Anda di halaman 1dari 15

NAMA : DESTY YULIAWATI

KELAS : 1A
PRODI : D3 KEPERAWATAN
TUGAS FARMAKOLOGI
Obat Antihipertensi
Obat antihipertensi adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi yang ditandai dengan tekanan
darah yang berada di atas level normal (lebih tinggi dari 130/80 milimeter merkuri (mmHg).
Tipe Hipertensi
1. Essential or Primary Hypertension ( Hipertensi primer)
Hipertensi esensial adalah peningkatan tekanan darah yang penyebabnya tidak
diketahui secara pasti. Dari seluruh kasus hipertensi, sekitar 90% di antaranya
termasuk hipertensi esensial.
Meski tidak diketahui penyebabnya, namun ada beberapa kondisi yang diketahui
dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertensi esensial, mulai dari faktor
keturunan hingga pola hidup.
Hipertensi esensial tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan agar
penderitanya tetap dapat hidup sehat. Caranya adalah rutin berolahraga, terapkan pola
makan yang tepat, hindari meminum alkohol, berhenti merokok dan kelola stres
dengan baik
2. secondary hypertension ( Hipertensi sekunder)
Hipertensi sekunder adalah kondisi tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyakit
tertentu. Kondisi ini berbeda dengan darah tinggi pada umumnya (hipertensi primer) yang
penyebabnya tidak diketahui.  
Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah, ginjal,
jantung, atau sistem kelenjar endokrin. Untuk mengobati hipertensi sekunder,
penyebabnya perlu diobati terlebih dahulu, bukan sekadar dengan perubahan gaya
hidup dan pemberian obat antihipertensi.
Hipertensi sekunder juga dapat disebabkan oleh gangguan kesehatan lain, seperti
penyakit kelenjar tiroid dan paratiroid, sleep apnea, dan koarktasio aorta. Obesitas
dan konsumsi obat-obatan, seperti pil KB, antidepresan, dan obat antiinflamasi
nonsteroid, juga dapat memicu terjadinya hipertensi sekunder.

Pengobatan hipertensi sekunder adalah mengobati penyebab penyakit yang


mendasarinya. Jika hipertensi sekunder disebabkan oleh tumor atau kelainan pada
pembuluh darah, maka tindakan operasi bisa dilakukan.Obat antihipertensi juga akan
diberikan untuk menurunkan tekanan darah, Cara yang tepat untuk mencegah
hipertensi sekunder adalah melakukan pengobatan terhadap penyebab dari hipertensi
sekunder tersebut. Sedangkan untuk mencegah hipertensi secara umum, terapkanlah
pola hidup yang sehat.

Mekanisme Kerja Obat Antihipertensi


1. Mengurangi volume darah. Ini pada gilirannya mengurangi tekanan vena sentral dan
curah jantung).
2. Mengurangi resistensi vaskular sistemik.
3. Mengurangi curah jantung dengan menekan denyut jantung dan volume stroke.
Penggolongan obat Antihipertensi
1. ACE inhibitor
bekerja dengan cara menghambat terbentuknya hormon angiotensin yaitu hormon yang
memicu pembuluh darah untuk menyempit. Berikut ini obat-obatan yang termasuk ke dalam
golongan ACE inhibitor yaitu:

Ramipril

 Hipertensi
Dewasa: 2,5-10 mg, sekali sehari.
 Gagal jantung
Dewasa: 1,25 mg sebagai dosis awal. Dosis maksimal adalah 10 mg per 1-2 kali
sehari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: 2,5 mg, bisa ditingkatkan hingga 5 mg per hari, 2 kali sehari.
 Pencegahan aterosklerosis bagi pasien berisiko tinggi
Dewasa: 2,5 mg sekali sehari sebagai dosis awal. Dosis maksimal adalah 10 mg
perhari.

Lisinopril

 Hipertensi
Dewasa: 2,5-80 mg per hari.
 Nefropati Diabetik
Dewasa: 10-20 mg sekali sehari.
 Gagal Jantung
Dewasa: dosis awal 2,5 - 40 mg sekali sehari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: 5-10 mg per

Perindopril

 Hipertensi
Dewasa: 5-10 mg per hari.
 Gagal jantung
Dewasa:5-5 mg setiap pagi, sekali sehari.
 Serangan jantung
Dewasa: 4 mg sekali sehari.
Lansia: 2-2,5 mg sekali sehari.

Enalapril

 Hipertensi
Anak dengan berat badan 20-50 kg:5-20 mg per hari.
Anak dengan berat badan lebih dari 50 kg: 5-40 mg per hari.
Dewasa: 2.5-40 mg per hari, 1-2 kali sehari.
 Gagal jantung
Dewasa: 2,5-40 mg per hari, 1-2 kali sehari.

Captopril

 Nefropati Diabetik
Dewasa: 75-100 mg per hari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: dosis awal 6,25 mg per hari, dilanjutkan hingga 12,5 mg selama 2
hari, lalu 25 -100 mg selanjutnya.
 Hipertensi
Dewasa: 12,5-50 mg yang dikonsumsi ketika akan tidur, 2-3 kali sehari.
Bayi dan anak-anak: 0,15-0,3 mg/kgBB yang dibagi menjadi 2-3 jadwal
konsumsi. Dosis maksimal adalah 6 mg/kgBB.
 Gagal jantung
Dewasa: 6,25-50 mg per hari, 2-3 kali sehari.
Anak-anak: 0,25-5 mg/kg BB per hari.

Trandolapril

 Hipertensi
Dewasa: 5-4 mg per hari, 1-2 kali sehari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: 5-4 mg sekali sehari, dimulai 3 hari setelah serangan.

Efek samping:
1. Hipotensi - hipotensi dosis pertama lazim dengan ACE inhibitor
2. Batuk kering yang persisten - karena akumulasi kinin paru
3. Hiperkalemia - Inhibitor ACE meningkatkan retensi kalium
4. Efek lain - kelelahan, mual, pusing, sakit kepala
2. Angiotensin II receptor antagonis
Bekerja dengan cara menghambat kerja senyawa angiotensin II atau senyawa yang membuat
pembuluh darah menyempit. Hambatan pada kerja angiotensin menyebabkan pembuluh darah tetap
terbuka lebar dan tekanan darah mampu diturunkan. Jenis-jenis obat ini adalah:
Candesartan

Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: Dosis awal adalah 8 mg, satu kali sehari, yang disesuaikan dengan respons
pasien terhadap obat. Dosis maksimal adalah 32 mg per hari, sebagai sekali sehari
atau 2 kali sehari.
 Anak-anak usia 1-5 tahun: 200 mcg/kgBB per hari. Dosis bisa diturunkan atau
ditingkatkan tergantung respons pasien terhadap obat, yakni 50-400 mcg/kgBB per
hari.
 Anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan berat kurang dari 50 kg: 4-8 mg per hari.
Dosis bisa diturunkan atau ditingkatkan tergantung respons pasien terhadap obat,
yakni 2-16 mg per hari.
 Anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan berat 50 kg ke atas: 8-16 mg per hari. Dosis
bisa diturunkan atau ditingkatkan tergantung respons pasien terhadap obat, yakni 4-32
mg per hari.

Kondisi: Gagal jantung

 Dewasa: Dosis awal adalah 4 mg, 1 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan setelah dua
minggu, maksimal 32 mg, sekali sehari.

Eprosartan
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: Dosis awal adalah 600 mg, sekali sehari. Dosis perawatan adalah 400-800
mg, 1-2 kali sehari.

Irbesartan
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: 150-300 mg, sekali sehari.


 Orang berusia di atas 75 tahun: 75 mg, sekali sehari.

Losartan
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: 50-100 mg per hari, sebagai 1-2 kali sehari.


 Anak-anak usia 6 tahun ke bawah dengan berat badan 20-50 kg: Dosis awal adalah
0,7 mg/kgBB, dengan dosis maksimal adalah 50 mg per hari.
 Anak-anak usia 6 tahun ke bawah dengan berat badan di atas 50 kg: Dosis awal
adalah 1,4 mg/kgBB, dengan dosis maksimal adalah 100 mg per hari.

Kondisi: Gagal jantung

 Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan bertahap
tiap minggu jika diperlukan, hingga maksimal 150 mg per hari.

Olmesartan
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: Dosis awal adalah 10-20 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan jika
diperlukan, maksimal 40 mg per hari.
 Anak-anak usia 6 hingga 16 tahun dengan berat badan kurang dari 35 kg: 10 mg,
sekali sehari.
 Anak-anak usia 6 hingga 16 tahun dengan berat badan 35 kg ke atas: 20 mg, sekali
sehari.

Telmisartan
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: Dosis awal adalah 40 mg, sekali sehari. Dosis bisa disesuaikan menjadi 20-
80 mg, sekali sehari, jika diperlukan.

Valsartan
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: Dosis awal adalah 80 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan menjadi
160-320 mg, sekali sehari, jika diperlukan.
 Anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan berat badan di bawah 35 kg: Dosis awal
adalah 40 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan hingga 80 mg, sekali sehari, jika
diperlukan.
 Anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan berat badan 35-80 kg: Dosis awal adalah 80
mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan hingga 160 mg, sekali sehari, jika
diperlukan.
 Anak-anak usia enam tahun ke atas dengan berat badan di atas 80 kg: Dosis awal
adalah 80 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan hingga 320 mg, sekali sehari, jika
diperlukan.

Kondisi: Gagal jantung

 Dewasa: Dosis awal adalah 40 mg, 2 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 160
mg, 2 kali sehari, jika obat bisa direspons dengan baik oleh pasien.
Kondisi: Pasca serangan jantung

 Dewasa: 12 jam setelah kondisi pasien stabil, dosis awal yang diberikan adalah 20
mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan bertahap tiap beberapa minggu menjadi
160 mg, 2 kali sehari, jika respons pasien terhadap obat cukup baik.

Efek samping:

1. Hipotensi
2. Hiperkalemia
3. Gagal ginjal (seperti halnya ACE inhibitor)
4. Batuk - meskipun lebih kecil dibandingkan dengan ACE inhibitor

3. Penghambat beta (beta-blocker)


Penghambat beta merupakan golongan obat yang bekerja dengan menghambat
hormon adrenalin, sehingga tekanan darah turun. Penghambat beta dibagi menjadi dua
yakni selektif dan nonselektif

Jenis-jenis obat penghambat beta selektif:


Atenolol
Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: 25-100 mg, satu kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: 50-100 mg, sekali sehari atau dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi.
Dosis maksimal adalah 200 mg per hari.

Betaxolol
Bentuk obat: tetes mata

 Glaukoma sudut terbuka (open angle glaucoma)


Dewasa: Pada larutan tetes mata 0,25% atau 0,5%, dosis yang diberikan adalah satu
tetes sebanyak dua kali sehari.

Bisoprolol
Bentuk obat: tablet

 Hipertensi dan angina


Dewasa: 5-10 mg, satu kali sehari. Maksimal 20 mg.
 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 1,25 mg, satu kali sehari. Dosis dapat digandakan setelah
satu minggu jika pasien merespons obat dengan baik. Dosis maksimal adalah 10 mg per
hari.
Metoprolol
Bentuk obat: suntik

 Serangan jantung
Dewasa: Dosis yang dalam 12 jam setelah serangan jantung adalah 5 mg, tiap dua
menit, hingga total 15 mg jika obat mampu ditoleransi dengan baik oleh pasien. Untuk
pasien yang mendapatkan dosis penuh, setelah 15 menit akan diberikan pengobatan oral
sebanyak 50 mg tiap 6 jam selama dua hari. Untuk pasien yang tidak dapat menoleransi
dosis penuh obat, dosis obat oral akan dikurangi oleh dokter. Untuk penanganan lebih
lanjut: 100 mg sebanyak dua kali sehari.

 Aritmia
Dewasa: Dosis awal maksimal sebanyak 5 mg, dengan pemberian 1-2 mg per menit.
Lalu, dosis diberikan kembali tiap lima menit hingga mencapai total 10-15 mg.

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 100 mg per hari, yang dibagi ke dalam 1-2 kali jadwal konsumsi.
Dosis dapat ditingkatkan per minggu hingga 400 mg per hari, tergantung respons pasien
terhadap obat. Dosis untuk jenis tablet extended release adalah 25-100 mg, satu kali
sehari.

 Aritmia jantung
Dewasa: 50 mg, 2-3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 300 mg per hari jika
dibutuhkan.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 12,5-25 mg, satu kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tiap dua
minggu sekali, hingga 200 mg sebanyak satu kali sehari, jika respons pasien terhadap
obat cukup baik. Dosis tablet extended release adalah 25 mg, satu kali sehari. Dosis
untuk pasien gagal jantung adalah 12,5 mg, satu kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan
tiap dua minggu hingga mencapai dosis maksimal 200 mg, jika respons pasien terhadap
obat cukup baik.

 Migrain
Dewasa: 100-200 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis
tablet extended release adalah 100 mg, satu kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: 50-100 mg, 2-3 kali sehari. Dosis tablet extended release adalah 100-200 mg,
satu kali sehari.

 Hipertiroidisme
Dewasa: 50 mg, empat kali sehari.

Nebivolol
Bentuk obat: tablet
 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal adalah 5 mg, satu kali sehari, dan bisa ditingkatkan tiap dua
minggu jika dibutuhkan. Dosis maksimal adalah 40 mg, satu kali sehari.
Lansia >65 tahun: 2,5-5 mg, satu kali sehari.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 1,25 mg, satu kali sehari. Dosis bisa digandakan tiap 1-2
minggu jika pasien bisa merespons obat dengan baik. Dosis maksimal adalah 10 mg,
satu kali sehari.

Jenis-jenis obat penghambat beta nonselektif:


Carvedilol
Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, satu kali sehari. Setelah dua hari, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 25 mg, satu kali sehari. Dosis alternatif adalah 6,25 mg, dua kali
sehari, yang ditingkatkan menjadi 12,5 mg, dua kali sehari, setelah 1-2 minggu. Dosis
dapat kembali ditingkatkan menjadi 50 mg, satu kali sehari, jika sudah melewati dua
minggu pengobatan dan jika diperlukan.
Lansia: 12,5 mg, satu kali sehari.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 3,125 mg, dua kali sehari. Dosis dapat digandakan menjadi
6,25 mg, dua kali sehari, setelah dua minggu, jika respons pasien terhadap obat cukup
baik. Dosis maksimal untuk pasien dengan berat badan kurang dari 85 kg adalah 25 mg,
dua kali sehari. Dosis maksimal untuk pasien dengan berat badan 85 kg ke atas adalah
50 mg, dua kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, dua kali sehari. Setelah dua hari, dosis dapat
ditingkatkan hingga 25 mg, dua kali sehari.

 Pasca serangan jantung


Dewasa: Dosis awal adalah 6,25 mg, dua kali sehari, yang ditingkatkan hingga 12,5
mg, dua kali sehari, setelah 3-10 hari, jika respons pasien terhadap obat cukup baik.

Propranolol
Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal tablet biasa adalah 40-80 mg, dua kali sehari. Dosis lanjutan
adalah 160-320 mg per hari. Maksimal 640 mg per hari. Untuk kapsul extended
release, dosis awal adalah 80 mg, satu kali sehari. Dosis lanjutan adalah 120-160 mg,
satu kali sehari. Maksimal 640 mg per hari.
Anak-anak: Dosis awal tablet biasa adalah 1 mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam dua
jadwal konsumsi. Dosis lanjutan adalah 2-4 mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam dua
jadwal konsumsi. Dosis maksimal per hari adalah 4 mg/kgBB.

 Serangan jantung
Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 40 mg, empat kali sehari, selama 2-3 hari,
dilanjutkan 80 mg, dua kali sehari. Dosis alternatif adalah 180-240 mg per hari, yang
dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi.

 Hipertensi porta
Dewasa: Dosis awal tablet biasa adalah 40 mg, dua kali sehari, yang ditingkatkan tiap
minggu menjadi 160 mg, dua kali sehari. Dosis kapsul extended release adalah 80-160
mg, satu kali per hari.

 Aritmia jantung
Dewasa: 30-160 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi.
Anak-anak: 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali sehari.

 Angina pektoris dan tremor


Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 40 mg, 2-3 kali per hari, maksimal 320 mg per hari.
Dosis kapsul extended release adalah 80-160 mg, satu kali sehari. Dosis maksimal
adalah 240 mg per hari.

 Hipertiroidisme dan kecemasan


Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 10-40 mg, 3-4 kali sehari.
Dosis kapsul extended release adalah 80-160 mg, satu kali sehari, maksimal 240 mg per
hari.
Anak-anak: Dosis tablet biasa adalah 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali sehari.

Timolol
Bentuk obat: tetes mata

 Glaukoma dan hipertensi okular


Dewasa: Dosis obat tetes timolol dengan kandungan 0,25-0,5% adalah satu tetes, dua
kali sehari, pada mata yang mengalami glukoma.

Efek samping:
1. Kelelahan
2. Ekstremitas dingin
3. Mimpi yang jelas
4. Sakit kepala
5. Mual

4. Antagonis kalsium (calcium channel blocker)


Antagonis kalsium digunakan untuk menangani hipertensi, gangguan jantung, dan
gangguan pembuluh darah. Obat ini bekerja dengan menghambat jalan masuk kalsium ke
dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan denyut jantung
melambat dan pembuluh darah melebar. Nama-nama obat yang masuk ke kelompok
antagonis kalsium adalah:

Amlodipine
Angina pektoris 
Dewasa: 5 mg sekali sehari, maksimal 10 mg. Lansia: dimulai 2,5 mg sekali sehari.
Hipertensi Dewasa: 5-10 mg sekali sehari. Anak-anak: 2,5-5 mg, sekali sehari. 
Lansia: dimulai 2,5 mg sekali sehari
Diltiazem
 Angina pektoris
 Dewasa: 60 mg, 3 kali sehari, maksimal 480 mg. 
Lansia: 120 mg sekali sehari, atau dibagi menjadi dua jadwal konsumsi.
 Aritmia
Dewasa: 5-10 mg/kgBB/jam melalui infus, dapat ditingkatkan sesuai dengan kondisi
klinis pasien.
 Hipertensi 
Dewasa: 90-120 mg, 2 kali sehari, maksimal 360 mg. Lansia: 120 mg sekali sehari,
atau dibagi menjadi dua jadwal konsumsi.
Nifedipine
 Angina pektoris 
Dewasa: 5-20 mg, 3 kali sehari (obat immediate release); 10-90 mg, 1-2 kali
sehari (obat extended release).
 Hipertensi 
Dewasa: 5-20 mg, 3 kali sehari (obat immediate release); 10-90 mg, 1-2 kali
sehari (obat extended release). 
Lansia: dosis akan dikurangi jika diperlukan.
 Sindrom Raynaud 
Dewasa: 5-20 mg, 3 kali sehari (obat immediate release). 
Lansia: dosis akan dikurangi jika diperlukan
Nicardipine
Penanganan hipertensi secara sementara 
Dewasa: 5 mg/jam dalam bentuk infus, maksimal 15 mg/jam.
Verapamil
 Angina pektoris
 Dewasa: 80-120 mg, 3 kali sehari. Dalam bentuk extended release dapat
diberikan hingga 480 mg, sekali sehari.
 Aritmia supraventrikular 
Dewasa: 120-480 mg, dibagi 3-4 kali dosis tergantung respons pasien terhadap
obat dan tingkat keparahan kondisi.
 Anak-anak: mulai 20-40 mg, 2-3 kali sehari tergantung usia anak.
 Hipertensi 
Dewasa: 240-480 mg yang dibagi menjadi 2-3 jadwal konsumsi. 
Anak-anak: mulai 20-40 mg, 2-3 kali sehari tergantung usia anak.

Nimodipine
Pencegahan kecacatan pasca perdarahan subarachnoid
Dewasa: 60 mg, setiap 4 jam, dimulai 4 hari pasca perdarahan dan dilanjutkan untuk
21 hari berikutnya secara rutin. 

Efek samping:
Karena diltiazem dan verapamil (CCBs non-dihidropiridin) digunakan sebagai obat
antiaritmia kelas III, profil efek samping di bawah ini berfokus pada amlodipine dan
nifedipine.
1. Pembilasan
2. Sakit kepala
3. Pergelangan kaki bengkak
4. Palpitasi
5. Sakit kepala ringan
6. Batuk
7. Sesak napas

5. Diuretik
Diuretik merupakan obat antihipertensi yang bekerja dengan membuang kelebihan
garam (natrium) dan cairan di dalam tubuh untuk menormalkan tekanan darah. Jenis-jenis
obat diuretik adalah:

Diuretik thiazide

Indapamide
Kondisi: Pengobatan edema

 Oral
Dosis: 2,5-5 mg satu kali per hari.
Kondisi: Pengobatan hipertensi

 Oral
Dosis: 1,25-2,5 mg sekali sehari. Dapat dikombinasikan dengan obat anti hipertensi
lain.

Hydrochlorothiazide
Kondisi: Pengobatan hipertensi

 Oral
Dosis: 12,5-50 mg sekali sehari. Obat ini dapat dikombinasikan dengan obat
antihipertensi lainnya.

Kondisi: Pengobatan edema

 Oral
Dewasa: dosis 25-100 mg/hari, 1-2 kali/hari atau sesuai anjuran dokter. Untuk lanjut
usia, dosis akan dikurangi sesuai anjuran dokter.
Anak usia< 6 bulan: 1-3 mg/kg berat badan (BB)/hari, 1-2 kali per Dosis maksimum
37,5 mg/hari.
Anak usia 6 bulan sampai 2 tahun: 1-2 mg/kgBB/hari, 1-2 kali per hari. Dosis
maksimum 37,5 mg/hari.
Anak usia > 2-12 tahun: 1-2 mg/kgBB/hari, 1-2 kali per hari. Dosis maksimum 100
mg/hari.

Diuretik Loop

Furosemide
Kondisi: Pengobatan edema paru

 Intravena
Dosis: 40 mg diberikan melalui suntikan di pembuluh darah vena (IV)
lambat. Dosis: dapat ditambahkan hingga 80 mg jika diperlukan.

Kondisi: Pengobatan edema yang berhubungan dengan gagal jantung

 Oral
Dewasa: 40 mg per hari dalam bentuk tablet minum. Dosis dapat diturunkan hingga
20 mg per hari atau setiap 2 hari.
Lansia: dimulai dari dosis yang kecil, bila perlu dosis dinaikkan.
Dapat juga diberikan dalam bentuk IV pelan atau suntikan ke otot sebanyak 20-50
mg. Dosis maksimum 1.500 mg per hari
Anak-anak: 0,5-1,5 mg/kgBB per hari. Dosis maksimum 20 mg per hari.

Kondisi: Pengobatan hipertensi


 Oral
Dosis: 40-80 mg/hari. Dapat dikombinasikan dengan obat hipertensi lainnya sesuai
kebutuhan.

Diuretik hemat kalium (potassium-sparing)

Amiloride
Kondisi: Pengobatan edema

 Oral
Dosis: 2,5-10 mg/hari. Dosis maksimum 20 mg per hari.

Spironolactone
Kondisi: Pengobatan edema, sirosis, dan asites

 Oral
Dewasa: 100-400 mg/hari, atau sesuai anjuran dokter.
Anak-anak: 3 mg/kgBB dibagi dalam beberapa dosis, atau sesuai dengan respon dan
anjuran dokter.

Kondisi: Pengobatan hipertensi

 Oral
Dosis: 50-100 mg/hari yang dapat diminum sekaligus atau dibagi menjadi dua dosis.
Dosis dapat disesuaikan dengan anjuran dokter.

Kondisi: Pengobatan gagal jantung

 Oral
Dewasa: 25-50 mg per hari, dapat diturunkan menjadi setiap 2 hari.
Anak-anak: 3 mg/kgBB, atau sesuai dengan respons obat dan anjuran dokter.
Orang tua: dimulai dari dosis rendah, dan bila perlu dinaikkan perlahan.

Efek samping:

Secara umum, efek samping luas yang terkait dengan diuretik meliputi:

1. Loop diuretik - hipovolemia, hipokalemia, alkalosis metabolik, hiperurisemia.


2. Tiazid - terkait dengan efek samping yang terdaftar untuk loop diuretik, ditambah
hiperkalsemia dan hiponatremia.
3. Hiperkalemia - amiloride, triamterene, spironolactone.

6. Alpha-2 receptor agonist


Obat ini bekerja dengan menekan aktvitas jaringan yang memproduksi hormon
adrenalin, sehingga tekanan darah turun. Metildopa biasanya diberikan kepada ibu
hamil yang menderita hipertensi, karena obat ini dinilai tidak terlalu membahayakan
bagi ibu hamil dan janin.
Contoh obat alpha-2 receptor agonist adalah:
Metildopa

Dewasa : Monoterapi/terapi tunggal: Dosis awal adalah 250 mg, 2-3 kali sehari untuk
2 hari. Dosis dapat ditingkatkan tiap 2 hari sesuai kebutuhan.Dosis pemeliharaan
adalah 500-2000 mg per hari.Dosis maksimal adalah 3000 mg per hari.Terapi
kombinasi: Dosis awal terbagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi dan tidak boleh
lebih dari 500 mg per hari.

Anak-anak (di bawah 12 tahun) : Dosis awal adalah 10 mg/kgBB per hari, dibagi ke
dalam 2-4 jadwal konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan tiap 2 hari, disesuaikan dengan
respons tubuh terhadap obat.Dosis maksimal adalah 65 mg/kgBB per hari atau 3000
mg per hari

Lanjut usia : Dosis awal adalah 125 mg, 2 kali sehari. Peningkatan dosis disesuaikan
dengan respons tubuh terhadap obat.Dosis maksimal adalah 2000 mg per hari.

Clonidine

Hipertensi
Dewasa : 50-100 mcg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tiap 2-3 hari jika
diperlukan. Dosis maksimal adalah 2400 mcg per hari. Dosis pemeliharaan adalah
300-1.200 mcg/hari.
Anak-anak (usia di atas 12 tahun) : 0.2 mg setiap 12 jam. Dosis dapat ditingkatkan
setiap minggu, sesuai kebutuhan. Jangan melebihi 2,4 mg/hari.Dosis pemeliharaan:
0,2 mg-0,6 mg setiap 12 jam.

Hipertensi berat
Dewasa : 150-300 mcg, diberikan dengan suntikan lambat selama 10-15 menit. Dapat
diulang sampai dosis maksimal 750 mcg selama 24 jam.

Gejala menopause
Dewasa : 50 mcg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 75 mcg, 2 kali
sehari, jika gejala tak kunjung membaik setelah 2 minggu masa pengobatan.

ADHD
Anak-anak (usia ≥ 6 tahun) : Dosis awal adalah 100 mcg, sekali sehari sebelum tidur.
Dapat ditingkatkan setiap minggunya dengan penambahan 100 mcg. Jangan melebihi
400 mcg/hari.

Efek samping:
1. Sedasi
2. Mukosa hidung kering
3. Mulut kering
4. Rebound hipertensi
5. Hipotensi postural
6. Sakit kepala
7. Kelelahan

PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi ?
2. Apa saja penyebab hipertensi sekunder ?
3. Apa saja efek samping dari Penghambat Beta ?
4. Berapa dosis dari Hydrochlorothiazide pada kondisi pengobatan edema ?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Diuretik hemat kalium !

Anda mungkin juga menyukai