Anda di halaman 1dari 38

Diuretik

RINI HANDAYANI, S.FARM., M.SI., APT.


DIURETIKA
DEFINISI
Merupakan obat yang dapat menambah kecepatan
pembentukan air seni

Fungsi utama dari diuretik adalah untuk memobilisasi


cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan
cairan, sehingga volume cairan ekstrasel kembali
normal
DIURETIK menyebebkan diuresis.

Pengertian Diuresis adalah:


1.Penambahan volume urin yang diproduksi
2.Jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dan air
PENGGOLONGAN

Secara umum diuretik dapat diklasifikasikan menjadi


dua golongan :
1. Diuretik osmotik
2. Diuretik Non Osmotik
TEMPAT DAN CARA KERJA DIURETIK

OBAT TEMPAT KERJA CARA KERJA


UTAMA
Diuretik osmotik 1.Tubuli proksimal 1. Menghambat reabsorbsi natrium dan air melalui daya
Manitol, urea, osmotiknya
gliserin, isosorbid 2.Ansa Henle desenden 2. Menghambat reabsorbsi natrium dan air oleh karena
bagian epitel tipis hipertonositas daerah medulla menurun
(Manitol paling sering 3.Duktus Kolingentes 3. Menghambat reabsorbsi natrium dan air oleh karena
digunakan karena tidak penghambatan efek ADH
dimetabolisme)

Penghambat enzim Tubuli proksimal Menghambat reabsorbsi HCO3- , H+ dan Na+


karbonik anhidrase
(asetazolamid,
diklorofenamid,
metazolamid)
Tiazid Hulu tubuli distal Menghambat reabsorbsi natrium, klorida
Diuretik hemat kalium Hilir tubuli distal dan duktus Menghambat reabsorbsi natrium dan menghambat sekresi
kolingentes kortikal kalium dengan jalan antagonis kompetitif aldosteron
(spironolakton) atau secara langsung (triamteren dan
amilorid)

Diuretik kuat Ansa Henle asenden bagian Menghambat reabsorpsi elektrolit Na+/K+/Cl
(Furosemid) epitel tebal
PENGGUNAAN KLINIK
DIURETIK
PENYAKIT OBAT KETERANGAN
Tiazid Merupakan pilihan utama
Hipertensi Diuretik Kuat Digunakan bila terdapat gangguan fungsi ginjal atau diperlukan efek diuretik segera
Diuretik hemat kalium Digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat, bila ada bahaya hipokalemi

Tiazid Digunakan bila fungsi ginjal normal


Payah jantung kronik
Diuretik kuat Terutama bermanfaat pada penderitaganguan fungsi ginjal
kongestif
Diuretik hemat kalium Digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat bila ada bahaya hipokalemia
Edema paru akut Diuretik kuat

Tiazid atau diuretic kuat bersama


Sindrom nefrotik
spironolakton

Gagal ginjal akut Manitol atau furosemid Bila diuresis berhasil,volume cairan tubuh yang hilang harus diganti dengan hati-hati

Asites pada penyakit hati Spironolakton atau bersama


Bila ada gangguan fungsi ginjal, jangan menggunakan spironolakton
kronik tiazid atau diuretic kuat

Edema otak Diuretic osmotik


Hiperkalsemia Furosemid Diberikan bersama infuse NaCl

Batu ginjal Tiazid

Diabetes insipidus Tiazid Disertai diet rendah garam


Open Angle Glaucoma Asetozolamid Penggunaan jangka panjang
Acute Angle Closure Diuretic osmotic atau
Prabedah
Glaucoma asetozolomid
1. DIURETIK OSMOTIK
Obat-obatan golongan ini biasanya dipakai untuk zat yang
mudah dan cepat dikeluarkan (eksresi) oleh ginjal

Untuk dapat digolongkan sebagai diuretik osmotik, harus


memiliki 4 (empat) kriteria, yaitu :
1.Difiltrasi secara bebas oleh glomerulus
2.Tidak atau hanya sedikit di reabsorbsi sel tubuli ginjal
3.Secara farmakologis merupakan zat yang inert
4.Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan
metabolik
Sediaan
Manitol
Pemberian i.v digunakan larutan 5-25% dengan volume antara
50-1000 ml, sedang dosis untuk menimbulkan diuresis adalah
50-200 g yang diberikan dalam cairan infus selama 24 jam
Urea
Sediaan i.v mengandung urea sampai 30% dalam dekstrose
5%, dicampurnya sediaan ini karena urea menimbulkan
hemolisis pada bedah syaraf. Urea diberikan secara i.v dengan
dosis 1-1,5 gr/kg BB sebagai diuretik petonsinya lebih lama
dibandingkan manitol
Sediaan
Gliserin
Diberikan secara oral sebelum tindakan optalmologi untuk
menurunkan tekanan intraokuler. Efek maksimal akan terlihat setelah
1 jam pemberian dan akan hilang setelah 5 jam dengan dosis untuk
dewasa 1-1,5 gr/Kg BB dalam larutan 50 atau 75% dan cepat
dimetabolisme, sehingga efek diuresisnya relatif kecil

Isosorbid
Pemberian oral dengan kegunaan sama dengan gliserin, namun
dibandingkan dengan gliserin, efek diuresis isosorbid lebih besar
tanpa menimbulkan hiperglikemia, dosis 1-3 g/Kg BB
Efek Farmakologi
Obat-obat diuretik osmotik dalam cairan tubuli akan meningkat
tekanan osmotik, sehingga jumlah air dan elektrolit yang
dieksresikan bertambah besar. Namun untuk menimbulkan diuresis
yang cukup besar diperlukan dosis diuretik osmotik yang besar pula

Manitol merupakan obat yang paling sering digunakan, karena


tidak mengalami metabolisme dalam tubuh, sedikit sekali diabsorbsi
tubuli bahkan dianggap tidak direabsorbsi.
Namun karena manitol harus diberikan secara i.v, sehingga obat ini
tidak praktis pada pengobatan udem kronik dan juga pada penderita
payah jantung pemberiannya sangat berbahaya, disebabkan volume
darah yang beredar meningkat sehingga memperbesar kerja
jantung yang telah mengalami gangguan.
Efek Terapi
Senyawa diuretik osmotik terutama sangat bermanfaat pada
pasien yang menderita suatu pengurangan atau pengecilan dalam
aliran air seni (oluguria) dan penderita nekrosis tubuli.

Manitol secara umum digunakan pada terapi :


Profilaksasi gagal ginjal akut, yang dapat disebabkan oleh
operasi jantung, luka traumatik berat
Menurunkan tekanan maupun volume cairan intraokuler atau
cairan rebrospinal, sebab dengan meninggikan tekanan osmotik
plasma, maka air dari kedua macam cairan di atas akan berdifusi
kembali ke plasma dan ke dalam ruangan ekstrasel
Efek Non Terapi
 Manitol dididtribusikan ke cairan ekstrasel, oleh karena itu
pemberian larutan manitol hipertonis yang berlebihan akan
meningkatkan osmolaritas cairan ekstrasel yang akan
mengakibatkan terjadinya penambahan jumlah cairan ekstrasel.
Hal ini berbahaya pada penderita payah jantung.
 Urea lebih bersifat iritatif terhadap jaringan dan dapat
mnimbulkan trombosis atau nyeri bila terjadi ekstravasasi.
 Gliserin dimetabolisme di dalam tubuh dan dapat
menyebabkan hiperglikemia (kadar glukosa berlebih-lebihan)
dan glukosuria.
2. DIURETIK NON OSMOTIK
Berdasarkan cara kerjanya senyawa golongan ini dibagi atas
empat kelompok, yaitu ;
Penghambat enzim karbonik anhidrase
Tiazid
Diuretik hemat kalium
Diuretik kuat (Loop)
1. DIURETIK PENGHAMBAT ENZIM
KARBONIK ANHIDRASE

Senyawa penghambat enzim karbonik


anhidrase adalah saluretik digunakan
secara luas untuk pengobatan sembab
yang ringan dan moderat sebelum
diketemukan diuretik turunan tiazida
Mekanisme Kerja

Karbonik anhidrase adalah metaloenzim yang berperan dalam


pembentukan asam karbonat sebagai hasil reaksi antara air dan
gas asam arang. Asam karbonat yang terbentuk kemudian
terdioisasi menjadi H+ dan HCO3- . Ion H+ inilah yang digunakan
sebagai pengganti ion-ion Na+ dan K+ yang diserap kembali dalm
tubulus renalis.

Karbonik anhidrase merupakan enzim yang mengkatalis reaksi :


CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

K+ Na+
Mekanisme Kerja

Bila kerja enzim dihambat maka produksi asam


karbonat akan menurun, sehingga jumlah ion H+
sebagai pengganti ion Na+ juga menurun. Akibatnya
jumlah ion Na+ yang diserap kembali menurun dari ion
Na+ yang tertinggal, bersama-sama dengan HCO3-
dan air, akan meningkatkan volume urin, yang
kemudian dikeluarkan dan menyebabkan efek diuresis.
Senyawa Obat
1.
H
O N
S

H2N S
O
N
N
O

ACETAZOLAMIDE

Log P: -0,25

Diserap secara cepat dalam saluran cerna,


dieksresikan melalui urin dalam bentuk tak berubah
70%. Juga digunakan untuk pengobatan glaukoma
dan sebagai penunjang pada pengobatan epilepsi
petit mal, dikombinasi dengan obat anti kejang.
Dosis sebagai diuretik dan pengobatan glaukoma :
250 mg 2-4 dd
Senyawa Obat
2.
Cl

Cl

H2NO2S SO2NH2

DIKOLRFENAMID

Log P: 0,64

Digunakan untuk pengobatan glaukoma dan


mengontrol serangan epilepsi
Dosis sebagai diuretik dan pengobatan glaukoma :
25-100 mg 2-4 dd
Senyawa Obat
3.
NH2
Dianjurkan sebagai penunjang pada
O S O pengobatan glaukoma kronik

N S Dosis untuk pengobatan glaukoma :


N
50-100 mg 2-3 dd
N

O
METHAZOLAMIDE
Log P: 0,41
Senyawa Obat
4.

SO2NH2

N
OH2CH3C

ETOKZOLAMID

Mempunyai aktivitas diuretik 2 kali lebih besar


dibanding asetazolamid, Digunakan untuk
pengobatan glaukoma dan mengontrol serangan
epilepsi
Dosis sebagai diuretik dan pengobatan glaukoma :
125-250 mg 2-4 dd
Efek Samping

 Ganguan saluran cerna


 Menurunnya nafsu makan
 Parastesia
 Asidosis sistemik
 Alakalinisasi urin
 hipokalemia
2. DIURETIK TURUNAN TIAZIDA

Diuretik Turunan Tiazida adalah saluretik, yang dapat


menekan penyerapan kembali ion-ion Na+ , Cl- dan air.
Turunan ini juga meningkatkan eksresi ion-ion K+, Mg++ dan
HCO3- dan menurunkan eksresi asam urat

Turunan ini terutama digunakan untuk pengobatan


hipertensi karena dapat mengurangi volume darah dan
secar langsung menyebabkan relaksasi otot polos
arteriola.
Mekanisme Kerja

Diuretik turunan tiazid mengandung gugus sulfamil sehingga


dapat menghambat enzim karbonik anhidrase. Juga
diketahui bahwa efek saluretiknya terjadi karena adanya
pemblokan proses pengangkutan aktif ion klorida dan
penyerpan kembali ion yang menyertai pada loop of Henle,
dengan mekanisme yang belum jelas, kemungkinan karena
peran dari prostaglandin. Turunan tiazid juga menghambat
enzim karbonik anhidrase di tubulis distal teetapi efeknya
relatif lemah
Efek Samping
 Hipokalemia
 Gangguan keseimbangan elektrolit
 Menimbulkan penyakit pirai yang akut
 Pada penggunaan lama dapat timbul hiperglikemia, yang
disebabkan :
 Berkurangnya sekresi insulin terhadap peninggian kadar
glukosa plasma
 Meningkatnya glikogenesis
 Berkurangnya glikogenesis
3.DIURETIK HEMAT KALIUM

Diuretik hemat kalium adalah senyawa yang mempunyai


aktivitas natriuretik ringan ringan dan dapat menurunkan
sekresi ion H+ dan K+ .

Aktivitas diuretiknya lemah, biasanya diberikan bersama-


sama dengan diuretika turunan tiazida. Kombinasi ini
menguntungkan karena dapat mengurangi sekresi ion K+
sehingga menurunkan terjadinya hipokalemia dan
menimbulkan efek aditif
Mekanisme Kerja

Diuretika hemat kalium bekerja pada saluran pengumpul,


dengan mengubah kekuatan pasif yang mengontrol
pergerakan ion-ion, memblok kembali ion Na+ dan eksresi
ion K+ sehingga meningkatkan eksresi ion Na+ dan Cl-
dalam urin.
Senyawa Obat Diuretik
Hemat Kalium

Dibagi atas dua kelompok :


1. Efek langsung
2. Antagonis aldosteron
Diuretika dengan Efek Langsung
1. O NH

Cl N C C
NH NH2

H2N N NH2

AMILORID

Log P : -0,73

Penggunaan obat dapat dalam bentuk tunggal atau dikombinasi


dengan diuretika tiazida
Dosis oral untuk diuretik : 5 mg 1-2 dd,
Untuk mengontrol hipertensi : 4 mg 1dd
Diuretika dengan Efek Langsung
2.
H2N N N NH2

N
N

NH2

TRIAMTEREN

Log P: 2,11

Triamteren adalah diuretika turunan pteridin, penyerapan


dalam saluran cerna cepat tetapi tidak sempurna.
Dosis diuretik : 150-300 mg/hari
Antagonis Aldosteron
1.
OH

O Aldosteron adalah mineralokortikoid


HO
yang dikeluarkan oleh korteks
adrenalalis.
H
Merupakan senyawa yang sangat
aktif untuk menahan elektrolit dapat
H H menangkatkan penyerapan kembali
ion Na+ dan Cl- serta eksresi ion K+
O
ALDOSTERONE dalam saluran pengumpul

Log P: 1,3 Dosis : 50- 100 mg/hari


Antagonis Aldosteron
2. O

Senyawa ini mempunyai struktur mirip


O aldosteron, bekerja sebagai antagonis
melalui mekanisme penghambatan
bersaing pada sisi reseptor di saluran
pengumpul, dimana terjadi pertukaran ion
Na+ dan ion K+ . Penghambatan tersebut
O SCOCH3 menyebabkan peningkatan eksresi ion
Na+ dan Cl- serta retensi ion K+ .
SPIRIRONOLAKTON

Log P: 2,9
Dosis : 50-100 mg/hari
Efek Samping

 Hiperkalemia
 Memperberat penyakit diabetes dan pirai
 Menyebabkan gangguan pada saluran
cerna
 Mual
 Muntah
 Kejang kaki
 Pusing
4.DIURETIK KUAT (LOOP)
Merupakan senyawa saluretik yang sangat kuat,
aktivitasnya jauh lebih besar dibanding turunan tiazida
dan senyawa saluretik lainnya.

Turunan ini memblok pengangkutan aktif NaCl pada


Loop of Henle sehingga menurunkan penyerapan
kembali NaCl dan meningkatkan eksresi NaCl lebih
dari 25%
Mekanisme Kerja

Model kerja diuretika loop pada tingkat molekul belum


diketahui secara pasti, tetapi ada tiga hipotesis yang
kemungkinan dapat digunakan untuk menjelaskan model
kerja tersebut, yaitu :
Penghambatan enzim Na+ - K+ ATP-ase
Penghambatan atau pemindahan siklik-AMP
Penghambatan glikolisis
Senyawa Obat

Adapun yang tergolong dalam kelompok ini adalah :


Asam etakrinat
Furosemid
Bumetanid
Asam Etakrinat
R1 R2

H2C C C OCH2COOH

C2H5

Asam etakrinat menimbulkan aktivitas diuretik karena dapat berinteraksi


dengan gugus sulfhidril enzim yang bertanggung jawab pada proses
penyerapan kembali Na+ di tubulus renalis. Yang berperan pada interaksi
tersebut adalah gugus α, β-ikatan rangkap tidak jenuh.
Mekanisme reaksinya :
O O

H2C HC C R + R SH R S CH2 CH2 C R

Turunan asam etakrinat Enzim

Dosis 50-100 mg 2-3 dd


Efek Samping
Asam Etakrinat
Dapat menyebabkan ketulian sementara maupun menetap

Furosemid
Reaksi toksik berupa gangguan kesetimbangan cairan dan
elektrolit yang sering terjadi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai