Anda di halaman 1dari 25

Diuretik adalah obat yang berfungsi untuk membuang kelebihan garam dan air dari

dalam tubuh melalui urine. Jumlah garam, terutama natrium, yang diserap kembali oleh
ginjal akan dikurangi. Natrium tersebut akan ikut membawa cairan yang ada di dalam
darah, sehingga produksi urine bertambah. Akibatnya, cairan tubuh akan berkurang dan
tekanan darah akan turun.

Diuretik umumnya digunakan untuk mengobati penyakit yang menyebabkan terjadinya


penumpukan cairan dalam tubuh (edema). Selain itu, diuretik juga efektif dalam
mengobati darah tinggi atau hipertensi. Khusus diuretik jenis karbonat anhidrase, dapat
juga mengobati glaukoma dan terkadang digunakan untuk mengobati penyakit akibat
ketinggian (altitude sickness). Kondisi lain yang juga membutuhkan diuretik
adalah diabetes insipidus.
Diuretik terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Thiazide. Diuretik thiazide merupakan obat diuretik yang bekerja dengan cara
mengurangi penyerapan natrium dalam ginjal, sehingga meningkatkan produksi
urine. Selain itu, thiazide dapat melebarkan pembuluh darah sehingga lebih
efektif dalam menurunkan tekanan darah. Diuretik jenis thiazide ini merupakan
obat yang dianjurkan sebagai lini pertama dalam mengatasi hipertensi. Contoh
obat jenis thiazide antara lain adalah chlorthalidone, hydrochlorothiazide, dan
indapamide.
 Diuretik loop. Diuretik loop merupakan obat diuretik yang bekerja pada loop
(lengkung) Henle di dalam ginjal. Obat jenis ini bekerja dengan menurunkan
penyerapan kalium, klorida, dan natrium sehingga memaksa ginjal meningkatkan
jumlah urine. Dengan produksi urine yang meningkat, tekanan darah akan turun
serta kelebihan cairan yang menumpuk di dalam tubuh dan paru-paru akan
berkurang. Contoh obat jenis diuretik loop, antara lain adalah bumetanide dan
 Diuretik hemat kalium. Ini merupakan jenis diuretik yang mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan natrium dalam urine tanpa ikut membawa
kalium keluar dari tubuh. Diuretik hemat kalium tepat digunakan untuk
mencegah hipokalemia. Contoh diuretik golongan ini antara lain adalah
amiloride, eplerenone, spironolactone, dan triamterene.
 Penghambat karbonat anhidrase. Obat diuretik jenis ini bekerja dengan cara
meningkatkan konsentrasi asam bikarbonat, natrium, kalium, dan air yang
dikeluarkan dari ginjal. Penghambat karbonat digunakan untuk menurunkan
jumlah cairan di dalam bola mata dan terkadang mengatasi penyakit akibat
ketinggian. Salah satu contoh obat ini adalah acetazolamide.
 Diuretik osmotik. Obat jenis ini meningkatkan jumlah cairan tubuh yang disaring
keluar oleh ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali oleh ginjal.
Contoh obat diuretik jenis ini adalah mannitol.

Peringatan:
Beberapa hal yang harus diperhatikan jika hendak menggunakan obat diuretik, antara
lain adalah:

 Jangan mengonsumsi obat diuretik jika mengalami permasalahan buang air kecil
atau jika memiliki alergi terhadap obat diuretik.
 Hindari mengonsumsi obat diuretik jika mengalami dehidrasi, menderita penyakit
liver, penyakit ginjal, atau gangguan irama jantung.
 Ibu hamil (terutama di trimester terakhir) sebaiknya menghindari penggunaan
obat diuretik.
 Hati-hati penggunaan diuretik bila Anda berusia 65 tahun atau lebih.
 Informasikan kepada dokter bila Anda memiliki alergi terhadap obat
golongan sulfonamida atau sulfa, seperti kotrimoksazol.
 Penggunaan diuretik bersamaan dengan kemoterapi berbahan dasar platinum,
seperti cisplatin dan obat aspirin, bismuth, serta antibiotik aminoglikosida dapat
memperburuk efek samping gangguan pendengaran.

Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan obat diuretik, antara
lain adalah:

 Pusing atau sakit kepala.


 Sering merasa haus.
 Perubahan gairah seksual atau gangguan siklus haid.
 Peningkatan kadar glukosa dan kolesterol dalam darah.
 Gatal-gatal dan ruam pada kulit.
 Kekurangan kalium, natrium, dan magnesium pada diuretik loop.
 Kram otot dan telinga berdenging pada diuretik loop.
 Hiperkalemia pada penggunaan diuretik hemat kalium.
 Ginekomastia pada laki-laki untuk penggunaan spironolactone.

Jenis-jenis, Merek, dan Dosis Obat Diuretik


Penentuan dosis obat diuretik tergantung kepada kondisi yang diderita pasien. Berikut
adalah jenis-jenis obat diuretik dan takarannya:

Indapamide
Merek dagang: Natrilix SR, Aldapres, Bioprexum plus.
Kondisi: Pengobatan edema

 Oral
Dosis: 2,5-5 mg satu kali per hari.

Kondisi: Pengobatan hipertensi

 Oral
Dosis: 1,25-2,5 mg sekali sehari. Dapat dikombinasikan dengan obat anti
hipertensi lain.

Hydrochlorothiazide
Merek dagang Hydrochlorothiazide, Co-irvell, Blopress plus, Olmetec plus, Lodoz, Irtan
plus, Coaprovel.
Kondisi: Pengobatan hipertensi

 Oral
Dosis: 12,5-50 mg sekali sehari. Obat ini dapat dikombinasikan dengan obat
antihipertensi lainnya.

Kondisi: Pengobatan edema

 Oral
Dewasa: dosis 25-100 mg/hari, 1-2 kali/hari atau sesuai anjuran dokter. Untuk
lanjut usia, dosis akan dikurangi sesuai anjuran dokter.
Anak usia< 6 bulan: 1-3 mg/kg berat badan (BB)/hari, 1-2 kali per Dosis
maksimum 37,5 mg/hari.
Anak usia 6 bulan sampai 2 tahun: 1-2 mg/kgBB/hari, 1-2 kali per hari. Dosis
maksimum 37,5 mg/hari.
Anak usia > 2-12 tahun: 1-2 mg/kgBB/hari, 1-2 kali per hari. Dosis maksimum
100 mg/hari.

Chlorthalidone
Kondisi: Pengobatan hipertensi

 Oral
Dewasa: 12,5-25 mg per hari. Dapat dikombinasikan dengan antihipertensi yang
lain.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per 48 jam.

Kondisi: Pengobatan diabetes insipidus

 Oral
Dewasa: 25-100 mg, dua kali sehari.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per 48 jam.

Kondisi: Pengobatan edema dan gagal jantung

 Oral
Dewasa: 25-200 mg per hari atau sesuai dengan anjuran dokter.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per 48 jam.

Bumetanide
Kondisi: Pengobatan edema

 Oral
Dewasa: Dosis 1 mg diminum langsung pada pagi atau sore hari, dilanjutkan
dengan 1 mg setelah 6-8 jam kemudian.
Lansia: Pemberian pada orang yang sudah tua disesuaikan dengan anjuran
dokter.

 Suntik intramuskular dan intravena


Dosis: tergantung pada kondisi dan anjuran dokter

Furosemide
Merek dagang Diuvar, Edemin, Farsix, Lasix, Roxemid,dan Uresix.
Kondisi: Pengobatan edema paru

 Intravena
Dosis: 40 mg diberikan melalui suntikan di pembuluh darah vena (IV)
lambat. Dosis: dapat ditambahkan hingga 80 mg jika diperlukan.
Kondisi: Pengobatan edema yang berhubungan dengan gagal jantung

 Oral
Dewasa: 40 mg per hari dalam bentuk tablet minum. Dosis dapat diturunkan
hingga 20 mg per hari atau setiap 2 hari.
Lansia: dimulai dari dosis yang kecil, bila perlu dosis dinaikkan.
Dapat juga diberikan dalam bentuk IV pelan atau suntikan ke otot sebanyak 20-
50 mg. Dosis maksimum 1.500 mg per hari
Anak-anak: 0,5-1,5 mg/kgBB per hari. Dosis maksimum 20 mg per hari.

Kondisi: Pengobatan hipertensi

 Oral
Dosis: 40-80 mg/hari. Dapat dikombinasikan dengan obat hipertensi lainnya
sesuai kebutuhan.

Amiloride
Merek dagang Lorinide Mite.
Kondisi: Pengobatan edema

 Oral
Dosis: 2,5-10 mg/hari. Dosis maksimum 20 mg per hari.

Eplerenone
Kondisi: Pengobatan gagal jantung setelah serangan jantung

 Oral
Dosis: 25-50 mg/hari, dapat disesuaikan dengan kadar kalium dalam darah atau
sesuai dengan anjuran dokter.

Kondisi: Pengobatan hipertensi

 Oral
Dosis awal: 50 mg/hari. Maksimum 50 mg dua kali sehari. Dapat
dikombinasikan dengan anti hipertensi lainnya.

Spironolactone
Merek dagang Carpiaton 25, Carpiaton 100, Spirolacton, Aldactone,dan Spirola.
Kondisi: Pengobatan edema, sirosis, dan asites
 Oral
Dewasa: 100-400 mg/hari, atau sesuai anjuran dokter.
Anak-anak: 3 mg/kgBB dibagi dalam beberapa dosis, atau sesuai dengan
respon dan anjuran dokter.

Kondisi: Pengobatan hipertensi

 Oral
Dosis: 50-100 mg/hari yang dapat diminum sekaligus atau dibagi menjadi dua
dosis. Dosis dapat disesuaikan dengan anjuran dokter.

Kondisi: Pengobatan gagal jantung

 Oral
Dewasa: 25-50 mg per hari, dapat diturunkan menjadi setiap 2 hari.
Anak-anak: 3 mg/kgBB, atau sesuai dengan respons obat dan anjuran dokter.
Orang tua: dimulai dari dosis rendah, dan bila perlu dinaikkan perlahan.

Acetazolamide
Merek dagang Glauseta
Kondisi: Pengobatan glaukoma

 Oral
Dosis: 250-1.000 per hari, dibagi dalam beberapa dosis atau sesuai dengan
anjuran dokter.

Kondisi: Pencegahan penyakit akibat ketinggian

 Oral
Dosis: 500-1.000 mg per hari, dibagi dalam beberapa dosis. Diminum 24-48 jam
sebelum naik ke ketinggian.

 Suntik
Dosis: suntikan akan diberikan sesuai dengan ajuran dokter.

Manitol
Merek dagang Infusan M20, dan Otsu-manitol.
Kondisi: Edema otak, peningkatan tekanan dalam otak dan bola mata

 Infus
Dosis: 0,25-2 g/kgBB melalui infus, diberikan dalam waktu 30-60 menit.
Lihat lebih lanjut mengenai:

 Hipertensi
 Hipertensi Sekunder

ACE Inhibitor

Obat penghambat enzim pengubah angiotensin atau angiotensin-converting


enzyme (ACE) inhibitor adalah obat yang berfungsi untuk melemaskan pembuluh
darah. Di sisi lain, obat ini dapat membantu mengurangi jumlah cairan yang dapat
diserap kembali oleh ginjal.
Dengan kedua khasiat tersebut, ACE inhibitor banyak digunakan untuk mengatasi
penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi), gagal jantung, serangan jantung, sebagian
penyakit yang terkait dengan diabetes, serta penyakit ginjal kronis.
ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim dalam tubuh untuk
memproduksi hormon angiotensin II atau zat yang dapat menyempitkan pembuluh
darah dan meningkatkan kerja jantung. Dengan obat ini, pembuluh darah menjadi
melebar, sehingga tekanan pada pembuluh darah berkurang, begitu pun jumlah cairan
yang mengalir dalam pembuluh darah. Kondisi tersebut dapat membantu menurunkan
tekanan darah dan meringankan kerja jantung.
Peringatan:

 Konsultasikan kepada dokter jika sedang menggunakan obat lain, sebelum


menggunakan ACE inhibitor. Obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen dan
naproxen, dapat menurunkan efektivitas ACE inhibitor jika dikonsumsi secara
bersamaan.
 Selama mengonsumsi ACE inhibitor, pasien perlu melakukan pemeriksaan darah secara
teratur, terutama 1-2 minggu setelah mengonsumsi obat ini. Hal tersebut berguna untuk
mengetahui fungsi ginjal, karena risiko gangguan ginjal dapat terjadi pada sebagian
pasien yang mengonsumsi ACE inhibitor.
 Harap berhati-hati jika Anda menderita angioedema (pembengkakan pada kulit bagian
dalam) dan penyakit ginjal.
 Seluruh obat ACE inhibitor masuk ke dalam kategori C pada trimester pertama, yaitu
studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Pada
trimester kedua dan ketiga, masuk ke dalam kategori D, di mana ada bukti positif
mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh
mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam
jiwa.
 Tidak ada penelitian mengenai keamanan mengonsumsi ACE inhibitor saat menyusui.
Captopril dan enalapril merupakan obat ACE inhibitor yang dianggap aman dikonsumsi
saat menyusui.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan ACE inhibitor, segera
temui dokter.

Efek Samping ACE Inhibitor


Efek samping yang paling sering dialami setelah mengonsumsi ACE inhibitor adalah
batuk kering yang terus-menerus. Sedangkan efek samping lain yang lebih jarang
terjadi adalah penurunan fungsi ginjal, angioedema, hiperkalemia, kelelahan, pusing,
serta kehilangan daya pengecap.

Jenis-jenis, Merek Dagang, serta Dosis ACE Inhibitor


Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan obat penghambat
enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor). Untuk mendapatkan penjelasan secara
lebih detail mengenai efek samping, peringatan, atau interaksi dari masing-masing obat
ACE inhibitor, silakan lihat pada halaman Obat A-Z.

Ramipril
Merek dagang Ramipril: Cardace, Decapril, Triatec

 Hipertensi
Dewasa: 2,5-10 mg, sekali sehari.
 Gagal jantung
Dewasa: 1,25 mg sebagai dosis awal. Dosis maksimal adalah 10 mg per 1-2 kali sehari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: 2,5 mg, bisa ditingkatkan hingga 5 mg per hari, 2 kali sehari.
 Pencegahan aterosklerosis bagi pasien berisiko tinggi
Dewasa: 2,5 mg sekali sehari sebagai dosis awal. Dosis maksimal adalah 10 mg per
hari.

Lisinopril
Merek dagang Lisinopril: Odace, Tensinop

 Hipertensi
Dewasa: 2,5-80 mg per hari.
 Nefropati Diabetik
Dewasa: 10-20 mg sekali sehari.
 Gagal Jantung
Dewasa: dosis awal 2,5 - 40 mg sekali sehari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: 5-10 mg per

Perindopril
Merek dagang Perindopril: Bioprexum

 Hipertensi
Dewasa: 5-10 mg per hari.
 Gagal jantung
Dewasa:5-5 mg setiap pagi, sekali sehari.
 Serangan jantung
Dewasa: 4 mg sekali sehari.
Lansia: 2-2,5 mg sekali sehari.

Enalapril
Merek dagang Enalapril: Tenaten

 Hipertensi
Anak dengan berat badan 20-50 kg:5-20 mg per hari.
Anak dengan berat badan lebih dari 50 kg: 5-40 mg per hari.
Dewasa: 2.5-40 mg per hari, 1-2 kali sehari.
 Gagal jantung
Dewasa: 2,5-40 mg per hari, 1-2 kali sehari.

Captopril
Merek dagang Captopril: Farmoten, Tensicap, Tensobon

 Nefropati Diabetik
Dewasa: 75-100 mg per hari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: dosis awal 6,25 mg per hari, dilanjutkan hingga 12,5 mg selama 2 hari, lalu 25
-100 mg selanjutnya.
 Hipertensi
Dewasa: 12,5-50 mg yang dikonsumsi ketika akan tidur, 2-3 kali sehari.
Bayi dan anak-anak: 0,15-0,3 mg/kgBB yang dibagi menjadi 2-3 jadwal konsumsi.
Dosis maksimal adalah 6 mg/kgBB.
 Gagal jantung
Dewasa: 6,25-50 mg per hari, 2-3 kali sehari.
Anak-anak: 0,25-5 mg/kg BB per hari.

Trandolapril
Merek dagang Trandolapril: Tarka

 Hipertensi
Dewasa: 5-4 mg per hari, 1-2 kali sehari.
 Pasca serangan jantung
Dewasa: 5-4 mg sekali sehari, dimulai 3 hari setelah serangan.

Lihat lebih lanjut mengenai:


 Hipertensi
 Hipertensi Sekunder

ARB

ARB atau angiotensin II receptor blockers adalah golongan obat-obatan yang


digunakan untuk menangani tekanan darah tinggi dan gagal jantung. Sebenarnya ARB
memiliki efek yang hampir sama dengan ACE inhibitor, yang juga merupakan salah
satu golongan obat untuk menangani tekanan darah tinggi. Hanya saja, cara kerja
kedua golongan obat ini berbeda.
ARB bekerja dengan menghambat efek angiotensin II atau senyawa yang
menyempitkan pembuluh darah. Dengan menghambat zat angiotensin II, pembuluh
darah bisa diperlebar agar sirkulasi darah berjalan lancar sekaligus menurunkan
tekanan darah.

ARB biasanya dianjurkan oleh dokter kepada pasien yang tidak dapat merespons obat
golongan ACE inhibitor dengan baik. Selain untuk hipertensi, ARB juga dapat
digunakan untuk menangani gagal jantung, serta mencegah gagal ginjal pada penderita
diabetes atau hipertensi.
Peringatan:

 Ibu hamil, ibu menyusui, atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya
jangan mengonsumsi obat ini apabila tidak disarankan oleh dokter.
 Harap berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini jika memiliki riwayat pembengkakan di
bawah permukaan kulit (angioedema), penyakit ginjal atau hati yang parah, gagal
jantung, berisiko menderita tekanan darah rendah (hipotensi), berisiko hiperkalemia,
menderita penyempitan pembuluh darah arteri, penyakit katup jantung, penyakit saluran
empedu, serta kekurangan kadar natrium (sodium).
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lain, termasuk suplemen dan
produk herba.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Efek Samping ARB


Kebanyakan pasien dapat menoleransi angiotensin II receptor blockers (ARB) dengan
baik. Namun pada beberapa kasus, obat ini dapat menimbulkan sejumlah efek
samping, berupa:

 Hipotensi
 Sakit kepala atau pusing
 Mengantuk
 Lemas
 Hiperkalemia
 Gangguan pencernaan
 Rasa logam pada lidah
 Diare
 Infeksi saluran pernapasan atas
 Gejala-gejala seperti flu
 Sinusitis
 Bronkitis
 Ruam
 Peningkatan gula darah.

Jenis-jenis, Merek Dagang, serta Dosis ARB


Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan angiotensin II
receptor blockers. Secara keseluruhan, ARB tersedia dalam bentuk tablet. Untuk
mendapatkan penjelasan secara lebih mendetil mengenai efek samping, peringatan,
atau interaksi dari masing-masing obat ARB, silahkan lihat pada halaman Obat A-Z.

Candesartan
Merek dagang Candesartan: Blopress, Candotens, Candesartan Cilextil, Candefar,
Candefion, Canidix, Quatan, Unisia
Kondisi: Hipertensi
 Dewasa: Dosis awal adalah 8 mg, satu kali sehari, yang disesuaikan dengan respons
pasien terhadap obat. Dosis maksimal adalah 32 mg per hari, sebagai sekali sehari atau
2 kali sehari.
 Anak-anak usia 1-5 tahun: 200 mcg/kgBB per hari. Dosis bisa diturunkan atau
ditingkatkan tergantung respons pasien terhadap obat, yakni 50-400 mcg/kgBB per hari.
 Anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan berat kurang dari 50 kg: 4-8 mg per hari.
Dosis bisa diturunkan atau ditingkatkan tergantung respons pasien terhadap obat, yakni
2-16 mg per hari.
 Anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan berat 50 kg ke atas: 8-16 mg per hari. Dosis
bisa diturunkan atau ditingkatkan tergantung respons pasien terhadap obat, yakni 4-32
mg per hari.

Kondisi: Gagal jantung

 Dewasa: Dosis awal adalah 4 mg, 1 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan setelah dua
minggu, maksimal 32 mg, sekali sehari.

Eprosartan
Merek dagang Eprosartan: Teveten
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: Dosis awal adalah 600 mg, sekali sehari. Dosis perawatan adalah 400-800
mg, 1-2 kali sehari.

Irbesartan
Merek dagang Irbesartan: Aprovel, Betavein, Irbesartan, Iretensa, Irtan, Opisar,
Tensira
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: 150-300 mg, sekali sehari.


 Orang berusia di atas 75 tahun: 75 mg, sekali sehari.

Losartan
Merek dagang Losartan: Acetensa, Angioten, Insaar, Kaftensar, Lifezar, Santesar,
Sartaxal
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: 50-100 mg per hari, sebagai 1-2 kali sehari.


 Anak-anak usia 6 tahun ke bawah dengan berat badan 20-50 kg: Dosis awal adalah
0,7 mg/kgBB, dengan dosis maksimal adalah 50 mg per hari.
 Anak-anak usia 6 tahun ke bawah dengan berat badan di atas 50 kg: Dosis awal
adalah 1,4 mg/kgBB, dengan dosis maksimal adalah 100 mg per hari.
Kondisi: Gagal jantung

 Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan bertahap
tiap minggu jika diperlukan, hingga maksimal 150 mg per hari.

Olmesartan
Merek dagang Olmesartan: Normetec, Olmetec
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: Dosis awal adalah 10-20 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan jika
diperlukan, maksimal 40 mg per hari.
 Anak-anak usia 6 hingga 16 tahun dengan berat badan kurang dari 35 kg: 10 mg,
sekali sehari.
 Anak-anak usia 6 hingga 16 tahun dengan berat badan 35 kg ke atas: 20 mg, sekali
sehari.

Telmisartan
Merek dagang Telmisartan: Carditel, Micardis, Telsat, Temisartan, Twynnsta,
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: Dosis awal adalah 40 mg, sekali sehari. Dosis bisa disesuaikan menjadi 20-80
mg, sekali sehari, jika diperlukan.

Valsartan
Merek dagang Valsartan: Diovan, Exforge, Uperio, Valsartan, Valsif, Valdix
Kondisi: Hipertensi

 Dewasa: Dosis awal adalah 80 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 160-
320 mg, sekali sehari, jika diperlukan.
 Anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan berat badan di bawah 35 kg: Dosis awal
adalah 40 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan hingga 80 mg, sekali sehari, jika
diperlukan.
 Anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan berat badan 35-80 kg: Dosis awal adalah 80
mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan hingga 160 mg, sekali sehari, jika diperlukan.
 Anak-anak usia enam tahun ke atas dengan berat badan di atas 80 kg: Dosis awal
adalah 80 mg, sekali sehari. Dosis bisa ditingkatkan hingga 320 mg, sekali sehari, jika
diperlukan.

Kondisi: Gagal jantung

 Dewasa: Dosis awal adalah 40 mg, 2 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 160
mg, 2 kali sehari, jika obat bisa direspons dengan baik oleh pasien.
Kondisi: Pasca serangan jantung

 Dewasa: 12 jam setelah kondisi pasien stabil, dosis awal yang diberikan adalah 20 mg,
2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan bertahap tiap beberapa minggu menjadi 160 mg,
2 kali sehari, jika respons pasien terhadap obat cukup baik.

Lihat lebih lanjut mengenai:

 Hipertensi
 Hipertensi Sekunder

enghambat Beta

Penghambat beta atau beta-blockers adalah golongan obat yang digunakan untuk
menangani beragam kondisi pada jantung. Penghambat beta sering disebut agen
penghambat beta-adrenergik yang fungsi utamanya untuk menurunkan tekanan darah.
Penghambat beta umumnya digunakan untuk menangani kondisi-kondisi, seperti:

 Tekanan darah tinggi (hipertensi)


 Serangan jantung (infark miokard)
 Gagal jantung
 Denyut jantung tidak beraturan (aritmia)
 Nyeri dada (angina)
 Migrain
 Tipe tremor tertentu
 Glaukoma
 Hormon tiroid berlebih dalam darah (hipertiroidisme)
 Kecemasan.
Obat-obatan dari golongan penghambat beta bekerja dengan cara menekan efek dari
hormon epinephrine atau adrenalin, yaitu hormon yang berperan dalam mengalirkan
darah, sehingga membuat jantung berdenyut lebih lambat dan sedikit bekerja, serta
tekanan darah turun. Selain itu, obat ini juga membantu melebarkan pembuluh darah
agar sirkulasi darah berjalan lancar.
Penghambat beta dibagi menjadi 2 jenis, berdasarkan reseptor beta mana yang
dihambat dan efeknya terhadap tubuh. Berikut ini adalah dua jenis obat penghambat
beta:

 Penghambat beta selektif. Bertugas menghambat reseptor beta-1 dengan efek


memengaruhi kerja jantung, namun tidak pada jalur pernapasan. Jenis-jenis obat
penghambat beta selektif adalah atenolol, betaxolol, bisoprolol, metoprolol, dan
nebivolol.
 Penghambat beta nonselektif: Bertugas menghambat reseptor beta-1 dan beta-2
dengan efek yang memengaruhi jantung, pembuluh darah, dan jalur pernapasan. Jenis-
jenis penghambat beta nonselektif adalah carvedilol, propranolol, dan timolol.

Peringatan:

 Ibu hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan sebaiknya berkonsultasi


terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi atau menggunakan obat ini.
 Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini jika memiliki riwayat alergi obat, riwayat
penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes, asma, denyut jantung lambat (bradikardia),
gagal jantung yang tidak ditangani dengan baik, tekanan darah rendah (hipotensi), atau
gangguan irama jantung (misalnya sick sinus syndrome).
 Pasien disarankan memeriksakan kadar gula ke dokter secara rutin, jika mengalami
kondisi jantung yang berdenyut cepat.
 Mengonsumsi penghambat beta dapat memengaruhi kadar kolesterol dan trigliserida,
yang menyebabkan peningkatan secara perlahan-lahan kadar trigliserida dan
penurunan kadar “kolesterol baik” atau high-density lipoprotein (HDL).
 Hindari mengonsumsi kafein dan minuman beralkohol selama mengonsumsi obat ini.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lain, termasuk suplemen dan
produk herba, untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Efek Samping Penghambat Beta


Efek samping yang sering dialami setelah mengonsumsi obat-obatan penghambat beta
adalah pusing, mual dan diare, penglihatan kabur, kelelahan, denyut jantung melambat,
serta tangan dan kaki menjadi dingin. Sedangkan, efek samping yang jarang terjadi
adalah sulit tidur (insomnia), depresi, menurunnya gairah seksual, atau impotensi.

Jenis-jenis, Merek Dagang, serta Dosis Penghambat Beta


Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan obat penghambat
beta (beta blockers). Untuk mendapatkan penjelasan secara lebih detail mengenai efek
samping, peringatan, atau interaksi dari masing-masing obat penghambat beta, silakan
lihat pada halaman Obat A-Z.

Jenis-jenis obat penghambat beta selektif:


Atenolol
Merek dagang Atenolol: Betablok, Farnormin 50, Internolol 50, Lotenac, Niften, Tenblok,
Tenormin, Tensinorm
Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: 25-100 mg, satu kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: 50-100 mg, sekali sehari atau dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi.
Dosis maksimal adalah 200 mg per hari.

Betaxolol
Merek dagang: Betoptima, Optibet, Tonor
Bentuk obat: tetes mata
 Glaukoma sudut terbuka (open angle glaucoma)
Dewasa: Pada larutan tetes mata 0,25% atau 0,5%, dosis yang diberikan adalah satu
tetes sebanyak dua kali sehari.

Bisoprolol
Merek dagang: Bipro, Bisoprolol Fumarate, Bisovell, Concor, Lodoz, Maintate, Miniten,
Opiprol
Bentuk obat: tablet

 Hipertensi dan angina


Dewasa: 5-10 mg, satu kali sehari. Maksimal 20 mg.
 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 1,25 mg, satu kali sehari. Dosis dapat digandakan setelah
satu minggu jika pasien merespons obat dengan baik. Dosis maksimal adalah 10 mg per
hari.

Metoprolol
Merek dagang Metoprolol: Fapresor, Lopresor, Loprolol\
Bentuk obat: suntik

 Serangan jantung
Dewasa: Dosis yang dalam 12 jam setelah serangan jantung adalah 5 mg, tiap dua
menit, hingga total 15 mg jika obat mampu ditoleransi dengan baik oleh pasien. Untuk
pasien yang mendapatkan dosis penuh, setelah 15 menit akan diberikan pengobatan
oral sebanyak 50 mg tiap 6 jam selama dua hari. Untuk pasien yang tidak dapat
menoleransi dosis penuh obat, dosis obat oral akan dikurangi oleh dokter. Untuk
penanganan lebih lanjut: 100 mg sebanyak dua kali sehari.

 Aritmia
Dewasa: Dosis awal maksimal sebanyak 5 mg, dengan pemberian 1-2 mg per menit.
Lalu, dosis diberikan kembali tiap lima menit hingga mencapai total 10-15 mg.

Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 100 mg per hari, yang dibagi ke dalam 1-2 kali jadwal konsumsi.
Dosis dapat ditingkatkan per minggu hingga 400 mg per hari, tergantung respons pasien
terhadap obat. Dosis untuk jenis tablet extended release adalah 25-100 mg, satu kali
sehari.

 Aritmia jantung
Dewasa: 50 mg, 2-3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 300 mg per hari jika
dibutuhkan.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal 12,5-25 mg, satu kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tiap dua
minggu sekali, hingga 200 mg sebanyak satu kali sehari, jika respons pasien terhadap
obat cukup baik. Dosis tablet extended release adalah 25 mg, satu kali sehari. Dosis
untuk pasien gagal jantung adalah 12,5 mg, satu kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan
tiap dua minggu hingga mencapai dosis maksimal 200 mg, jika respons pasien terhadap
obat cukup baik.

 Migrain
Dewasa: 100-200 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis
tablet extended release adalah 100 mg, satu kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: 50-100 mg, 2-3 kali sehari. Dosis tablet extended release adalah 100-200 mg,
satu kali sehari.

 Hipertiroidisme
Dewasa: 50 mg, empat kali sehari.

Nebivolol
Merek dagang: nebilet, nebivolol, nevodio
Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal adalah 5 mg, satu kali sehari, dan bisa ditingkatkan tiap dua
minggu jika dibutuhkan. Dosis maksimal adalah 40 mg, satu kali sehari.
Lansia >65 tahun: 2,5-5 mg, satu kali sehari.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 1,25 mg, satu kali sehari. Dosis bisa digandakan tiap 1-2
minggu jika pasien bisa merespons obat dengan baik. Dosis maksimal adalah 10 mg,
satu kali sehari.

Jenis-jenis obat penghambat beta nonselektif:


Carvedilol
Merek dagang Carvedilol: Blorec, V-Bloc
Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, satu kali sehari. Setelah dua hari, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 25 mg, satu kali sehari. Dosis alternatif adalah 6,25 mg, dua kali
sehari, yang ditingkatkan menjadi 12,5 mg, dua kali sehari, setelah 1-2 minggu. Dosis
dapat kembali ditingkatkan menjadi 50 mg, satu kali sehari, jika sudah melewati dua
minggu pengobatan dan jika diperlukan.
Lansia: 12,5 mg, satu kali sehari.

 Gagal jantung
Dewasa: Dosis awal adalah 3,125 mg, dua kali sehari. Dosis dapat digandakan menjadi
6,25 mg, dua kali sehari, setelah dua minggu, jika respons pasien terhadap obat cukup
baik. Dosis maksimal untuk pasien dengan berat badan kurang dari 85 kg adalah 25 mg,
dua kali sehari. Dosis maksimal untuk pasien dengan berat badan 85 kg ke atas adalah
50 mg, dua kali sehari.

 Angina pektoris
Dewasa: Dosis awal adalah 12,5 mg, dua kali sehari. Setelah dua hari, dosis dapat
ditingkatkan hingga 25 mg, dua kali sehari.

 Pasca serangan jantung


Dewasa: Dosis awal adalah 6,25 mg, dua kali sehari, yang ditingkatkan hingga 12,5 mg,
dua kali sehari, setelah 3-10 hari, jika respons pasien terhadap obat cukup baik.

Propranolol
Merek dagang: Farmadral 10, Libok, Propranolol
Bentuk obat: tablet

 Hipertensi
Dewasa: Dosis awal tablet biasa adalah 40-80 mg, dua kali sehari. Dosis lanjutan
adalah 160-320 mg per hari. Maksimal 640 mg per hari. Untuk kapsul extended
release, dosis awal adalah 80 mg, satu kali sehari. Dosis lanjutan adalah 120-160 mg,
satu kali sehari. Maksimal 640 mg per hari.
Anak-anak: Dosis awal tablet biasa adalah 1 mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam dua
jadwal konsumsi. Dosis lanjutan adalah 2-4 mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam dua
jadwal konsumsi. Dosis maksimal per hari adalah 4 mg/kgBB.

 Serangan jantung
Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 40 mg, empat kali sehari, selama 2-3 hari,
dilanjutkan 80 mg, dua kali sehari. Dosis alternatif adalah 180-240 mg per hari, yang
dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi.

 Hipertensi porta
Dewasa: Dosis awal tablet biasa adalah 40 mg, dua kali sehari, yang ditingkatkan tiap
minggu menjadi 160 mg, dua kali sehari. Dosis kapsul extended release adalah 80-160
mg, satu kali per hari.

 Aritmia jantung
Dewasa: 30-160 mg per hari, yang dibagi ke dalam beberapa jadwal konsumsi.
Anak-anak: 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali sehari.

 Angina pektoris dan tremor


Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 40 mg, 2-3 kali per hari, maksimal 320 mg per hari.
Dosis kapsul extended release adalah 80-160 mg, satu kali sehari. Dosis maksimal
adalah 240 mg per hari.

 Hipertiroidisme dan kecemasan


Dewasa: Dosis tablet biasa adalah 10-40 mg, 3-4 kali sehari.
Dosis kapsul extended release adalah 80-160 mg, satu kali sehari, maksimal 240 mg
per hari.
Anak-anak: Dosis tablet biasa adalah 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali sehari.

Timolol
Merek dagang Timolol: Azarga, Duotrav, Glaoplus, Isotic Adretor, Tim-Ophtal, Timol,
Xalacom, Ximex
Bentuk obat: tetes mata

 Glaukoma dan hipertensi okular


Dewasa: Dosis obat tetes timolol dengan kandungan 0,25-0,5% adalah satu tetes, dua
kali sehari, pada mata yang mengalami glukoma.

Lihat lebih lanjut mengenai:

 Hipertensi
 Hipertensi Sekunder

Antagonis Kalsium

Antagonis kalsium atau dikenal dengan istilah calcium-channel blockers (CCBs) adalah
kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi sejumlah gangguan pada jantung dan
pembuluh darah. Antagonis kalsium umumnya digunakan untuk penanganan kondisi-
kondisi, seperti:

 Tekanan darah tinggi (hipertensi).


 Fenomena Raynaud, yaitu menyempitnya pembuluh darah akibat dipicu oleh udara
dingin atau stres.
 Angina.
 Aritmia.
 Mencegah kelahiran premature.
Antagonis kalsium bekerja dengan menghambat jalan masuk kalsium, yang dibutuhkan
untuk kontraksi otot, ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga
denyut jantung akan melambat dan pembuluh darah akan melebar. Hal ini akan
mengakibatkan turunnya tekanan darah, mengontrol kestabilan denyut jantung, dan
meredakan nyeri dada (angina).
Seseorang dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat-
obatan antagonis kalsium, agar dosisnya dapat disesuaikan dengan kondisi yang
diderita.

Peringatan:

 Ibu hamil dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan


antagonis kalsium. Obat antagonis kalsium masuk dalam kategori C, di mana studi pada
binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Nifedipine dan
nicardipine merupakan obat antagonis kalsium yang dianggap aman dikonsumsi saat
kehamilan.
 Belum ada data mengenai penggunaan obat antagonis kalsium saat menyusui.
Nifedipine merupakan obat antagonis kalsium yang dianggap aman digunakan saat
menyusui.
 Seperti kelompok obat lainnya, antagonis kalsium dapat menimbulkan interaksi jika
digunakan bersama obat-obatan tertentu. Oleh sebab itu, beritahu dokter mengenai
obat-obatan, suplemen, vitamin, atau produk herbal yang sedang dikonsumsi.
 Pusing dapat menjadi tanda tekanan darah terlalu rendah, segera lakukan pemeriksaan
tekanan darah bila mengalami pusing. Bila perlu, dokter akan menyesuaikan kembali
dosis obat antagonis kalsium.
 Penghentian obat antagonis kalsium secara tiba-tiba dapat menimbulkan angina,
konsultasikan dengan dokter sebelum menghentikan obat.
 Jika terjadi reaksi alergi setelah menggunakan antagonis kalsium, segera temui dokter.

Efek Samping Antagonis Kalsium


Sejumlah efek samping yang mungkin dapat timbul setelah menggunakan obat-obatan
antagonis kalsium adalah:

 Sakit kepala.
 Pusing.
 Pembengkakan kaki dan tungkai bagian bawah.
 Sembelit (konstipasi).
 Ruam.
 Mengantuk.
 Mual.
 Jantung berdebar (palpitasi).

Jenis-Jenis, Merek Dagang, serta Dosis Antagonis Kalsium


Nama obat Merek Dagang Dosis

A-B Vask, Amcor, Amlogal, Angina pektoris Dewasa: 5 mg


Calsivas, Cardicap, Cardisan, sekali sehari, maksimal 10
Divask, Dovask, Finevask, mg. Lansia: dimulai 2,5 mg sekali
Fulopin, Gensia, Gracivask, sehari.Hipertensi Dewasa: 5-10
Amlodipine
Gravask, Lodipas, Lupin, mg sekali sehari. Anak-anak: 2,5-
Norvask, Opivask, Provask, 5 mg, sekali
Simvask, Stamotens, Tensivask, sehari. Lansia: dimulai 2,5 mg
Theravask, Zevask sekali sehari.

Angina pektoris Dewasa: 60 mg,


3 kali sehari, maksimal 480
Cordila SR, Cordizem, Dilbres, mg. Lansia: 120 mg sekali sehari,
Diltiazem Dilmen, Diltiazem Indo Farma, atau dibagi menjadi dua jadwal
Farmabes, Herbesser konsumsi.Aritmia Dewasa: 5-10
mg/kgBB/jam melalui infus,
dapat ditingkatkan sesuai
dengan kondisi klinis
pasien.Hipertensi Dewasa: 90-
120 mg, 2 kali sehari, maksimal
360 mg. Lansia: 120 mg sekali
sehari, atau dibagi menjadi dua
jadwal konsumsi.

Angina pektoris Dewasa: 5-20


mg, 3 kali sehari
(obat immediate release); 10-90
mg, 1-2 kali sehari
(obat extended
release).Hipertensi Dewasa: 5-
20 mg, 3 kali sehari
Adalat, Calcianta, Cordalat,
(obat immediate release); 10-90
Coronipin, Farmalat, Ficor,
Nifedipine mg, 1-2 kali sehari
Nifedipine Landson, Vasdalat,
(obat extended
Xepalat
release). Lansia: dosis akan
dikurangi jika
diperlukan.Sindrom
Raynaud Dewasa: 5-20 mg, 3
kali sehari (obat immediate
release). Lansia: dosis akan
dikurangi jika diperlukan.

Penanganan hipertensi secara


Blistra, Carsive, Nicafer,
sementara Dewasa: 5 mg/jam
Nicardipine Nicardex, Nidaven, Perdipine,
dalam bentuk infus, maksimal 15
Tensilo
mg/jam.

Angina pektoris Dewasa: 80-120


mg, 3 kali sehari. Dalam
bentuk extended release dapat
diberikan hingga 480 mg, sekali
sehari.Aritmia
supraventrikular Dewasa: 120-
Verapamil Isoptin 480 mg, dibagi 3-4 kali dosis
tergantung respons pasien
terhadap obat dan tingkat
keparahan kondisi. Anak-
anak: mulai 20-40 mg, 2-3 kali
sehari tergantung usia
anak.Hipertensi Dewasa: 240-
480 mg yang dibagi menjadi 2-3
jadwal konsumsi. Anak-
anak: mulai 20-40 mg, 2-3 kali
sehari tergantung usia anak.

Pencegahan
kecacatan pasca perdarahan
subarachnoid Dewasa: 60 mg,
Nimodipine Nimotop, Ceremax setiap 4 jam, dimulai 4 hari
pasca perdarahan dan
dilanjutkan untuk 21 hari
berikutnya secara rutin.

Lihat lebih lanjut mengenai:

 Hipertensi
 Hipertensi Sekunder

Anda mungkin juga menyukai