukannya pengobatan
kanker. Max 600 mg/hari.

Hiperurisemia

 Dewasa: Awalnya, 100 mg setiap hari, kemudian disesuaikan dengan efektivitas serum
urat. Perawatan: Ringan: 100-300 mg setiap hari; cukup parah: Hingga 600 mg setiap
hari. Max: 900 mg/hari. Dosis lebih dari 300 mg setiap hari harus diambil dalam dosis
terbagi.

Hiperurisemia akibat pengobatan keganasan/kanker

 Dewasa: 600-800 mg setiap hari dalam dosis terbagi, 2-3 hari sebelum dilakukannya
pengobatan kanker.
 Anak: umur kurang dari 15 thn 10-20 mg/kg setiap hari. Maks: 400 mg/hari.

Batu saluran kemih (kalsium oksalat) berulang

 Dewasa: 200-300 mg setiap hari dalam dosis tunggal atau terbagi.

Aturan pakai obat

 
Baca cara pemakaian Alopurinol atau ikuti saran dari dokter terlebih dahulu sebelum
Anda memakainya. Jika Anda memiliki pertanyaan, tanyakan langsung kepada dokter
Anda. Obat ini dikonsumsi setelah makan untuk mengurangi keluhan pencernaan. Biasa
dikonsumsi satu kali sehari atau sesuai anjuran dokter. Obat ini harus dikonsumsi dengan
banyak cairan untuk pencegahan batu ginjal. Dosis diberikan sesuai kondisi pasien.
Gunakan obat secara teratur agar mendapatkan manfaatnya.

Efek samping obat


Di setiap pemakaian obat selalu ditemukan efek samping tertentu. Efek samping belum
tentu terjadi setiap pemakaian obat, akan tetapi jika terjadi efek samping yang berlebihan,
harus langsung ditangani oleh secara medis.

Obat Alopurinol dapat menyebabkan efek samping yang sering terjadi jika dikonsumsi
seperti:

 Mual
 Diare
 Kantuk

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Mengonsumsi obat Alopurinol dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan
beberapa interaksi seperti:

 Merkaptopurine dan azathioprine  dapat menghambat metabolisme jika dikonsumsi


bersamaan dengan Alopurinol, dan dapat mengurangi dosis merkaptopurine dan
azathioprine.
 Obat-obat dibawah ini tidak dianjurkan digunakan bersamaan dengan Alopurinol
karena akan meningkatkan resiko efek samping tertentu tetapi jika diperlukan
dokter akan mengubah dosis salah satu obat atau kedua obat tersebut:
o Captropril ,
o Siklosfosmid,
o Enalapril
o Enalaprilat,
o Mercaptopurine,
o Pegloticase,
o Tegafur,
o Aluminium Hidroksida ,
o Siklosporin,
o Phenprocoumon,
o Vidarabine,
o Warfarin

4. Rifampicin

Rifampicin digunakan untuk mencegah dan mengobati tuberkulosis dan infeksi bakteri
lainnya. Rifampicin juga digunakan untuk mencegah penyebaran bakteri pada pasien yang
tidak menunjukan gejala infeksi. Obat ini bekerja dengan mencegah dan menghentikan
pertumbuhan bakteri.
Bentuk sediaan obat

Kapsul, cair, suntik

Rute Pemberian

Oral dan Intravena

Indikasi:

untuk pengobatan tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dalam


kombinasi dengan obat antituberkulosis lain dan dalam kombinasi dengan obat antilepra untuk
pengobatan lepra dengan mengubah keadaan infeksi menjadi keadaan noninfeksi.

Kontra Indikasi

Penderita hipersensitif, penderita gangguan saluran empedu, serta selama kehamilan trimester
pertama.
Dosis obat

Dosis diberikan oleh dokter berdasarkan kondisi medis. Dosis yang diberikan mungkin bervariasi
berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respon terhadap
pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.

Intravena

Tuberkulosis

 Dewasa: 10 mg/kgBB sekali sehari melalui infus. (Maksimal 600 mg/hari)


 Anak: dosis sama seperti orang dewasa.

Oral

Tuberkulosis

 Dewasa: 8-12 mg/kgBB sekali sehari. Berat badan < 50 kg: 450 mg/hari. Berat badan >
49: 600 mg/hari.
 Anak: 10-20 mg/kgBB/hari. (Maksimal 600 mg/hari)

Aturan pakai obat

 
Ikuti aturan aturan pakai yang tertera pada kemasan sebelum menggunakan obat ini. Anda
bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis yang sesuai dengan kondisi Anda. Obat
ini sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong. Obat ini dikonsumsi 1 jam sebelum atau 2
jam setelah makan. Jika Anda tidak dapat menelan bentuk kapsul, kapsul dapat dibuka
dan dituang untuk dikonsumsi. Jika obat dalam bentuk cair, kocok botol terlebih dahulu
sebelum diminum dan gunakan alat pengukur dosis yang sudah ditentukan. Minumlah
obat ini pada waktu yang sama setiap harinya agar mendapatkan efek yang maksimal.
Anda bisa menggunakan alat pengingat waktu (alarm) untuk membantu Anda mengingat.
Tetap minum obat ini bahkan jika sudah merasa lebih baik sesuai yang dianjurkan oleh
dokter. Menghentikan pengobatan terlalu cepat memungkinkan bakteri untuk tumbuh
kembali.

Efek samping obat


Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan obat ini:

 Perubahan warna urin, tinja, keringat, liur, dahak dan cairan tubuh lain menjadi
oranye-kemerahan
 Wajah memerah dan gatal
 Sindrom seperti flu (demam, menggigil, sakit kepala, pusing, nyeri tulang, sesak
nafas, malaise)
 Gangguan pencernaan (mual, muntah, anoreksia, diare, nyeri ulu hati)
 Colitis pseudomembran
 Leukopenia
 Anemia hemolitik
 Gangguan fungsi ginjal dan gagal ginjal
 Gangguan menstruasi
 Edema
 Miopati
 Tromboflebitis
 Iritasi mata dan gangguan penglihatan
 Anafilaksis

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan)

Menggunakan rifampicin dengan obat-obatan lain dapat menyebabkan terjadinya


interaksi.

 Mempercepat metabolisme dan mengurangi efek obat quinidine, phenytoin,


theophylline.
 Mengurangi kadar atovaquone dan meningkatkan kadar rifampicin jika digunakan
bersamaan.
 Mengurangi efektivitas ketoconazole dan rifampisin jika digunakan bersamaan.
 Mengurangi penyerapan dengan antasida.
 Meningkatkan risiko kerusakan hati dengan halotan, isoniazid, dan kombinasi
saquinavir atau ritonavir

5. Metoprolol

Metoprolol digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi). Tekanan darah
tinggi akan membebani kerja jantung dan arteri yang dapat merusak pembuluh darah
sehingga dapat menyebabkan stroke , gagal jantung, dan gagal ginjal. Metoprolol juga
digunakan untuk mengobati angina (nyeri dada), menurunkan risiko serangan jantung,
dan untuk mengobati pasien gagal jantung. Obat ini bekerja dengan menghambat zat
kimia seperti epinefrin yang ada pada jantung dan pembuluh darah sehingga dapat
menurunkan denyut jantung, tekanan darah, dan tekanan pada jantung.
Bentuk sediaan obat

Tablet, suntik

Rute Pemberian

Oral dan Intravena

Indikasi:

hipertensi, angina, aritmia; profilaksis migren; tirotoksikosis

Dosis obat

Dosis diberikan oleh dokter berdasarkan kondisi medis. Dosis yang diberikan mungkin bervariasi
berdasarkan kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat respon terhadap
pengobatan dan melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan.

Intravena

Pencegahan atau kontrol aritmia pada induksi anestesi


 Dewasa: 2-4 mg sebagai injeksi lambat, dapat diulangi 2 mg sesuai kebutuhan hingga
maksimal 10 mg.

Tambahan untuk infark miokart akut

 Dewasa: suntikkan dalam 12 jam pada saat nyeri dada, 5 mg dengan interval 2 menit
sampai mencapai total 15 mg. Setelah 15 menit, dilanjutkan dengan tablet 50 mg setiap 6
jam selama 2 hari. Dosis pemeliharaan dilanjutkan dengan 100 mg, 2 kali sehari.

Pengobatan darurat aritmia jantung

 Dewasa: dosis awal 5 mg, dengan laju 1-2 mg/menit, dapat diulang dengan interval 5
menit jika diperlukan. (Maksimal total dosis 10-15 mg)

Oral

Terapi tambahan Hipertiroidisme

 Dewasa: 50 mg, 4 kali sehari.

Angina pectoris

 Dewasa: 50-100 mg, 2-3 kali sehari. (Maksimal 200 mg, sekali sehari)

Hipertensi

 Dewasa: dosis awal 100 mg/hari untuk beberapa kali konsumsi atau 2 kali, dapat
ditingkatkan hingga 400 mg/hari sesuai respon. Perawatan: 100-200 mg/hari.

Aritmia jantung

 Dewasa: 50 mg, 2-3 kali sehari, dapat ditingkatkan hingga 300 mg/hari untuk beberapa
kali konsumsi jika diperlukan.

Pencegahan migraine

 Dewasa: 100-200 mg/hari untuk beberapa kali konsumsi.

Gagal jantung simtomatik

 Dewasa: dosis awal 12,5-25 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan dengan interval 2
minggu hingga mencapai 200 mg untuk sekali sehari.

Aturan pakai obat


Suntikan metoprolol hanya diberikan oleh petugas medis. Ikuti aturan cara pakai yang
tertera pada kemasan. Konsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar Anda mendapatkan
dosis yang sesuai dengan kondisi medis Anda.

Bentuk tablet dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Untuk mengurangi risiko
efek samping, dokter mungkin akan menganjurkan untuk mulai mengonsumsi obat ini
dengan dosis terendah dan secara bertahap meningkatkan dosisnya.

Mungkin diperlukan waktu beberapa minggu setelah mengonsumsi obat ini secara teratur
sesuai anjuran dari dokter agar mendapatkan hasil yang maksimal. Anda bisa
menggunakan alat pengingat (alarm) untuk membantu Anda mengonsumsi obat ini pada
waktu yang sama setiap hari. Jangan berhenti mengonsumsi obat ini tanpa sepengetahuan
dokter karena kondisi Anda mungkin bisa menjadi lebih buruk.

Efek samping obat

 
Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan obat ini:

 Pusing, insomnia, kelelahan, sakit kepala, vertigo , kebingungan, bradikardia , sesak


napas, hipotensi , fenomena Raynaud, gagal jantung , edema perifer, sinkop, nyeri
dada, palpitasi, gangren, klaudikasio, halusinasi, mimpi buruk, gangguan
penglihatan; diare, konstipasi, perut kembung, nyeri saluran pencernaan,  nyeri ulu
hati , mual, cegukan, xerostomia; bronkokonstriksi, mengi, dyspnoea, kulit kering,
maculopapular, psoriasiform, pruritus , perburukan psoriasis, ruam urtikaria.
 Jarang terjadi: penyakit Peyronie, tinnitus , sindrom kaki gelisah, nyeri
muskuloskeletal, sindrom seperti polymyalgia, penurunan libido, penglihatan
kabur, selaput lendir kering, berkeringat; alopecia
reversibel, trombositopenia , agranulositosis , fibrosis retroperitoneal, berat badan,
arthritis, mata kering.
Jika efek samping tersebut memburuk, segera beritahu kepada dokter agar mendapatkan
penanganan yang tepat

Kontraindikasi

Jangan menggunakan obat ini jika mempunyai kondisi medis seperti:

 Blok atrioventrikular derajat 2 atau 3


 Sindrom sinus
 Hipotensi
 Gagal jantung
 Gagal jantung dekompensasi
 Sinus bradikardia
 Gangguan peredaran arteri perifer berat
 Asma berat
 Prinzmetal angina
 Asidosis metabolik

Interaksi obat (jangan digunakan bersamaan dengan 

 Meningkatkan efek samping metoprolol dengan obat antidepresan dan reserpine.


 Meningkatkan kadar metoprolol dalam darah dengan bupropion, cimetidine.
 Meningkatkan risiko hipotensi dan gagal jantung dengan anestesi umum depresan
miokard.
 Menurunkan kadar metoprolol dalam darah dengan rifampisin.
 Mengurangi efek obat antihipertensi dengan indometasin.
 Meningkatkan efek hipoglikemia.

 
 

DAFTAR PUSTAKA

https://doktersehat.com/obat-dumolid/

https://www.alodokter.com/diazepam

https://www.alomedika.com/obat/antiepilepsi-antikonvulsi/benzodiazepin/diazepam/kontraindikasi-
dan-peringatan

https://www.alodokter.com/lorazepam

https://www.alomedika.com/obat/psikofarmaka/antiansietas-dan-anti
https://www.honestdocs.id/librium insomnia/lorazepam/kontraindikasi-dan-peringatan

https://www.honestdocs.id/orixal-500-mg
https://www.klikdokter.com/obat/stazol

https://www.klikdokter.com/obat/dorner

https://www.honestdocs.id/tamaret

https://www.klikdokter.com/obat/alista

https://www.honestdocs.id/alermax-4-mg-caplet

https://www.honestdocs.id/allergen-4-mg-tablet

https://www.klikdokter.com/obat/coredryl-expectorant

https://www.klikdokter.com/obat/tifalsic

hhttps://www.honestdocs.id/pyrexin

https://www.honestdocs.id/toko-kesehatan/apotik-online/neogobion-cap-4s

https://www.klikdokter.com/obat/ferospat-effervescent

https://www.honestdocs.id/toko-kesehatan/apotik-online/bioferron-chew-tab-30s?
brand_filter=Ikapharmindo

https://www.honestdocs.id/poldan-mig

https://www.honestdocs.id/dekongestan

https://www.sehatq.com/obat/simvastatin

https://www.sehatq.com/obat/allopurinol

https://www.sehatq.com/obat/rifampicin

https://www.sehatq.com/obat/metoprolol

Anda mungkin juga menyukai