Farm
Pirogen dapat dihancurkan dengan panas tinggi (oksidasi) atau di bakar. Pada
temperatur 250°C selama 30-45 menit atau 170 °C - 180 °C selama 4 jam
3. Uji Stabilitas
Stabilitas obat harus diperhatikan pada pembuatan obat sediaan steril. Obat
dalam larutan umumnya kurang stabil dibandingkan bentuk padatnya sehingga
bahan-bahan tambahan yang berfungsi untuk mempertahankan stabilitas fisik
perlu dipilih
Untuk larutan, stabilitas fisik biasanya ditunjukkan dengan perubahan fisik selama
penyimpanan seperti terbentuknya endapan, perubahan warna.
4. Tonisitas
Larutan harus bersifat isotonis
Cara menghitung nilai isotonis (tonisitas) suatu larutan : penurunan titik beku
dan ekuivalensi NaCl
5. Uji pH
Antara 6-7
Dalam wadah terhitung dari cahaya. Kecuali
dinyatakan lain, sediaan cair harus disimpan pada
suhu 2° sampai 8°, hindari pembekuan.
1. Jumlah minimum unit per ml
2. Dosis
3. Tanggal daluawarsa
4. Kondisi penyimpanan
5. Volume rekonstitusi untuk serbuk kering
6. Bahan tambahan
7. Nama spesies sumber imunoserum
Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besar (3 liter).
Larutan tidak disuntikkan kedalam vena, tetapi digunakan di luar sistem
peredaran dan umumnya menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastik
yang dipatahkan sehingga memungkinkan pengisian larutan dengan cepat.
Fungsi larutan irigasi untuk merendam atau mencuci luka-luka sayatan bedah
atau jaringan tubuh dan dapat mengurangi perdarahan.
Contoh : Larutan glycine 1,5% dalam 3 liter Larutan asam asetat 0,25% dalam
1-3 liter
Larutan irigasi juga harus memiliki standar yang sama dengan larutan
parenteral, karena selama pemberian secara irigasi, sejumlah zat dari
larutan dapat memasuki aliran darah secara langsung melalui pembuluh
darah luka yang terbuka atau membran mukosa yang lecet
Dapat melarutkan protein dan jaringan
Isotonik nektrotik
Steril Mencegah pembentukan smear layer
Tidak diabsorpsi atau mengatasi pembentukan akhirnya
Tidak menjadi toxic lokal
bukan larutan elektrolit
Tidak memicu alergi dan tidak
Tidak mengalami metabolisme karsinogenik
Cepat diekskresi Memiliki tegangan permukaan rendah
Mempunyai tekanan osmotik diuretik untuk menjangkau area yang susah
diakses dengan alat seperti tubular
bebas pirogen dentin
Memiliki sifat disinfektan tinggi Memiliki efek anti-bakterial jangka
panjang dan dapat mempertahankan
Memiliki daya antimikroba spektrum keefektifannya dalam jaringan keras gigi
luas ketika dicampur bahan irigasi lain.
Irigasi saluran akar adalah tindakan memasukkan cairan tertentu
bertujuan untuk membersihkan saluran akar dari dentin dan
jaringan pulpa nekrotik saat preparasi saluran akar.
Irigasi merupakan proses penting dalam perawatan saluran akar
untuk mengeliminasi bakteri pada dinding saluran akar terinfeksi.
larutan irigasi memiliki kemampuan melarutkan jaringan organik
dan anorganik, bersifat antibakteri, tidak merusak jaringan
periapikal, memiliki tegangan permukaan yang rendah,dan
memiliki aksi pembasahan.
Macam-macam bahan irigasi yang digunakan dalam perawatan
saluran akar antara lain larutan salin (NaCl 0,9%), larutan anastesi,
sodium hipoklorit (NaOCl), klorhexidin 2%, EDTA, klorheksidin.
NaOCl merupakan bahan irigasi utama dan sering digunakan
karena dianggap sebagai agen antimikroba yang efektif dan
dianggap sebagai pelarut organik yang sangat baik terhadap
jaringan vital dan jaringan nekrotik.
Pada bahan irigasi salin memiliki kemampuan hanya sebatas
membersihkan debris sisa preparasi, tidak memiliki kemampuan
lainnya.
Bahan irigasi EDTA yang memiliki sifat melarutkan dentin dan
mampu membantu dalam memperbesar saluran akar yang sempit.
Bahan irigasi klorheksidin mampu membunuh bakteri dengan
konsentrasi 2%.
Efek samping dari macam-macam bahan irigasi lainnya dapat
menyebabkan flareups atau rasa sakit.
Sodium Klorida ( NaCl ) secara umum digunakan untuk irigasi (seperti irigasi
pada rongga tubuh, jaringan atau luka). Larutan irigasi NaCl hipotonis 0,45%
dapat digunakan sendiri atau tanpa penambahan bahan tambahan lain.
Larutan irigasi glisin digunakan selama operasi kelenjar prostat dan prosedur
transuretral lainnya, untuk luka dan kateter uretra yg mengenai jaringan
tubuh harus disterilkan dengan cara aseptis.
Larutan irigasi termasuk kedalam larutan elektrolit. Adapun fungsi dari
larutan elektrolit adalah untuk mengatasi perbedaan ion atau penyimpangan
jumlah normal elektrolit dalam darah.
Larutan irigasi NaCl 0,45% hipotonis digunakan untuk dialisis sedangkan
larutan NaCl 0,9% digunakan untuk mengatasi iritasi pada luka.
1. NaCl digunakan karena larut dalam air. NaCl berfungsi sebagai zat aktif untuk
mengatasi iritasi luka.
2. Aqua pro injeksi digunakan sebagai pelarut dan pembawa karena bahanbahan
larut dalam air. Alasan pemilihan : Karena digunakan untuk melarutkan zat aktif
dan zat-zat tambahan.
3. Dekstrose digunakan sebagai larutan pengisotonis dalam sediaan larutan irigasi.
4. Karbon aktif untuk menyerap pirogen