Anda di halaman 1dari 75

ATEROSKLEROSIS

Aterosklerosis adalah penyempitan dan penebalan arteri karena


penumpukan plak pada dinding arteri. Penumpukan plak tersebut terjadi saat
lapisan sel pada dinding dalam arteri (endothelium) yang bertugas menjaga
kelancaran aliran darah mengalami kerusakan.

Plak yang menyebabkan aterosklerosis terdiri dari kolesterol, zat lemak,


kalsium, dan fibrin (zat dalam darah). Plak dapat terbawa aliran darah
hingga menyebabkan penyumbatan, atau membentuk bekuan darah pada
permukaan plak. Hal tersebut menyebabkan peredaran darah dan oksigen
dari arteri ke organ tubuh terhambat.

Meski digolongkan sebagai gangguan jantung, aterosklerosis sebenarnya


dapat terjadi pada arteri di bagian tubuh mana pun, seperti otak, ginjal, atau
kaki, serta dapat memicu masalah kesehatan di bagian-bagian tersebut.

Terjadinya aterosklerosis bisa berawal sejak masa anak-anak dan


berkembang terus secara perlahan. Gejala membahayakan baru muncul
ketika usia penderita mencapai 50 atau 60 tahun. Kendati demikian,
penyakit ini dapat dihindari dan diatasi dengan perubahan gaya hidup,

Gejala Aterosklerosis

Gejala aterosklerosis baru akan terasa ketika arteri sudah sangat menyempit
dan menghambat peredaran darah menuju jaringan atau organ tubuh. Gejala
yang muncul tergantung pada lokasi terjadinya ateriosklerosis, di antaranya:

 Aterosklerosis pada tangan dan kaki; menimbulkan nyeri saat


berjalan (klaudikasio).
 Aterosklerosis pada ginjal; menyebabkan gagal ginjal dan tekanan
darah tinggi.
 Aterosklerosis pada jantung; menyebabkan nyeri dada (angina).
 Aerosklerosis p ada otak; mengakibatkan tangan dan kaki lemah atau
kaku, kesulitan bicara, otot wajah melemah, atau kehilangan
penglihatan sementara pada salah satu mata.

Penyebab Aterosklerosis

Penyebab pasti aterosklerosis belum diketahui, namun penyakit ini dimulai


saat terjadi kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri (endothelium).
Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh:

 Kadar kolesterol, trigliserida, serta tekanan darah yang tinggi.


 Diabetes atau resisten terhadap insulin.
 Penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti artritis, infeksi,
atau lupus.
 Kebiasaan merokok.
 Obesitas.

Selain penyebab di atas, seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan


riwayat aterosklerosis juga diduga berisiko tinggi untuk menderita penyakit
yang sama.

Diagnosis Aterosklerosis

Diagnosis dapat diawali dengan pemeriksaan fisik. Terjadinya gangguan


peredaran darah dapat ditandai dengan denyut nadi yang lemah, tekanan
darah yang rendah pada tungkai yang terganggu, serta penyembuhan luka .
Hasil pemeriksaan fisik tersebut perlu diperkuat dengan beberapa
pemeriksaan lanjutan yang meliputi:

 Tes darah, untuk melihat kadar kolesterol dan gula darah.


 Perbandingan indeks tekanan darah kaki dan lengan, guna
memeriksa penyumbatan arteri pada tangan dan kaki.
 Elektrokardiogram (EKG), untuk memeriksa aktivitas jantung
yang dapat menunjukkan bukti serangan jantung sebelumnya.
 USG Doppler, guna melihat adanya penyumbatan arteri dengan
gelombang suara.
 Stress test atau pemeriksaan treadmill, untuk memeriksa aktivitas
elektrik jantung dan tekanan darah saat melakukan kegiatan fisik.
 Pemindaian, meliputi magnetic resonance angiogram (MRA) dan
CT scan untuk memeriksa kondisi arteri.
 Angiogram dan katerisasi jantung, yaitu pemeriksaan kondisi
arteri jantung dengan menyuntikkan zat kontras (pewarna) pada
arteri sehingga dapat terlihat melalui foto R

Pengobatan Aterosklerosis

Penangan aterosklerosis dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu perubahan


gaya hidup, obat-obatan, serta prosedur operasi.

Perubahan gaya hidup sehari-hari merupakan hal utama yang perlu


dilakukan. Penderita dianjurkan untuk lebih sering berolahraga guna
meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah, serta mengurangi
konsumsi makanan dengan kadar lemak dan kolesterol yang tinggi.

Selain perubahan gaya hidup, pemberian obat-obatan juga penting untuk


mencegah arteroskler osis bertambah buruk. Di antaranya adalah:

 Obat untuk pencegah pembekuan darah yang menghambat arteri.


Obat yang mungkin diberikan adalah antiplatelet dan antikoagulan,
seperti aspirin.
 Obat penurun tekanan darah. Obat yang mungkin diberikan adalah
penghambat beta (beta blockers), penghambat kanal kalsium
(calcium channel blockers), dan diuretik guna meningkatkan laju
urin
 Obat penurun kadar kolesterol jahat (LDL), seperti misalnya statin
dan asam fibrat.
ACE inhibitor

Obat penghambat enzim pengubah angiotensin atau angiotensin-


converting enzyme (ACE) inhibitor adalah obat yang berfungsi untuk
melemaskan pembuluh darah. Di sisi lain, obat ini dapat membantu
mengurangi jumlah cairan yang dapat diserap kembali oleh ginjal.

Dengan kedua khasiat tersebut, ACE inhibitor banyak digunakan untuk


mengatasi penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi), gagal jantung,
serangan jantung, sebagian penyakit yang terkait dengan diabetes, serta
penyakit ginjal kronis.

ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim dalam tubuh untuk
memproduksi hormon angiotensin II atau zat yang dapat menyempitkan
pembuluh darah dan meningkatkan kerja jantung. Dengan obat ini,
pembuluh darah menjadi melebar, sehingga tekanan pada pembuluh darah
berkurang, begitu pun jumlah cairan yang mengalir dalam pembuluh darah.
Kondisi tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah dan
meringankan kerja jantung.

Peringatan:

 Konsultasikan kepada dokter jika sedang menggunakan obat lain,


sebelum menggunakan ACE inhibitor. Obat antiinflamasi
nonsteroid, seperti ibuprofen dan naproxen, dapat menurunkan
efektivitas ACE inhibitor jika dikonsumsi secara bersamaan.
 Selama mengonsumsi ACE inhibitor, pasien perlu melakukan
pemeriksaan darah secara teratur, terutama 1-2 minggu setelah
mengonsumsi obat ini. Hal tersebut berguna untuk mengetahui
fungsi ginjal, karena risiko gangguan ginjal dapat terjadi pada
sebagian pasien yang mengonsumsi ACE inhibitor.
 Harap berhati-hati jika Anda menderita angioedema (pembengkakan
pada kulit bagian dalam) dan penyakit ginjal.
 Seluruh obat ACE inhibitor masuk ke dalam kategori C pada
trimester pertama, yaitu studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan
jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin. Pada trimester kedua dan ketiga, masuk ke dalam
kategori D, di mana ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih
besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa.
 Tidak ada penelitian mengenai keamanan mengonsumsi ACE
inhibitor saat menyusui. Captopril dan enalapril merupakan obat
ACE inhibitor yang dianggap aman dikonsumsi saat menyusui.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan ACE
inhibitor, segera temui dokter.

Efek Samping ACE Inhibitor

Efek samping yang paling sering dialami setelah mengonsumsi ACE


inhibitor adalah batuk kering yang terus-menerus. Sedangkan efek samping
lain yang lebih jarang terjadi adalah penurunan fungsi ginjal, angioedema,
hiperkalemia, kelelahan, pusing, serta kehilangan daya pengecap.

Jenis-jenis, Merek Dagang, serta Dosis ACE Inhibitor

Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan obat
penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor). Untuk
mendapatkan penjelasan secara lebih detail mengenai efek samping,
peringatan, atau interaksi dari masing-masing obat ACE inhibitor, silakan
lihat pada halaman Obat A-Z.

Ramipril

Merek dagang Ramipril: Cardace, Decapril, Triatec

 Hipertensi
Dewasa: 2,5-10 mg, sekali sehari.
 Gagal jantung
Dewasa: 1,25 mg sebagai dosis awal. Dosis maksimal adalah 10 mg
per 1-2 kali sehari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: 2,5 mg, bisa ditingkatkan hingga 5 mg per hari, 2 kali
sehari.
 Pencegahan aterosklerosis bagi pasien berisiko tinggi
Dewasa: 2,5 mg sekali sehari sebagai dosis awal. Dosis maksimal
adalah 10 mg per hari.

Lisinopril

Merek dagang Lisinopril: Odace, Tensinop

 Hipertensi
Dewasa: 2,5-80 mg per hari.
 Nefropati Diabetik
Dewasa: 10-20 mg sekali sehari.
 Gagal Jantung
Dewasa: dosis awal 2,5 - 40 mg sekali sehari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: 5-10 mg per

Perindopril

Merek dagang Perindopril: Bioprexum

 Hipertensi
Dewasa: 5-10 mg per hari.
 Gagal jantung
Dewasa:5-5 mg setiap pagi, sekali sehari.
 Serangan jantung
Dewasa: 4 mg sekali sehari.
Lansia: 2-2,5 mg sekali sehari.

Enalapril

Merek dagang Enalapril: Tenaten

 Hipertensi
Anak dengan berat badan 20-50 kg:5-20 mg per hari.
Anak dengan berat badan lebih dari 50 kg: 5-40 mg per hari.
Dewasa: 2.5-40 mg per hari, 1-2 kali sehari.
 Gagal jantung
Dewasa: 2,5-40 mg per hari, 1-2 kali sehari.

Captopril

Merek dagang Captopril: Farmoten, Tensicap, Tensobon

 Nefropati Diabetik
Dewasa: 75-100 mg per hari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: dosis awal 6,25 mg per hari, dilanjutkan hingga 12,5 mg
selama 2 hari, lalu 25 -100 mg selanjutnya.
 Hipertensi
Dewasa: 12,5-50 mg yang dikonsumsi ketika akan tidur, 2-3 kali
sehari.
Bayi dan anak-anak: 0,15-0,3 mg/kgBB yang dibagi menjadi 2-3
jadwal konsumsi. Dosis maksimal adalah 6 mg/kgBB.
 Gagal jantung
Dewasa: 6,25-50 mg per hari, 2-3 kali sehari.
Anak-anak: 0,25-5 mg/kg BB per hari.

Trandolapril

Merek dagang Trandolapril: Tarka


 Hipertensi
Dewasa: 5-4 mg per hari, 1-2 kali sehari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: 5-4 mg sekali sehari, dimulai 3 hari setelah serangan.

Lihat lebih lanjut mengenai:

 Hipertensi

Terakhir diperbarui: 22 February 2018


Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy

OBAT PENURUN TEKANAN DARAH

Penghambat Beta

Penghambat beta atau beta-blockers adalah golongan obat yang digunakan


untuk menangani beragam kondisi pada jantung. Penghambat beta sering
disebut agen penghambat beta-adrenergik yang fungsi utamanya untuk
menurunkan tekanan darah.

Penghambat beta umumnya digunakan untuk menangani kondisi-kondisi,


seperti:

 Tekanan darah tinggi (hipertensi)


 Serangan jantung (infark miokard)
 Gagal jantung
 Denyut jantung tidak beraturan (aritmia)
 Nyeri dada (angina)
 Migrain
 Tipe tremor tertentu
 Glaukoma
 Hormon tiroid berlebih dalam darah (hipertiroidisme)
 Kecemasan.

Obat-obatan dari golongan penghambat beta bekerja dengan cara menekan


efek dari hormon epinephrine atau adrenalin, yaitu hormon yang berperan
dalam mengalirkan darah, sehingga membuat jantung berdenyut lebih
lambat dan sedikit bekerja, serta tekanan darah turun. Selain itu, obat ini
juga membantu melebarkan pembuluh darah agar sirkulasi darah berjalan
lancar.

Penghambat beta dibagi menjadi 2 jenis, berdasarkan reseptor beta mana


yang dihambat dan efeknya terhadap tubuh. Berikut ini adalah dua jenis obat
penghambat beta:
 Penghambat beta selektif. Bertugas menghambat reseptor beta-1
dengan efek memengaruhi kerja jantung, namun tidak pada jalur
pernapasan. Jenis-jenis obat penghambat beta selektif adalah
atenolol, betaxolol, bisoprolol, metoprolol, dan nebivolol.
 Penghambat beta nonselektif: Bertugas menghambat reseptor beta-
1 dan beta-2 dengan efek yang memengaruhi jantung, pembuluh
darah, dan jalur pernapasan. Jenis-jenis penghambat beta nonselektif
adalah carvedilol, propranolol, dan timolol.

Peringatan:

 Ibu hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan


sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum
mengonsumsi atau menggunakan obat ini.
 Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika memiliki
riwayat alergi obat, riwayat penyakit jantung, penyakit ginjal,
diabetes, asma, denyut jantung lambat (bradikardia), gagal jantung
yang tidak ditangani dengan baik, tekanan darah rendah (hipotensi),
atau gangguan irama jantung (misalnya sick sinus syndrome).
 Pasien disarankan memeriksakan kadar gula ke dokter secara rutin,
jika mengalami kondisi jantung yang berdenyut cepat.
 Mengonsumsi penghambat beta dapat memengaruhi kadar kolesterol
dan trigliserida, yang menyebabkan peningkatan secara perlahan-
lahan kadar trigliserida dan penurunan kadar “kolesterol baik” atau
high-density lipoprotein (HDL).
 Hindari mengonsumsi kafein dan minuman beralkohol selama
mengonsumsi obat ini.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lain, termasuk
suplemen dan produk herba, untuk menghindari terjadinya interaksi
obat yang tidak diinginkan.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Efek Samping Penghambat Beta

Efek samping yang sering dialami setelah mengonsumsi obat-obatan


penghambat beta adalah pusing, mual dan diare, penglihatan kabur,
kelelahan, denyut jantung melambat, serta tangan dan kaki menjadi dingin.
Sedangkan, efek samping yang jarang terjadi adalah sulit tidur (insomnia),
depresi, menurunnya gairah seksual, atau impotensi.

Jenis-jenis, Merek Dagang, serta Dosis Penghambat Beta

Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan obat
penghambat beta (beta blockers). Untuk mendapatkan penjelasan secara
lebih detail mengenai efek samping, peringatan, atau interaksi dari masing-
masing obat penghambat beta, silakan lihat pada halaman Obat A-Z.

Jenis-jenis obat penghambat beta selektif:


Atenolol

Merek dagang Atenolol: Betablok, Farnormin 50, Internolol 50, Lotenac,


Niften, Tenblok, Tenormin, Tensinorm

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: 25-100 mg, satu kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: 50-100 mg, sekali sehari atau dibagi ke dalam beberapa
jadwal konsumsi. Dosis maksimal adalah 200 mg per hari.

Betaxolol

Merek dagang: Betoptima, Optibet, Tonor

Bentuk obat: tetes mata

 Glaukoma sudut terbuka (open angle glaucoma)


Dewasa: Pada larutan tetes mata 0,25% atau 0,5%, dosis yang
diberikan adalah satu tetes sebanyak dua kali sehari.

Bisoprolol

Merek dagang: Bipro, Bisoprolol Fumarate, Bisovell, Concor, Lodoz,


Maintate, Miniten, Opiprol

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi dan angina


Dewasa: 5-10 mg, satu kali sehari. Maksimal 20 mg.
 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 1,25 mg, satu kali sehari. Dosis dapat
digandakan setelah satu minggu jika pasien merespons obat dengan
baik. Dosis maksimal adalah 10 mg per hari.

Metoprolol

Merek dagang Metoprolol: Fapresor, Lopresor, Loprolol\

Bentuk obat: suntik

 Serangan jantung
Dewasa: Dosis yang dalam 12 jam setelah serangan jantung adalah
5 mg, tiap dua menit, hingga total 15 mg jika obat mampu
ditoleransi dengan baik oleh pasien. Untuk pasien yang mendapatkan
dosis penuh, setelah 15 menit akan diberikan pengobatan oral
sebanyak 50 mg tiap 6 jam selama dua hari. Untuk pasien yang tidak
dapat menoleransi dosis penuh obat, dosis obat oral akan dikurangi
oleh dokter. Untuk penanganan lebih lanjut: 100 mg sebanyak dua
kali sehari.

 Aritmia
Dewasa: Dosis awal maksimal sebanyak 5 mg, dengan pemberian 1-
2 mg per menit. Lalu, dosis diberikan kembali tiap lima menit
hingga mencapai total 10-15 mg.

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 100 mg per hari, yang dibagi ke dalam 1-2 kali
jadwal konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan per minggu hingga 400
mg per hari, tergantung respons pasien terhadap obat. Dosis untuk
jenis tablet extended release adalah 25-100 mg, satu kali sehari.

 Aritmia jantung
Dewasa: 50 mg, 2-3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi
300 mg per hari jika dibutuhkan.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 12,5-25 mg, satu kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan tiap dua minggu sekali, hingga 200 mg sebanyak satu
kali sehari, jika respons pasien terhadap obat cukup baik. Dosis
tablet extended release adalah 25 mg, satu kali sehari. Dosis untuk
pasien gagal jantung adalah 12,5 mg, satu kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan tiap dua minggu hingga mencapai dosis maksimal 200
mg, jika respons pasien terhadap obat cukup baik.

 Migrain
Dewasa: 100-200 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa
jadwal konsumsi. Dosis tablet extended release adalah 100 mg, satu
kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: 50-100 mg, 2-3 kali sehari. Dosis tablet extended release
adalah 100-200 mg, satu kali sehari.

 Hipertiroidisme
Dewasa: 50 mg, empat kali sehari.

Nebivolol

Merek dagang: nebilet, nebivolol, nevodio


Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal adalah 5 mg, satu kali sehari, dan bisa
ditingkatkan tiap dua minggu jika dibutuhkan. Dosis maksimal
adalah 40 mg, satu kali sehari.
Lansia >65 tahun: 2,5-5 mg, satu kali sehari.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 1,25 mg, satu kali sehari. Dosis bisa
digandakan tiap 1-2 minggu jika pasien bisa merespons obat dengan
baik. Dosis maksimal adalah 10 mg, satu kali sehari.

Jenis-jenis obat penghambat beta nonselektif:

Carvedilol

Merek dagang Carvedilol: Blorec, V-Bloc

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, satu kali sehari. Setelah dua
hari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg, satu kali sehari. Dosis
alternatif adalah 6,25 mg, dua kali sehari, yang ditingkatkan menjadi
12,5 mg, dua kali sehari, setelah 1-2 minggu. Dosis dapat kembali
ditingkatkan menjadi 50 mg, satu kali sehari, jika sudah melewati
dua minggu pengobatan dan jika diperlukan.
Lansia: 12,5 mg, satu kali sehari.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 3,125 mg, dua kali sehari. Dosis dapat
digandakan menjadi 6,25 mg, dua kali sehari, setelah dua minggu,
jika respons pasien terhadap obat cukup baik. Dosis maksimal untuk
pasien dengan berat badan kurang dari 85 kg adalah 25 mg, dua kali
sehari. Dosis maksimal untuk pasien dengan berat badan 85 kg ke
atas adalah 50 mg, dua kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, dua kali sehari. Setelah dua
hari, dosis dapat ditingkatkan hingga 25 mg, dua kali sehari.

 Pasca serangan jantung


Dewasa: Dosis awal adalah 6,25 mg, dua kali sehari, yang
ditingkatkan hingga 12,5 mg, dua kali sehari, setelah 3-10 hari, jika
respons pasien terhadap obat cukup baik.

Propranolol
Merek dagang: Farmadral 10, Libok, Propranolol

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal tablet biasa adalah 40-80 mg, dua kali sehari.
Dosis lanjutan adalah 160-320 mg per hari. Maksimal 640 mg per
hari. Untuk kapsul extended release, dosis awal adalah 80 mg, satu
kali sehari. Dosis lanjutan adalah 120-160 mg, satu kali sehari.
Maksimal 640 mg per hari.
Anak-anak: Dosis awal tablet biasa adalah 1 mg/kgBB per hari,
dibagi ke dalam dua jadwal konsumsi. Dosis lanjutan adalah 2-4
mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam dua jadwal konsumsi. Dosis
maksimal per hari adalah 4 mg/kgBB.

 Serangan jantung
Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 40 mg, empat kali sehari, selama
2-3 hari, dilanjutkan 80 mg, dua kali sehari. Dosis alternatif adalah
180-240 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal
konsumsi.

 Hipertensi porta
Dewasa: Dosis awal tablet biasa adalah 40 mg, dua kali sehari, yang
ditingkatkan tiap minggu menjadi 160 mg, dua kali sehari. Dosis
kapsul extended release adalah 80-160 mg, satu kali per hari.

 Aritmia jantung
Dewasa: 30-160 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal
konsumsi.
Anak-anak: 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali sehari.

 Angina pektoris dan tremor


Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 40 mg, 2-3 kali per hari,
maksimal 320 mg per hari. Dosis kapsul extended release adalah 80-
160 mg, satu kali sehari. Dosis maksimal adalah 240 mg per hari.

 Hipertiroidisme dan kecemasan


Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 10-40 mg, 3-4 kali sehari.
Dosis kapsul extended release adalah 80-160 mg, satu kali sehari,
maksimal 240 mg per hari.
Anak-anak: Dosis tablet biasa adalah 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali
sehari.

Timolol

Merek dagang Timolol: Azarga, Duotrav, Glaoplus, Isotic Adretor, Tim-


Ophtal, Timol, Xalacom, Ximex
Bentuk obat: tetes mata

 Glaukoma dan hipertensi okular


Dewasa: Dosis obat tetes timolol dengan kandungan 0,25-0,5%
adalah satu tetes, dua kali sehari, pada mata yang mengalami
glukoma.

Lihat lebih lanjut mengenai:

 Hipertensi

Terakhir diperbarui: 26 Juli 2018


Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy

 Obat penghambat enzim angiostensin (ACE inhibitors). Obat ini


dapat meredakan perkembangan aterosklerosis dengan menurunkan
tekanan darah dan mencegah penyempitan arteri.
 Obat-obatan lain untuk mengendalikan kondisi medis yang
menyebabkan terjadinya aterosklerosis, misalnya obat diabetes.

Pada kasus aterosklerosis parah, prosedur operasi perlu dilaksanakan. Di


antaranya adalah:

 Operasi bypass, untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan


arteri. Operasi ini dilakukan dengan cara memintas pembuluh darah
yang tersumbat dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian
tubuh lain atau selang berbahan sintetis agar darah tetap mengalir.
 Terapi fibrinolitik untuk mengatasi penyumbatan arteri akibat
pembekuan darah.
 Pemasangan tabung (stent) dan angioplasty. Tujuan prosedur ini
sama dengan operasi bypass, yaitu untuk mengatasi penyempitan
atau penyumbatan arteri. Dalam prosedur ini, dokter akan memasang
dua buah kateter dan tabung kecil agar arteri tetap terbuka.
 Endarterektomi untuk membuang simpanan lemak pada dinding
arteri yang menyempit.
 Arterektomi untuk membuang plak dan arteri.
Komplikasi Aterosklerosis

Komplikasi yang dapat terjadi akibat aterosklerosis adalah:

 Serangan iskemik sesaat (stroke ringan/TIA) dan stroke, ketika


aterosklerosis terjadi pada arteri yang berada di dekat organ otak.
 Gangrene (jaringan mati), ketika aterosklerosis terjadi pada tangan
dan kaki yang mengakibatkan gangguan sirkulasi darah.
 Penyakit ginjal kronis, ketika aterosklerosis terjadi pada arteri yang
mengarah pada ginjal.
 Aneurisma atau pelebaran pembuluh darah pada dinding arteri.
 Serangan jantung, gagal jantung, serta angina, ketika aterosklerosis
terjadi pada arteri jantung.

Terakhir diperbarui: 26 Juli 2017


Ditinjau oleh: dr. Marianti

OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGOBATI aterosklerosis


a. Statin
Simvastatin

Simvastatin adalah obat golongan statin yang berfungsi untuk menurunkan


kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol jahat (LDL) mudah menggumpal
dan menempel pada dinding pembuluh darah. Dalam kondisi ini, plak dapat
terbentuk sehingga menyebabkan penyumbatan pembuluh darah
(aterosklerosis), yang dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan
jantung atau stroke.
Simvastatin bekerja dengan cara menghambat enzim pembentuk kolesterol
sehingga kadar kolesterol dalam darah berkurang. Obat ini akan semakin
efektif jika disertai dengan penerapan gaya hidup yang sehat, seperti
berolahraga secara teratur dan menghindari makan berminyak. Kadar LDL
yang normal dalam darah adalah di bawah 100 mg/dL.

Merek dagang: Mersivas, Norpid, Rechol, Selvim, Simbado, Simchol,


Sintrol, Valemia

Tentang Simvastatin

Golongan Statin

Kategori Obat resep

Menurunkan kolesterol dalam darah, serta


Manfaat
mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak di atas 10 tahun.

Bentuk Tablet dan suspensi (cairan).

Kategori kehamilan Kategori X: obat-obatan yang berisiko tinggi


dan menyusui menyebabkan kecacatan permanen pada janin yang
tidak boleh digunakan pada saat hamil dan
menyusui.

Peringatan:

 Bagi wanita pada usia subur, gunakan kontrasepsi yang efektif


karena simvastatin dapat berdampak buruk pada janin. Jadi penting
untuk mencegah kehamilan semasa mengonsumsi obat ini.
 Jangan mengonsumsi buah atau jus grapefruit karena akan
meningkatkan kadar simvastatin dalam darah.
 Harap berhati-hati jika Anda menderita gangguan hati, gangguan
ginjal, hipotiroid (kelenjar tiroid kurang aktif), atau nyeri otot tanpa
penyebab yang jelas.
 Harap berhati-hati juga jika Anda atau keluarga memiliki riwayat
gangguan atau kelainan pada otot.
 Beri tahu dokter jika Anda rutin mengonsumsi minuman keras.
 Segera hubungi dokter jika mengalami nyeri, kelemahan atau
kekakuan pada otot, rasa lelah yang tidak jelas penyebabnya, urine
berwarna gelap atau merah, terjadi reaksi alergi atau overdosis.

Dosis Simvastatin

Dosis penggunaan simvastatin tergantung kepada kadar kolesterol, kondisi


kesehatan, serta seberapa tinggi risiko pada pasien untuk terkena serangan
jantung dan stroke. Berikut ini adalah dosis simvastatin yang biasanya
diberikan oleh dokter:

Kondisi Dosis

Dewasa dengan risiko tinggi: 20-40 mg satu


Mengurangi risiko kali sehari.
kardiovaskular Dewasa dengan risiko menengah: 10 mg satu
kali sehari.

Dewasa: 10-20 mg satu kali sehari (dosis awal).


Pasien yang berisiko tinggi menderita
penyakit kardiovasakular: 40 mg satu kali
sehari (dosis awal).
Pasien dengan keturunan hiperkolesterolemia:
Mengobati
40 mg untuk digunakan setiap malam hari atau 80
hiperlipidemia
mg setiap hari yang dibagi ke dalam 3 dosis.
Anak-anak 10-17 tahun dengan keturunan
hiperkolesterolemia: 10 mg untuk digunakan
setiap malam hari.Dosis penggunaan maksimal:
40 mg dengan interval waktu 4 minggu.
Pasien dengan kerusakan
5 mg satu kali sehari (dosis awal).
ginjal parah

Mengonsumsi Simvastatin dengan Benar

Agar efektif, pengobatan harus diiringi dengan gaya hidup sehat, seperti
mengurangi konsumsi makanan berlemak, meningkatkan konsumsi serat,
berhenti merokok, serta teratur berolahraga.

Simvastatin dapat dikonsumsi pada malam hari, baik sebelum atau sesudah
makan.

Bagi yang tidak sengaja melewatkan jadwal meminum obat simvastatin,


disarankan untuk segera mengonsumsinya jika jeda dengan jadwal
berikutnya tidak telalu dekat. Namun apabila sudah dekat, jangan
menggandakan dosis.

Hindari konsumsi minuman keras karena bisa berdampak buruk pada organ
hati dan meningkatkan kadar trigliserida di dalam tubuh.

Selama menjalani pengobatan dengan simvastatin, dokter biasanya akan


menyarankan Anda melakukan tes darah secara rutin agar kadar kolesterol
dan kinerja obat bisa terus terpantau.

Interaksi Obat

Berhati-hati saat mengonsumsi simvastatin dengan :

 Bosenta, efavirenza, dan rifampicin, karena dapat mengurangi


kadar simvastatin.
 Antikoagulan (obat pengencer darah), karena dapat meningkatkan
risiko perdarahan.
 Colchicine, amiodarone, verapamil, dan diltiazem, karena dapat
meningkatkan risiko miopati dan rhabdomiolisis.
 Ezetimibe, karena dapat meningkatkan efek hepatotoksik.
 Rituximab. Simvastatin berpotensi mengurangi efek sitotostik dari
Rituximab.
 Amlodipine dan asam fusidat, karena dapat meningkatkan risiko
miopati.

Risiko terjadinya efek samping yang fatal, berupa miopati, rhabdomiolisis


dan gagal ginjal akut, dapat meningkat apabila digunakan bersama dengan:

 Itraconazole, ketoconazole, posaconazole


 Clarithromycin, erythromycin, telithromycin
 Nefazodone
 Vitamin B3 (niacin)
 HIV protease inhibitors, misalnya nelfinavir
 Boceprivir, telaprevir
 Gemfibrozil
 Siklosporin
 Danazol

Kenali Efek Samping dan Bahaya Simvastatin

Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk simvastatin.


Gejala akibat efek samping obat ini biasanya membaik setelah tubuh
menyesuaikan diri.

Walau jarang terjadi, simvastatin berpotensi menyebabkan peradangan otot


yang parah. Jika mengalami nyeri, kelemahan, kekakuan atau kram pada
otot setelah mengonsumsi simvastatin, segera hubungi dokter.

Beberapa efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi obat ini antara
lain:

 Sakit kepala.
 Gangguan pencernaan.
 Konstipasi .
 Gangguan tidur.
 Penipisan rambut.
 Ruam.
 Kram otot
 Bingug atau gangguan daya ingat.
 Peningkatan kadar gula darah dan HbA1C pada pemeriksaan darah.

Selain beberapa efek samping tersebut, beberapa kondisi berikut juga dapat
disebabkan oleh simvastatin, dan memerlukan penanganan medis adalah:

 Gangguan pada ginjal, seperti kesulitan mengeluarkan urine atau


sering merasa lelah.
 Gangguan pada hati, seperti kulit menjadi kuning, urine berwarna
gelap, dan selera makan berkurang.

Atorvastatin

Atorvastatin adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol jahat


(LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan jumlah kolesterol baik (HDL) di
dalam darah. Jika kolesterol dalam darah tetap terjaga dalam nilai normal,
maka akan menurunkan risiko stroke dan serangan jantung.

Atorvastatin menurunkan jumlah kolesterol dalam tubuh dengan cara


menghambat enzim yang bertugas memproduksi kolesterol di hati. Dengan
demikian, jumlah kolesterol jahat dalam darah akan turun, sehingga
menurunkan risiko kolesterol menempel serta menyumbat pada pembuluh
darah arteri (aterosklerosis).

Pengobatan dengan atorvastatin harus diiringi dengan gaya hidup sehat,


meliputi olahraga secara rutin, menjaga berat badan ideal, dan berhenti
merokok. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pengobatan terbaik.

Merek dagang: Lipitor, Orvast, Atorvastatin, Atofar, Atorwin, Cholestor,


Actalipid, Caduet, Litorcom, Truvaz, Atostin, Tavora, Atorsan, Stator,
Stavinor, Fastor, Removchol, Avesco, Stinator

Tentang Atorvastatin
Golongan Dyslipidaemic agents golongan statin

Kategori Obat resep

 Menjaga keseimbangan antara kolesterol


baik dan jahat di dalam darah
Manfaat  Menurunkan risiko penyakit jantung koroner
dan stroke

Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak ≥ 10 tahun.

Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan


manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas
terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin.
Obat dalam kategori ini dikontraindikasikan pada
wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan
Kategori kehamilan untuk hamil.
dan menyusui
Belum diketahui apakah atorvastatin dapat diserap
ke dalam ASI atau tidak. Namun, untuk mencegah
risiko buruk yang mungkin terjadi pada bayi, maka
ibu menyusui tidak dianjurkan untuk mengonsumsi
obat ini. Konsumsi obat ini hanya boleh dilakukan
seizin dokter setelah mempertimbangkan antara
manfaat dan risikonya.
Bentuk obat Tablet
Peringatan:

 Hindari mengonsumsi atorvastatin jika memiliki alergi terhadap obat


ini.
 Hati-hati konsumsi atorvastatin bersama dengan obat antivirus atau
antijamur golongan azole, serta dengan obat kolesterol golongan
fibrat, ciclosporin, atau antibiotik makrolid.
 Beri tahu dokter jika menderita atau memiliki riwayat gangguan hati,
gangguan ginjal, diabetes, gangguan otot, serta gangguan kelenjar
tiroid.
 Hindari mengonsumsi minuman beralkohol karena dapat
meningkatkan kadar trigliserida dan meningkatkan risiko kerusakan
pada organ hati.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi
atorvastatin, segera temui dokter.

Dosis Atorvastatin

Dosis atorvastatin berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah


dosis umum penggunaan atorvastatin untuk mengatasi Kolesterol tinggi:

 Dewasa
Dosis: Dosis awal adalah 10-20 mg, sekali sehari. Dosis dapat
disesuaikan tiap 4 minggu. Dosis dapat ditambah menjadi 40 mg,
sekali sehari. Dosis maksimal adalah 80 mg per hari.

 Lansia
Dosis: Tidak ada penyesuaian dosis yang diperlukan.

 Anak-anak usia ≥ 10 tahun


Dosis: 10 mg, sekali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditambah
tiap 4 minggu hingga mencapai dosis maksimal sebesar 20 mg per
hari.

Menggunakan Atorvastatin dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan
obat sebelum mengonsumsi atorvastatin.

Atorvastatin umumnya dikonsumsi sekali sehari, sesudah atau sebelum


makan. Usahakan untuk mengonsumsi atorvastatin pada jam yang sama
setiap harinya.

Jangan menghancurkan atau membelah tablet atorvastatin karena dapat


meningkatkan risiko efek samping.

Apabila lupa mengonsumsi atorvastatin, disarankan untuk segera


melakukannya begitu teringat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya
tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan
dosis.

Habiskanlah dosis yang telah diberikan dan jangan berhenti mengonsumsi


atorvastatin tanpa seizin dokter meskipun sudah merasa lebih sehat, untuk
mencegah kemungkinan gejala muncul kembali.

Simpanlah atorvastatin pada suhu ruangan dan letakkan di dalam wadah


tertutup untuk menghindari paparan sinar matahari secara langsung, dan
jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Efek Samping Atorvastatin

Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan atorvastatin,


antara lain adalah:

 Hidung tersumbat
 Sakit tenggorokan
 Nyeri sendi
 Nyeri di bagian lengan atau tungkai
 Diare

Atorvastatin mungkin dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius.


Segera hubungi dokter jika mengalami efek samping berikut ini:

 Gangguan fungsi hati, yang ditandai dengan nyeri di perut bagian


atas, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, serta mata dan
kulit menguning.
 Hancurnya jaringan otot (rhabdomyolisis), yang berisiko tinggi
menyebabkan gagal ginjal. Kondisi ini ditandai dengan otot terasa
nyeri dan lemah yang disertai dengan demam, rasa lelah yang tidak
biasa, dan urine berwarna gelap.

Terakhir diperbarui: 11 April 2018


Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy

Pravastatin obat apa?

Oleh Lika Aprilia Samiadi Informasi kesehatan ini sudah direview dan
diedit oleh:

Nama Generik: Pravastatin


Merek dagang: Cholespar, Koleskol, Pravinat, Gravastin dan Novales.
Penggunaan

Untuk apa Pravastatin?

Pravastatin adalah obat yang digunakan bersama diet untuk menurunkan


kolesterol dan lemak jahat (seperti LDL, trigliserida) dan meningkatkan
kolesterol baik dalam darah. Ia termasuk ke golongan obat yang dinamakan
“statins”. Cara kerjanya adalah dengan mengurangi jumlah kolesterol yang
diproduksi hati. Menurunkan kolesterol jahat dan trigliserida serta
meningkatkan jumlah kolesterol baik akan menurunkan risiko penyakit
jantung sekaligus membantu mencegah stroke dan serangan jantung.

Selain dengan menjalani diet yang baik (seperti diet rendah kolesterol dan
rendah lemak), beberapa perubahan gaya hidup juga bisa membantu obat ini
bekerja lebih baik, termasuk dengan berolahraga, mengurangi berat badan
jika berlebih, dan berhenti merokok. Bicarakan dengan dokter Anda untuk
detailnya.

Bagaimana cara penggunaan Pravastatin?

Minumlah obat ini lewat mulut dengan atau tanpa makanan sesuai anjuran
dokter, biasanya sekali sehari. Untuk hasil lebih baik, minum obat ini di
malam hari.

Dosis disesuaikan dengan kondisi medis Anda, respon terhadap pengobatan,


usia, dan obat-obatan lain yang Anda konsumsi. Beri tahu dokter dan
apoteker tentang semua produk yang sedang Anda gunakan (termasuk obat
resep, nonresep, dan produk herbal).

Jika Anda juga sedang meminum obat lain untuk menurunkan kolesterol
(bile acid-binding resins seperti cholestyramine atau colestipol), minumlah
pravastatin minimal 1 jam sebelum atau minimal 4 jam setelah meminum
obat tersebut. Produk-produk ini dapat bereaksi dengan pravastatin,
mencegahnya terserap sempurna.

Minum obat ini secara rutin untuk mendapatkan manfaatnya yang optimal.
Untuk membantu Anda mengingat, minumlah obat ini di waktu yang sama
setiap hari.
Penting untuk terus meminum obat ini meski Anda sudah merasa baikan.
Kebanyakan orang dengan kolesterol atau trigliserida tinggi tidak merasa
sakit.

Penting untuk mengikuti anjuran dokter seputar diet dan olahraga. Mungkin
butuh waktu hingga 4 minggu sampai Anda bisa merasakan manfaat obat
ini.

Bagaimana cara penyimpanan Pravastatin?

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya
langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan
dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan
yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau
tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan
anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan


kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah
habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker
atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman
membuang produk Anda.

Dosis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis.


SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum
memulai pengobatan.

Bagaimana dosis Pravastatin untuk orang dewasa?

Dosis Orang Dewasa untuk Hyperlipidemia

Dosis awal: 40 mg sekali sehari.

Selanjutnya: 40 – 80 mg sekali sehari.

Dosis Orang Dewasa untuk Myocardial Infarction – Prophylaxis

Dosis awal: 40 mg sekali sehari.

Selanjutnya: 40 – 80 mg sekali sehari.


Dosis Orang Dewasa untuk Revascularization Procedures –
Prophylaxis

Dosis awal: 40 mg sekali sehari.

Selanjutnya: 40 – 80 mg sekali sehari.

Dosis Orang Dewasa untuk Ischemic Stroke – Prophylaxis

Dosis awal: 40 mg sekali sehari.

Selanjutnya: 40 – 80 mg sekali sehari.

Bagaimana dosis Pravastatin untuk anak-anak?

Dosis anak-anak untuk Heterozygous Familial Hypercholesterolemia

8 – 13 tahun: 20 mg oral sekali sehari

14 – 18 tahun: 40 mg oral sekali sehari

Dalam dosis apakah Pravastatin tersedia?

Tablet: 10 mg; 20 mg; 40 mg; 80 mg

Efek Samping

Efek samping apa yang dapat dialami karena Pravastatin?

Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi
berikut ini: gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan.

Hentikan penggunaan pravastatin dan hubungi dokter segera jika Anda


mengalami salah satu efek samping serius berikut ini:

 nyeri otot tanpa sebab, tubuh lemas;


 kebingungan, masalah memori;
 demam, kelelahan yang tak biasa, dan urin berwarna gelap;
 nyeri dada;
 kehausan, sering kencing, kelaparan, mulut kering, napas berbau
buah, mengantuk, kulit kering, pandangan kabur, berat badan turun;
 pembengkakan, berat badan naik, kencing jarang atau tidak sama
sekali; atau
 mual, nyeri perut atas, gatal-gatal, hilang napsu makan, urin gelap,
tinja seperti tanah liat, sakit kuning (kulit dan mata menguning).

Efek samping yang tidak serius meliputi:

 sakit kepala;
 nyeri otot ringan;
 diare;
 ruam kulit ringan; atau
 pusing.

Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada beberapa
efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter
atau apoteker Anda.

Pencegahan & Peringatan

Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan Pravastatin?

Sebelum menggunakan obat tertentu, pertimbangkan risiko dan manfaatnya


terlebih dahulu. Ini adalah keputusan yang harus dibuat Anda dan dokter
Anda. Untuk obat ini, perhatikan hal berikut:

Alergi

Beri tahu dokter jika Anda mengalami reaksi tak biasa atau alergi pada obat
ini atau obat lain. Beri tahu dokter juga jika Anda memiliki alergi tipe lain
seperti pada makanan, pewarna, pengawet, atau alergi hewan. Untuk produk
tanpa resep, baca label pada kemasan secara saksama.

Anak-anak

Penelitian yang dilakukan hingga hari ini belum menunjukkan adanya


masalah yang dapat menghambat efektivitas obat ini pada anak-anak berusia
8-18 tahun. Namun keamanan dan kemanjuran obat ini pada anak-anak usia
kurang dari 8 tahun belum ditetapkan.
Remaja putri yang mengonsumsi pravastatin harus dinasihati mengenai alat-
alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

Lansia

Penelitian yang dilakukan hingga hari ini belum menunjukkan adanya


masalah yang spesifik untuk orang lanjut usia yang dapat menghambat
efektivitas pravastatin pada pasien lansia. Namun, orang lanjut usia biasanya
memiliki masalah otot yang berhubungan dengan usia, sehingga harus
berhati-hati saat mengonsumsi pravastatin.

Apakah Pravastatin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini
pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda
untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum
menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan
kategori X menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

 A= Tidak berisiko,
 B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian,
 C=Mungkin berisiko,
 D=Ada bukti positif dari risiko,
 X=Kontraindikasi,
 N=Tidak diketahui

Menyusui

Tidak ada penelitian yang memadai pada wanita untuk mencari tahu risiko
pada bayi saat sang ibu mengonsumsi obat ini selama menyusui.
Pertimbangkan potensi manfaat dan potensi risikonya sebelum
mengonsumsi obat ini selama menyusui.

Interaksi

Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Pravastatin?

Menggunakan obat ini dengan beberapa obat-obatan di bawah ini biasanya


tidak direkomendasikan, tapi pada beberapa kasus mungkin dibutuhkan.
Jika kedua obat ini diresepkan untuk Anda, dokter biasanya akan mengubah
dosisnya atau menentukan seberapa sering Anda harus mengonsumsi obat-
obatan tersebut.

 Bezafibrate
 Ciprofibrate
 Clofibrate
 Colchicine
 Colesevelam
 Cyclosporine
 Daclatasvir
 Dalfopristin
 Daptomycin
 Erlotinib
 Fenofibrate
 Fenofibric Acid
 Fusidic Acid
 Gemfibrozil
 Quinupristin
 Teriflunomide
 Topotecan

Mengonsumsi obat ini dengan obat di bawah ini dapat meningkatkan risiko
efek sampingnya, namun pada beberapa kasus, kombinasi dua obat ini
mungkin merupakan pengobatan terbaik. Jika kedua obat ini diresepkan
untuk Anda, dokter biasanya akan mengubah dosisnya atau menentukan
seberapa sering Anda harus mengonsumsi obat-obatan tersebut.

 Amprenavir
 Boceprevir
 Clarithromycin
 Darunavir
 Efavirenz
 Eltrombopag
 Nefazodone
 Nelfinavir
 Oat Bran
 Pectin

Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan Pravastatin?

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat
makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi
alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan
interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan,
alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan Pravastatin?

Kondisi kesehatan lain yang Anda miliki bisa memengaruhi penggunaan


obat ini. Selalu beri tahu dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan lain,
terutama:

 Riwayat penyalahgunaan alkohol, atau


 Riwayat penyakit hati — Gunakan dengan hati-hati. Dapat
memperburuk efek samping.
 Kejang-kejang yang tidak dikontrol dengan baik, atau
 Kelainan elektrolit parah, atau
 Kelainan endokrin parah, atau
 Hipertensi (tekanan darah rendah), atau
 Hipertiroidisme (tiroid kurang aktif) yang tidak terkontrol, atau
 Penyakit ginjal parah, atau
 Baru saja menjalani operasi besar, atau
 Baru saja mengalami trauma berat, atau
 Kelainan metabolisme yang parah, atau
 Sepsis (infeksi pada darah)– Pasien dengan kondisi ini berisiko
terkena masalah otot dan ginjal.
 Penyakit hati aktif, atau
 Tingginya level enzim hati– Jangan digunakan oleh pasien dengan
kondisi ini

Overdosis

Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau
overdosis?

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat
darurat lokal (112) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis?

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin.
Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang
terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan
dosis.
Cerivastatin Sodium obat apa?

Oleh Risky Candra Swari Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit
oleh: dr. Tania Savitri - Dokter Umum

Nama Generik: Cerivastatin Sodium

Merek dagang: shutterstock_728814457 (1).

Penggunaan

Untuk apa cerivastatin sodium?

Cerivastatin sodium adalah obat yang digunakan untuk mengurangi jumlah


kolseterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Obat ini juga dapat
mengurangi trigliserida (salah satu tipe lemak), apolipoprotein B (protein
yang dibutuhkan untuk membuat kolesterol), serta meningkatkan jumlah
kolesterol HDL (kolesterol baik) dalam darah Anda.

Hal ini sangat penting untuk mengurangi risiko pengerasan arteri, yang
dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan penyakit vascular lainnya.

Bagaimana cara penggunaan cerivastatin sodium?

Beberapa panduan umum penggunaan obat cerivastatin sodium adalah:

 Gunakan obat ini sesuai instruksi dokter Anda. Jika Anda tidak
mengerti instruksi yang tertera, tanyakan pada apoteker, suster atau
dokter untuk menjelaskannya pada Anda.
 Gunakan setiap dosis dengan segelas penuh air putih.
 Makanlah makanan dengan kandungan lemak dan kolesterol rendah.
Untuk hasil cerivastatin yang maksimal, hindari makanan yang
berlemak dan berkolesterol tinggi. Ikuti petunjuk dokter Anda.
 Dokter Anda mungkin akan memeriksa fungsi hati Anda dengan tes
darah sebelum memulai pengobatan dengan cerivastatin, saat 6-12
minggu setelah pengobatan dan jika terdapat penambahan dosis, dan
secara reguler (biasanya setiap 6 bulan sekali). Berdasarkan hasil
dari tes tersebut, dokter Anda akan menentukan berapa sering proses
pemantauan yang Anda butuhkan.
 Buah grapefruit atau sari buah grapefruit dapat berinteraksi dengan
cerivastatin. Interaksi ini dapat menyebabkan efek yang berbahaya.
 Jangan hentikan penggunaan cerivastatin tanpa memberi tahu dokter
Anda. Akan membutuhkan waktu beberapa minggu atau beberapa
bulan sebelum melihat efek dari obat ini.
Bagaimana cara penyimpanan cerivastatin sodium?

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya
langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan
dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan
yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau
tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan
anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan


kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah
habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker
atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman
membuang produk Anda.

Dosis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis.


SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum
memulai pengobatan.

Bagaimana dosis cerivastatin sodium untuk orang dewasa?

Untuk mengatasi hypercholesterolaemia, dosis cervastatin sodium


adalah 100 mikrogram (mcg) sehari sekali saat malam. Penaikkan dosis dapt
dilakukan minimal setelah 4 minggu dari pemakaian pertama. Dosis
maksimal tidak lebih dari 300 mikrogram sehari.

Bagaimana dosis cerivastatin sodium untuk anak-anak?

Keamanan dan efektivitas dari obat ini belum ditentukan oleh dokter
(kurang dari 18 tahun).

Dalam dosis apakah cerivastatin sodium tersedia?

Kesedian dosis cerivastatin sodium adalah dalam bentuk tablet.

Efek Samping

Efek samping apa yang dapat dialami karena cerivastatin sodium?

Efek samping paling umum dari penggunaan obat cerivastatin sodium


adalah:

 Mual dan muntah


 Sakit perut
 Diare
 Susah buang air besar
 Perut kembung
 Pusing atau sakit kepala
 Reaksi alergi

Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada beberapa
efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter
atau apoteker Anda.

Pencegahan & Peringatan

Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan cerivastatin


sodium?

Jangan gunakan cerivastatin tanpa memberi tahu dokter jika Anda memiliki
masalah liver. Selain itu, beberapa kondisi yang harus Anda beri tahu dokter
sebelum mengonsumsi cerivastatin sodium adalah:

 Meminum alkohol
 Memiliki masalah ginjal
 Memiliki penyakit otot yang parah
 Kejang atau epilepsi

Anda mungkin tidak dapat menggunakan cerivastatin, atau dosis yang Anda
gunakan akan disesuaikan, atau dokter akan memantau Anda secara khusus
selama pengobatan.

Apakah cerivastatin sodium aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini
pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda
untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum
menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan
kategori X menurut US Food and Drugs Administration (FDA)

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

 A = Tidak berisiko
 B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
 C = Mungkin berisiko
 D = Ada bukti positif dari risiko
 X = Kontraindikasi
 N = Tidak diketahui

Jangan gunakan Cerivastatin tanpa bertanya pada dokter Anda jika Anda
menggunakan obat dibawah ini:
 Cyclosporine (Sandimmune, Neoral)
 Gemfibrozil (Lopid), clofibrate (Atromid-S), atau fenofibrate
(Tricor)
 Niacin (Nicolar, Nicobid, Slo-Niacin, dll)
 Erythromycin (E-Mycin, E.E.S., Ery-Tab, others) atau
clarithromycin (Biaxin)
 Itraconazole (Sporanox), fluconazole (Diflucan), atau ketoconazole
(Nizoral).

Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan cerivastatin


sodium?

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat
makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi
alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan
interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan,
alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan cerivastatin


sodium?

Kondisi kesehatan lain yang Anda miliki bisa memengaruhi penggunaan


obat ini. Selalu beri tahu dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan lain.

Fluvastatin obat apa?

Oleh Lika Aprilia Samiadi Informasi kesehatan ini sudah direview dan
diedit oleh:

Nama Generik: Fluvastatin


Merek dagang: Lescol/Lescol XL.

Penggunaan

Untuk apa fluvastatin?

Fluvastatin umumnya digunakan bersamaan dengan diet yang tepat untuk


menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL, trigliserida) dan meningkatkan
kolesterol baik (HDL) dalam darah. Fluvastatin tergolong dalam kelas obat
statin, yang bekerja mengurangi kadar kolesterol yang dihasilkan oleh hati.
Obat ini akan membantu mengurangi risiko penyakit jantung, dan mencegah
terjadinya stroke dan serangan jantung.
Selain diet yang tepat (diet rendah kolesterol atau rendah lemak), mengganti
gaya hidup juga dapat membantu obat ini untuk bekerja efektif, termasuk
olahraga rutin, kurangi berat badan (jika Anda termasuk kelebihan berat
badan), dan hentikan merokok. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk
informasi lebih lanjut.
Bagaimana cara penggunaan fluvastatin?

Konsumsi obat ini hanya melalui mulut, dengan atau tanpa makanan, satu
kali sehari di malam hari. Beberapa pasien mungkin akan dianjurkan untuk
mengonsumsi obat ini dua kali sehari. Jangan membuka kapsul.

Dosis diberikan berdasarkan kondisi kesehatan, umur, obat-obatan lain yang


dikonsumsi, dan respon Anda terhadap terapi. Beri tahu dokter jika Anda
sedang mengonsumsi obat lain baik obat resep/nonresep, dan produk
herbal).

Jika Anda juga mengonsumsi obat lain yang berfungsi untuk menurunkan
kadar kolesterol (resin empedu pengikat asam, seperti cholestyramine atau
colestipol, konsumsi fluvastatin setidaknya 1 jam sebelum atau 4 jam
sesudah kedua obat ini. Kedua obat ini bereaksi terhadap fluvastatin, yang
akan mencegah penyerapan obat secara maksimal.

Rutin konsumsi obat ini setiap hari untuk mendapatkan manfaat yang
optimal. Selalu ingat untuk mengonsumsi dosis di waktu yang sama setiap
harinya. Penting untuk melanjutkan dosis sampai habis, bahkan jika Anda
sudah merasa lebih baik. Kebanyakan orang berkolesterol tinggi atau
trigliserida tinggi tidak merasa sakit.
Penting untuk selalu mengikuti aturan dan saran dokter Anda mengenai pola
makan dan olahraga rutin. Hasil optimal terapi mungkin akan baru terlihat
setelah 4 minggu.

Bagaimana cara penyimpanan fluvastatin?

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya
langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan
dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan
yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau
tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan
anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan
kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah
habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker
atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman
membuang produk Anda.

Dosis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis.


SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum
memulai pengobatan.
Bagaimana dosis fluvastatin untuk orang dewasa?

Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai
pengobatan. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter
atau apoteker Anda.

Bagaimana dosis fluvastatin untuk anak-anak?

Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai
pengobatan. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter
atau apoteker Anda.

Dalam dosis apakah fluvastatin tersedia?

Fluvastatin tersedia dalam dosis-dosis sebagai berikut.

 Kapsul, oral: 20 mg, 40 mg


 Tablet Extended Release 24 Jam, oral: 80mg

Efek Samping

Efek samping apa yang dapat dialami karena fluvastatin?

Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi
berikut ini: gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan.

Hentikan penggunaan obat ini dan segera hubungi bantuan medis jika Anda
mengalami efek samping serius, seperti:

 nyeri atau lemah otot tanpa alasan


 kebingungan, gangguan memori
 demam, kelelahan yang tidak seperti biasanya, urin berwarna gelap
 rasa sakit atau sensasi terbakar saat urinasi
 rasa haus yang amat sangat, sering buang air kecil, kelaparan, mulut
terasa kering, napas berbau buah, rasa kantuk, kulit kering,
penglihatan kabur, berat badan menurun
 mual, nyeri perut bagian atas, gatal-gatal, hilang nafsu makan, urin
berwarna gelap, feses berwarna pucat, sakit kuning
Efek samping lainnya yang lebih umum, termasuk:

 sakit kepala
 sakit otot ringan
 diare
 mual ringan
 maag, dispepsia
 gangguan tidur (insomnia)
 gejala demam flu, sperti hidung mampet, bersin-bersin, sakit
tenggorokan

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada
beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter
atau apoteker Anda.

Pencegahan & Peringatan

Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan fluvastatin?

Beri tahu dokter jika Anda:

 alergi terhadap fluvastatin, atau obat-obatan lain, atau komposisi


pendukung yang terkandung dalam kapsul fluvastatin atau tablet
extended-release. Tanyakan apoteker Anda mengenai daftar
komposisi obat
 beri tahu dokter atau apoteker Anda mengenai obat-obatan yang
sedang atau akan Anda gunakan saat menjalani pengobatan dengan
fluvastatin, termasuk obat resep/nonresep, herbal, vitamin, dan
suplemen nutrisi. Pastikan untuk menyebut obat-obatan ini:
antikoagulan (‘pengencer darah’) seperti warfarin; cimetidine
(Tagamet); colchicine (Colcrys); cyclosporine (Neoral,
Sandimmune); diclofenac (Cataflam, Voltaren); digoxin (Lanoxin);
erythromycin (E.E.S., E-Mycin, Erythrocin); fluconazole (Diflucan),
glyburide (DiaBeta, Glynase, Micronase); ketoconazole (Nizoral);
omeprazole (Prilosec); obat-obatan penurun kolesterol lain, seperti
cholestyramine (Questran), fenofibrate (Tricor), gemfibrozil (Lopid),
dan niacin (nicotinic acid, Niacor, Niaspan); phenytoin (Dilantin);
ranitidine (Zantac); rifampin (Rifadin, Rimactane); dan
spironolactone (Aldactone). Dokter mungkin akan mengganti dosis
obat Anda atau mengawasi Anda selama terapi berjalan untuk
kemungkinan timbulnya efek samping. Banyak obat-obatan yang
bereaksi terhadap fluvastatin, pastikan untuk selalu memberi tahu
dokter Anda setiap obat-obatan yang Anda gunakan, termasuk yang
tidak disebutkan di atas
 beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki penyakit hati. Dokter akan
meminta Anda menjalani uji laboratorium untuk mengetahui
seberapa baik hati Anda bekerja, bahkan jika Anda merasa tidak
memiliki penyakit hati. Dokter mungkin akan memberi tahu Anda
untuk tidak mengonsumsi fluvastatin jika Anda terbukti memiliki
penyakit hati atau jika hasil tes menunjukkan Anda rentan mengidap
penyakit hati
 beri tahu dokter jika Anda rutin mengonsumsi alkohol lebih dari 2
botol per hari, jika Anda berusia 65 tahun ke atas, atau jika Anda
memiliki riwayat penyakit hati atau riwayat sakit/nyeri/lemah otot,
diabetes, hipotensi, kejang, atau gangguan tiroid atau ginjal.
 beri tahu dokter jika Anda sedang hamil atau merencanakan
kehamilan. Anda tidak diperbolehkan hamil selama menjalankan
terapi fluvastatin. Diskusikan dengan dokter Anda mengenai metode
kontrasepsi yang paling tepat untuk Anda. Jika Anda hamil saat
menjalani terapi ini, hentikan konsumsi dan segera hubungi dokter.
Fluvastatin dapat membahayakan janin.
 jangan menyusui selama menjalankan terapi
 jika Anda akan melangsungkan pembedahan, termasuk operasi gigi,
beri tahukan dokter Anda jika Anda sedang mengonsumsi
flurbiprofen. Jika Anda sedang dalam masa rawat inap untuk
pengobatan infeksi atau cedera serius, beri tahu dokter penanggung
jawab jika Anda sedang menggunakan fluvastatin
 tanyakan dokter mengenai batas aman mengonsumsi minuman
beralkohol saat Anda sedang menjalankan terapi ini. Alkohol dapat
memperburuk efek samping serius

Apakah fluvastatin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan flupentixol


pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda
untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum
menggunakan flupentixol. flupentixol termasuk ke dalam risiko kehamilan
kategori X menurut US Food and Drugs Administration (FDA)

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:

 A= tidak berisiko
 B= tidak berisiko pada beberapa penelitian
 C= mungkin berisiko
 D= ada bukti positif dari risiko
 X= kontraindikasi
 N= tidak diketahui

Belum ada informasi yang memadai tentang keamanan dalam menggunakan


obat ini selama masa kehamilan dan menyusui. Selalu konsultasikan kepada
dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum
menggunakan obat ini.

Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan fluvastatin?

Kondisi kesehatan lain yang Anda miliki bisa memengaruhi penggunaan


fluvastatin. Selalu beri tahu dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan
lain, terutama:

 kecanduan alkohol, riwayatnya


 diabetes
 penyakit hati, riwayatnya
 konvulsi (kejang), yang tidak ditangani dengan baik
 gangguan elektrolit, parah
 gangguan endokrin, parah
 hipotensi
 hipotiroidisme, yang tidak ditangani dengan baik
 penyakit ginjal, parah
 pembedahan skala besar
 cedera atau trauma besar
 gangguan metabolisme, parah
 spesis (infeksi darah parah) – pasien dengan kondisi ini mungkin
berisiko memperlihatkan tanda-tanda gangguan otot dan ginjal
 penyakit hati, aktif
 kadar enzim hati yang tinggi dan persisten – jangan digunakan pada
pasien dengan kondisi ini.

Lovastatin obat apa?

Oleh Lika Aprilia Samiadi Informasi kesehatan ini sudah direview dan
diedit oleh:

Nama Generik: Lovastatin


Merek dagang: Cholvastin, Justin, Lotyn, Lovatrol, Lipovas, Lofacol dan
Lotivas.
Penggunaan

Untuk apa lovastatin?

Lovastatin adalah obat yang digunakan bersama dengan diet yang tepat
untuk membantu menurunkan kadar kolesterol “jahat” dan lemak (seperti
LDL, triglycerides) dan meningkatkan kolesterol “baik” (HDL) dalam
darah. Obat ini termasuk dalam kelompok obat bernama “statin”. Obat ini
bekerja dengan mengurangi jumlah kolesterol yang dibuat oleh hati.
Menurunkan kadar kolesterol “jahat” dan triglycerides dan meningkatkan
kolesterol “baik” menurunkan risiko penyakit jantung dan membantu
mencegah stroke dan serangan jantung.

Selain makan makanan yang sehat (misalnya berkolesterol/berlemak


rendah), perubahan gaya hidup lainnya yang mungkin membantu obat
bekerja lebih baik termasuk berolahraga, menurunkan berat badan jika
kelebihan berat badan, dan berhenti merokok. Konsultasikanlah kepada
dokter untuk detail lebih lanjut.

Bagaimana cara penggunaan lovastatin?

Minum obat ini sesuai arahan dokter, biasanya sekali sehari pada makan
malam. Beberapa pasien mungkin disuruh minum obat ini dua kali sehari.
Dosis ditentukan berdasarkan kondisi medis, respon terhadap pengobatan,
umur, dan obat-obatan lainnya yang mungkin Anda sedang minum. Pastikan
Anda memberi tahu dokter dan apoteker tentang semua produk yang Anda
gunakan (termasuk obat resep dan tanpa resep, serta produk herbal).

Hindari makan buah grapefruit atau minum jus grapefruit saat menggunakan
obat ini jika dokter tidak menyuruh. Buah grapefruit dapat meningkatkan
jumlah obat ini di dalam pembuluh darah. Konsultasikan kepada dokter atau
apoteker untuk detail lebih lanjut. Jika Anda juga menggunakan obat
lainnya untuk menurunkan kolesterol (resin yang mengikat asam empedu
seperti cholestyramine atau colestipol), minum lovastatin setidaknya 1 jam
sebelum atau setidaknya 4 jam setelah minum obat tersebut. Produk ini
dapat bereaksi dengan lovastatin, mencegah penyerapan seutuhnya.

Minum obat ini secara teratur agar mendapatkan manfaat maksimal. Ingat
minum obat di waktu yang sama setiap hari. Penting untuk melanjutkan
pengobatan sekalipun Anda merasa sehat. Kebanyakan orang dengan
kolesterol atau triglycerides tinggi tidak merasa sakit. Sangat penting untuk
terus mengikuti nasihat dokter tentang diet dan olahraga. Mungkin
memerlukan waktu 4 minggu sebelum Anda mendapatkan manfaat obat
seutuhnya.
Bagaimana cara penyimpanan lovastatin?

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya
langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan
dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan
yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau
tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan
anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan


kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah
habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker
atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman
membuang produk Anda.

Dosis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis.


SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum
memulai pengobatan.

Bagaimana dosis lovastatin untuk orang dewasa?

Dosis biasa untuk hiperlipidemia

Formulasi immediate release:

Dosis awal: 20 mg oral sekali sehari saat makan malam.

Dosis aturan: 10-80 mg oral sekali sehari atau dalam 1 atau 2 dosis terpisah.

Komentar: dosis yang lebih rendah disarankan untuk mengurangi kadar


kolesterol dalam jumlah lebih kecil.

Formulasi extended release:

Dosis awal: 20, 40, atau 60 mg oral sekali sehari pada jam tidur. Pasien
yang memerlukan jumlah pengurangan kolesterol yang lebih kecil mungkin
mulai dengan 10 mg oral pada jam tidur.

Dosis aturan: 10-60 mg oral sekali sehari pada jam tidur.


Bagaimana dosis lovastatin untuk anak-anak?

Dosis biasa untuk hiperkolesterolemia familial heterozigot

Rilis segera:

Awal: 10-17 tahun: 10 mg oral sekali sehari

Aturan: 10-17 tahun: 10-40 mg oral sekali sehari

Komentar: penyesuaian dosis harus dibuat tidak lebih awal dari setiap 4
minggu, tidak menambahkan lebih dari 10 mg pada dosis saat ini setiap
waktu.

Extended release: formulasi lovastatin ini tidak disarankan bagi pasien anak
kecil.

Dalam dosis apakah lovastatin tersedia?

Tablet, oral: 10 mg, 20 mg, 40 mg.

Efek Samping

Efek samping apa yang dapat dialami karena lovastatin?

Dapatkan pertolongan medis darurat jika Anda memiliki tanda reaksi alergi:
gatal, sulit bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Hentikan pengobatan lovastatin dan hubungi dokter segera jika Anda


mengalami efek samping serius di bawah ini:

 otot nyeri, melembut, atau lemas tanpa sebab jelas


 demam, lelah tidak biasa, dan urin berwarna gelap
 dada terasa sesak
 kebingungan, masalah ingatan
 bengkak, berat badan bertambah, lebih sedikit atau sama sekali tidak
buang air kecil
 kadar gula darah tinggi (lebih sering haus, buang air kecil, dan lapar,
mulut kering, bau mulut seperti buah-buahan, mengantuk, kulit
kering, penglihatan buram, berat badan turun)
 mual, sakit perut bagian atas, gatal, kehilangan nafsu makan, urin
berwarna gelap, kotoran berwarna seperti tanah liat, sakit kuning
(pada kulit atau mata)

Efek samping yang lebih ringan mungkin termasuk:


 sakit kepala
 nyeri otot ringan
 nyeri sendi
 sakit punggung
 mual ringan
 sakit perut atau gangguan pencernaan
 sembelit atau
 insomnia

Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada beberapa
efek samping yang tidak tercantum di atas. Jika Anda ingin tahu tentang
efek samping, konsultasikan kepada dokter atau apoteker.

Pencegahan & Peringatan

Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan lovastatin?

Sebelum minum lovastatin, beri tahu dokter (dan apoteker) jika Anda:

 Anda alergi lovastatin, obat-obatan lainnya, atau bahan apapun


dalam tablet lovastatin atau tablet extended release. Mintalah pada
apoteker untuk daftar bahannya
 Anda menggunakan obat ini: antijamur macam itraconazole
(Sporanox), ketoconazole (Nizoral), posaconazole (Noxafil), dan
voriconazole (Vfend) boceprevir (Victrelis) clarithromycin (Biaxin)
obat yang mengandung cobicistat (Stribild) erythromycin
(E.E.S.,EryC) nefazodone penghambat protease HIV tertentu
termasuk atazanavir (Reyataz), darunavir (Prezista), fosamprenavir
(Lexiva), indinavir (Crixivan), lopinavir (dalam Kaletra), nelfinavir
(Viracept), ritonavir (Norvir, dalam Kaletra), saquinavir (Invirase),
dan tipranavir (Aptivus) telaprevir (Incivek) dan telithromycin
(Ketek). Dokter mungkin akan menyuruh Anda agar tidak minum
lovastatin bila Anda sedang minum satu atau lebih obat-obatan ini
 beri tahu dokter dan apoteker obat resep dan tanpa resep, vitamin,
suplemen nutrisi, dan produk herbal yang Anda sedang atau
berencana minum. Pastikan Anda menyebutkan: amiodarone
(Cordarone, Pacerone) antikoagulan (“pengencer darah”) seperti
warfarin (Coumadin) cimetidine (Tagamet) colchicine (Colcrys)
cyclosporine (Neoral, Sandimmune) danazol (Danocrine) diltiazem
(Cardizem, Dilacor, Tiazac) dronedarone (Multaq) obat penurun
kolesterol lainnya macam fenofibrate (Tricor), gemfibrozil (Lopid),
dan niacin (nicotinic acid, Niacor, Niaspan) spironolactone
(Aldactone) ranolazine (Ranexa) dan verapamil (Calan, Covera,
Isoptin, Verelan). Banyak obat lainnya mungkin juga berinteraksi
dengan lovastatin, jadi pastikan memberitahu dokter tentang semua
obat yang sedang Anda minum, biarpun ada yang tidak tercantum
dalam daftar ini. Dokter mungkin perlu mengubah dosis obat atau
mengawasi Anda dengan hati-hati untuk efek samping
 Anda mengalami penyakit hati. Dokter akan melakukan tes
laboratorium untuk melihat kerja hati Anda walaupun Anda tidak
merasa Anda terkena penyakit hati. Dokter mungkin akan menyuruh
Anda agar tidak minum lovastatin bila Anda mengalami penyakit
hati atau tes menunjukkan Anda mungkin mulai memiliki penyakit
hati
 Anda minum lebih dari dua jenis minuman beralkohol setiap hari,
jika Anda berumur 65 tahun atau lebih, Anda pernah memiliki
penyakit hati atau kejang, nyeri otot atau lesu, tekanan darah rendah,
diabetes, atau penyakit ginjal
 Anda hamil atau berencana hamil. Anda tidak boleh hamil jika
sedang minum lovastatin. Bicarakan dengan dokter tentang metode
kontrol kelahiran yang bisa Anda gunakan selama pengobatan. Jika
Anda hamil saat sedang minum lovastatin, hentikan pengobatan dan
hubungi dokter segera. Lovastatin mungkin membahayakan janin
 jangan menyusui saat sedang minum obat ini
 Anda menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter atau
dokter gigi bahwa Anda sedang minum lovastatin. Jika Anda dirawat
di rumah sakit karena cedera atau infeksi serius, beritahu dokter
yang merawat Anda bahwa Anda sedang menggunakan lovastatin
 tanyakan dokter tentang cara minum alkohol yang aman jika Anda
sedang minum lovastatin. Alkohol dapat meningkatkan risiko efek
samping serius

Apakah lovastatin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini
pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda
untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum
menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan
kategori X menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

 A= Tidak berisiko,
 B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian,
 C=Mungkin berisiko,
 D=Ada bukti positif dari risiko,
 X=Kontraindikasi,
 N=Tidak diketahui

Lovastatin mungkin masuk ke dalam ASI dan dapat membahayakan bayi.


Jangan menyusui saat Anda sedang minum lovastatin.
Rosuvastatin obat apa?

Oleh Lika Aprilia Samiadi Informasi kesehatan ini sudah direview dan
diedit oleh:

Nama Generik: Rosuvastatin


Merek dagang : Crestor, Recansa, Robestar dan Rosufer.

Penggunaan

Untuk apa Rosuvastatin?

Rosuvastatin adalah obat yang digunakan bersama diet untuk menurunkan


kolesterol dan lemak jahat (seperti LDL, trigliserida) dan meningkatkan
kolesterol baik dalam darah. Ia termasuk ke golongan obat yang dinamakan
“statins”. Cara kerjanya adalah dengan mengurangi jumlah kolesterol yang
diproduksi hati. Menurunkan kolesterol jahat dan trigliserida serta
meningkatkan jumlah kolesterol baik akan menurunkan risiko penyakit
jantung sekaligus membantu mencegah stroke dan serangan jantung.

Selain dengan menjalani diet yang baik (seperti diet rendah kolesterol dan
rendah lemak), beberapa perubahan gaya hidup juga bisa membantu obat ini
bekerja lebih baik, termasuk dengan berolahraga, mengurangi berat badan
jika berlebih, dan berhenti merokok. Bicarakan dengan dokter Anda untuk
detailnya.

Bagaimana cara penggunaan Rosuvastatin?

Bacalah brosur informasi jika tersedia di apotek sebelum Anda


menggunakan rosuvastatin dan setiap kali Anda membeli ulang. Jika ada
pertanyaan, ajukan pada dokter atau apoteker.

Obat ini diminum lewat mulut dengan atau tanpa makanan, sesuai anjuran
dokter, biasanya sekali sehari.

Dosis disesuaikan dengan kondisi medis, respon terhadap pengobatan, usia,


ras, dan obat lain yang sedang Anda konsumsi. Beri tahu dokter dan
apoteker Anda tentang semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat
resep dan nonresep, serta produk herbal). Untuk orang Asia, dokter biasanya
akan memulai dengan dosis yang rendah karena kita lebih sensitif terhadap
efek obat ini.

Antasid yang mengandung aluminium atau magnesium dapat mengurangi


penyerapan obat ini. Maka dari itu, jika Anda mengonsumsi antasid tipe ini,
minumlah minimal 2 jam setelah obat ini.

Minum obat ini secara rutin untuk mendapatkan manfaatnya yang optimal.
Jangan lupa meminumnya di waktu yang sama setiap hari. Penting untuk
terus meminum obat ini meski Anda sudah merasa baikan. Kebanyakan
orang dengan kolesterol atau trigliserida tinggi tak merasakan sakit.

Penting untuk mengikuti saran dokter seputar olahraga dan diet. Mungkin
dibutuhkan waktu 4 minggu sebelum Anda merasakan hasil dari obat ini.

Bagaimana cara penyimpanan Rosuvastatin?

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya
langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan
dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan
yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau
tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan
anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan


kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah
habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker
atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman
membuang produk Anda.

Dosis

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis.


SELALU konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum
memulai pengobatan.

Bagaimana dosis Rosuvastatin untuk orang dewasa?

Dosis Dewasa untuk Hyperlipoproteinemia:

Dosis awal: 5 mg – 10 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan


Selanjutnya: 5 mg – 40 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Dosis Dewasa untukHyperlipoproteinemia Tipe IIa (LDL tinggi):

Dosis awal: 5 mg – 10 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Selanjutnya: 5 mg – 40 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Dosis Dewasa untukHyperlipoproteinemia Tipe IIb (LDL + VLDL


tinggi):

Dosis awal: 5 mg – 10 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Selanjutnya: 5 mg – 40 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Dosis Dewasa untuk Hyperlipoproteinemia Type IV (VLDL tinggi):

Dosis awal: 5 mg – 10 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Selanjutnya: 5 mg – 40 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Dosis Dewasa untuk Atherosclerosis:

Dosis awal: 5 mg – 10 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Selanjutnya: 5 mg – 40 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Dosis Dewasa untuk Homozygous Familial Hypercholesterolemia:

Dosis awal: 20 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Selanjutnya: 20 mg – 40 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Dosis Dewasa untuk Pencegahan Penyakit Jantung:

Dosis awal: 5 mg – 10 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan


Selanjutnya: 5 mg – 40 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Respon terhadap pengobatan harus diperkirakan melalui level preapheresis


LDL-C.

Dosis Lansia untuk Hyperlipidemia:

Dosis awal: 5 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Selanjutnya: 5 mg – 20 mg sehari sekali, dengan atau tanpa makanan

Bagaimana dosis Rosuvastatin untuk anak-anak?

Pasien anak-anak usia 10 – 17:

Dosis normal: 5 – 20 mg secara oral sehari sekali, dengan atau tanpa


makanan. Dosis harus disesuaikan dengan tujuan pengobatan.

Dosis maksimum: 20 mg secara oral sekali sehari.

Dalam dosis apakah Rosuvastatin tersedia?

Tablet 5 mg; 10 mg; 20 mg; 40 mg

Efek Samping

Efek samping apa yang dapat dialami karena Rosuvastatin?

Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi
berikut ini: gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan.

Berhenti mengonsumsi rosuvastatin dan hubungi dokter segera jika Anda


mengalami salah satu tanda-tanda efek samping serius berikut ini:

 nyeri otot tanpa sebab, otot melemah;


 kebingungan, memori bermasalah;
 demam, rasa lelah yang tak biasa, urin berwarna gelap;
 pembengkakan, berat badan bertambah, buang air kecil jarang atau
tidak sama sekali;
 rasa haus meningkat, buang air kecil sering, kelaparan, mulut kering,
napas berbau buah, mengantuk, kulit kering, pandangan kabur, berat
badan turun; atau
 mual, sakit perut bagian atas, gatal-gatal, hilang napsu makan, urin
berwarna gelap, tinja berwarna pucat, sakit kuning (kulit dan mata
menguning).

Efek samping yang tak terlalu serius termasuk:

 sakit kepala, depresi;


 nyeri otot ringan;
 nyeri sendir;
 masalah tidur (insomnia), mimpi buruk;
 sembelit;
 mual ringan; atau
 sakit perut atau masalah pencernaan.

Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada beberapa
efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter
atau apoteker Anda.

Pencegahan & Peringatan

Apa saja yang harus diketahui sebelum menggunakan Rosuvastatin?

Sebelum menggunakan obat tertentu, pertimbangkan risiko dan manfaatnya


terlebih dahulu. Ini adalah keputusan yang harus dibuat Anda dan dokter
Anda. Untuk obat ini, perhatikan hal berikut:

Alergi

Beri tahu dokter jika Anda mengalami reaksi tak biasa atau alergi pada obat
ini atau obat lain. Beri tahu dokter juga jika Anda memiliki alergi tipe lain
seperti pada makanan, pewarna, pengawet, atau alergi hewan. Untuk produk
tanpa resep, baca label pada kemasan secara saksama.

Pediatri
Penelitian yang dilakukan hingga hari ini belum menunjukkan adanya
masalah yang dapat menghambat efektivitas rosuvastatin pada anak-anak.
Namun, keamanan dan efektivitas obat ini untuk anak-anak di bawah 10
tahun belum ditentukan.

Lansia

Penelitian yang dilakukan hingga hari ini belum menunjukkan adanya


masalah yang spesifik untuk orang lanjut usia yang dapat menghambat
efektivitas rosuvastatin pada pasien lansia. Namun, pasien berusia lanjut
akan lebih mungkin menderita masalah otot yang berhubungan dengan usia,
sehingga harus lebih berhati-hati saat mengonsumsi rosuvastatin.

Apakah Rosuvastatin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini
pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda
untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum
menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan
kategori X menurut US Food and Drugs Administration (FDA)

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

 A= Tidak berisiko,
 B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian,
 C=Mungkin berisiko,
 D=Ada bukti positif dari risiko,
 X=Kontraindikasi,
 N=Tidak diketahui

Interaksi

Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Rosuvastatin?

Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada
kasus lain beberapa obat juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi
mungkin saja terjadi. Pada kasus seperti ini, dokter mungkin akan
mengganti dosisnya, atau melakukan hal-hal pencegahan lain yang
dibutuhkan. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain baik
yang dijual bebas maupun dari resep dokter.
Menggunakan obat ini dengan beberapa obat-obatan di bawah ini biasanya
tidak direkomendasikan, tapi pada beberapa kasus mungkin dibutuhkan.
Jika kedua obat ini diresepkan untuk Anda, dokter biasanya akan mengubah
dosisnya atau menentukan seberapa sering Anda harus mengonsumsi obat-
obatan tersebut.

 Atazanavir
 Cobicistat
 Cyclosporine
 Daclatasvir
 Daptomycin
 Erlotinib
 Eslicarbazepine Acetate
 Fenofibrate
 Fenofibric Acid
 Fosamprenavir
 Gemfibrozil
 Indinavir
 Ledipasvir
 Lopinavir
 Niacin
 Saquinavir
 Simeprevir
 Teriflunomide

Mengonsumsi obat ini dengan obat di bawah ini dapat meningkatkan risiko
efek sampingnya, namun pada beberapa kasus, kombinasi dua obat ini
mungkin merupakan pengobatan terbaik. Jika kedua obat ini diresepkan
untuk Anda, dokter biasanya akan mengubah dosisnya atau menentukan
seberapa sering Anda harus mengonsumsi obat-obatan tersebut.

 Acenocoumarol
 Amiodarone
 Desogestrel
 Dicumarol
 Dienogest
 Drospirenone
 Eltrombopag
 Estradiol Cypionate
 Estradiol Valerate
 Ethinyl Estradiol
 Ethynodiol Diacetate
 Etonogestrel
 Fluconazole
 Itraconazole
 Levonorgestrel
 Medroxyprogesterone Acetate
 Mestranol
 Norelgestromin
 Norethindrone
 Norgestimate
 Norgestrel
 Oat Bran
 Pectin
 Phenprocoumon
 Tipranavir
 Warfarin

Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan


Rosuvastatin?

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat
makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi
alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan
interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan,
alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan Rosuvastatin?

Kondisi kesehatan lain yang Anda miliki bisa memengaruhi penggunaan


obat ini. Selalu beri tahu dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan lain,
terutama:

 Riwayat penyalahgunaan alkohol, atau


 Riwayat penyakit hati– Gunakan dengan hatu-hati. Dapat membuat
efek samping makin parah.
 Keturunan Asia– Mungkin membutuhkan dosis yang lebih rendah.
 Kejang-kejang yang tidak terkendali, atau
 Dehidrasi, atau
 Defisiensi atau kelainan elektrolik yang parah, atau
 Kelainan endokrin yang parah, atau
 Hipotensi (tekanan darah rendah), atau
 Hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) yang tidak ditangani dengan
baik, atau
 Penyakit ginjal parah, atau
 Trauma atau operasi besar yang terjadi baru-baru ini, atau
 Kekurangan atau kelainan enzim metabolik parah,
 Sepsis (infeksi parah)– Pasien dengan kondisi ini dapat berisiko
terkena masalah otot atau ginjal.
 Diabetes– Gunakan dengan hati-hati. Dapat memperparah kondisi.
 Penyakit hati yang masih aktif, atau
 Tingginya enzim hati– Jangan dikonsumsi oleh pasien dengan
kondisi ini.
OBAT PENURUN TEKANAN DARAH

Penghambat Beta

Penghambat beta atau beta-blockers adalah golongan obat yang digunakan


untuk menangani beragam kondisi pada jantung. Penghambat beta sering
disebut agen penghambat beta-adrenergik yang fungsi utamanya untuk
menurunkan tekanan darah.

Penghambat beta umumnya digunakan untuk menangani kondisi-kondisi,


seperti:

 Tekanan darah tinggi (hipertensi)


 Serangan jantung (infark miokard)
 Gagal jantung
 Denyut jantung tidak beraturan (aritmia)
 Nyeri dada (angina)
 Migrain
 Tipe tremor tertentu
 Glaukoma
 Hormon tiroid berlebih dalam darah (hipertiroidisme)
 Kecemasan.

Obat-obatan dari golongan penghambat beta bekerja dengan cara menekan


efek dari hormon epinephrine atau adrenalin, yaitu hormon yang berperan
dalam mengalirkan darah, sehingga membuat jantung berdenyut lebih
lambat dan sedikit bekerja, serta tekanan darah turun. Selain itu, obat ini
juga membantu melebarkan pembuluh darah agar sirkulasi darah berjalan
lancar.

Penghambat beta dibagi menjadi 2 jenis, berdasarkan reseptor beta mana


yang dihambat dan efeknya terhadap tubuh. Berikut ini adalah dua jenis obat
penghambat beta:

 Penghambat beta selektif. Bertugas menghambat reseptor beta-1


dengan efek memengaruhi kerja jantung, namun tidak pada jalur
pernapasan. Jenis-jenis obat penghambat beta selektif adalah
atenolol, betaxolol, bisoprolol, metoprolol, dan nebivolol.
 Penghambat beta nonselektif: Bertugas menghambat reseptor beta-
1 dan beta-2 dengan efek yang memengaruhi jantung, pembuluh
darah, dan jalur pernapasan. Jenis-jenis penghambat beta nonselektif
adalah carvedilol, propranolol, dan timolol.
Peringatan:

 Ibu hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan


sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum
mengonsumsi atau menggunakan obat ini.
 Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika memiliki
riwayat alergi obat, riwayat penyakit jantung, penyakit ginjal,
diabetes, asma, denyut jantung lambat (bradikardia), gagal jantung
yang tidak ditangani dengan baik, tekanan darah rendah (hipotensi),
atau gangguan irama jantung (misalnya sick sinus syndrome).
 Pasien disarankan memeriksakan kadar gula ke dokter secara rutin,
jika mengalami kondisi jantung yang berdenyut cepat.
 Mengonsumsi penghambat beta dapat memengaruhi kadar kolesterol
dan trigliserida, yang menyebabkan peningkatan secara perlahan-
lahan kadar trigliserida dan penurunan kadar “kolesterol baik” atau
high-density lipoprotein (HDL).
 Hindari mengonsumsi kafein dan minuman beralkohol selama
mengonsumsi obat ini.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lain, termasuk
suplemen dan produk herba, untuk menghindari terjadinya interaksi
obat yang tidak diinginkan.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Efek Samping Penghambat Beta

Efek samping yang sering dialami setelah mengonsumsi obat-obatan


penghambat beta adalah pusing, mual dan diare, penglihatan kabur,
kelelahan, denyut jantung melambat, serta tangan dan kaki menjadi dingin.
Sedangkan, efek samping yang jarang terjadi adalah sulit tidur (insomnia),
depresi, menurunnya gairah seksual, atau impotensi.

Jenis-jenis, Merek Dagang, serta Dosis Penghambat Beta

Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan obat
penghambat beta (beta blockers). Untuk mendapatkan penjelasan secara
lebih detail mengenai efek samping, peringatan, atau interaksi dari masing-
masing obat penghambat beta, silakan lihat pada halaman Obat A-Z.

Jenis-jenis obat penghambat beta selektif:

Atenolol

Merek dagang Atenolol: Betablok, Farnormin 50, Internolol 50, Lotenac,


Niften, Tenblok, Tenormin, Tensinorm

Bentuk obat: tablet


 Hipertensi
Dewasa: 25-100 mg, satu kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: 50-100 mg, sekali sehari atau dibagi ke dalam beberapa
jadwal konsumsi. Dosis maksimal adalah 200 mg per hari.

Betaxolol

Merek dagang: Betoptima, Optibet, Tonor

Bentuk obat: tetes mata

 Glaukoma sudut terbuka (open angle glaucoma)


Dewasa: Pada larutan tetes mata 0,25% atau 0,5%, dosis yang
diberikan adalah satu tetes sebanyak dua kali sehari.

Bisoprolol

Merek dagang: Bipro, Bisoprolol Fumarate, Bisovell, Concor, Lodoz,


Maintate, Miniten, Opiprol

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi dan angina


Dewasa: 5-10 mg, satu kali sehari. Maksimal 20 mg.
 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 1,25 mg, satu kali sehari. Dosis dapat
digandakan setelah satu minggu jika pasien merespons obat dengan
baik. Dosis maksimal adalah 10 mg per hari.

Metoprolol

Merek dagang Metoprolol: Fapresor, Lopresor, Loprolol\

Bentuk obat: suntik

 Serangan jantung
Dewasa: Dosis yang dalam 12 jam setelah serangan jantung adalah
5 mg, tiap dua menit, hingga total 15 mg jika obat mampu
ditoleransi dengan baik oleh pasien. Untuk pasien yang mendapatkan
dosis penuh, setelah 15 menit akan diberikan pengobatan oral
sebanyak 50 mg tiap 6 jam selama dua hari. Untuk pasien yang tidak
dapat menoleransi dosis penuh obat, dosis obat oral akan dikurangi
oleh dokter. Untuk penanganan lebih lanjut: 100 mg sebanyak dua
kali sehari.
 Aritmia
Dewasa: Dosis awal maksimal sebanyak 5 mg, dengan pemberian 1-
2 mg per menit. Lalu, dosis diberikan kembali tiap lima menit
hingga mencapai total 10-15 mg.

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 100 mg per hari, yang dibagi ke dalam 1-2 kali
jadwal konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan per minggu hingga 400
mg per hari, tergantung respons pasien terhadap obat. Dosis untuk
jenis tablet extended release adalah 25-100 mg, satu kali sehari.

 Aritmia jantung
Dewasa: 50 mg, 2-3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi
300 mg per hari jika dibutuhkan.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 12,5-25 mg, satu kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan tiap dua minggu sekali, hingga 200 mg sebanyak satu
kali sehari, jika respons pasien terhadap obat cukup baik. Dosis
tablet extended release adalah 25 mg, satu kali sehari. Dosis untuk
pasien gagal jantung adalah 12,5 mg, satu kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan tiap dua minggu hingga mencapai dosis maksimal 200
mg, jika respons pasien terhadap obat cukup baik.

 Migrain
Dewasa: 100-200 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa
jadwal konsumsi. Dosis tablet extended release adalah 100 mg, satu
kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: 50-100 mg, 2-3 kali sehari. Dosis tablet extended release
adalah 100-200 mg, satu kali sehari.

 Hipertiroidisme
Dewasa: 50 mg, empat kali sehari.

Nebivolol

Merek dagang: nebilet, nebivolol, nevodio

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal adalah 5 mg, satu kali sehari, dan bisa
ditingkatkan tiap dua minggu jika dibutuhkan. Dosis maksimal
adalah 40 mg, satu kali sehari.
Lansia >65 tahun: 2,5-5 mg, satu kali sehari.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 1,25 mg, satu kali sehari. Dosis bisa
digandakan tiap 1-2 minggu jika pasien bisa merespons obat dengan
baik. Dosis maksimal adalah 10 mg, satu kali sehari.

Jenis-jenis obat penghambat beta nonselektif:

Carvedilol

Merek dagang Carvedilol: Blorec, V-Bloc

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, satu kali sehari. Setelah dua
hari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg, satu kali sehari. Dosis
alternatif adalah 6,25 mg, dua kali sehari, yang ditingkatkan menjadi
12,5 mg, dua kali sehari, setelah 1-2 minggu. Dosis dapat kembali
ditingkatkan menjadi 50 mg, satu kali sehari, jika sudah melewati
dua minggu pengobatan dan jika diperlukan.
Lansia: 12,5 mg, satu kali sehari.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 3,125 mg, dua kali sehari. Dosis dapat
digandakan menjadi 6,25 mg, dua kali sehari, setelah dua minggu,
jika respons pasien terhadap obat cukup baik. Dosis maksimal untuk
pasien dengan berat badan kurang dari 85 kg adalah 25 mg, dua kali
sehari. Dosis maksimal untuk pasien dengan berat badan 85 kg ke
atas adalah 50 mg, dua kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, dua kali sehari. Setelah dua
hari, dosis dapat ditingkatkan hingga 25 mg, dua kali sehari.

 Pasca serangan jantung


Dewasa: Dosis awal adalah 6,25 mg, dua kali sehari, yang
ditingkatkan hingga 12,5 mg, dua kali sehari, setelah 3-10 hari, jika
respons pasien terhadap obat cukup baik.

Propranolol

Merek dagang: Farmadral 10, Libok, Propranolol

Bentuk obat: tablet


 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal tablet biasa adalah 40-80 mg, dua kali sehari.
Dosis lanjutan adalah 160-320 mg per hari. Maksimal 640 mg per
hari. Untuk kapsul extended release, dosis awal adalah 80 mg, satu
kali sehari. Dosis lanjutan adalah 120-160 mg, satu kali sehari.
Maksimal 640 mg per hari.
Anak-anak: Dosis awal tablet biasa adalah 1 mg/kgBB per hari,
dibagi ke dalam dua jadwal konsumsi. Dosis lanjutan adalah 2-4
mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam dua jadwal konsumsi. Dosis
maksimal per hari adalah 4 mg/kgBB.

 Serangan jantung
Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 40 mg, empat kali sehari, selama
2-3 hari, dilanjutkan 80 mg, dua kali sehari. Dosis alternatif adalah
180-240 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal
konsumsi.

 Hipertensi porta
Dewasa: Dosis awal tablet biasa adalah 40 mg, dua kali sehari, yang
ditingkatkan tiap minggu menjadi 160 mg, dua kali sehari. Dosis
kapsul extended release adalah 80-160 mg, satu kali per hari.

 Aritmia jantung
Dewasa: 30-160 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal
konsumsi.
Anak-anak: 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali sehari.

 Angina pektoris dan tremor


Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 40 mg, 2-3 kali per hari,
maksimal 320 mg per hari. Dosis kapsul extended release adalah 80-
160 mg, satu kali sehari. Dosis maksimal adalah 240 mg per hari.

 Hipertiroidisme dan kecemasan


Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 10-40 mg, 3-4 kali sehari.
Dosis kapsul extended release adalah 80-160 mg, satu kali sehari,
maksimal 240 mg per hari.
Anak-anak: Dosis tablet biasa adalah 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali
sehari.

Timolol

Merek dagang Timolol: Azarga, Duotrav, Glaoplus, Isotic Adretor, Tim-


Ophtal, Timol, Xalacom, Ximex

Bentuk obat: tetes mata

 Glaukoma dan hipertensi okular


Dewasa: Dosis obat tetes timolol dengan kandungan 0,25-0,5%
adalah satu tetes, dua kali sehari, pada mata yang mengalami
glukoma.

Lihat lebih lanjut mengenai:

 Hipertensi

Terakhir diperbarui: 26 Juli 2018


Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy

Antagonis Kalsium

Antagonis kalsium atau dikenal dengan istilah calcium-channel blockers


(CCBs) adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi sejumlah
gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Antagonis kalsium umumnya
digunakan untuk penanganan kondisi-kondisi, seperti:

 Tekanan darah tinggi (hipertensi).


 Fenomena Raynaud, yaitu menyempitnya pembuluh darah akibat
dipicu oleh udara dingin atau stres.
 Angina.
 Aritmia.
 Mencegah kelahiran premature.

Antagonis kalsium bekerja dengan menghambat jalan masuk kalsium, yang


dibutuhkan untuk kontraksi otot, ke dalam otot jantung dan dinding
pembuluh darah, sehingga denyut jantung akan melambat dan pembuluh
darah akan melebar. Hal ini akan mengakibatkan turunnya tekanan darah,
mengontrol kestabilan denyut jantung, dan meredakan nyeri dada (angina).

Seseorang dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum


menggunakan obat-obatan antagonis kalsium, agar dosisnya dapat
disesuaikan dengan kondisi yang diderita.

Peringatan:

 Ibu hamil dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum


menggunakan antagonis kalsium. Obat antagonis kalsium masuk
dalam kategori C, di mana studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan
jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin. Nifedipine dan nicardipine merupakan obat antagonis
kalsium yang dianggap aman dikonsumsi saat kehamilan.
 Belum ada data mengenai penggunaan obat antagonis kalsium saat
menyusui. Nifedipine merupakan obat antagonis kalsium yang
dianggap aman digunakan saat menyusui.
 Seperti kelompok obat lainnya, antagonis kalsium dapat
menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat-obatan tertentu.
Oleh sebab itu, beritahu dokter mengenai obat-obatan, suplemen,
vitamin, atau produk herbal yang sedang dikonsumsi.
 Pusing dapat menjadi tanda tekanan darah terlalu rendah, segera
lakukan pemeriksaan tekanan darah bila mengalami pusing. Bila
perlu, dokter akan menyesuaikan kembali dosis obat antagonis
kalsium.
 Penghentian obat antagonis kalsium secara tiba-tiba dapat
menimbulkan angina, konsultasikan dengan dokter sebelum
menghentikan obat.
 Jika terjadi reaksi alergi setelah menggunakan antagonis kalsium,
segera temui dokter.

Efek Samping Antagonis Kalsium

Sejumlah efek samping yang mungkin dapat timbul setelah menggunakan


obat-obatan antagonis kalsium adalah:

 Sakit kepala.
 Pusing.
 Pembengkakan kaki dan tungkai bagian bawah.
 Sembelit (konstipasi).
 Ruam.
 Mengantuk.
 Mual.
 Jantung berdebar (palpitasi).

Jenis-Jenis, Merek Dagang, serta Dosis Antagonis Kalsium

Nama obat Merek Dagang Dosis

A-B Vask, Amcor, Angina pektoris Dewasa:


Amlogal, Calsivas, 5 mg sekali sehari,
Cardicap, Cardisan, maksimal 10 mg. Lansia:
Amlodipine Divask, Dovask, dimulai 2,5 mg sekali
Finevask, Fulopin, sehari.Hipertensi Dewasa:
Gensia, Gracivask, 5-10 mg sekali sehari.
Gravask, Lodipas, Anak-anak: 2,5-5 mg,
Lupin, Norvask, sekali sehari. Lansia:
Opivask, Provask, dimulai 2,5 mg sekali
Simvask, Stamotens, sehari.
Tensivask, Theravask,
Zevask

Angina pektoris Dewasa:


60 mg, 3 kali sehari,
maksimal 480 mg. Lansia:
120 mg sekali sehari, atau
dibagi menjadi dua jadwal
konsumsi.Aritmia
Cordila SR, Cordizem, Dewasa: 5-10
Dilbres, Dilmen, mg/kgBB/jam melalui
Diltiazem
Diltiazem Indo Farma, infus, dapat ditingkatkan
Farmabes, Herbesser sesuai dengan kondisi
klinis pasien.Hipertensi
Dewasa: 90-120 mg, 2 kali
sehari, maksimal 360 mg.
Lansia: 120 mg sekali
sehari, atau dibagi menjadi
dua jadwal konsumsi.

Angina pektoris Dewasa:


5-20 mg, 3 kali sehari
(obat immediate release);
10-90 mg, 1-2 kali sehari
(obat extended
release).Hipertensi
Dewasa: 5-20 mg, 3 kali
Adalat, Calcianta,
sehari (obat immediate
Cordalat, Coronipin,
release); 10-90 mg, 1-2
Nifedipine Farmalat, Ficor,
kali sehari (obat extended
Nifedipine Landson,
release). Lansia: dosis
Vasdalat, Xepalat
akan dikurangi jika
diperlukan.Sindrom
Raynaud Dewasa: 5-20
mg, 3 kali sehari (obat
immediate release).
Lansia: dosis akan
dikurangi jika diperlukan.

Nicardipine Blistra, Carsive, Penanganan hipertensi


Nicafer, Nicardex, secara sementara
Nidaven, Perdipine, Dewasa: 5 mg/jam dalam
Tensilo bentuk infus, maksimal 15
mg/jam.

Angina pektoris Dewasa:


80-120 mg, 3 kali sehari.
Dalam bentuk extended
release dapat diberikan
hingga 480 mg, sekali
sehari.Aritmia
supraventrikular
Dewasa: 120-480 mg,
dibagi 3-4 kali dosis
tergantung respons pasien
Verapamil Isoptin terhadap obat dan tingkat
keparahan kondisi. Anak-
anak: mulai 20-40 mg, 2-3
kali sehari tergantung usia
anak.Hipertensi Dewasa:
240-480 mg yang dibagi
menjadi 2-3 jadwal
konsumsi. Anak-anak:
mulai 20-40 mg, 2-3 kali
sehari tergantung usia
anak.

Pencegahan kecacatan
pasca perdarahan
subarachnoid Dewasa: 60
Nimodipine Nimotop, Ceremax mg, setiap 4 jam, dimulai 4
hari pasca perdarahan dan
dilanjutkan untuk 21 hari
berikutnya secara rutin.

Lihat lebih lanjut mengenai:

 Hipertensi

Terakhir diperbarui: 22 February 2018


Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy
Diuretik: Obat Untuk Mengobati Cairan Di Dalam Tubuh
Update terakhir: Mar 28, 2019 Waktu baca: 4 menit
Telah dibaca 904.127 orang

Bagikan artikel ini

Apa Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Diuretik?

Ada kalanya penumpukan cairan di dalam tubuh menyebabkan berbagai


masalah. Contohnya, pernahkan Anda melihat pembengkakan pada kaki
seseorang yang sedang menderita penyakit jantung atau penyakit ginjal?
Atau pada kondisi yang lebih ekstrim, pernahkan Anda melihat seseorang
yang mengalami sesak yang sangat luar biasa akibat komplikasi dari
menderita penyakit jantung?

Mereka yang mengalami hal-hal di atas disebabkan oleh kadar cairan


berlebih yang sudah tidak bisa ditampung di dalam pembuluh darah,
sehingga menyebabkan cairan (plasma darah) yang seharusnya berada di
dalam pembuluh darah bocor dan masuk ke jaringan di luar pembuluh darah
yang dikenal dengan jaringan ekstratitial, contohnya ke jaringan pada kaki
sehingga menyebabkan pembengkakan pada kaki dan masuk ke dalam
jaringan paru sehingga menyebabkan paru-paru terisi air dan menyebabkan
seseorang tenggelam dalam dirinya sendiri.

Iklan dari HonestDocs

Beli Obat via HonestDocs Kini Bisa Dengan OVO!

PROMO! Gratis biaya antar obat ke seluruh Indonesia (minimum transaksi


Rp100.000)

Pesan Sekarang
Semua kondisi di atas memiliki hubungan yang erat dengan tekanan darah
tinggi. Tekanan darah tinggi umumnya bisa diobati dengan perubahan pola
gaya hidup sehat. Tetapi pada kondisi tertentu volume darah yang terlalu
banyak menyebabkan masalah yang tidak bisa diatasi hanya dengan
perubahan pola hidup, penggunaan obat golongan diuretik dibutuhkan. Apa
itu obat golongan diuretik? Untuk lebih jelasnya, mari disimak artikel
berikut.

Apa itu obat diuretik?

Diuretik disebut pil air, adalah obat yang dirancang untuk meningkatkan
jumlah air dan garam yang dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Ada tiga
jenis diuretik yang diresepkan oleh dokter. Obat-obat ini sering diresepkan
untuk membantu mengobati tekanan darah tinggi, tetapi obat-obatan ini juga
digunakan untuk mengatasi kondisi lain.

Kondisi yang paling umum diobati dengan penggunaan diuretik adalah


tekanan darah tinggi. Obat-obatan diuretik bekerja dengan cara mengurangi
jumlah cairan di pembuluh darah Anda, sehingga dapat membantu
menurunkan tekanan darah Anda.

Kondisi lain yang juga bisa diobati dengan penggunaan diuretik adalah
gagal jantung kongestif yang membuat jantung Anda tidak memompa darah
secara efektif ke seluruh tubuh Anda. Sehingga menyebabkan penumpukan
cairan di tubuh Anda, yang disebut edema (pembengkakan pada kaki atau
bagian tubuh lain akibat penumpukan cairan). Diuretik juga dapat
membantu mengurangi penumpukan cairan akibat kondisi ini.

Jenis obat golongan diuretik yang sering digunakan

Jenis obat diuretik disebut tiazid, loop, diuretik hemat kalium dan lainnya.
Semuanya membuat tubuh Anda mengeluarkan lebih banyak cairan sebagai
urin.

Diuretik tiazid

Tiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan oleh dokter. Obat ini
paling sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat-obatan
ini tidak hanya mengurangi cairan dalam tubuh Anda, tetapi juga
menyebabkan pembuluh darah Anda menjadi rileks sehingga tekanan darah
menurun. Contoh diuretik tiazid yaitu:

 chlorothiazide
 chlorthalidone
 hydrochlorothiazide
 metolazone
 indapamide
 loop diuretik

Diuretik loop

Diuretik loop sering digunakan untuk mengobati gagal jantung. Contoh


obat-obatan ini termasuk:

 torsemide
 furosemid
 bumetanide
 asam ethacrynic

Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium mengurangi tingkat cairan di tubuh Anda tanpa


menyebabkan Anda kehilangan kalium,kalium adalah salah satu mikro-
nutrisi yang penting. Jenis diuretik lainnya menyebabkan Anda kehilangan
kalium, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan pada
denyut jantung. Diuretik hemat kalium mungkin diresepkan untuk orang
yang berisiko memiliki kadar kalium rendah, seperti mereka yang
mengonsumsi obat lain yang mengurangi kadar potasium dalam darah.

Diuretik hemat kalium tidak mengurangi tekanan darah serta jenis diuretik
lainnya. Oleh karena itu, dokter Anda mungkin meresepkan diuretik hemat
kalium dengan obat lain yang juga menurunkan tekanan darah.

Contoh diuretik hemat kalium meliputi:

 amilorida
 spironolactone
 triamterene
 Eplerenone

Diuretik Osmotik

Obat jenis ini meningkatkan jumlah cairan tubuh yang disaring keluar oleh
ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal.
Contoh obat diuretik jenis ini adalah mannitol.

Efek samping apa yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan dari


diuretik?

Ketika digunakan sesuai indikasi dari dokter, diuretik umumnya ditoleransi


dengan baik. Namun, mereka masih bisa menyebabkan beberapa efek
samping.
Efek samping yang lebih umum dari diuretik meliputi:

 kadar kalium yang rendah dalam darah


 terlalu banyak kalium dalam darah (hanya untuk diuretik hemat
kalium)
 kadar natrium rendah
 sakit kepala
 pusing
 haus
 peningkatan gula darah
 kram otot
 peningkatan kolesterol
 ruam kulit
 encok
 diare

Efek samping lain yang lebih serius meliputi :

 reaksi alergi
 gagal ginjal
 detak jantung tak teratur

Penggunaan diuretik akan sangat berguna jika Anda meminumnya sesuai


petunjuk dokter. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda
memiliki kondisi kesehatan lain atau Anda sedang dalam pengobatan obat
tertentu.

Apakah diuretik dapat digunakan untuk menurunkan berat badan?

Mungkin di beberapa situs binaraga Anda dapat menemukan bahwa diuretik


diklaim sebagai obat yang dapat menurunkan berat badan. Hal ini sungguh
keliru, karena saat Anda mengkonsumsi diuretik, mungkinberat badan di
atas timbangan Anda akan turun, tetapi ketahuilah bahwa yang mengalami
penurunan hanyalah masa air dalam tubuh Anda, bukan masa lemak. Oleh
karena itu, penurunan berat badan akibat konsumsi obat diuretik akan
memiliki efek yang sangat singkat.

Peringatan

 Hindari mengkonsumsi obat ini bila memiliki riwayat gangguan sulit


buang air kecil (BAK), dehidrasi, gangguan liver, gangguan ginjal
dan gangguan jantung.
 Hindari mengkonsumsi obat ini bila memiliki alergi terhadap obat
diuretik.
 Obat ini tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi ibu hamil Ibu
hamil.
 Hati-hati penggunaan diuretik bila Anda berusia 65 tahun atau lebih.
 Beritahukan dokter bila memiliki riwayat alergi terhadap obat ini
atau obat lainnya terutama obat golongan sulfonamida.
 Apabila terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera periksakan diri ke
dokter untuk penanganan lebih lanjut.

OBAT PENCEGAH PEMBEKUAN DARAH

Antiplatelet

Antiplatelet adalah salah satu jenis obat pengencer darah. Obat ini
digunakan oleh penderita stroke dan penyakit jantung, terutama
penyakit jantung koroner, untuk mencegah penggumpalan darah. Obat
ini juga digunakan jika terjadi penyempitan pembuluh darah di
tungkai, yaitu pada penyakit arteri perifer.

Contoh obat antiplatelet, antara lain:

 Aspirin
 Clopidogrel
 Ticagrelor
 Triflusal
 Dipyridamole
 Anagrelide
 Eptifibatide

Antiplatelet akan mencegah sel keping darah (trombosit) untuk saling


menempel, sehingga tidak terbentuk gumpalan darah. Penggunaan obat
pengencer darah ini perlu pengawasan dari dokter, karena berisiko
menimbulkan perdarahan, terutama di saluran pencernaan.

Tujuan dari penggunaan masing-masing obat tersebut akan dijelaskan di


bawah ini.

Merek Dagang Antiplatelet

Terdapat beberapa obat yang termasuk dalam antiplatelet. Berikut ini adalah
contoh obat antiplatelet dengan merek dagangnya:

Jenis Obat Merek Dagang

Cardio Aspirin, Aspilets, Astika, Farmasal, Minaspi


Aspirin
80, Thrombo Aspilets, Aptor, Ascardia
Agrelano, Artepid, Clogin, Copidrel, CPG,
Febogrel, Medigrel, Pidovix, Pladogrel, Platogrix,
Clopidogrel Plavix, Rinclo, Simocvlix, Therodel, Vaclo,
Clidorel, Clotix, Insigrel, Placta, Pladel, Platec,
Plavos

Ticagrelor Brilinta

Triflusal Grendis

Dipyridamole Presantin, Vasokor, Vasotin

Anagrelide Agrylin, Thromboreductin

Eptifibatide Intergrilin

Peringatan:

 Obat antiplatelet dapat menimbulkan efek samping perdarahan.


Diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko penggunaan
obat antiplatelet, bila Anda menderita penyakit tukak lambung dan
gangguan pembekuan darah.
 Penderita hipertensi perlu berhati-hati dalam menggunakan obat ini.
Tanyakan kepada dokter mengenai tekanan darah yang aman untuk
mengonsumsi obat antiplatelet.
 Penderita asma harus berhati-hati dalam mengonsumsi aspirin,
karena obat ini berisiko menimbulkan serangan asma.
 Bila akan menjalani operasi, konsultasikan kepada dokter mengenai
perlu atau tidaknya obat ini dihentikan, karena berisiko
menimbulkan perdarahan saat operasi.
 Jangan menghentikan konsumsi obat antiplatelet tanpa petunjuk dari
dokter.
 Jika berencana mengonsumsi obat pereda nyeri bersamaan dengan
obat antiplatelet, tanyakan dulu pada dokter.
 Jika sedang hamil atau menyusui, berkonsultasilah dahulu dengan
dokter sebelum mengonsumsi obat antiplatelet.

Sejumlah efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat


antiplatelet, antara lain:

 Sakit maag
 Mual
 Gatal-gatal
 Ruam kulit
 Diare
Selama mengonsumsi obat antiplatelet, segera hubungi dokter jika
mengalami gejala-gejala berikut ini:

 Mimisan
 Batuk berdarah
 Urine berwarna merah
 BAB berdarah atau berwarna gelap
 Pusing dan sakit kepala berat
 Muncul lebam di kulit tanpa adanya benturan
 Perdarahan pada luka yang tidak mau berhenti
 Menstruasi menjadi lebih lama dan lebih banyak
 Nyeri dada

Dosis Obat Antiplatelet

Rincian dosis tablet aspirin untuk orang dewasa adalah sebagai berikut:

Keperluan Dosis

Terapi pendukung saat pasang ring 325 mg dikonsumsi 2 jam sebelum tindakan, dan
jantung 160-325 mg per hari setelah operasi.

Pencegahan serangan jantung 75-325 mg, sekali sehari.

Rincian dosis tablet clopidogrel untuk orang dewasa adalah sebagai berikut:

Keperluan Dosis

Dosis awal: 300 mg sebagai dosis awal, Dosis


Serangan jantung
lanjutan: 75 mg, sekali sehari.

Pencegahan penggumpalan darah 75 mg, sekali sehari.

Bagi lansia berusia di atas 75 tahun, berkonsultasilah dengan dokter untuk


menentukan dosis yang aman.

Rincian dosis tablet dipyridamole untuk orang dewasa adalah sebagai


berikut:

Keperluan Dosis

Pencegahan penggumpalan darah setelah


300-600 mg, dibagi menjadi 3-4 kali pemberian.
operasi penggantian katup jantung
Pencegahan stroke dan TIA 200 mg, 2 kali sehari

Rincian dosis tablet ticagrelor untuk dewasa adalah sebagai berikut:

Keperluan Dosis

Dosis awal: 180 mg.Dosis lanjutan: 90


Serangan jantung
mg, dua kali sehari.

Rincian dosis tablet triflusal untuk dewasa adalah sebagai berikut:

Keperluan Dosis

Pencegahan penggumpalan darah 300-900 mg per hari.

Rincian dosis tablet anagrelide adalah sebagai berikut :

Keperluan Usia Dosis

1 mg per hari, dibagi menjadi 2


kali konsumsi.Dosis dapat
Dewasa
ditambah hingga 10 mg per hari
(dosis maksimum).
Penyakit essential
thrombocytemia
Dosis awal: 0,5 mg per hari
Anak-anak 7 selama 1 mingguDosis lanjutan:
tahun ke atas 1-3 mg per hari.Dosis
maksimum: 10 mg per hari.

Rincian dosis suntikan eptifibatide untuk dewasa dapat dilihat sebagai


berikut :

Keperluan Dosis

Serangan jantung atau terapi Dosis awal: suntik 180 mcg/kgBBDosis


pendukung sebelum pasang lanjutan: infus 2 mcg/kgBB/menit, selama
ring jantung 72 jam

Konsultasikan dengan dokter bila Anda memiliki penyakit ginjal, agar


dosisnya dapat disesuaikan.
Terakhir diperbarui: 11 Maret 2019
Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy

Antikoagulan

Obat antikoagulan adalah obat yang bekerja untuk mencegah penggumpalan


darah. Seringkali obat antikoagulan disebut juga sebagai obat pengencer
darah. Namun sebenarnya obat antioagulan tidak mengencerkan darah,
melainkan memperpanjang waktu darah untuk membeku. Proses
pembekuan darah berperan penting untuk menghentikan perdarahan jika
terjadi luka. Akan tetapi, jika darah yang membeku dan menggumpal
terbentuk di tempat yang tidak semestinya, seperti otak, jantung, atau paru-
paru justru berbahaya dikarenakan dapat menyumbat dan menghentikan
aliran darah menuju organ tersebut.

Obat antikoagulan bekerja dengan cara menghambat kerja protein yang


terlibat dalam proses pembekuan darah, yang disebut faktor pembekuan
darah. Umumnya obat antikogaulan digunakan untuk mengobati penyakit-
penyakit seperti:

 Fibrilasi atrium.
 Serangan jantung.
 Penyakit jantung bawaan.
 Stroke dan TIA.
 Deep vein thrombosis.
 Emboli paru.

Beberapa keadaan lain dapat membuat darah Anda mudah menggumpal, dan
dokter dapat memberikan antikoagulan untuk mencegah penggumpalan
darah. Keadaan-keadaan tersebut, antara lain:

 Baru menjalani operasi penggantian lutut atau panggul.


 Menjalani operasi penggantian katup jantung.
 Memiliki kondisi di mana darah cenderung membeku
(thrombophilia), seperti antiphospholipid syndrome.

Terdapat beberapa golongan antikoagulan yang sudah diklasifikasikan,


yaitu:

 Warfarin. Warfarin termasuk golongan obat antikoagulan coumarin


yang bekerja dengan menghambat kerja vitamin K di dalam darah.
Vitamin K berperan penting dalam pembekuan darah, terutama
untuk mengaktifkan beberapa faktor pembekuan darah. Jika kerja
vitamin K dihambat oleh warfarin, maka darah akan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk membeku.
 Penghambat faktor Xa. Obat antikoagulan ini bekerja dengan
menghambat kerja faktor Xa yang berperan dalam proses
pembekuan darah, baik pada darah yang sudah menggumpal maupun
yang belum. Contoh obat golongan ini antara lain adalah
fondaparinux, rivaroxaban, dan apixaban.
 Heparin. Heparin merupakan obat antikoagulan yang berperan
dalam menghambat thrombin sekaligus menghambat faktor Xa yang
berperan dalam pembekuan darah. Terdapat dua jenis heparin, yaitu
high molecular weight atau unfractionated heparin (UFH), dan low
molecular weight heparin (LMWH). UFH biasa disebut dengan
heparin saja, sedangkan contoh obat golongan LMWH antara lain
adalah enoxaparin, nadroparin, dan parnaparin.
 Penghambat thrombin. Penghambat thrombin merupakan obat
antikoagulan yang berfungsi mencegah aktivasi thrombin yang
berperan dalam pembekuan darah. Contoh obat golongan ini adalah
dabigatran.

Peringatan:

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat akan menggunakan obat
antikoagulan, antara lain adalah:

 Konsultasikan kepada dokter bila Anda memerlukan obat


antikoagulan saat kehamilan dan menyusui, dokter akan memberikan
obat antikoagulan yang sesuai.
 Jika akan menjalani pembedahan, endoskopi, maupun tindakan
pengobatan dan diagnosis lainnya, informasikan kepada dokter jika
sedang mengonsumsi obat antikoagulan. Jika diperlukan, obat
antikoagulan akan dihentikan selama beberapa waktu.
 Jika mengonsumsi warfarin, konsultasikan kepada dokter terkait
makanan, minuman, obat, maupun suplemen yang dapat
memengaruhi kinerja warfarin.
 Diskusikan mengenai penggunaan obat antikoagulan bila Anda
memiliki penyakit ginjal, penyakit liver, gangguan pembekuan
darah, diabetes, hipertensi, dan gangguan keseimbangan.
 Beberapa jenis antikoagulan membutuhkan pemeriksaan darah
secara rutin untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.
 Diskusikan dengan dokter anak Anda untuk penggunaan obat
antikoagulan pada anak-anak, guna mendapat jenis dan dosis yang
tepat.
 Beri tahu dokter semua obat-obatan yang sedang Anda gunakan atau
konsumsi, bila Anda direncanakan untuk menggunakan obat
antikoagulan.

Perdarahan merupakan efek samping yang paling mungkin terjadi, karena


obat-obatan ini mengakibatkan darah lebih lama membeku. Beberapa
keluhan yang mungkin muncul saat penggunaan obat antikoagulan adalah:
 Terdapat darah pada urine dan feses atau feses berwarna hitam.
 Memar-memar.
 Menstruasi yang berlebihan pada wanita.
 Mimisan.
 Muntah atau batuk mengandung darah.
 Gusi berdarah.

Dosis Antikoagulan

Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan


antikoagulan. Untuk mendapatkan penjelasan rinci mengenai efek samping,
peringatan, atau interaksi dari masing-masing antikoagulan, silahkan lihat
pada halaman Obat A-Z.

Warfarin

Merek dagang Warfarin: Notistil, Simarc-2

Bentuk obat: oral

 Kondisi: pengobatan dan pencegahan deep vein thrombosis (DVT)


Dosis awal: 5 atau 10 mg/hari dengan dosis rumatan (maintenance)
3-9 mg/hari, disesuaikan dengan pemeriksaan INR dari darah

Fondaparinux

Merek dagang Fondaparinux: Arixtra

Bentuk obat: suntik

 Kondisi: Trombosis vena luar


Dosis: 2,5 mg satu kali sehari selama 30-45 hari.

 Kondisi: DVT
Dosis: 5-10 mg satu kali sehari disesuaikan dengan berat badan.

 Kondisi: Pencegahan komplikasi DVT pada operasi perut dan


tulang.
Dosis: 2,5 mg sekali sehari, dimulai saat 6-8 jam setelah operasi.
Suntikan dapat dilanjutkan sampai dengan 5-32 hari.

Rivaroxaban

Merek dagang Rivaroxaban: Xarelto

Bentuk obat: oral


 Kondisi: Pencegahan komplikasi DVT setelah operasi.
Dosis: 10 mg sekali sehari, dimulai 6-10 jam setelah operasi. Obat
dilanjutkan sampai 5 minggu setelah operasi penggantian panggul
dan 12-14 hari setelah operasi penggantian lutut.

 Kondisi: Pengobatan DVT dan emboli paru.


Dosis: 15 mg dua kali sehari selama 3 minggu. Setelah itu diikuti
dengan 20 mg satu kali sehari untuk pengobatan lanjutan dan
pencegahan kambuhnya penyakit.

 Kondisi: Pencegahan komplikasi stroke dan penyakit emboli lain


pada penyakit fibrilasi atrium.
Dosis: 20 mg satu kali sehari dan dikonsumsi pada sore hari.

Apixaban

Merek dagang Apixaban: Eliquis

Bentuk obat: oral

 Kondisi: Pencegahan komplikasi DVT setelah operasi


Dosis: 2,5 mg dua kali sehari, dimulai 12-24 jam setelah operasi.
Obat dilanjutkan sampai 32-38 setelah operasi penggantian panggul
dan 10-14 hari setelah operasi penggantian lutut.

 Kondisi: Pengobatan DVT dan emboli paru.


Dosis: 2,5 mg dua kali sehari selama 7 hari. Setelah itu diikuti
dengan 5 mg dua kali sehari dan 2,5 mg dua kali sehari selama
minimal 6 bulan untuk mencegah kekambuhan.

 Kondisi: Pencegahan komplikasi stroke dan penyakit emboli lain


pada penyakit fibrilasi atrium
Dosis: 5 mg dua kali sehari. Usia ≥ 80 tahun dan berat badan ≤ 60
kg: 2,5 mg dua kali sehari.

Heparin

Merek dagang Heparin: Hico, Inviclot

Bentuk obat: suntik

 Kondisi: Emboli arteri perifer, serangan jantung, DVT, emboli paru


Dewasa: 75-80 U/kg berat badan (BB) atau 5.000-10.000
disuntikkan melalui pembuluh darah vena (IV), diikuti dengan 18
U/kgBB atau 1.000-2.000 U/jam melalui infus.
Anak: 50 U/kgBB IV, diikuti dengan infus 15-25 U/kgBB/jam.
 Kondisi: Pencegahan komplikasi DVT setelah operasi
Dosis: 5.000 U secara suntikan SC diberikan 2 jam sebelum operasi,
kemudian diberikan 2-3 kali sehari selama 7 hari atau sampai pasien
dapat bergerak aktif.

 Kondisi: DVT
Dewasa: 15.000-20.000 U SC dua kali sehari atau 8.000-10.000 U
SC tiga kali sehari.
Anak-anak: 250 U/kgBB SC dua kali sehari.

Enoxaparin

Merek dagang Enoxaparin: Lovenox

Bentuk obat: suntik

 Kondisi: Serangan jantung


Dewasa: 30 mg (3.000 u) IV diberikan bersama 1 mg/kgBB SC.
Lalu dilanjutkan dengan 1mg/kgBB (100 u/kg) melalui SC dua kali
sehari selama 8 hari atau sampai keluar dari rumah sakit. Dua
suntikan pertama yang diberikan bersamaan (IV dengan SC) tidak
boleh melebihi 100 mg (10.000 u).
Pasien yang direncanakan pasang ring akan ditambahkan dosis 300
mcg/kgBB (30u/kgBB) melalui IV yang diberikan saat tindakan, bila
suntikan terakhir lebih dari 8 jam.
Usia ≥ 75 tahun: 750 mcg/kgBB (75 u/kgBB) dua kali sehari,
dengan dosis maksimum 75 mg (7.500 u) pada 2 suntikan pertama.

 Kondisi: Pencegahan komplikasi DVT akibat operasi (Subkutan)


Dewasa: 20-40 mg (2.000-4.000 u) sekali sehari selama 7-14 hari
sampai pasien dapat bergerak aktif, dosis pertama diberikan 10 jam-
2 jam sebelum operasi. Untuk operasi penggantian panggul,
pengobatan dilanjutkan sampai 3 minggu setelah operasi dengan
dosis 40 mg (4.000 u) sekali sehari.
Anak: 500-750 mcg/kgBB (50-75 u/kgBB) dua kal sehari.

 Kondisi: Pengobatan deep vein thrombosis


Dewasa: 1 mg/kgBB (100 u/kgBB) dua kali sehari atau 1.5
mg/kgBB (150 u/kgBB) satu kali sehari.
Anak: 1-1,5 mg/kgBB (100-150 u/kgBB) dua kali sehari.

 Kondisi: Pencegahan gumpalan darah saat cuci darah


Dewasa: 1 mg/kgBB (100 u/kgBB) disuntikan melalui selang arteri
yang menuju mesin saat mulai cuci darah. Suntikan dapat diulang
bila diperlukan.

Nadroparin
Merek dagang Nadroparin: Fraxiparine

Bentuk obat: suntik

 Kondisi: Serangan jantung


Dewasa: 86 units/kgBB SC dua kali sehari selama 6 hari. Dosis
pertama dapat diberikan melalui IV.

 Kondisi: Pencegahan komplikasi DVT akibat operasi (Subkutan)


Dewasa: 2850 units sekali sehari selama 7 hari atau sampai pasien
bergerak aktif, suntikan pertama diberikan 2-4 jam sebelum operasi
(pasien risiko sedang).
38-57 units/kgBB sekali sehari, diberikan 12 jam sebelum operasi,
lalu 12 jam setelah operasi, dan dilanjutkan sampai 10 hari.

 Kondisi: Pengobatan deep vein thrombosis


Dosis: 85 units/kgBB dua kali sehari atau 171 units/kgBB/hari sekali
sehari.

 Kondisi: Pencegahan gumpalan darah saat cuci darah


Dewasa: 2.850 units (BB< 50kg), 3.800 units (BB 50-69 kg), 5.700
units (BB ≥ 70 kg), disuntikan melalui selang arteri yang menuju
mesin saat mulai cuci darah.

Parnaparin

Merek dagang Parnaparin: Fluxum

Bentuk obat: suntik

 Kondisi: Pencegahan komplikasi DVT akibat operasi (Subkutan)


Dewasa: 3.000-4.250 units, diberikan 12 jam-2 jam sebelum operasi
sampai dengan 7-10 hari setelah operasi.

 Kondisi: Pengobatan DVT


Dosis: 6.400 units selama 7-10 hari

Bivalirudin

Bentuk obat: suntik

 Kondisi: Sebagai antikoagulan pada pemasangan ring


Dosis awal: 0,75 mg/kgBB IV. Kemudian diberikan 1,75 mg/kg/jam
selama prosedur hingga 4 jam pasca pemasangan. Obat dapat
diteruskan 0,2 mg/kg/jam sampai 20 jam setelah pemasangan

Dabigatran
Merek dagang Dabigatran: Pradaxa

Bentuk obat: oral

 Kondisi: Pencegahan DVT pasca operasi


Dewasa: 110 mg diberikan 1-4 jam setelah operasi. Lalu dilanjutkan
220 mg sekali sehari pada hari selanjutnya sampai dengan 10 hari
(operasi penggantian lutut) atau 28-35 hari (operasi penggantian
panggul).
Lansia ≥ 75 tahun: Dimulai 75 mg, diberikan 1-4 jam setelah
operasi, lalu diikuti dengan 150 mg sekali sehari pada hari
selanjutnya sampai 10 hari (operasi penggantian lutut) atau 28-35
hari (operasi penggantian panggul).

 Kondisi: Fibrilasi atrium


Dewasa: 150 mg dua kali sehari.
Lansia ≥ 75 tahun: 110 mg dua kali sehari.

Terakhir diperbarui: 18 Desember 2017


Ditinjau oleh: dr. Marianti

Anda mungkin juga menyukai