Sediaan steril yaitu sediaan terapetis yang bebas mikroroganisme baik vegetatif atau bentuk
sporanya baik patogen atau nonpatogen.
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme
hidup.
Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena
sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. Karena
sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni membran
kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen
toksik dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi dan luar biasa. Semua komponen dan
proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk
menghilangkan semua jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau mikrobiologi
Sediaan steril secara umum adalah : sediaan farmasi yang mempunyai kekhususan sterilitas dan
bebas dari mikroorganisme
Yang termasuk dalam sediaan steril antara lain sediaan parenteral volum besar, sediaan
parenteral volum kecil (injeksi), sediaan mata (tetes/salep mata)
INDIKASI UMUM
Berdasarkan penggunaan
a. Injeksi
Suatu larutan obat dalam pembawa yang cocok dengan atau tanpa bahan tambahan yang
dimaksudkan untuk penggunaan parenteral
b. Cairan Infus
Merupakan injeksi khusus karena cara pemberiannya dan volumenya besar Berguna untuk :
1. Nutrisi dasar, contoh : infus dekstrosa
2. Perbaikan keseimbangan elektrolit, contoh : infus ringer mengandung ion Na+, K+, Ca2+ dan
Cl-
3. Pengganti cairan tubuh, contoh iInfus dekstrosa dan NaCl
4. Membantu diagnosis, contoh untuk penentuan fungsi ginjal : injeksi mannitol
c. Radiopharmaceutical
Suatu injeksi yang mengandung bahan radioaktif. Berfungsi untuk diagnosis dan pengobatan
dalam jaringan organ. Pembuatan dan penggunaannya berbeda dengan bahan obat biasa (non
radioaktif)
e. Larutan Irigasi
Persyaratan seperti larutan parenteral
Dikemas dalam wadah volume besar dengan tutup dapat berputar
Digunakan untuk merendam luka/mencuci luka, sayatan bedah atau jaringan/organ tubuh
Diberi label sama seperti injeksi.
Contoh : Sodium chlorida untuk irigasi, Ringers untuk irigasi, Steril water untuk irigasi
Label/etiket : “bukan untuk obat suntik”
f. Larutan Dialisis
Untuk menghilangkan senyawa-senyawa toksis yang secara normal disekresikan oleh ginjal.
Pada kasus keracunan atau gagal ginjal atau pada pasien yang menunggu transplantasi ginjal,
dialysis adalah prosedur darurat untuk menyelamatkan hidup. Dialisis adalah proses, dimana
senyawa-senyawa dapat dipisahkan satu dengan lainnya dalam larutan berdasarkan perbedaan
kemampuan berdifusi lewat membran. Larutan yang tersedia di perdagangan mengandung
dekstrosa sebagai sumber utama kalori, vitamin, mineral, elektrolit, dan asam amino/peptida
sebagai sumber nitrogen.
g. Bahan Diagnostik
Diagnostik merupakan salah satu metode pemeriksaan dalam ilmu pengobatan pencegahan
(preventive medicine) penyakit infeksi, didasarkan atas reaksi antara suatu antibodi dengan
antigen yang bersangkutan. Untuk ini digunakan suntikan intrakutan diatas kulit (imunity skin
test) dengan suatu antigen dengan kadar serendah2nya yang masih memungkinkan adanya
reaksi.
Reaksi positip dalam bentuk semacam benjolan diatas kulit, menunjukkan bahwa tubuh sudah
mengandung antibodi tertentu. _ Hasil negatip, berarti tubuh tidak memiliki antibodi tsb, dlm
keadaan ini orang harus diberi vaksin untuk mengebalkan tubuh secara aktif
Reaksi TUBERKULIN, merupakan salah satu tes kekebalan yg terkenal untuk mendiagnosa
penyakit tuberculose (Mantoux skin test )
Zat-zat yang diberikan kepada pasien secara oral/parenteral untuk menentukan keadaan
fungsional dari suatu organ tubuh atau untuk membantu dokter menentukan diagnosa penyakit
dan juga digunakan dalam reaksi imunisasi
Contoh : Injeksi Evans Blue, yang digunakan dalam penentuan volume darah
k. Antikoagulan
Larutan untuk mencegah pembekuan darah, butuh syarat seperti injeksi dan bebas pirogen.
Contoh : Larutan Natrium sitrat Steril, ACDP, Heparin, ACD
l. Sediaan vaksin
Merupakan produk biologi (pembantu diagnostik) untuk tujuan mencegah penyakit dan
pengobatan
RUTE PENGGUNAAN
Rute Pemberian
1. Intravena
Merupakan larutan yang dapat mengandung cairan yang tidak menimbulkan iritasi yang
dapat bercampur dengan air, volume 1 ml sampai 10 ml. Larutan ini biasanya isotonis dan
hipertonis. Bila larutan hipertonis maka disuntikkan perlahan-lahan. Larutan injeksi intravena
harus jernih betul, bebas dari endapan atau partikel padat, karena dapat menyumbat kapiler dan
menyebabkan kematian. Penggunaan injeksi intravena tidak boleh mengandung bakterisida dan
jika lebih dari 10 ml harus bebas pirogen.
4. Pemberian intrathekal-intraspinal
Penyuntikan langsung ke dalam cairan serebrospinal pada beberapa temapt. Cara ini berbeda
dengan cara spinal anastesi. Kedua pemberian ini mensyaratkan sediaan dengan kemurniaannya
yang sangat tinggi, karena daerah ini ada barier (sawar) darah sehingga daerahnya tertutup.
Sediaan intraspinal anastesi biasanya dibuat hiperbarik yaitu cairannya mempunyai tekanan
barik lebih tinggi dari tekanan barometer. Cairan sediaan akan bergerak turun karena gravitasi,
oleh sebab itu harus pada posisi pasien tegak.
5. Intraperitoneal
Penyuntikan langsung ke dalam rongga perut, dimana obat secara cepat diabsorbsi. Sediaan
intraperitoneal dapat juga diberikan secara intraspinal, im,sc, dan intradermal
6. Intradermal
Cara penyuntikan melalui lapisan kulit superficial, tetapi volume pemberian lebih kecil dari
sc, absorbsinya sangat lambat sehingga onset yang dapat dicapai sangat lambat.
7. Intratekal
Digunakan khusus untuk bahan obat yang akan berefek pada cairan serebrospinal. Digunakan
untuk infeksi ssp seperti meningitis, juga untuk anestesi spinal. Intratekal umumnya diinjeksikan
secara langsung pada lumbar spinal atau ventrikel sehingga sediaan dapat berpenetrasi masuk ke
dalam daerah yang berkenaan langsung pada SSP.
Tugas!