Kelompok 12
Nama Anggota :
• Istiariningsih(202303101050)
• Silfiyah (202303101092)
• Cici Yulia (202303101099)
• Yesi Aprilia (202303101118)
Konsep Golongan Obat Deuretik
*Deskripsi Obat
Diuretik loop bekerjadengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida, dan 9 kalium pada
segmen tebal ujung asenden ansaHenle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida.
Obat ini termasukasam etakrinat, furosemid da bumetanid, dan digunakan untuk
pengobatan hipertensi, edema, serta oliguria yang disebabkan oleh gagal
ginjal.Pengobatan bersamaan dengan kalium diperlukan selama menggunakan obat
ini.
Farmakokinetik
Ketika obat mudah diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang
berbeda beda. Bioavaibilitas furosemid 65 % sedangkan bumetanid
hamper100%. Diuretic kuat terikat pada protein plasma secara ekstensif,
sehinggatidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali disekresi melalui
system transport asam organic di tubuli proksimal.
• Efek samping :
• Peringatan
Hati-hati pemberian terapi furosemide pada pasien dengan penyakit penyerta berikut:
1. Sirosis dengan ensefalopati hepatik : Koreksi terlebih dulu kadar elektrolit
dan asam basa ketika pasien dalam kondisi koma hepatik sebelum
memberikan terapi furosemide.
2. Diabetes : Terapi furosemide dapat mempengaruhi kadar gula darah
3. Lupus eritematosus sistemik: Eksaserbasi SLE dapat dipicu oleh pemberian
furosemide
4. Insufisiensi adrenal : Pada pasien hipertensi akibat insufisiensi adrenal
sebaiknya berikan terapi glukokortikoid/mineralokortikoid dan/atau disertai
pemberian terapi antihipertensi selain diuretik.
• Sediaan/Dosis :
1. Furosemid.
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 20,40,80 mg dan preparatsuntikan. Umunya
pasien membutuhkan kurang dari 600 mg/hari. Dosis anak2mg/kgBB, bila perlu dapat
ditingkatkan menjadi 6 mg/kgBB.
2. Asam etakrinat.
Tablet 25 dan 50 mg digunakan dengan dosis 50-200 mg perhari. Sediaan IV berupa
Na-etakrinat, dosisnya 50 mg, atau 0,5-1 mg/kgBB.
3. Bumetanid.
Tablet 0.5mg dan 1 mg digunakan dengan dosis dewasa 0.5-2mgsehari. Dosis
maksimal per hari 10 mg. Obat ini tersedia juga dalam bentuk bubuk injeksi dengan
dosis IV atau IM dosis awal antara 0,5-1 mg, dosisdiulang 2-3 jam maksimum
10mg/kg.
B. Diuretik Derifat Tiasid
Merupakan Obat diuretik yang paling banyak digunakan. Diuretik tiazid,
seperti bendroflumetiazid, bekerja pada bagianawal tubulus distal (nefron).
Obat ini menurunkan reabsorpsi natrium dan klorida, yang meningkatkan
ekskresi air, natrium, dan klorida. Selain itu,kalium hilang dan kalsium
ditahan. Obat ini digunakan dalam pengobatan hipertensi, gagal jantung
ringan, edema, dan pada diabetes insipidusnefrogenik.
Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah
klorotiazid,hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid,
politiazid, benztiazid,siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon,
kuinetazon, dan indapamid.
• Mekanisme kerja :
Bekerja pada tubulus distal untuk menurunkan reabsorpsi Na+ dengan
menghambat kotransporter Na+/Cl-pada membran lumen.
Farmakokinetik :
Absorbsi tiazid melalui saluran cerna baik sekali. Umumnya efek obat tampaksetelah
1 jam. Didistribusikan ke seluruh ruang ekstrasel dan dapat melewatisawar uri. Dengan
proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal kedalam cairan tubuli. Biasanya
dalam 3-6 jam sudah diekskresi dari badan
• Efek samping
1. Reaksi alergi berupa kelainan kulit, purpura, dermatitis disertaifotosensitivitas dan
kelainan darah.
2. Pada penggunaan lama dapat timbul hiperglikemia, terutama pada
penderitadiabetes yang laten.
3. Gejala infusiensi ginjal dapat diperberat oleh tiazid, karena tiazid langsung
megurangi aliran darah ginjal.
• Indikasi
1. Tiazid merupakan diuretik terpilih untuk pengobatan udem akibat payah jantung
ringan sampai sedang. Ada baiknya bila dikombinasi dengan diuretikhemat kalium
pada penderita yang juga mendapat pengobatan digitalis unrukmencegah timbulnya
hipokalemia yang memudahkan terjadinya intoksikasidigitalis.
2. Merupakan salah satu obat penting pada pengobatan hipertensi, baik sebagaiobat
tunggal atau dalam kombinasi dengan obat hipertensi lain.
3. Pengobatan diabetes insipidus terutama yang bersifat nefrogen dan hiperkalsiuria
pada penderita dengan batu kalsium pada saluran kemih.
Sediaan / Dosis
• Peringatan Hidroklortiazid
Hydrochlorothiazide harus secara hati-hati digunakan pada pasien dengan beberapa
kondisi atau risiko, seperti glaukoma, diabetes, dan keganasan kulit.
C. Diuretik Hemat Kalium
*Sediaan
Spironolakton terdapat dalam bentuk tablet 25, 50 dan 100 mg. Dosis
dewasa berkisar antara 25-200mg, tetapi dosis efektif sehari rata-rata
100mg dalamdosis tunggal atau terbagi. Terdapat pula sediaan kombinasi
tetap antaraspironolakton 25 mg dan hidraoklortiazid 25mg, serta antara
spironolakton 25mg dan tiabutazid 2,5 mg.
IMPLIKASI KEPERAWATAN
PEMBERIAN OBAT GOLONGAN DEURETIK
Pengkajian :
1. Kaji apakah klien sedang menyusui
Rasional : furosemide dapat masuk ke ASI, apabila ibu yang sedang menyusui memerlukan
furosemide maka ibu harus memutuskan apakah akan menghentikan menyusui bayinya atau
Rasional : furosemide dapat menyebabkan penurunan tekanan darah; jika volume cairan menurun
Rasional : Penggunaan furosemide dalam jangka panjang dapat menyebabkan hyperglikemi karena
Rasional: Pemberian furosemide yang terus menerus bisa menyebabkan hypokalemi atau
hypnatremi
Rasional: Pengukuran berat badan sebagai data dasar dari pemantauan kelebihan cairan
Rasional: Pemeriksaan haluaran urin sebagai data dasar tentang fungsi ginjal
Pemeriksaan fisik :
1. Pastikan obat tidak digunakan lebih dari waktu yang disarankan untuk
mencegah efek serius yang dapat merugikan pasien serta mencegah adanya
peningkatan masalah saluran pernapasan.
2. Periksa secara berkala dan teliti sebelum obat akan di berikan pada
pasien
3. Berikan penyuluhan secara menyeluruh kepada pasien mengenai nama
dan dosis obat, tindakan untuk menghindari efek merugikan, tanda bahaya
adanya masalah, pentingnya masalah dan evalusi secara periodik. Hal ini
bertujuan agar dapat meningkatkan pengetahuan pasien mengenai terapi
obat dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalankan program
pengobatan tersebut;
4. Berikan dukungan dan semangat untuk membantu pasien menghadapi
penyakit dan program pengobatan; dan Atur evaluasi medis lebih lanjut
perkembangan pasien seusai diberikan nya obat diuretik
5. Mengkaji faktor pemberat penurunan curah jantung
6. Memberi posisi nyaman pada klien
7. Memantau tekanan darah
8. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Evaluasi Keperawatan :