Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN

MK : MANAJEMEN KEPERAWATAN

Dosen Pengampu :
Heyni F. Kereh, S.Kep, Ns, M.M

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

Mustakim Immanuel Berhimpong


Sudiantoro Prizkilla Dotulung
Ester Pinangkaan Mutiah Yusuf
Injilia Rogahang Fabiola Lumi
Agnes Totomutu Marliana Wagiu
Achmad Leasa Marshanda Katili
Widya Rade Wiranda Cono
Putrinda Kilala Suryanto Bawendu

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III MANADO


MARET 2022

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat berkat kemuraha-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai denga apa
yang di harapkan. Adapun pembahasan makalah yang akan kami bahas ini adalah
tentang Supervisi dalam Keperawatan.
Pembuatan makalah ini kami buat dengan tujuan untuk pemahaman tentang
Supervisi dalam Keperawatan dengan harapan mendapatkan pengetahuan
sekaligus sebuah pembelajaran bagi kita semua dan di sisi lain pula untuk
memenuhi tugas di mata kuliah Manajemen Keperawatan.
Selama proses penyusunan makalah ini tentunya kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, oleh karena itu
kami meminta bimbingan, koreksi dan saran dari dosen serta teman-teman yang
lain. "Semoga kekurangan dalam makalah ini dapat dimaklumi, karena kami sadar
bahwa sepenuhnya kami masih dalam proses pembelajaran. Demikianlah makalah
ini kami buat, Tuhan memberkati kita semua.

Manado, Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................2

D. Sistematika Penulisan................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................3

A. Pengertian..................................................................................................3

B. Tujuan Supervisi........................................................................................4

C. Manfaat Supervisi......................................................................................4

D. Prinsip – Prinsip Supervisi........................................................................5

E. Cara Supervisi...........................................................................................6

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................11

B. Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen
serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam
manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan
kemampuan manajemen dari perawat profesional diharapkan mempunyai
kemampuan dalam supervisi dan evaluasi. Pendelegasian merupakan elemen yang
esensial pada fase pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar
tugas yang diselesaikan oleh manajer ( tingkat bawah, menengah dan atas ) bukan
hanya hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Ada banyak
tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini,
pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas. Ada banyak alasan yang
tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala manajer harus
mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat menangani masalah yang lebih
kompleks atau yang membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan ( dalam
fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan
yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara
langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan
atau permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan
mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan
bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya. Sukar
seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan
tanpa melakukan supervisi, karena masalah – masalah yang terjadi dapat diketahui
oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staff
keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi
keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi supervisi dalam manajemen keperawatan ?
2.  Apa tujuan supervisi dalam manajemen keperawatan ?

1
3. Apa manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan ?
4. Bagaimana prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan ?
5. Bagaimana cara supervisi dalam manajemen keperawatan ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Menjelaskan definisi supervisi dalam manajemen keperawatan
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat supervisi dalam manajemen
keperawatan
c. Menjelaskan prinsip – prinsip supervisi dalam manajemen
keperawatan
d. Menjelaskan cara supervisi dalam manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Pembaca dapat memahami Pengertian, Tujuan, Manfaat supervisi
dalam manajemen keperawatan.
b. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawtan dapat memahami
prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
c. Perawat dapat menerapkan prinsip dalam manajemen keperawatan

D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini terdiri dari :
1. Bab I : Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Penulisan
2. Bab II : Berisi pengertian, Tujuan, Manfaat, Prinsip dan cara supervisi
dalam manajemen keperawatan.
3. Bab III : Berisi Kesimpulan dan saran.
4. Daftar Pustaka

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam
bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk
perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan 
keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan,
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para
perawat. Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin. ( Prajudi
Atmosudiro 1982 )
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara
terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga
setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil,
aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan dari perawat.Supervisi mengandung pengertian yang lebih
demokratis. ( Thora Kron 1987)
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan
untuk penyelesaian tugas-tugasnya. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya
mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan,
tetapi juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan
yang sedang berlangsung. ( Swansburg 1999)
Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai
pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-
ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan
dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi
diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan
pekerjaan   mereka secara  efektif.

3
B. Tujuan Supervisi
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak
hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi
adalah :
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.

C. Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh
banyak  manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli &
Bachtiar, 2009) :
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan
efektifitas  kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan
dan  keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan
suasana  kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi
kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang
dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta
dan  sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah. Apabila kedua peningkatan
ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan  telah tercapainya tujuan suatu
organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan
berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam

4
arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).
D. Prinsip – Prinsip Supervisi
Ada beberapa prinsip yang dilakukan di bidang keperawatan
( Nursalam,2007 ) antara lain :
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
2. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen
dan kepimpinan
3. Fungsi supervsi diuraikan dengan jelas,terorganisasi dan dinyatakan
melalui petunjuk,peraturan,tugas dan standart.
4. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor
dan perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi,misi,falsafah,tujuan dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,komunikasi
efektif,kreatifitas,dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam
pelayanan keperawatan yang memberikan kepuasan klien,perawat dan
manajer.

Menurut keliat (1993 ) prinsip supervisi keperawatan adalah sebagai


berikut:
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi rumah sakit
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan
hubungan antar manusia,kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan
kepemimpinan
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisasi dan dinyatakan
melalui petunjuk,peraturan kebijakan dan uraian tugas standart.
4. Supervisi adalah proses kerjasama yang demokratis antar supervisor dan
perawat pelaksana.
5. Supervisi menggunakan proses manajemen termasuk menerapkan
misi,falsafah,tujuan,dan rencananya yang spesifik untuk mencapai tujuan.

5
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi
efektif,merangsang kreativitas dan motivasi.
E. Cara Supervisi
1. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung.
Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara
memberikan pengarahan yang efektif adalah :
a. Pengarahan harus lengkap
b. Mudah dipahami 
c. Menggunakan kata-kata yang tepat
d. Berbicara dengan jelas dan lambat
e. Berikan arahan yang logika
f. Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
g. Pastikan bahwa arahan dipahami
h. Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,.
Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.

3. Kegiatan rutin supervisor


Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya
(bittel,a987) adalah sebagai berikut:
a. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit) : Mengecek kecukupan
fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu mengecek jadwal kerja
b. Pada waktu mulai shift (15-30 menit) :
Mengecek personil yang ada, Menganalisa keseimbangan personil dan
pekerjaan, Mengatur pekerjaan, Mengidentifikasi kendala yang

6
muncul,
mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
c. Sepanjang hari dinas (6-7 jam) : Mengecek pekerjaan setiap personil,
dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau memberikan latihan
sesuai kebutuhannya. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil
sehingga dapat segera membantu apabila diperlukan, mengecek
pekerjaan rumah tangga, mengecek kembali pekerjaan personil dan
kenyamanan kerja, terutama untuk personil baru. Berjaga-jaga di
tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-
hal yang terkait. Mengatur jam istirahat personil, Mendeteksi dan
mencatat problem yang muncul pada saat itu
dan mencari cara memudahkannya. Mengecek kembali kecukupan
alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional, Mencatat
fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya, Mengecek
adanya kejadian kecelakaan kerja, Menyiapkan dan melaporkan secara
rutin mengenai pekerjaan.
d. Sekali dalam sehari (15-30 menit) : Mengobservasi satu personil atau
area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat dengan seksama hal-
hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya
mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya. 
e. Sebelum pulang : Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan
dan berusaha untuk memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.
Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan
mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya. Lengkapi
laporan harian sebelum pulang. Membuat daftar pekerjaan untuk
harinya, membawa pulang memperlajari di rumah sebelum pergi
bekerja kembali.

4. Supervisor Keperawatan
Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:
a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi
pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan

7
ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam
memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit
kerjanya.
b. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada
di bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam
melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang
berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap,
instalasi rawat jalan dan lain-lain.
c. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan
kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam
melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak
langsung. Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan
bertanggung jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi
secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.

Cara Supervisi menurut , (suyanto, 2009)


Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung,
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
1. Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung.
Cara supervisi ini ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah
dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.  Cara supervisi terdiri dari :
a. Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat
perencanaan tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan
disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan waktunya dan alasan
dilakukan supervisi (Kron, 1987). Dalam membuat perencanaan
diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian
Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan
anggaran (Suarli, 2009).
b. Mengarahkan

8
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi
pengarahan tentang bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam memberikan pengarahan
diperlukan kemampuan komunikasi dari supervisor dan hubungan
kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf. Cara
pengarahan yang efektif adalah : Pengarahan harus lengkap,
Menggunakan kata-kata yang tepat, Bebicara dengan jelas dan lambat,
Berikan arahan yang logis. Hindari memberikan banyak arahan pada
satu waktu, Pastikan bahwa arahan dipahami. Yakinkan bahwa arahan
supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan tindak lanjut.
c. Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam
melakukan suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang
supervisor. Supervisor harus memberikan bimbingan pada staf yang
mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan harus
diberikan dengan terencana dan berkala. Staf dibimbing bagaimana
cara untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan
yang diberikan diantaranya dapat berupa : pemberian penjelasan,
pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.
d. Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk
mencapai tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan
supervisor dalam memotivasi antara lain adalah (Nursalam, 2007) :
Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan
harapan tersebut kepada para staf, Memberikan dukungan positif pada
staf untuk menyelesaikan pekerjaan, Memberikan kesempatan pada
staf untuk menyelesaikan tugasnya dan memberikan tantangan-
tantangan yang akan memberikan pengalaman yang bermakna,
Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan sesuai
tugas limpah yang diberikan, Menciptakan situasi saling percaya dan
kekeluargaan dengan staf, Menjadi role model bagi staf.
e. Mengobservasi (Nursalam, 2007)

9
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan
tugasnya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang
diharapkan, maka supervisor harus melakukan observasi terhadap
kemampuan dan perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan dan
hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.
f. Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu
pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu
evaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang
telah disusun sebelumnya. Evaluasi juga digunakan untuk menilai
apakah pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan ketentuan
untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan
cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan melalui objek
kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka diperlukan
umpan balik terhadap kegiatan tersebut.

2. Supervisi Tidak Langsung


Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan
catatan asuhan keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan
menggunakan laporan lisan seperti saat timbang terima dan ronde
keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi kesenjangan
fakta, karena supervisor tidak melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh
karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan
balik dari supevisor dan staf.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi
memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan
tugasnya secara efektif dan efisien. Supervisor diharapkan mempunyai
hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi
dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan
perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan.
Manfaat Supervisi, Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik,
akan diperoleh banyak  manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) : Supervisi dapat meningkatkan efektifitas
kerja. Peningkatan efektifitas  kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan  keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan
dan suasana  kerja yang lebih harmonis antara atasan dan
bawahan. Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini
tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya
para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya

B. Saran
1. Untuk Institusi
Agar dijadikan referensi, sehingga mahasiswa dapat menekankan supervisi
dalam manajemen keperawatan.
2. Untuk Mahasiswa.

11
Agar mahasiswa mampu menerapkan supervisi dalam manajemen
keperawatan. Dan memahami manfaat, tujuan, prinsip supervisi dalam
manajemen keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Arwani & Heru Supriyatno. 2006. Manajemen Bangsal keperawatan. Jakarta:


EGC
Cohen L. Elaine, Toni G. Cesta. 2005. Nursing Case Management From
Essentials to Advanced Practice Applications 4th edition. Missouri: Elsevier
Mosby
Gillies.19VIII9. Manajemen Keperawatan suatu  pendekatan sistem. Edisi
Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional (Edisi2). Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan
professional (edisi 4). Jakarta: salemba medika
Roussel, Linda A, Russel C. swansburg, Richard J. Swanburg. 2003. Management
and Leadership for Nurse Administrator 4th edition. Toronto: Jones and Barlett
Publishers.
- See more at: http://sakinahkreatif.blogspot.co.id/2015/12/supervisi-dalam-
keperawatan.html#sthash.t8jM6RB7.dpuf
Suarli dan Bahtiar. 2009. Manajemen keperawatan. Jakarta: Erlangga
Wiyana, Muncul. 2008. Supervisi dalam Keperawatan. Diunduh
http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=artikeldtl.php&id=3 pada tanggal 7
Oktober 2015

12

Anda mungkin juga menyukai