DEFENISI
Sediaan steril yaitu sediaan terapetis yang bebas mikroroganisme baik vegetatif atau bentuk
sporanya baik patogen atau nonpatogen.
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup.
Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena
sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. Karena
sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni
membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari
komponen toksik dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi dan luar biasa. Semua
komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang
untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau mikrobiologi
Sediaan steril secara umum adalah : sediaan farmasi yang mempunyai kekhususan sterilitas
dan bebas dari mikroorganisme
Yang termasuk dalam sediaan steril antara lain sediaan parenteral volum besar, sediaan
parenteral volum kecil (injeksi), sediaan mata (tetes/salep mata)
INDIKASI UMUM
Berdasarkan penggunaan
a. Injeksi
Suatu larutan obat dalam pembawa yang cocok dengan atau tanpa bahan tambahan yang
dimaksudkan untuk penggunaan parenteral
b. Cairan Infus
Merupakan injeksi khusus karena cara pemberiannya dan volumenya besar Berguna untuk :
1. Nutrisi dasar, contoh : infus dekstrosa
2. Perbaikan keseimbangan elektrolit, contoh : infus ringer mengandung ion Na+, K+, Ca2+
dan Cl-
3. Pengganti cairan tubuh, contoh iInfus dekstrosa dan NaCl
4. Membantu diagnosis, contoh untuk penentuan fungsi ginjal : injeksi mannitol
c. Radiopharmaceutical
Suatu injeksi yang mengandung bahan radioaktif. Berfungsi untuk diagnosis dan pengobatan
dalam jaringan organ. Pembuatan dan penggunaannya berbeda dengan bahan obat biasa (non
radioaktif)
g. Bahan Diagnostik
Diagnostik merupakan salah satu metode pemeriksaan dalam ilmu pengobatan pencegahan
(preventive medicine) penyakit infeksi, didasarkan atas reaksi antara suatu antibodi dengan
antigen yang bersangkutan. Untuk ini digunakan suntikan intrakutan diatas kulit (imunity
skin test) dengan suatu antigen dengan kadar serendah2nya yang masih memungkinkan
adanya reaksi.
Reaksi positip dalam bentuk semacam benjolan diatas kulit, menunjukkan bahwa tubuh sudah
mengandung antibodi tertentu. _ Hasil negatip, berarti tubuh tidak memiliki antibodi tsb, dlm
keadaan ini orang harus diberi vaksin untuk mengebalkan tubuh secara aktif
Reaksi TUBERKULIN, merupakan salah satu tes kekebalan yg terkenal untuk mendiagnosa
penyakit tuberculose (Mantoux skin test )
Zat-zat yang diberikan kepada pasien secara oral/parenteral untuk menentukan keadaan
fungsional dari suatu organ tubuh atau untuk membantu dokter menentukan diagnosa
penyakit dan juga digunakan dalam reaksi imunisasi
Contoh : Injeksi Evans Blue, yang digunakan dalam penentuan volume darah
k. Antikoagulan
Larutan untuk mencegah pembekuan darah, butuh syarat seperti injeksi dan bebas pirogen.
Contoh : Larutan Natrium sitrat Steril, ACDP, Heparin, ACD
l. Sediaan vaksin
Merupakan produk biologi (pembantu diagnostik) untuk tujuan mencegah penyakit dan
pengobatan
RUTE PENGGUNAAN
Rute Pemberian
1. Intravena
Merupakan larutan yang dapat mengandung cairan yang tidak menimbulkan iritasi yang
dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml. Larutan ini biasanya isotonis dan
hipertonis. Bila larutan hipertonis maka disuntikkan perlahan-lahan. Larutan injeksi intravena
harus jernih betul, bebas dari endapan atau partikel padat, karena dapat menyumbat kapiler
dan menyebabkan kematian. Penggunaan injeksi intravena tidak boleh mengandung
bakterisida dan jika lebih dari 10 ml harus bebas pirogen.
3. Pemberian Intramuskuler
Intramuskuler artinya diantara jaringan otot. Cara ini keceparan absorbsinya terhitung
nomor 2 sesudah intravena. Jarum suntik ditusukkan langsung pada serabut otot yang
letaknya dibawah lapisan subkutis. Penyuntikan dapat di pinggul, lengan bagian atas. Volume
injeksi 1 sampai 3 ml dengan batas sampai 10 ml (PTM—volume injeksi tetap dijaga kecil,
biasanya tidak lebih dari 2 ml, jarum suntik digunakan 1 samai 1 ½ inci. Problem klinik yang
biasa terjadi adalah kerusakan otot atau syaraf, terutama apabila ada kesalahan dalam teknik
pemberian (ini penting bagi praktisi yang berhak menyuntik). Yang perlu diperhatikan bagi
Farmasis anatara lain bentuk sediaan yang dapat diberikan intramuskuler, yaitu bentuk
larutan emulsi tipe m/a atau a/m, suspensi dalam minyak atau suspensi baru dari puder steril.
Pemberian intramuskuler memberikan efek ―depot‖ (lepas lambat), puncak konsentrasi dalam
darah dicapai setelah 1-2 jam. Faktor yang mempengaruhi pelepasan obat dari jaringan otot
(im) anatar lain : rheologi produk, konsentrasi dan ukuran partikel obat dalam pembawa,
bahan pembawa, volume injeksi, tonisitas produk dan bentuk fisik dari produk. Persyaratan
pH sebaiknya diperhatikan, karena masalah iritasi, tetapi dapat dibuat pH antara 3-5 kalau
bentuk suspensi ukuran partikel kurang
Pemberian obat intramuscular menghasilkan efek obat yang kurang cepat, tetapi biasanya
efek berlangsung lebih lama dari yang dihasilkan oleh pemberian lewat IV.
Syarat pemberian obat secara IM :
Dapat berupa larutan, air, minyak, atau suspensi. Biasanya dalam bentuk air lebih cepat
diabsorbsi dari pada bentuk suspensi dan minyak.
Dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam otot rangka
Tempat penyuntikan sebaiknya sejauh mungkin dari syaraf- syaraf utama dan pembuluh-
pembuluh darah utama.
Pada orang dewasa, tempat yang paling sering digunakan utnuk suntik IM, adalah seperempat
bagian atas luar otot gluteus max. pada bayi, daerah glutel sempit dan komponen utama
adalah lemak, Bukan otot
Tempat suntikan lebih baik dibagian atas atau bawah deltoid, karena lebih jauh dari syaraf
radial.
Volume yang umum diberikan IM, sebaiknya dibatasi maximal 5 mili, bila disuntikkan di
daerah glutel dan 2 ml bila di deltoid.
4. Pemberian intrathekal-intraspinal
Penyuntikan langsung ke dalam cairan serebrospinal pada beberapa temapt. Cara ini
berbeda dengan cara spinal anastesi. Kedua pemberian ini mensyaratkan sediaan dengan
kemurniaannya yang sangat tinggi, karena daerah ini ada barier (sawar) darah sehingga
daerahnya tertutup.
Sediaan intraspinal anastesi biasanya dibuat hiperbarik yaitu cairannya mempunyai
tekanan barik lebih tinggi dari tekanan barometer. Cairan sediaan akan bergerak turun karena
gravitasi, oleh sebab itu harus pada posisi pasien tegak.
5. Intraperitoneal
Penyuntikan langsung ke dalam rongga perut, dimana obat secara cepat diabsorbsi.
Sediaan intraperitoneal dapat juga diberikan secara intraspinal, im,sc, dan intradermal
6. Intradermal
Cara penyuntikan melalui lapisan kulit superficial, tetapi volume pemberian lebih kecil
dari sc, absorbsinya sangat lambat sehingga onset yang dapat dicapai sangat lambat.
7. Intratekal
Digunakan khusus untuk bahan obat yang akan berefek pada cairan serebrospinal.
Digunakan untuk infeksi ssp seperti meningitis, juga untuk anestesi spinal. Intratekal
umumnya diinjeksikan secara langsung pada lumbar spinal atau ventrikel sehingga sediaan
dapat berpenetrasi masuk ke dalam daerah yang berkenaan langsung pada SSP.
USPENSI
1. A. Pembahasan
1. I. Pengertian
Jenis utama dari preparat cair yang mengandung obat yang tidak larut, disebarkan ke dalam
cairan pembawa dan dimaksudkan untuk pemberian secara oral. Dalam preparat ini bahan
yang didistribusikan disebut sebagai dispers atau fase terdispers dan pembawanya disebut
fase pendispersi atau medium disperse. Preparat oral dengan tipe ini, paling banyak medium
dispersinya adalah air.Partikel dari fase dispers biasanya bahan padat yang tidak larut dalam
medium dispers. Fase terdispers adalah bahan cair yang tidal larut maupun bercampur dengan
cairan dari fase pendispersi
Umumnya karena ukuran yang lebih besar, partikel terdispers dalam suatu dipersi kasar
kecenderungannya lebih besar untuk memisah dari medium disperse daripada yang terjadi
pada partikel dari disperse halus. Penyebaran ulang secara sempurna dan homogeny dari fase
terdispers diperlukan supaya dapat diberikan dosis yang homogeny secara tepat.Untuk
keuntungan dispersi yang dibuat harus dicapai dengan pengocokan wadah dengan sungguh-
sungguh. Pada disperse dari obat yang diberikan secara oral, pemakaian topical untuk kulit,
suspensi optalmik, dan suspensi steril untuk injeksi.
1. 1. Suspensi Oral
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi
secara halus yang dikenal sebagai suspensoid yang disebarkan secara merata dalam pembawa
dimana obat menunjukkan kelarutan yang sangat minimum. Preparat lain yang tesedia adalah
serbuk kering yang dimaksudkan untuk disuspensikan dalam cairan pembawa. Jenis produk
ini umumnya campuran serbuk yang mengandung obat dan bahan pensuspensi maupun
pendispersi, yang dengan melarutkan dan pengocokan dengan sejumlah tertera cairan
pembawa (biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.
Obat seperti ini tidak stabil untuk disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya
cairan pembawa air untuk dibuat suspensi pada waktu akan diberikan.
Alasan pembuatan suspense oral salah satunya adalah karena obat-obat tertentu tidak stabil
secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi.Dalam hal seperti ini, suspensi
oral menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan. Untuk banyak
pasien, bentuk cair lebih disukai ketimbang bentuk padat (tablet atau kapsul), karena
mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih mudah
serta lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman, mudah diberikan
untuk anak-anak, juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak. Kerugian dari obat
yang mempunyai rasa tidak enak bila diberikan dalam bentuk larutan akan tidak terasa bila
diberikan sebagai partikel yang tidak larut dalam suspensi. Untuk obat-obat yang tidak enak
rasanya telah dikembangkan bentuk-bentuk kimia khusus menjadi bentuk yang tidak larut
dalam pemberian yang diinginkan sehingga didapatkan sediaan cair yang rasanya
enak.Kebanyakan suspensi oral berupa sediaan air dengan pembawa yang diharumkan dan
dimaniskan untuk memenuhi selera pasien.
1. Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat mengendap secara lambat dan harus
rata bila dikocok.
2. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari
suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
3. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.
Semua suspense harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai ruang udara yang
memadai diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.Kebanyakan suspense
harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan, panas yang
berlebihan, dan cahaya.Suspensi perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk
menjamin distribusi zat padat yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan
setiap kali tepat dan seragam.
Antasida dimaksudkan untuk menetralkan efek dari kelebihan asam lambung dan hal seperti
ini digunakan oleh seseorang, seperti pasien tukak lambung, yang harus mengurangi
derajat keasaman dalam lambung. Kebanyakan preparat antasida disusun dari bahan-bahan
yang tidak larut dalam air yang bekerja di dalam membatasi saluran cerna dengan asam dan
atau meredakan iritasi atau peradangan pada batas dinding saluran cerna.Kemampuan
masing-masing dalam menetralkan asam lambung berbeda-beda dengan bahan
kimia.Misalnya natrium karbonat, kalsium karbonat dan magnesium hidroksida menetralkan
asam secara efektif, sedangkan magnesium trisilikat dan aluminium hidroksida efektivitasnya
lebih kecil dan jauh lebih lambat.
Tiap zat mempunyai potensi yang khusus dalam efek yang merugikan. Umpamanya natrium
bikarbonat memiliki kemampuan untuk kelebihan natrium dan alkalosis sistemik dengan
kadar yang membahayakan pasien yang membatasi diet natrium. Preparat-preparat
magnesium dapat menyebabkan diare dan berbahaya pada pasien dengan fungsi ginjal kurang
yang disebabkan oleh ketidakmampuan pasien mengeskresi semua magnesium yang mungkin
diabsorbsi (asam lambung mengubah magnesium hidroksida yang tidak larut menjadi
magnesium klorida yang larut dalam air dan sebagian diabsorpsi).
Suspensi oral antelmintika mengerahkan aktivitas kerja terhadap gangguan cacing, secara
langsung ke dalam saluran usus.Infeksi cacing kerawit (pinworm) mudah menular dari satu
orang ke yang lainnya dengan perpindahan telur-telurnya melalui kontak langsung,
mengerjakan sesuatu yang telah terkontaminasi, bahkan bila berpanaskan udara dan debu
yang mengandung telur.
1. 2. Suspensi Topikal
sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang
ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada
telinga bagian luar.
sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang
sesuai.
STABILITAS SUSPENSI
Berbagai faktor yang terlibat dalam laju dari kecepatan mengendap partikel-partikel suspensi
tercakup dalam persamaan hukum Stoke:
g = konstanta gravitasi,
r = jari-jari partikel,
Persamaan Stoke diturunkan untuk suatu keadaan ideal di mana partikel-partikel yang benar-
benar bulat dan seragam dalam suspensi yang encer mengendap tanpa mengakibatkan
turbulensi pada waktu turun ke bawah, tanpa tumbukan antara partikel-partikel suspensoid
dan tanpa gaya tarik-menarik kimia atau fisika atau afinitas untuk medium dispersi.
Kecepatan jatuhnya suatu partikel yang tersuspensi lebih besar bila ukuran partikel lebih
besar, jika semua faktor lain dibuat konstan. Dengan mengurangi ukuran partikel dari fase
terdispers, seseorang dapat mengharapkan laju turunan lebih lambat dari partikel tersebut.
Juga makin besar kerapatan partikel makin besar laju turunnya, asalkan kerapatan pembawa
tadak diubah. Karena umumnya tidak digunakan pembawa air dalam suspensi farmasi untuk
pemberian oral, kerapatan partikel umumnya lebih besar dari kerapatan pembawa, suatu sifat
yang diinginkan, karena bila partikel-partikel lebih ringan dari pembawa, partikel-partikel
cenderung untuk mengambang dan partikel-partikel ini sangat sukar didistribusikan secara
seragam dalam pembawa. Laju endap dapat dapat berkurang cukup besar dengan menaikkan
viskositas medium dispersi dan dalam batas-batas tertentu secara praktis ini bisa
dilakukan.Tetapi suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak diinginkan
karena sukar dituang dan juga sukar untuk diratakan kembali.Karena itu bila viskositas
suspense dinaikkan biasanya dilakukan sedemikian rupa sampai viskositas sedang saja untuk
menghindari kesulitan-kesulitan seperti disebutkan tadi.
Sifat khas viskositas dari suspense dapat diubah tidak hanya dengan penggunaan pembawa,
tetapi juga dengan kandungan padatnya. Sebagai mana proporsi dari partikel padat dinaikkan
dalam suspensi, maka begitu pula viskositasnya. Viskositas dari preparat farmasetik dapat
ditentukan dengan menggunakan Viskometer Brookfield, yang mengukur viskositas dengan
gaya dibutuhkan untuk memutar poros dalam cairan yang diuji.
Kebanyakan stabilitas fisik dari suatu suspense sediaan farmasi kelihatannya paling cocok
untuk disesuaikan dengan mengadakan perubahan pada fase terdispers dan bukan pada
medium disperse. Dalam banyak hal medium disperse menyokong fase terdispers yang
disesuaikan tersebut. Penyesuaian ini terutama mengenai ukuran partikel, keseragaman
ukuran partikel dan pemisahan partikel-partikel tersebut hingga tidak mungkin untuk menjadi
lebih besar atau membentuk padatan pada pendiaman.
Seperti ditunjukan dalam rumus Stoke’s, pengecilan ukuran partikel dari suatu suspensoid
berguna untuk kestabilan suspensi karena laju endapan dari partikel padat berkurang kalau
ukuran partikel dikurangi.Seseorang harus menghindari pengurangan ukuran partikel yang
terlalu besar karena partikel-partikel yang halus mempunyai kecenderungan membuat suatu
padatan (cake) yang kompak pada waktu mengendap ke dasar wadah.
Satu carayang umum untuk mencegah kohesi yang kuat dari partikel-partikel tersebut dengan
menggunakan daya ikat antarpartikel yang lemah. Penggumpulan partikel seperti itu disebut
flok atau flokula, di mana partikel-partikel yang terflokulasi itu membuat sejenis struktur kisi
yang dapat menghalangi pengendapan sempurna (walaupun flok mengendap lebih cepat
daripada masing-masing partikel yang halus) sehingga tidak mudah menjadi kompak
dibandingkan dengan partikel –partikel yang tidak terflokulasi. Flok tersebut mengendap
membentuk sedimen dengan volume yang lebih besar, struktur yang lebih lemah
memungkinkan gumpalan tersebut pecah lagi dengan mudah dan tersebar lagi bila dikocok
sedikit saja.
Ada beberapa cara untuk membuat suspensi terflokulasi, pemilihannya tergantung pada jenis
obat yang digunakan dan jenis produk yang diinginkan. Sebagai contoh, dalam pembuatan
suatu suspensi oral dari suatu obat, tanah liat (clay)seperti magma bentonit encer biasanya
digunakan sebagai zat pemflokulasi. Bila tanah liat (clay) yang digunakan tidak cocok seperti
untuk suspensi parenteral seringkali suatu flok dari fase terdispersi dihasilkan dengan cara
mengubah pH dari sediaan (umumnya kea rah pH di mana kelarutan obat minimum).
Konsentrasi zat aktf permukaan nonionik dan ionik yang ditentukan dengan hati-hati dapat
juga merangsang flokulasi partikel-partikel dalam suspensi dan menaikkan volume
sedimenstasi.
Medium Dispersi
Dukungan suspensoid oleh medium dispersi bisa tergantung pada beberapa faktor: kerapatan
suspensoid, apakah ia diflokulasi, dan jumlah bahan yang memerlukan dukungan.
Isi padat dari suatu suspensi untuk pemberian oral bisa sangat bervariasi, tergantung pada
dosis obat yang akan diberikan, volume produk yang diinginkan untuk diberikan, dan juga
pada kemampuan medium pendispersi dalam menyokong konsentrasi obat sambil menjaga
sifat viskositas dan aliran yang diinginkan. Untuk diberikan kepada bayi dosisnya dibuat
dalam ukuran tetes dan diformulasi sedemikian rupa sehingga tetesan yang diberikan tidak
terlalu banyak, jumlah tetesan biasanya ditentukan oleh berat badan dan persyaratan
terapeutik dari masing-masing pasien.Pada pemberian tetesan bisa diberikan lansung ke
mulut bayi atau dicampurkan dengan sedikit makanannya. Karena banyak suspensi antibiotik
yang dimaksudkan untuk diberikan dibuat dalam dasar yang diberi rasa harum dan manis
serta diberi warna, sediaan tersebut dikenal sebagai ―sirup‖, walaupun kenyataannya sediaan
tersebut adalah suspense.
Dalam hal tersebut tidak mungkin membuat suatu suspensi sehingga dosis lazimnya tersedia
dalam ukuran sendok kecil, semata-mata karena jumlah obat yang biasa dipaki besar.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serata menjaga homogenitas partikel. Cara tersebut
merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi, Beberapa faktor yang
mempengaruhi stabilitas suspensi.
PERTIMBANGAN TEORETIS
Pertimbangan teoris yang menyangkut teknologi suspensi harus dapat membantu pembuat
formulasi dalam memilih bahan-bahan yang paling tepat untuk suspensi, dan dalam
menggunakan alat pencampur serta penggiling yang paling menguntungkan.Pengertian dasar
mengenai pembahasan, interaksi partikel, elektrokinetik, agregasi, dan sedimentasi dapat
membantu menentukan formula yang baik.
Pembahasan
Faktor yang amat penting dalam formulasi suspensi, adalah pembahasan fase padat oleh
medium suspensi. Secara definisi, suspense pokoknya adalah suatu sistem yang tidak dapat
tercampur, tetapi untuk keberadaannya suspensi memerlukan beberapa derajat kompatibilitas,
dan pembahasan bahan-bahan tersuspensi dengan baik sangat pentig dalam pencapaian akhir
ini.
Bila antara cairan dan zat padat ada suatu afinitas kuat, cairan dengan mudah membentuk
lapisan tipis pada permukaan zat padat. Tetapi bila afinitas ini tidak ada atau lemah, cairan
sulit untuk memindahkan udara atau zat-zat lain di sekitar zat padat tersebut, dan di sana ada
suatu sudut kontak antara cairan dan zat padat. Sudut kontak ini, , dihasilkan dari suatu
kesetimbangan yang melibatkan tiga tegangan antarmuka, secara spesifik, yang beraksi pada
antarmuka antara fase padat dan fase uap. Tegangan-tegangan ini disebabkan karena
ketidakseimbangan gaya antar molekul dalam berbagai fase yang sama dengan fenomena
yang terkenal analog dari pembentukan ―kulit‖ konveks di atas permukaan segelas air yang
diisi sampai ke bibir gelas tersebut. Konsep suatu kontak adalah penting karena ia
menghasilkan metode pertimbangan derajat dari daya basah, dan menunjukan bahwa sifat-
sifat permukaan adalah penting.
Ada zat padat yang mudah dibasahi dengan cairan da nada pula yang tidak.Dalam batasan
suspensiair, zat padat dikatakan hidrofilik (liofilik atau suka pelarut, kadang-kadang disebut
liotropik) atau hidrofobik (liofobik).Zat padat hidrofilik biasanya dapat digabung menjadi
suspensi tanpa menggunakan zat pembasah, tetapi bahan-bahan hidrofobik sangat sukar
untuk mendispersi dan seringkali mengambang pada permukaan cairan karena pembasahan
yang buruk dari partikel-partikel, atau adanya kantung-kantung udara yang sangat kecil.
Laju penetrasi relatife dari zat yang berbeda dapat langsung diamati, zat-zat yang lebih baik
menunjukan laju yang lebih cepat. Teknik lain melibatkan pengukuran kemampuan relatife
larutan dari zat pembasah yang berbeda untuk membawa serbuk melalui suatugauze(kassa)
ketika larutan tersebut jatuh ke atas gauze yang menopang serbuk. Jelaslah, pembasah yang
lebih baik sanggup berfungsi lebih efektif sebagai pembawa, dan membawa lebih banyak
serbuk melewati gauze dibandingkan dengan pembawa yang lebih buruk.
Dengan melihat pada penentuan daya membasahi, menarik untuk dicatat bahwa sudah
dikembangkan metode pembandingan pembasah serbuk dengan pembawa cair bukan air
dengan ditambahkan penurunan-penurunan lanolit tertentu.Turunnan lanolit yang ada dalam
tipe-tipe lipofilik dan hidrofilik banyak digunakan pada pereparat yang dipakai secara
tropikal. Dua teknik yang dikembangkan oleh industri cat yang dapat diterapkan secara
farmasi dengan meliputi penentuan apa yang disebut titik basah dan titik alir. Titik basah
mengukur jumlah pembawa yang diperlukan untuk membasahi seluruh serbuk.Penguranhgan
titik basah olh suatu bahan penambah menunjukan pembasahan permukaan awal dengan zat
itu dalam kombinasi serbuk terbawa.Titik alir mengukur jumlah pembawa yang diperlukan
untuk menghasilkan kemampuan tuang.
Metode titik basah meliputi pengambungan aditif dalam serbuk denganmenggosokkan
campuran tersebut pada suatu lempeng gelas dengan sebuah sudip. Pembawa kemudian
ditambahkan tetes demi tetes dan dikerjakan pada seluruh massa sesudah penambahan
masing-masing. Titik akhir dicapai bila pembawa digabungkan membentuk massa yang
saling melengket, tidak pecah atau memisah. Dalam penentuan titik akhir dapat diperoleh
hasil ulang yang baik.Ketajaman harga titik akhir tergantung pada serbuk pembawa, dan
aditif yang digunakan. Titik basah mempunyai harga 15 sampai 45 dengan konsentrasi bahan
penambah 10% makin baik zat pembasah, makin kecil harga titik basahnya.
Titik alir juga diukur dengan mencampur bahan penambah dengan serbuk tetapi, dalam suatu
gelas piala (beker gelas), bukan diatas lempeng.Pembawa ditambahkan dan digabungkan
dengan pencampuran menyeluruh.Titik akhir dicapai bila cukup pembawa ditambahkan
untuk menyebabkan campuran tersebut mengalir dari sudip dalam aliran yang seragam.Titik
alir bisa dinyatakan sebagai mililiter per 100 gram.Ketajaman titik akhir berfariasi, seperti
dalam penentuan titik basah, tergantung pada serbuk, dan penambah. Titik akhir bisa
mempunyai harga dalam kisaran 50 – 250 pada level penambah10%, bila digunakan zat
pembasah yang lebih baik akan menghasilkan harga yang lebih rendah.
Menguji suatu baha penambah hanya pada satu konsentrasi, mungkin tidak menampilkan
evaluasi tepat dari efektivitasnya sebagai suatu dispersan, karena berkurangnya titik alir dan
titik basah secara dramatis yang mungkin disebabkan oleh perubahan konsentrasi dari hanya
suatu presentase kecil.Adalah bijaksana apabila beberapa konsentrasi bahan penambah diteliti
dahulu sebelum menarik kesimpulan sehubungan dengan penggunaaan zat tertentu.
Teknik serupa dapat diterapkan ke sistem air. Air ditambahkan ke campuran bahan yang akan
dibasahkan dan berbagai bahan pembawa yang akan dievaluasi. Beberapa modifikasi metode
uji dibutuhkan untuk menjamin bahwa serbuk dengan bahan penambah dicampur dengan
baik dan harus kontak dengan baik.Titik ini mungkin paling baik dicapai dengan melapisi
serbuk tersebut dengan bahan penambah dalam alkohol, kemudian diuapkan dari bubur
tersebut.Bila turunan-turunan lanolin digunakan dengan serbuk-serbuk seperti talk, titanium
dioksida, harga untuk titik alir dan titk basahnya berada dalam kisaran sebelumnya, walaupun
cenderung melihat harga-harga yang lebih rendah.
Selain penolakan antarpartikel yang dihasilkan dari lapisan difusi rangkap, kekuatan ion dan
valensi serta ukuran ion pada permukaan dan dalam lapisan rangkap tersebut mempengaruhi
muatan total (kisaran 0 – 50 milivolt) dan ketebalan lapisan rangkap; faktor-faktor ini juga
mempengaruhi hidrasi.Perlu dicatat bahwa peningkatan konsentrasi ion dalam larutan
mengurangi ketebalan lapisan difusi rangkap dengan ―pembanjiran‖, sehingga agregasi
dirangsang.Adsorpsi spesifik dari suatu ion dengan sistem tersebut juga menetralkan muatan
permukaan dari partikel dan menyebabkan agregasi. Konsentrasi elektrolik yang diperlukan
untuk mempengaruhi agregasi optimal tergantung pada keseimbangan dan tipe ion yang
berinteraksi; penambahan elektrolik melewati titik ini bisa mengakibatkan suatu muatan
balik, yang pada gilirannya akan menyebabkan deagregasi dan caking akhir dari sistem
tersebut. Efek ion ini dapat disistemasikan dengan melihat pada aturan Schulze-Hardy.
Aturan Schulze-Hardy menyatakan bahwa valensi ion-ion yang mempunyai muatan yang
berlawanan dengan muatan partikel hidrofobik tampak menentukan keefektifan elektrolit
dalam partikel-partikel yang mengagregasi. Karena itu harga mengagregasi atau efisiensi
meningkat dengan meningkatnya valensi ion-ion tersebut.ion-ion bivalen sepuluh kali lebih
efektif dari ion-ion monovalent;ion-ion trivalent seribu kali lebih efektif dari ion-ion
monovalent.Penting untuk di ingat bahwa aturan ini berlaku hanya untuk sistem-sistemdi
mana tidak ada interaksi kimia antara elektrolit yang mengagregasi dan ion-ion lapisan
rangkap dari permukaan partakel. Gaya mengagregasi besarnya cukup untuk berlimpahnya
penolakan elektrostatis antara partikel-partikel yang mempunyai muatan netto dari tanda yang
sama. Agregasi yang baik sekali terjadi pada konsentrasi-konsentrasi ion kira-kira sebagai
berikut: 25 – 150 mmol/L untuk ion-ion monovalen,0,5–2,0 mmol/L untuk ion-ion bivalen,
dan 0,01 – 0,1 mmol/L untuk ion-ion trivalen.
Walaupun tidak banyak digunakan secara farmasi, aturan seri Hofmeister atau seri liotropik
berlaku untuk partikel-partikel hidrofilik dalam cara yang agak mirip dengan aturan Schulze-
Hardy, dan tidak hanya memperhatikan muatan, tetapi juga ukuran ion serta kemampuan
hidrasi. Agar kemampuan mengagregasi berkurang, deret kation dan anion bervalensi satu
berturut-turut.
Walaupun telah ada beberapa usaha dalam literatur untuk menjelaskan batasan yang tepat
untuk menggambarkan fenomena agregasi, masalah definisi agak sulit.Batasan-batasan yang
digunakan dalam ilmu koloid dan ilmu farmasi tidak serupa, dan yang membuat keadaan
lebih buruk, peneliti secara sendiri-sendiri cenderung menggunakan batasan ―flokulasi,
koagulasi, dan agregasi‖ dipertukarkan.Tanpa melihat mekanisme agregasi, mudah saja untuk
menggolongkan hasil akhir dari agregasi partikel-partikel suspensi berdasarkan karakteristik
morfologis agregasi tersebut.
Jaringan terbuka atau flokula, agregat dikarakterisasinya lunak dan berserat dari partikel-
partikel yang teragregasi. Strukturnya kaku sekali; maka agregat-agregat ini mengendap
dengan cepat membentuk sedimen (endapan) yang tinggi dan mudah dapat didispersikan
kembali, karena partikel-partikel yang membentuk agregat masing-masing cukup jauh
terpisah satu dengan yang lainnya untuk menghindarkan caking.
Jaringan tertutup atau koagula, agregat dikarakterisasinya oleh suatu kemasan kuat yang
dihasilkan oleh pengikatan lapisan permukaan.Agregat ini mengendap perlahan-lahan ke
ketinggian sedimen rendah yang mendekati kerapatan sedimen dari suatu sistem partikel kecil
yang terdispersi.Afinitas dari lapisan tipis permukaan satu dengan yang lainnya bertanggung
jawab untuk keuletan agregat, tidak hanya dalam agregat masing-masing, tetapi juga ke
agregat sekitarnya.Sedimentasi agregat cenderung membentuk suatu agregat tunggal besar
yang ―terikat lapisan,‖ yang sulit untuk terdispersi kembali (jika mungkin).Lapisan tipis
permukaan yang mengakibatkan pembentukan koagula seringkali adalah surfaktan, gas,
cairan-cairan yang tidak saling bercampur, dan air (dalam hal suspense bukan air).
Sedimen-sedimen tipe suspensi ini secara perlahan (jika dibandingkan dengan tipe agregat
terbuka dan tertutup) mencapai ketinggian sedimen yang mungkin terendah, dan karena
permukaan partikel berdekatan dengan sedimentasi, maka memiliki kristal yang luas. Jelaslah
bahwa suspensi farmasi harus dapat terdispersi kembali hanya dengan pengadukan ringan
untuk menjaga keseragaman pemberian dosis.
Laju sedimentasi dan agregasi merupakan sifat dari sistem-sistem suspensi yang diatur oleh
ukuran partikel, kerapatan partikel dan medium, dan viskositas dari fase kontinu.―Kesurutan‖
adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan pengendapan suatu sistem
teragregasi, dan menunjukan laju pengendapan atau penurunan batas antara sedimen dan
supernatan jernih diatasnya.Dalam sistem-sistem polidispersi (yakni sistem-sistem yang
ukuran partikelnya berbeda-beda), pengukuran ini bernilai kecil karena batas tidak dapat
didefinisikan dengan baik.Partikel-partikel besar mengendap ke bawah lebih cepat daripada
partikel-partikel yang lebih kecil; sedangkan dalam suspensi yang teragregasi pekat, partikel-
partikel yang lebih besar memperlihatkan pengendapan yang terganggu, dan endapan yang
lebih kecil mengendap lebih cepat.Dalam suspensi yang teragregasi, partikel-partikel terikat
bersama-sama menjadi floc (gumpalan yang terbentuk karena agregasi sejumlah partikel
halus yang tersuspensi), yang mula-mula mengendap menurut ukuran floc dan porositas dari
massa yang teragregasi.
Untuk menentukan apakah suatu suspensi diagregasi, suatu manometer diferensial bisa
digunakan untuk membandingkan tekanan dari suspensi dekat dasar dan bagian atas dalam
suatu wadah.Suatu suspensi teragregasi menunjukan tekanan yang sama pada kedua titik
ketika digunakan sedikit atau tidak digunakan tekanan pada cairan tersebut, karena partikel-
partikel pada dasarnya saling menunjang.
Caking didefinisikan sebagai pembentukan sedimen yang tidak dapat didispersikan kembali
dalam suatu sistem suspensi. Sebab utama caking adalah pembentukan jembatan kristal dan
agregattertutup (koagula).
Dalam pembentukan jembatan kristal, pertumbuhan partikel kristal permukaan terjadi pada
dua partikel atau lebih secara serentak, dan mengakibatkan pembentukan keseimbangan yang
terikat, akhirnya mengakibatkan sedimen yang terikat kuat seperti baja atau plester. Dengan
cara yang umumnya sama, hasil pertumbuhan kristal dapat dioptimumkan dengan secara
bergantian memanaskan dan mendinginkan cairan induk kristalisasi. Proses ini, dikenal
dengan pematangan Ostwald, tidak dapat dihindarkan dalam suspensi farmasi dari tipe
terdispersi tersebut.
Pembentukan Suspensi
Metode Pengendapan
Tiga metode pengendapan akan dibicarakan dalam bagian ini, yakni: pengendapan pelarut
organik, pengendapan yang dipengaruhi oleh perubahan ph dari medium, dan penguraian
rangkap
Obat-obat yang tidak larut dalam iar dapat diendapkan dengan melarutkananya dalam
pelarut-pelarut organik yang bercampur dengan air dan kemudian menambakan fase organik
ke air murni dibawah kondisi standar, contoh pelarut organic yang di gunakan adalah etanol,
methanol,propilen glikol, dan polietilen glikol.Beberapa pertimbangan penting terlibat bila
metode ini digunakan barangkali factor terpenting sehubungan dengan control ukuran partikel
adalah memperoleh bentuk polimorfis yang tepat atau hidrat dari Kristal tersebut sebagai
contoh, bentuk-bentuk yang berbeda diperoleh bila prednisolon di endapkan dari methanol
dalam air sebagai reaksi terhadap aseton. Endapan metanolik membentuk suatu seskuihidrat
bila dikeringkan sedangkan endapan aseton membentuk suatu produk Kristal anhidrat yang
metastabil; hanya yang terdahulu di suspensikan dengan mudah dalam air. Di samping
pengaruh pelarut terhadap karakteristik Kristal, factor-faktor tambahan berikut mungkin perlu
di pertimbangkan: kemungkinan penyiapan di bawah kondisi steril penjeratan pelarut yang
melekat dan akibat tiksisitas, rasio volume dari fase organik ke fase air lalu dan metode
penambahan satu fase ke fase lainya, pengontrolan temperature (laju pendinginan dan kondisi
pengeringan), metode pengeringan endapan (udara yang di teka, vakum, atau pengeringan
beku) dan akhirnya pencucian endapan tersebut kadang-kadang diperlukan suatu kisaran
ukuran partikel yang sempit bagi terapi parenteral atau terapi inhalasi. Berkenaan dengan hal
yang terakhir, partikel-partikel harus dalam kisaran 1-5 mikron. Jika partikel-partikel terlalu
kecil, partikel akan dihembuskan ke luar; jika terlalu besar partikel tidak bisa masuk dan
diabsorbsi dari daerah paru-paru. Penggunaan kombinasi dari pengendapa steril, pengeringan,
mikronisasi, sterilisasi etilen oksida, dan suspensi kembali dalam keadaan steril mungkin
perlu, dimana residu steril yang bersangkutan harus tidak boleh di abaikan (misalnya etilen
glikol dari prosedur sterilisasi gas etilen oksida).
Metode pengubahan pH medium bisa jadi lebih membantu dan tidak menimbulkan kesulitan
yang serupa dengan endapan pelarut organik.Tetapi teknik ini hanya dapat diterapkan ke
obat-obat yang kelarutanya tergantung pada harga pH.sebagai contoh, suspensi estradiol
dapay dibuat dengan mengubah pH larutan airnya; estradiol lebih mudah larut dalam alkali
seperti larutan kalium dan natrium hidroksida.Jika suatu larutan pekat estradiol dibuat dan
ditambahkan ke suatu larutan asam lemah dari asam klorida, asam sitrat atau asam asetat di
bawah kondisi pengocokan yang tepat, estradiol diendapkan dalam keadaan bagian-bagian
yang sangat halus. Tipe Kristal atau tipe polimorfis tergantung pada faktor-faktor seperti
konsentrasi asam dan basa serta derajat dan tipe cairan yang dimasukkan ke sistem tersebut.
Suspense insulin juga bisa dibuat dengan metode perubahan pH .Insulin mempunyai titik
isoelektrik kira-kira pada pH 5. Jika insulin dicampur dengan suatu protein basa, seperti
protamin, ia akan mudah diendapkan bila pH antara titik isoelektrik dari dua komponen,
yakni pada pH antara 6,9 sampai 7,3 protamin zink berlebih untuk menahan absorbs. Menurut
British Pharmacopoeia 1958, suatu dapar fosfat ditambahkan ke masing-masing vial sehingga
pH-nya antara 6,9 dan 7,3; penyiapan digabung dalam wadah akhir dengan mencampur PZI
dan dapar dalam pengisian. Suspensi zink Adrenokortikotropin (ACTH) dibuat dengan cara
yang sama. Endapan yang terbentuk dalam proses tersebut adalah zink hidroksida atau zink
fosfat, di mana ACTH diabsorbsi; kombinasi ini menghasilkan preparat dengan lama kerja
panjang (long-acting) bila diberikan. Penambahan garam-garam fosfat dan fosfat organik
untuk membuat suatu preparat ACTH dengan lama kerja lebih panjang juga memungkinkan.
Bila metode pengubahan pH atau metode pengendapan pelarut organik digunakan untuk
membuat suatu suspensi, suatu derajat lewat jenuh secara tiba-tiba dalam proses batch
tersebut menyebabkan kenaikan pada pembentukan inti dan pertumbuhan Kristal, sesudah itu
lewat jenuh awal berkurang. Jadi derajat lewat jenuh berubah pada seluruh proses tersebut,
serta laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan Kristal tidak konstan; oleh karena itu,
distribusi ukuran partikel bervariasi. Derajat lewat jenuh dan laju pembentukan inti terbesar
terjadi pada awal proses tersebut, sehingga Kristal-kristal yang dibentuk mula-mula menjadi
paling besar karena krisyal-kristal tersebut dipaparkan ke larutan lewat jenuh untuk waktu
yang paling lama. Oleh karena itu terlihat bahwa bila larutan yang digunakan kurang pekat,
distribusi ukuran partikel lebih luas ketimbang bila digunakan larutan yang lebih pekat.
Membuat suspensi dengan penguraian ganda hanya melibatkan proses kimia yang sederhana,
walaupun beberapa faktor fisika yang disebutkan sebelumnya juga berperan. Pembaca diacu
ke teks standar farmasi untuk mengulas pembuatan White Lotion (NF XIII), yakni
pembentukan zink ―polisulfida‖ dengan mencampur zink sulfat dan larutan kalium
tersulfurasi.
Metode Dispersi
Bila metode dispersi digunakan untuk pembuatan suspensi, pembawa harus diformulasi
sehingga fase padat dengan mudah dibasahi dan didispersikan.Surfaktan dapat digunakan
untuk menjamin pembasahan zat padat hidrofobik dengan seragam.Penggunaan zat
pensuspensi, seperti polielektrolit polimeris sintetis, gom alam, atau tanah liat, bisa diusulkan,
tergantung pada penggunaan spesifik. Metode sebenarnya dari pendispersian zat padat
merupakan salah satu pertimbangan yang lebih penting, karena pengurangan ukuran partikel
mungkin dihasilkan atau mungkin tidak dihasilkan dari proses disperse. Jika terjadi
pengurangan ukuran partikel, partikel-partikel yang diperoleh bisa mempunyai kelarutan
yang berbeda jika melibatkan keadaan metastabil, dan ini bisa mengakibatkan kejenuhan
system tersebut terhenti sejenak. Sejumlah metode disperse digunakan untuk membuat
produk suspensi. Untuk tujuan sekarang tidak perlu menguraikan atau mendiskusikan alat
pengecilan dan shearing yang ada di perdagangan, karena keterangan tentang alat tersebut
dapat diperoleh dengan mudah. Pembaca hanya perlu mengingat kembali bahwa kebanyakan
dari apa yang sudah dan akan dibicarakan berkenaan dengan penerapan teknologi suspensi
dasar, tanpa melihat bagaimana suspensi itu dibuat.
Formulasi Suspensi
Sejauh yang tersirat dalam pembicaraan tersebut, banyak faktor yang harus dipertimbangkan
dalam mengembangkan suatu bentuk sediaan suspensi.Pemikiran dasar meliputi kenyataan
bahwa suspensi mengendap, dan perlu untuk mendistribusikanya kembali sebelum
menggunakan atau memberikanya sebagai produk.Suatu suspensi yang diinginkan harus
dengan mudah didispersikan kembali dengan pengocokan, harus tetap tersuspensi cukup lama
untuk menarik dosis yang tepat pada pemberian, dan harus mempunyai sifat-sifat aliran yang
dikehendaki.dalam fase permulaan formulasi, harus dibuat keputusan mengenai tipe umum
sistem suspensi yang diinginkan.Sebagai catatan, sistem teragregasi biasanya memperlihatkan
pemisahan serius minimum, tergantung pada isi zat padat dan derajat agregasi yang
berlangsung.Sering kali suatu sistem teragregasi bisa tampak kasar karena terbentuknya
agregat.Sebaliknya dalam suatu sistem terdispersi, partikel-partikel didistribusikan dengan
baik dan mengendap dengan sendirinya, tetapi lebih lambat dari sistem teragregasi.Tetapi
partikel-partikel mempunyai kecenderungaan untuk membentuk endapan atau cake yang
sukar untuk didispersikan kembali.
Bahan alam dari jenis gom sering disebut “gom atau hidrokoloid” gom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk musilago atau
lendir. Dengan terbentuknya musilago, viskositas cairan tersebut bertambah dan akan
menambah stabilitas suspensi. Kekentalan musilago sangat dipengaruhi oleh panas, Ph, dan
proses fermentasi bakteri. Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan berikut.
―Simpan dua botol yang berisi musilago sejenis. Satu botol ditambah dengan asam dan
dipanaskan, kemudian keduanya disimpan di tempat yang sama. Setelah beberapa hari
diamati, ternyata botol yang ditambahkan asam dan dipanaskan mengalami penurunan
viskositas yang lebih cepat dibandingkan dengan botol tanpa pemanasan‖.
Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman Acasia sp., dapat larut dalam air, tidak larut dalam
alkohol, dan bersifat asam.Viskositas optimum musilagonya adalah antara Ph 5-9. Jika ada
suatu zat yang menyebabkan pH tersebut menjadi di luar pH 5-9 akan menyebabkan
penurunan viskositas yang nyata. Musilago Gom arab dengan kadar 35% memiliki
kekentalan kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga
dalam suspensi harus ditambahkan zat pengawet (preservative).
1. b. Chondrus
Diperoleh dari tanaman Chondrus crispus atau Gigartina mamilosa, dapat larut dalam air,
tidak larut dalam alkohol, dan bersifat basa.Ekstrak dari Chondrus disebut ―karagen‖, yang
banyak dipakai oleh industri makanan.Karagen merupakan derivat dari sakarida sehingga
mudah dirusak oleh bakteri dan memerlukan penambahan pengawet untuk suspensi tersebut.
1. c. Tragakan
1. d. Algin
Suspending agent alam yang bukan Gom adalah tanah liat.Tanah liat yang sering
dipergunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonit,
hectorite, dan vegum. Jika tanah liat dimasukkan ke dalam air, mereka akan mengembang
dan mudah bergerak jika dilakukan pengocokan. Peristiwa ini disebut ―tiksotrofi‖. Karena
peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga stabilitas suspensi menjadi
lebih baik.
Ketiga tanah liat tersebut bersifat tidak larut dalam air sehingga penambahan bahan tersebut
kedalam suspensi adalah dengan menaburkan pada campuran suspensi.Keuntungan
penggunaan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu atau panas dan
fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan
golongan karbohidrat.
1. a. Derival selulosa
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik).
Organik polimer berupa serbuk putih, bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun
dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaianya sehingga bahan tersebut banyak
digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh viskositas yang baik diperlukan
kadar kurang lebih 1%. Carbophol sangat peka terhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut
akan mengakibatkan penurunan viskositas larutanya.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi,
suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit
atau melalui selaput lendir.(FI.III.1979)
Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang
dikemas dalam wadah 100 mL atau kurang. Umumnya hanya larutan obat dalam air yang
bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat
Sediaan steril injeksi dapat berupa ampul, ataupun berupa vial. Injeksi vial adalah
salah satu bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki
kapasitas atau volume 0,5 mL – 100 mL. Injeksi vial pun dapat berupa takaran tunggal atau
ganda dimana digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan
dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap
cairan injeksi.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sediaan injeksi
adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disusupensikan terlebih dahulu sebelum digunakan secara perenteral, suntikan dengan cara
menembus, atau merobek jaringan kedalam atau melalui kulit atau selaput lendir.
Sediaan steril untuk sedian perenteral digolongkan menjadi lima jenis yang berbeda
yaitu :
a. Obat larutan, atau emulsi yang digunakan untuk injeksi ditandai dengan nama injeksi,
b. Sediaan padat kering atau cairan pekat yang tidak mengandung dapar, pengencer atau bahan
tambahan lain dan larutan yang diperoleh setelah penambahan pelarut yang memenuhi
persyaratan injeksi. Sediaan ini dapat membedakannya dari nama bentuknya yaitu steril,
c. Sediaan seperti tertera pada no b, tetapi mengandung satu atau lebih dapar, pengencer atau
bahan tambahan lain dan dapat dibedakan dari nama bentuknya.yaitu untuk injeksi,
d. Sediaan berupa susupensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkansacara
intravena atau di dalam saluran spinal, dan dapat dibedakan dari nama bentuknya yaitu
e. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan pembawanya yang
sesuai. Dan dapat membedakannya dari nama bentuknya yaitu steril untuk suspensi.
Rute-rute Injeksi
1. Parenteral Volume Kecil
a. Intradermal
Istilah intradermal (ID) berasal dari kata "intra" yang berarti lipis dan "dermis" yang
berarti sensitif, lapisan pembuluh darah dalam kulit. Ketika sisi anatominya mempunyai
derajat pembuluh darah tinggi, pembuluh darah betul-betul kecil. Makanya penyerapan dari
injeksi disini lambat dan dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan karena
absorpsinya terbatas, maka penggunaannya biasa untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat
b. Intramuskular
Istilah intramuskular (IM) digunakan untuk injeksi ke dalam obat. Rute intramuskular
menyiapkan kecepatan aksi onset sedikit lebih normal daripada rute intravena, tetapi lebih
c. Intravena
Istilah intravena (IV) berarti injeksi ke dalam vena. Ketika tidak ada absorpsi, puncak
konsentrasi dalam darah terjadi dengan segera, dan efek yang diinginkan dari obat diperoleh
hampir sekejap.
d. Subkutan
Subkutan (SC) atau injeksi hipodermik diberikan di bawah kulit. Parenteral diberikan
dengan rute ini mempunyai perbandingan aksi onset lambat dengan absorpsi sedikit daripada
e. Rute intra-arterial
Disuntikkan langsung ke dalam arteri, digunakan untuk rute intravena ketika aksi
f. Intrakardial
Disuntikkan langsung ke dalam jantung, digunakan ketika kehidupan terancam dalam
g. Intraserebral
h. Intraspinal
Injeksi ke dalam kanal spinal menghasilkan konsentrasi tinggi dari obat dalam daerah
Merupakan rute yang digunakan untuk pemberian berupa vaksin rabies. Rute ini juga
j. Intra-artikular
Injeksi ke dalam sisterna intracranial dan durameter pada urat spinal. Keduanya
merupakan cara yang sulit dilakukan, dengan keadaan kritis untuk injeksi.
Intrakutan (i.c). Injeksi yang dimasukkan secara langsung ke dalam epidermis di bawah
stratum corneum. Rute ini digunakan untuk memberi volume kecil (0,1-0,5 ml) bahan-bahan
l. Intratekal
Larutan yang digunakan untuk menginduksi spinal atau anestesi lumbar oleh larutan
injeksi ke dalam ruang subarachnoid. Cairan serebrospinal biasanya diam pada mulanya
untuk mencegah peningkatan volume cairan dan pengaruh tekanan dalam serabut saraf spinal.
Volume 1-2 ml biasa digunakan. Berat jenis dari larutan dapat diatur untuk membuat anestesi
untuk bergerak atau turun dalam kanal spinal, sesuai keadaan tubuh pasien.
Untuk pemberian larutan volume besar, hanya rute intravena dan subkutan yang
a. Intravena
a) jenis-jenis cairan yang disuntikkan lebih banyak dan bahkan bahan tambahan banyak
e) kebangkitan secara langsung untuk membuka vena untuk pemberian obat rutin dan
a) gangguan kardiovaskuler dan pulmonar dari peningkatan volume cairan dalam sistem
c) kemungkinan infeksi lokal atau sistemik dari kontaminasi larutan atau teknik injeksi septic
b. Subkutan
intravena tidak dapat digunakan. Cairan volume besar secara relatif dapat digunakan tetapi
injeksi harus diberikan secara lambat. Dibandingkan dengan rute intravena, absorpsinya lebih
lambat, lebih nyeri dan tidak menyenangkan, jenis cairan yang digunakan lebih kecil
(biasanya dibatasi untuk larutan isotonis) dan lebih terbatas zat tambahannya.
Keuntungan injeksi
1. Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan, yang menjadi
pertimbangan utama dalam kondisi klinik seperti gagal jantung, asma, shok.
2. Terapi parenteral diperlukan untukobat-obat yang tidak efektif secara oral atau yang dapat
3. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus diberikan secara
injeksi.
4. Bila memungkinkan, terapi parenteral memberikan kontrol obat dari ahli karena pasien harus
kembali untuk pengobatan selanjutnya. Juga dalam beberapa kasus, pasien tidak dapat
5. Penggunaan parenteral dapat menghasilkan efek lokal untuk obat bila diinginkan seperti pada
6. Dalam kasus simana dinginkan aksi obat yang diperpanjang, bentuk parenteral tersedia,
termasuk injeksi steroid periode panjang secara intra-artikular dan penggunaan penisilin
7. Terapi parenteral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan cairan dan
elektrolit.
8. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi
12. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat ditoleransi ketika
13. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena dapat menyelamatkan
hidupnya.
Kerugian Injeksi
1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih dan membutuhkan waktu yang lebih
ketelitian yang cukup untuk pengerjaan secara aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat
dihindari
2. Obat yang diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk mengembalikan efek fisiologisnya.
3. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parenteral lebih
4. Beberapa rasa sakit dapat terjadi seringkali tidak disukai oleh pasien, terutama bila sulit
5. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan untuk mengatur dosis.
6. Sekali digunakan, obat dengan segera menuju ke organ targetnya. Jika pasien
hipersensitivitas terhadap obat atau overdosis setelah penggunaan, efeknya sulit untuk
dikembalikan lagi.
7. Pemberian beberapa bahan melalui kulit membutuhkan perhatian sebab udara atau
mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sampingnya dapat berupa reaksi
1. Bahan aktif
a. Kelarutan
Terutama data kelarutan dalam air dari zat aktif sangat diperlukan, karena bentuk
larutan air paling dipilih pada pembuaan sediaan steril. Data kelarutan ini diperlukan untuk
menentukan bentuk sediaan. Zat aktif yang larut air membentuk sediaan larutan dalam air, zat
aktif yang larut minyak dibuat larutan dalam pembawa minyak. Sedangkan zat yang tidak
larut dalam kedua pembawa tersebut dibuat sediaan suspensi. Jika zat aktif tidak larut dalam
air ada beberapa alternatif yang dapat diambil sebelum memutuskan untuk membuat sediaan
suspensi atau larutan minyak yaitu dengan mencari bentuk garam dari zat aktif, melakukan
b. pH stabilita
Data ini membantu menentukan jenis sediaan, jenis bahan pembawa, metoda
sterilisasi atau cara pembuatan. Beberapa factor yang mempengaruhi penguraian zat aktif
adalah:
a) Oksigen (Oksidasi) Pada kasus ini, setelah air dididihkan maka perlu dialiri gas nitrogen dan
ditambahkan antioksidan.
b) Air (Hidrolisis) Jika zat aktif terurai oleh air dapat dipilih alternatif :
Dibuat dalam bentuk kering dan steril yang dilarutkan saat disuntikkan.
c) Suhu Jika zat aktif tidak tahan panas dipilih metode sterilisasi tahan panas, seperti filtrasi.
d) Cahaya Pengaruh cahaya matahari dihindari dengan penggunaan wadah berwarna cokelat.
d. Dosis
Data ini menentukan tonisitas larutan dan cara pemberian. Rute pemberian yang akan
digunakan akan berpengaruh pada formulasi, dalam hal: Volume maksimal sediaan yang
dapat diberikan pada rute tersebut (Lihat datanya pada bagian rute pemberian).
Isotonisitas dari sediaan juga dipengaruhi oleh rute pemberian. Pada larutan intravena
isotonisitas menjadi kurang penting selama pemberian dilakukan dengan perlahan untuk
memberikan waktu pengenceran dan ’adjust’ oleh darah. Injeksi intraspinal mutlak harus
isotonis.
2. Bahan tambahan
yang paling umum digunakan sebagai antioksidan. Selain itu digunakan :Asam askorbat,
hidroksibenzoat, Fenol.
3. Bahan Pembawa
Bahan pembawa injeksi dapat berupa air maupun non air. Sebagian besar produk
parenteral menggunakan pembawa air. Hal tersebut dikarenakan kompatibilitas air dengan
jaringan tubuh, dapat digunakan untuk berbagai rute pemberian, air mempunyai konstanta
dielektrik tinggi sehingga lebih mudah untuk melarutkan elektrolit yang terionisasi dan ikatan
hydrogen yang terjadi akan memfasilitasi pelarutan dari alkohol, aldehid, keton, dan amin.
c. pH antara 5-7
d. Tidak mengandung ion-ion klorida, sulfat, kalsium dan amonium, karbondioksida, dan
kandungan logam berat serta material organik (tanin, lignin), partikel berada pada batas yang
diperbolehkan.
Aqua bidest dengan pH tertentu, tidak mengandung logam berat (timbal, Besi, Tembaga),
juga tidak boleh mengandung ion Ca, Cl, NO3, SO4, amonium, NO2, CO3. Harus steril dan
penggunaan diatas 10 ml harus bebas pirogen. Aqua steril Pro Injeksi adalah air untuk injeksi
yang disterilisasi dan dikemas dengan cara yang sesuai, tidak mengandung bahan antimikroba
Cara pembuatan : didihkan air selama 30 menit dihitung dari setelah air mendidih di
atas api lalu didinginkan. Cara : Aqua p.i + karbon aktif 0,1% dari volume, dipanaskan 60-
70oC selama 15 menit. Tidak boleh menggunakan Aqua DM karena ada zat-zat organik yang
tidak bermuatan dapat lolos, ditanggulangi dengan filtrasi karbon adsorben dan filtrasi
bakteri.
CO2 mampu menguraikan garam natrium dari senyawa organic seperti barbiturate
Cara pembuatan : Mendidihkan air p.i selama 20-30 menit lalu dialiri gas nitrogen sambil
Dibuat dengan mendidihkan air p.i selama 20-30 menit dan pada saat pendinginannya
dialiri gas nitrogen. Dipakai untuk melarutkan zat aktif yang mudah teroksidasi, seperti
c. Diinginkan kerja depo dalam sediaan Syarat umum pembawa non air .
j. Mempunyai titik didih yang tinggi sehingga dapat dilakukan sterilisasi dengan panas
Syarat-syarat Injeksi
1. Bebas dari mikroorganisme, steril atau dibuat dari bahan-bahan steril di bawah kondisi yang
3. Bahan-bahan yang bebas dari bahan asing dari luar yang tidak larut.
4. Sterilitas
7. Kestabilan
Wadah Injeksi
Wadah untuk injeksi termasuk penutup tidak boleh berinteraksi melalui berbagai cara baik
secara fisik maupun kimiawi dengan sediaan, yang dapat mengubah kekuatan, mutu atau
kemurnian di luar persyaratan resmi dalam kondisi biasa pada waktu penanganan,
pengangkutan, penyimpanan, penjualan, dan penggunaan. Wadah terbuat dari bahan yang
dapat mempermudah pengamatan terhadap isi. Tipe kaca yang dianjurkan untuk tiap sediaan
umumnya tertera dalam masing-masing monografi. (FI Ed. IV, hal 10).
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya
baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan khasiat, mutu
dari masalah stabilitas sediaan, bahan partikulat, dan sumber pirogen. (Diktat Steril, hal 82)
Ada dua tipe utama wadah untuk injeksi yaitu dosis tunggal dan dosis ganda. Wadah
dosis tunggal yang paling sering digunakan adalah ampul dimana kisaran ukurannya dari 1-
100 ml. pada kasus tertentu, wadah dosis ganda dan sebagainya berupa vial serum atau botol
serum. Kapasitas vial serum 1-50 ml, bentuknya mirip ampul tetapi disegel dengan
pemanasan. Ditutup dengan penutup karet spiral. Botol serum juga dapat sebagai botol tipe
army dengan kisaran ukuran dari 75-100 ml dan memiliki mulut yang lebar dimana ditutup
dengan penutup karet spiral. Labu atau tutup yang lebih besar mengandung 250-2000 ml,
1. Gelas
Gelas digunakan untuk sediaan parenteral dikelompokkan dalam tipe I, Tipe II, dan
Tipe III (tabel 8). Tipe I adalah mempunyai derajat yang paling tinggi, disusun hampir
ekslusif dan barosilikat (silikon dioksida), membuatnya resisten secara kimia terhadap
kondisi asam dan basa yang ekstrim. Gelas tipe I, meskipun paling mahal, ini lebih disukai
untuk produk terbanyak yang digunakan untuk pengemasan beberapa parenteral. Gelas tipe II
adalah gelas soda-lime (dibuat dengan natrium sulfit atau sulfida untuk menetralisasi
permukaan alkalinoksida), sebaliknya gelas tipe III tidak dibuat dari gelas soda lime. Gelas
tipe II dan III digunakan untuk serbuk kering dan sediaan parenteral larutan berminyak. Tipe
II dapat digunakan untuk produk dengan pH di bawah 7,0 sebaik sediaan asam dan netral.
berbeda dan level bahan tambahannya (boron, sodium, potassium, kalsium, besi, dan
magnesium) yang berefek terhadap sifat kimia dan fisika. Oleh karena itu, formulator
sebaiknya mempunyai semua informasi yang diperlukan dari pembuatan gelas untuk
memastikan bahwa formulasi gelas adalah konsisten dan dari batch dan spesifikasi bahan
Batas
Tipe Definisi Umum Test USP ml 0,02 N
Ukuran (ml)
asam
I Paling resisten, gelas Gelas serbuk Semua 1,0
borosilikat
II Gelas dibuat dari soda Attack water 100 atau 0,7
lime kurang 0,2
lebih 100
III Gelas soda lime Gelas serbuk Semua 8,5
IV Gelas soda lime-tujuan Gelas serbuk Semua 15,0
umum
Wadah gelas ambar digunakan untuk produk yang sensitif terhadap cahaya. Warna
ambar dihasilkan dengan penambahan besi dan mangan oksida untuk formulasi gelas. Namun
a. mempunyai daya tahan kimia yang baik sehingga tidak bereaksi dengan kandungan wadah
b. Bersifat tidak permeable sehingga apabila ditutup dengan baik maka pemasukan atau
e. Mempunyai sifat kaku, kuat dan bentuknya stabil. Tahan terhadap tusukan dapat
divakumkan, dapat dipanaskan pada suhu 121O C pada sterilisasi uap dan 2600 C pada
b. Wadah yang biasa digunakan untuk sedian injeksi adalah berupa vial atau ampul. Untuk zat
aktif yang mudah teroksidasi biasanya digunakan ampul berwarna gelap (biasanya coklat)
c. Gelas tipe I untuk membuat wadah tiup dalam bentuk tabung, misalnya vial, ampul, badan
alat suntik (syringe) dan bagian infus set. Beberapa sediaan parenteral volume kecil dikemas
dalam alat suntik gelas sekali pakai (disposable one-trip glass syringe).
2. Karet
Formulasi karet digunakan dalam sediaan parenteral volume kecil untuk penutup vial
dan catridge dan penutup untuk pembedahan. Formulasi ini betul-betul kompleks. Tidak
hanya mereka mengandung basis polimer karet, tetapi juga banyak bahan tambahan seperti
bahan pelunak, pelunak, vulkanishing, pewarna, aktivator dan percepatan, dan antioksidan.
Banyak bahan-bahan tambahan ini tidak dikarakteristikkan untuk isi atau pemurnian dan
dapat bersumber dari masalah degradasi fisika dan kimia dalam produk parenteral. Seperti
gelas, formulator harus bekerja dengan tertutup dengan pembuat karet untuk memilih
formulasi karet yang tepat dengan spesifikasi tetap dan karakteristik untuk mempertahankan
kestabilan produk.
Paling banyak polimer karet digunakan dalam penutup sediaan parenteral volume
kecil adalah alami dan butil karet dengan silikon dan karet neopren digunakan jarang. Butil
karet lebih disukai karena ini diinginkan sedikit bahan tambahan, mempunyai penyerapan uap
air rendah (oleh karena itu, baik untuk serbuk kering steril sensitif terhadap kelembaban) dan
sifat sederhana dengan penghormatan penyerapan gas dan reaktivitas dengan produk
farmasetik.
Masalah dengan penutup karet termasuk leaching bahan ke dalam produk, penyerapan
bahan aktif atau pengawet antimikroba oleh elastomer dan coring karet oleh pengulangan
insersi benang. Coring menghasilkan partikel karet yang berefek terhadap kualitas dan
karet melalui peralatan sepanjang proses dan peletakan ke dalam vial. Akan tetapi, silikon
tidak bercampur dengan obat hidrofilik, khususnya protein. Kontak yang luar biasa dengan
3. Plastik
Pengemasan plastik adalah sangat penting untuk bentuk sediaan mata yang diberikan
oleh botol plastic fleksibel, orang yang bersangkutan memeras untuk mengeluarkan tetesan
larutan steril, suspensi atau gel. Wadah plastic parenteral volume kecil lain dari produk mata
menjadi lebih luas dipakai karena pemeliharaan harga, eliminasi kerusakan gelas dari
kenyamanan penggunaan. Seperti formulasi karet, formulasi plastik dapat berinteraksi dengan
Formulasi plastik adalah sedikit. Kompleks daripada karet dan cenderung mempunyai
potensial lebih rendah untuk bahannya. Paling umum digunakan plastik polimer untuk
sediaan mata adalah polietilen densitas rendah. Untuk sediaan parenteral volume kecil yang
lain, formulasi polyolefin lebih luas digunakan sebaik polivinil klorida, polipropilen,
Volume Kecil
Tipe wadah yang paling umum digunakan untuk sediaan parenteral volume kecil
adalah gelas atau vial polietilen dengan penutup karet dan besi. Gelas ampul digunakan
paling banyak untuk sistem pengemasan parenteral volume kecil, tetapi jarang digunakan
sekarang karena masalah aprtikel gelas ketika leher ampul dibuka. Masing-masing
pembedahan dan wadah catridge mempunyai peningkatan popularitas dan penggunaan karena
kenyamanan mereka dibandingkan vial dan ampul. Vial dan ampul menginginkan
kemunduran produk dari kemasan. Injeksi, sebaliknya produk-produk dalam pembedahan dan
catridge adalah siap untuk diberikan. Keduanya digunakan untuk parenteral volume besar
(LVP).
Evaluasi
Dilakukan setelah sediaan disterilkan dan sebelum wadah dipasang etiket dan dikemas
1. Evaluasi Fisika
c. Penetapan Volume Injeksi Dlam Wadah <1131> (FI ed. IV Hal 1044).
d. Uji Keseragaman Bobot dan Keseragaman Volume (FI ed III hal. 19)
Pada pembuatan kecil-kecilan hal ini dapat dilakukan dengan mata tetapi untuk produksi
skala besar hal ini tidak mungkin dikerjakan. Wadah-wadah takaran tunggal yang masih
panas setelah selesai disterilkan dimasukkan kedalam larutan biru metilen 0,1%. Jika ada
wadah-wadah yang bocor maka larutan biru metilen akan dimasukkan kedalamnya karena
perbedaan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut. Cara ini tidak dapat dilakukan untuk
larutan-larutan yang sudah berwarna. Wadah-wadah takaran tunggal disterilkan terbalik, jika
ada kebocoran maka larutan ini akan keluar dari dalam wadah. Wadah-wadah yang tidak
ke dalam eksikator yang divakumkan. Jika ada kebocoran akan diserap keluar.
g. Uji Kejernihan dan Warna ( Goeswin Agus, Larutan Parenteral, HAL 201)
h. Umumnya setiap larutan suntik harus jernih dan bebas dari kotoran-kotoran. Uji ini sangat
sulit dipenuhi bila dilakukan pemeriksaan yang sangat teliti karena hampir tidak ada larutan
jernih. Oleh sebab itu untuk uji ini kriterianya cukup jika dilihat dengan mata biasa saja yaitu
menyinari wadah dari samping dengan latar belakang berwarna hitam dan putih. Latar
belakang warna hitam dipakai untuk menyelidiki kotoran-kotoran berwarna muda, sedangkan
2. Evaluasi Biologi
e. Uji Kandungan Zat Antimikroba <441> (FI ed. IV, HAL. 939-942)
3. Evaluasi Kimia
Penandaaan
Pada etiket tertera nama sediaan, untuk sediaan cair tertera persentase atau jumlah zat aktif
dalam volume tertentu, cara pemberian, kondisi penyimpanan dan tanggal kadaluarsa, nama
pabrik pembuat dan atau pengimpor serta nomor lot atau bets yang menunjukkan identitas.
Nomor lot dan nomor bets dapat memberikan informasi tentang riwayat pembuatan lengkap
Bila dalam monografi tertera berbagai kadar zat aktif dalam sediaan parenteral
volume besar, maka kadar masing-masing komponen disebut dengan nama umum misalnya
1. Untuk sediaan cair, persentase isi atau jumlah tiap komponen dalam volume tertentu, kecuali
bahan yang ditambahkan untuk penyesuaian pH atau untuk membuat larutan isotonik, dapat
2. Sediaan kering atau sediaan yang memerlukan pengenceran sebelum digunakan, jumlah tiap
komponen, komposisi pengencer yang dianjurkan, jumlah yang diperlukan untuk mendapat
konsentrasi tertentu zat aktif dan volume akhir larutan yang diperoleh , uraian singkat
3. Pemberian etiket pada wadah sedemikian rupa sehingga sebagian wadah tidak tertutup oleh