Anda di halaman 1dari 15

Apa itu methylprednisolone?

Methylprednisolone adalah obat dengan kandungan yang


menyerupai hormon kortikosteroid yang diproduksi oleh kelenjar
adrenal.
Fungsi obat ini adalah untuk mengatasi pembengkakan, kemerahan,
nyeri, dan sensasi panas akibat peradangan. 
Metilprednisolon juga meredakan kondisi alergi, reaksi alergi berat
atau anafilaksis, dan peradangan pada beberapa bagian tubuh.
Inilah daftar penyakit yang bisa dikendalikan oleh metilprednisolon
berdasarkan organ tubuh.
 Otak: tuberkulosis meningitis.
 Darah: leukemia.
 Usus: penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
 Mata: neuritis optik, uveitis, dan iritis.
 Sendi: artritis reumatoid dan demam rematik.
 Paru-paru: asma dan tuberkulosis.
 Otot: dermatomiositis dan polimiositis.
 Kulit: eksim.
Tidak hanya itu, methylprednisolone juga diberikan untuk beberapa
penyakit dan kondisi, seperti lupus, masalah sumsum tulang
belakang, kanker tertentu, dan multiple sclerosis. 
Tujuan pemberian obat ini adalah untuk menambah kadar
kortikosteroid di dalam tubuh pada orang yang mengalami masalah
kelenjar adrenal sehingga memicu kondisi di atas. 
Kortikosteroid ini bersifat anti-inflamasi dan mengendalikan sistem
imun (imunomodulasi).
Mengutip situs PubChem, cara kerja metilprednisolon adalah dengan
menghambat senyawa sitokin yang memicu peradangan dan reaksi
imun berlebih yang mengakibatkan alergi.
ARTIKEL TERKAIT

ALERGI
Penyebab Alergi dan 10 Pemicunya yang Paling Umum
Reaksi alergi merupakan mekanisme perlindungan alami sistem imun saat terdapat zat
asing yang terkena tubuh. Namun, penyebab alergi muncul secara berlebihan sehingga
menimbulkan gejala yang mengganggu. Apa sebenarnya yang menyebabkan reaksi
berlebihan tersebut? Lalu, siapa saja yang lebih rentan terkena alergi? Simak ulasan
lengkapnya berikut ini. Apa penyebab alergi? Alergi muncul sebagai reaksi tak
normal sistem imun saat melawan zat […]

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro• 01/07/2021

Sediaan dan dosis metilprednisolon


Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), obat ini
tersedia dalam bentuk tablet dan bubuk injeksi.
Dosis tablet terdiri dari 4 mg, 8  mg, dan 16 mg. Sementara itu,
sediaan injeksi memiliki dosis sebesar 125 mg dan 500 mg.
Sementara itu, obat injeksi hanya digunakan dalam waktu relatif
singkat.
Dosis methylprednisolone tablet 
Inilah pengelompokan dosis obat tablet berdasarkan penyakit dan
kondisi yang muncul.
Masalah kulit
Berikut beberapa masalah kulit yang bisa dikendalikan dengan obat
kortikosteroid ini:
 Alopesia.
 Lesi kulit.
 Lichen simplex chronicus.
 Psoriasis.
 Granuloma annulare.
 Lichen planus.
 Keloid.
 Reaksi alergi kulit.
Dosis awal diberikan sebanyak 4–48 mg sekali sehari atau dibagi ke
dalam beberapa dosis.
Alternatif pemberian dosis bisa diberikan dengan cara berikut:
 Hari pertama: 24 mg (8 mg sebelum sarapan, 4 mg setelah makan
siang, 4 mg setelah makan malam, dan 8 mg sebelum tidur).
 Hari kedua: 20 mg (4 mg sebelum sarapan, 4 mg setelah makan
siang, 4 mg setelah makan malam, dan 8 mg sebelum tidur)
 Hari ketiga: 16 mg: (4 mg sebelum sarapan, 4 mg setelah makan
siang, 4 mg setelah makan malam, dan 4 mg sebelum tidur).
 Hari keempat: 12 mg (4 mg sebelum sarapan, 4 mg setelah makan
siang, dan 4 mg sebelum tidur).
 Hari kelima: 8 mg (4 mg sebelum sarapan dan 5 mg sebelum tidur).
 Hari keenam: 4 mg sebelum sarapan.
Masalah tulang, otot, sendi
Obat ini mengatasi beberapa jenis penyakit dan kondisi tertentu
pada otot dan sendi berikut.
 Rematik.
 Asam urat.
 Bursitis.
 Osteoartritis.
 Tendonitis.
 Epicondylitis atau tennis elbow.
 Synovitis.
Dosis permulaan diberikan sebanyak 4–48 mg sekali sehari atau
pemberian dosis dibagi ke dalam beberapa kali dalam sehari.
Pemberian dilakukan secara bertahap dan dosisnya berkurang setiap
harinya.
Dosis alternatif untuk pemberian obat untuk masalah tulang, sendi,
dan otot sama dengan pemberian obat untuk masalah kulit.
Asma
 Dewasa: 6–48 mg sehari sekali atau setiap dua hari sekali. Dosis
perlahan diturunkan secara bertahap sampai dosis terendah.
 Anak-anak: Bila berusia di bawah 11 tahun, dosis metilprednisolon
sebesar 0,2–1,6 mg/kg berat badan sehari sekali atau setiap dua hari
sekali. Dosis maksimum sebesar 48 mg. Anak berusia di atas 12 tahun
mendapatkan dosis yang sama dengan orang dewasa.
Dosis methylprednisolone injeksi
Inilah penggunaan sediaan injeksi berdasarkan keluhan yang timbul.
Anti-inflamasi dan imunosupresi
Pemberian dosis ini berguna untuk penyakit akibat alergi, autoimun,
dan peradangan pada tubuh.
Ada dua jenis injeksi yang diberikan, yakni intramuskular atau di
bawah kulit serta intravena atau di pemberian obat di dalam
pembuluh vena.
Inilah dosis untuk pemberian intramuskular.
 Dewasa: 10–80 mg sekali sehari.
 Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kg berat badan setiap hari atau 5–25 mg/m2
setiap hari dalam dosis terbagi setiap 6–12 jam. Sebagai pulse
therapy: 15–30 mg/kg berat badan/dosis selama 30 menit diberikan
sekali sehari selama 3 hari.
Sementara itu, berikut dosis untuk sediaan injeksi intravena.
 Dewasa: 10–500 mg setiap hari. Pemberian dosis sebesar 250 mg ke
bawah diberikan selama minimal 5 menit. Sementara itu, dosis di atas
250 mg diberikan perlahan selama minimal 30 menit.
 Anak-anak: 0,5–1,7 mg/kg berat badan setiap hari atau 5–25 mg/m2
setiap hari dalam dosis terbagi setiap 6–12 jam. Terapi “denyut”: 15-
30 mg/kg berat badan/dosis selama 30 menit diberikan sekali sehari
selama 3 hari.
Asma
 Dewasa: 40 mg, diulang berdasarkan respon pasien.
 Anak-anak: 1–4 mg/kg berat badan setiap hari dalam rentang waktu
1–3 hari.
ARTIKEL TERKAIT

OBAT DAN SUPLEMEN


Kortikosteroid Berlebihan, Apa Akibatnya pada Tubuh?

Kortikosteroid atau disebut sebagai steroid merupakan obat antiradang yang digunakan
untuk berbagai macam penyakit. Obat ini harus diresepkan oleh dokter. Jika tidak, risiko
overdosis bisa muncul. Lantas, apa efek kortikosteroid berlebihan? Efek samping
kortikosteroid berlebihan Beberapa nama kortikosteroid yang sering kita temukan, di
antaranya prednison, metilprednisolon, dexamethasone, hidrokortison, betametason, dan
triamsinolon. Seluruh obat tersebut akan menimbulkan efek merugikan […]

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.• 10/01/2023

Aturan pakai methylprednisolone


Konsumsi obat tablet dengan cara menelannya dengan air. Jangan
dikunyah atau dihancurkan.
Hindari menghentikan obat secara mendadak karena membuat Anda
mengalami hal-hal berikut:
 Kehilangan nafsu makan.
 Sakit perut.
 Muntah.
 Mengantuk.
 Kebingungan.
 Sakit kepala.
 Demam.
 Nyeri otot dan sendi.
 Kulit terkelupas.
 Berat badan turun.
Methylprednisolone dapat menyebabkan sakit perut. Konsumsilah
dengan makanan atau susu.
Efek samping methylprednisolone

Seperti obat pada umumnya, obat kortikosteroid ini juga memicu


efek samping. Berikut beberapa kategori efek samping yang mungkin
muncul.
 Umum: efek samping diperkirakan timbul pada 1 dari 10 orang.
 Jarang: efek samping mungkin muncul pada 1 dari 1.000 orang.
 Tidak diketahui: jumlah kemunculannya tidak bisa diperkirakan.
Inilah efek samping yang menyerang bagian tubuh Anda.
Darah, jantung, dan sirkulasi darah
Efek samping umum yang kerap muncul adalah tekanan darah tinggi.
Tidak diketahui
 Gagal jantung yang ditandai dengan pergelangan kaki bengkak, sulit
bernapas, detak jantung abnormal.
 Sel darah putih meningkat.
 Tekanan darah turun.
Kadar air dan garam pada tubuh
Umum
 Bengkak dan tekanan darah tinggi akibat peningkatan kadar air dan
garam pada tubuh.
 Kram dan kejang akibat kekurangan kalium pada tubuh.
Sementara itu, efek yang tidak diketahuinya berupa peningkatan
kadar urea pada darah.
Saluran pencernaan
Tidak diketahui
 Mual dan muntah.
 Radang dan sariawan pada tenggorokan.
 Peradangan lapisan pada lambung dan usus.
 Gangguan pencernaan.
 Perut kembung.
 Sakit perut.
 Diare.
 Cegukan, terutama saat mengonsumsi obat dosis tinggi.
Mata
Efek samping yang umum terjadi pada mata adalah gangguan
penglihatan kerusakan saraf optik atau katarak. Sementara itu,
penglihatan yang kabur adalah efek samping yang langka.
Tidak diketahui
 Glaukoma.
 Saraf optik bengkak.
 Penipisan kornea dan sklera.
 Infeksi virus atau jamur.
 Bola mata menonjol.
 Penglihatan kabur akibat korioretinopati.
Gangguan hepatobilier
Efek samping yang bisa ditemukan pada liver dan saluran empedu
adalah adanya peningkatan enzim pada liver.
Hormon dan sistem metabolik
Umum
 Pertumbuhan lambat pada bayi, anak, dan remaja dan mungkin
berefek permanen.
 Wajah membulat dan bengkak.
Tidak diketahui
 Haid tidak lancar atau tidak keluar.
 Pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh yang berlebih
atau hirsutisme.
 Berat badan naik drastis.
 Nafsu makan meningkat.
 Lemak pada darah meningkat.
 Peningkatan enzim alanin transaminase, aspartat transaminase, dan
alkalin fosfat.
 Penumpukan jaringan lemak pada bagian tubuh tertentu.
Sistem imun
Efek samping yang timbul adalah peningkatan kerentanan terhadap
infeksi yang bisa mengubah reaksi normal terhadap kulit, seperti
tuberkulosis.
Otot dan tulang
Otot lemah dan mengecil merupakan efek samping yang umum
ditemukan.
Tidak diketahui
 Tulang rapuh.
 Tulang patah atau retak.
 Nyeri pinggul akibat kerusakan pada tulang yang disebabkan
sirkulasi darah memburuk.
 Nyeri sendi.
 Tendon otot robek.
 Nyeri otot, kram, dan kejang.
Sistem saraf
Kortikosteroid bisa memicu masalah mental yang serius. Kondisi ini
umum terjadi pada anak-anak dan dewasa. Efek samping ini bisa
muncul sebanyak 5 dari 100 orang.
Umum
 Depresi dan ide bunuh diri.
 Mania atau suasana hari tidak stabil.
 Cemas, sulit tidur, sulit berpikir, atau kebingungan dan kehilangan
ingatan.
 Merasakan, melihat, atau mendengarkan hal-hal yang tidak nyata.
Tidak diketahui
 Mudah tersinggung.
 Pusing dan kepala seperti berputar.
Kulit
Umum
 Jerawat.
 Luka sulit sembuh.
 Kulit menipis.
Tidak diketahui
 Stretch marks.
 Lebam.
 Berkeringat.
 Gatal.
 Ruam dan kemerahan.
 Biduran atau bentol kemerahan dan gatal.
 Guratan merah pada kulit.
 Bintik dan bercak cokelat, ungu, dan kemerahan pada permukaan
kulit dan dalam mulut.
Gangguan vaskular
Efek yang muncul adalah peningkatan pembekuan darah. Frekuensi
efek ini samping ini tidak diketahui.
Efek samping lainnya
Tidak diketahui
 Meriang.
 Lelah.
 Tubuh bagian bawah membengkak akibat penumpukan cairan.
 Reaksi tes kulit yang berubah.
Peringatan dan perhatian saat pakai
Obat methylprednisolone
Jangan konsumsi obat ini jika Anda memiliki kondisi berikut ini. 
 Alergi obat methylprednisolone atau kandungan obat lainnya yang
ada di dalam komposisi obat ini.
 Terinfeksi jamur yang serius, seperti infeksi jamur pada paru-paru
dan tenggorokan atau memiliki infeksi yang tidak diobati dengan
obat antibiotik atau antivirus.
 Baru saja atau berencana vaksin.
 Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki masalah berikut ini.
 Cacar air.
 Campak.
 Infeksi cacing.
 Depresi berat atau bipolar.
 Diabetes.
 Kejang.
 Glaukoma.
 Katarak.
 Pandangan kabur.
 Penyakit jantung.
 Hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid.
 Hipertensi.
 Pankreatitis.
 Peradangan lapisan usus dan lambung.
 Penyakit liver atau ginjal.
 Skleroderma atau penyakit autoimun yang menyerang jaringan ikat.
 Kanker kulit sarkoma kaposi.
 Riwayat masalah otot setelah mengonsumsi methylprednisolone.
 Miastenia gravis.
 Osteoporosis.
 Feokromositoma atau tumor pada kelenjar adrenal.
 Abses kulit.
 Penyakit serius pada lambung atau usus.
 Tromboflebitis atau radang pembuluh vena yang memicu gumpalan
darah.
 Tuberkulosis.
 Penyakit Cushing atau kelebihan hormon kortisol.
 Cedera otak akibat benturan.
 Stres yang tidak biasa.

Apakah methylprednisolone aman


untuk ibu hamil dan menyusui?
Apabila Anda sedang hamil atau berencana hamil, konsultasikan
pada dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Methylprednisolone
berisiko memperlambat pertumbuhan bayi. 
Hal ini rentan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Risiko ini bisa dikurangi dengan mengonsumsi obat berdosis rendah. 
Selan itu, ada risiko katarak pada bayi jika ibu mengonsumsi
methylprednisolone dalam jangka panjang.
Bila sedang menyusui, konsultasikan ke dokter karena obat ini bisa
terserap sedikit ke dalam ASI.

Interaksi methylprednisolone dengan


obat lain
Inilah daftar obat yang memengaruhi kinerja methylprednisolone dan
sebaliknya.
Obat kanker
 Aminoglutethimide
 Cyclophosphamide
Antikoagulan
 Acenocoumarol
 Phenindione
 Warfarin
Antibakteri
 Isoniazid
 Erythromycin
 Clarithromycin
 Troleandomycin
Obat untuk mengatasi epilepsi
 Barbiturat
 Carbamazepine
 Phenytoin
 Primidone
Obat untuk asam lambung
 Carbenoxolone
 Cimetidine
Obat untuk hipertensi
 Diltiazem
 Mibefradil
Kontrasepsi oral
 Ethinylestridiol
 Norethisterone
Antivirus
 Ritonavir
 Indinavir
Antijamur
 Ketoconazole
 Itraconazole
Obat-obatan yang mengurangi kadar kalium
 Obat-obatan diuretik
 Amphotericin B
 Xanthine
 Beta2 agonist
Antibiotik untuk tuberkulosis
 Rifampicin
 Rifabutin
Obat-obatan lainnya
 Acetazolamide
 Antidiabetes
 Aprepitant
 Fosaprepitant
 Anticholinesterase
 Ibuprofen
 Ciclosporin
 Digoxin
 Pancuronium
 Vecuronium
Methylprednisolone adalah obat keras yang berguna untuk mengatasi
peradangan, alergi, dan gangguan imun.
Pastikan Anda mendapatkan obat kortikosteroid ini hanya dengan
resep dokter.
Kalkulator BMI (IMT)

Anda mungkin juga menyukai