PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN OBAT
1. Antihistamin adalah obat atau komponen obat yang berfungsi untuk
menghalangi kerja zat histamin dan dipakai khususnya untuk mengobati alergi.
2. Analgesik adalah sejenis obat yang dibuat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa harus
menghilangkan kesadaran seseorang. Analgesik memiliki sifat seperti narkotik, yaitu menekan sistem
saraf pusat dan mengubah persepsi terhadap rasa sakit yang diderita.
3. Antipiretik adalah golongan obat-obatan untuk demam. Demam sebenarnya adalah
mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman infeksi. Saat terjadi infeksi, otak kita akan menaikkan
standar suhu tubuh di atas nilai normal sehingga tubuh menjadi demam. Obat antipiretik bekerja dengan
cara menurunkan standar suhu tersebut ke nilai normal.
4. Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang disebabkan
bukan karena mikroorganisme (non infeksi), namun yang timbul sebagai respon cedera
jaringan dan infeksi. Setelah dilakukan riset untuk obat yang efektiftif dan efek samping
minimal, maka dikenalkan obat-obat Anti-inflamasi non steroid atau NSAID (Non
Steroidal Antiinflamatory Drug) yang mempunyai efek-efek Anti-inflamasi kuat. NSAID
memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi
(anti radang). Istilah “non steroid” digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini
dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. NSAID bukan tergolong obat-obatan
jenis narkotika.
2.4 indikasi
1.
2.
3. Obat antipiretik diindikasikan untuk segala penyakit yang menghasilkan gejala demam.
Sejumlah pedoman menyatakan bahwa obat antipiretik sebaiknya diberikan jika demam lebih dari
38,5 oC. Demam yang kurang dari 38,50C sebaiknya jangan cepat-cepat diberi obat. Selain untuk
menurunkan demam, sebagian besar obat-obat antipiretik tersebut juga memiliki khasiat untuk
mengurangi nyeri.
2.5 kontraindikasi
1. Antihistamin yang menyebabkan kantuk mempunyai aktivitas antimuskarinik yang nyata
dan harus digunakan dengan hati-hati pada hipertrofi prostat, retensi urin, pasien dengan risiko
galukoma sudut sempit, obstruksi pyloroduodenal, penyakit hati dan epilepsi. Dosis mungkin perlu
diturunkan pada gangguan ginjal. Anak dan lansia lebih mudah mendapat efek samping.
Penggunaan pada anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter dan tidak
boleh digunakan pada neonatus. Banyak antihistamin harus dihindari pada porfiria, meskipun
beberapa (misalnya klorfenamin dan setirizin) diperkirakan aman.
2.
3. Masing-masing obat antipiretik tersebut memiliki kontraindikasi. Paracetamol sebagai obat
antipiretik utama di Indonesia tidak boleh diberikan pada pasien yang pernah alergi terhadap
paracetamol, pasien dengan gangguan fungsi hati berat, dan pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang
berat. Ibuprofen dan obat antiradang nonsteroid lainnya bisa menyebabkan perdarahan saluran
pencernaan dan dapat memperparah penyakit maag pada pasien. Aspirin tidak boleh diberikan pada
penderita gangguan fungsi hati dan juga dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna.
4.
Mengantuk
Pusing
Sakit kepala
Nyeri perut
Sulit buang air kecil
Mudah marah
Penglihatan kabur
2.
3. Efek samping yang muncul tergantung jenis obat antipiretiknya. Beberapa efek samping yang
pernah ditemui antara lain:
1. Alergi kulit;
2. Gatal-gatal;
3. Pusing;
4. Mual, muntah;
5. Nyeri ulu hati;
6. Buang air besar berdarah;
7. Gangguan fungsi hati;
8. Gangguan penyembuhan luka
4.
2.8 dosis
1.
Nama obat antihistamin Dosis
Dosis untuk anak usia tiga tahun ke atas adalah 1 kali tetes
pada mata yang mengalami peradangan. Penetesan harus
Ketotifen dilakukan dua kali dalam sehari.
2.
3. Dosis obat antipiretik tergantung pada jenis obat yang digunakan. Berikut dosis obat antipiretik
yang sering digunakan:
Untuk paracetamol, dosisnya sebesar 325-650 mg, 3-4 kali sehari. Untuk anak-anak dosisnya ialah 10-15
mg/kg berat badan, 3-4 kali sehari.
Untuk ibuprofen dosisnya ialah 300-800 mg, 4 kali sehari. Untuk anak-anak dosisnya ialah 5-10 mg/kg
berat badan, 3-4 kali sehari.
Untuk aspirin, dosisnya sebesar 325-650 mg, 3-4 kali sehari
4.
Nama obat Merek Dagang Dosis
Nyeri
Dewasa: 200-400 mg tiap 4-6 jam.
Nyeri menstruasi
200-400 mg tiap 4-6 jam.
Arfen, Arthrifen,
Brufen, Osteoarthritis dan arthritis rheumatoid pada
Bufect/Bufect orang dewasa
Forte, Farsife, 400-800 mg sebanyak 3-4 kali tiap hari. Dosis
Iprox, Proris/Proris maksimal adalah 3,2 g/hari.
Forte, Prosic,
Prosinal,
Rhelafen/Rhelafen Arthritis rheumatoid pada anak-anak
Forte, Spedifen, 30-40 mg/kg/hari dibagi ke dalam 3-4 dosis.
Ibuprofen Yariven
Rheumatoid arthritis
80-100 mg/hari dibagi ke dalam 5-6 dosis. Untuk
Aspilets, kondisi akut, bisa dikonsumsi sampai 130 mg/hari.
Farmasal,
Miniaspi 80,
Thrombo, Gangguan persendian
Aspirin Aspilets Dosis awal adalah 2,4-3,6 g/hari. Dosis lanjutan adalah
3,6-5,4 g/hari.
Pemasangan stent
325 mg dua jam sebelum prosedur, diikuti dengan 160-
325 mg/hari setelah prosedur dilakukan
Anuva, Araclof,
Bufaflam,
Emulgel,
Cataflam/Cataflam
D, Deflamat-75
CR/ Deflamat-100
CR, Eflagen,
Elithris 50,
Flamar, Flamar
Eye Drops, Flazen
50, Galtaren, Radang dan nyeri terkait sendi dan tulang pada
Gratheos, Kaditic, orang dewasa75-150 mg/hari dibagi ke dalam
Laflanac, Megatic beberapa dosis.
Emulgel, Merflam, Migrain pada orang dewasa
Nacoflar, Nadifen Dosis awal adalah 50 mg. Dosis tambahan sebesar
Eye Drops, Raost,
Readinac, 50 mg bisa diberikan setelah 2 jam. Dosis maksimal
Tirmaclo, Troflam, adalah 200 mg/hari.
Diclofenac Voltaren, Voltaren
Emulgel, Volten,
Yariflam, Zegren
Nama Obat
Acetaminophen (Tylenol)
Aspirin
Azapropazone (Rheumox)
Butorphanol (Stadol)
Celecoxib (Celebrex))
Colchicine
Diclofenac (Cataflam,
Voltaren)
Fentanyl (Sublimaze)
Flurbiprofen (Ansaid,
Froben, Ocufen)
Hydrocodone (Lortab,
Vicodin)
Hydromorphone(Dilaudid)
Indomethacin (Indocin)
Meperidine (Demerol)
Methadone (Dolophine)
Morphine (Duramorph,
Infumorph, Epimorph, MS
Contin)
Nalbuphine (Nubain)
Naproxen (Anaprox,
Naprosyn, Naproxen, Aleve)
Nefopam (Acupan)
Oxycodone (Tylox,
Percodan,Oxycontin,
Roxicet, Endocet, Roxiprin,
Percocet)
Pentosan
polysulfate(Elmiron)
Piroxicam (Feldene)
Propoxyphene(Darvocet N,
Propacet, Darvon)
Secobarbital (Seconal)
Tolmetin (Tolectin)
Tramadol HCL(Ultram,
Ultracet)
Butorphanol
Codeine
Fentanyl
Meperidine
Methadone
Morphine
Propoxyphene
Parasetamol
o Dosis: Anak-anak 6-12 tahun 2-4 sendok teh atau250-500mgtiap 4-6 jam, 1-5 tahun 1-2 sendok teh atau120mg-
250mgtiap 4-6 jam. <1tahun ½-1 sendok teh atau 60mg-120mgtiap 4-6 jam. Dewasa ½ -1 gram/kali, max 4
o Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan,efek samping lain jarang ditemukan
Asam Asetil Salisilat (Asetosal)
4.
Merek
Piroksikam (OG),
Feldene, Mevicox
(mekoksikam)
Na-diklofenak (OG),
Cataflam (isinya K
diklofenak, Novartis),
Nonflamin, Voltaren (isinya
Na diklofenak, Novartis),
Voltadex (isinya Na
diklofenak, Dexa Medica)