Anda di halaman 1dari 5

Nama : Jesita Pratiwi Siagian

Nim : 201101013
Matkul : Tekfar Steril

1. Apa yg Kamu ketahui ttg sediaan steril? Jelaskan.


Jawab :

Steril : Bebas dari mikroorganisme baik bentuk vegetatif, non vegetatif (spora), patogen
ataupun non patogen. Penandaan obat "steril' artinya bahwa "batch" darimana
cuplikan diambil dan dilakukan pengujian uji sterilitas (farmakope), hasil uji sterilitas
memenuhi syarat yang sudah ditetapkan dalam buku resmi.

2. Sebutkan pengertian ari Sediaan parental


Jawab :

Sediaan parenteral yaitu sediaan yang digunakan tanpa melalui mulut atau dapat dikatakan
obat dimasukkan de dalam tubuh selain saluran cerna (langsung ke pembuluh darah)
sehingga memperoleh efek yang cepat dan langsung sampai sasaran. Misal suntikan atau
insulin.

3. Mengapa sediaan porenteral harus steril? Jelaskan


Jawab :

Sediaan obat steril, dapat berupa larutan atau suspensi, yang dikemas sedemikian rupa
hingga cocok untuk diberikan dalam bentuk injeksi hipodermis dengan pembawa atau zat
pensuspensi yang Cocok.
Sediaan injeksi disuntikan dengan cara menembus, atau merobek jaringan ke dalam atau
melalui kulit atau selaput lendir (Lukas, 2006). Sterilitas sangat penting karena cairan
tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat
infeksi yang dapat terjadi dengan mudah (Ansel, 2005).

4. Sebutkan jenis-jenis sediaan steril yg kamu ketahui


Jawab :
a. Injeksi/obat suntik (volume kecil) : obat dilarutkan dalam pembawa yang cocok,
dengan atau tanpa zat tambahan, ditujukan untuk pemberian parenteral. --
Pemberian injeksi : single dose atau multiple dose.
b. Infus : sama seperti injeksi, tapi diberikan dalam volume besar. Contoh : Infus
dextrosa : nutrisi dasar Infus Ringer (ion natrium, kalium, kalsium) : untuk
mengganti elektrolit yang hilang. Kombinasi dextrosa & NaCl : untuk pengganti
cairan tubuh karena dehidras
c. Radiopharmaceutical Bahan kimia radioaktif digunakan untuk tes/uji fungsi dari
organ-organ tertentu, bukan merupakan bagian injeksi, tetapi masuk golongan
radiopharmaceutical, karena obat-obatan ini merupakan bentuk radioaktif, teknik
preparasi dan penanganan yang diperlukan berbeda dengan bentuk injeksi.
d. Sterile Solids Karena tidak stabil dalam bentuk injeksi, maka dibuat dalam bentuk
kering dan dilarutkan pada waktu akan dipakai. - Jika dry solids tidak mengandung
dapar, pengencer atau zat tambahan lain, maka pada etiket diberi tanda "Sterile..."
co : Sterile Sodium Nafcilin-- Jika dry solids terdiri dari dapar, pengencer atau zat
tambahan lain, maka pada etiket diberi tanda "obat untuk injeksi" (.... for injection)
co : "Amfoterisin B for injection". - Perbedaan dalam penandaan diatas untuk
menunjukkan ada/tidak adanya material yang ditambahkan.
e. Suspensi Steril -Obat-obat disuspensikan dalam pembawa yang cocok dan diberi
etiket : steril .suspension (obat steril suspensi) contoh: Sterile Hidrokortison Asetat
Suspension. - Jika obat dalam bentuk kering dan akan disuspensikan ketika akan
digunakan O "sterile ...for suspension contoh : Sterile Chloramfenicol for
Suspension. Kedua tipe suspensi diatas tidak diberikan secara intra vena atau ke
dalam ruang spinal.
f. Obat tetes mata larutan, suspensi dan salep Contoh : Larutan OTM Sulfasetamid
Na, suspensi OTM Hidrokortison Asetat. Pada salep mata, zat aktif dan tambahan
harus mempunyai ukuran yang mikronise dan basis harus non iritan, contoh Salep
mata adalah : hidrokortison asetat dan gentamisin sulfat.
g. Larutan Irigasi Larutan yang digunakan untuk merendam dan membilas luka
terbuka, sayatan-sayatan bedah atau jaringan tubuh dan digunakan untuk topikal
tidak untuk parenteral. - Pada etiket harus diberi tanda ...untuk irigasi contoh :
Natrium Cl untuk irigasi.
h. Zat-zat diagnostik Untuk tujuan diagnostik seperti Evans Blue Injection (untuk
menentukan volume darah), Injeksi Radiopharmaceutical dsb.
i. Ekstrak Allergenik Konsentrat steril : untuk tujuan diagnostik atau pengobatan
reaksi-reaksi alergi. - Pada saat akan digunakan, ekstrak dilarutkan dalam
konsentrasi yang diinginkan dengan teknik aseptik dan cairan steril sebagai pelarut.
j. Larutan dialisis peritonial - Untuk membuang kelebihan sampah tubuh, cairan
tubuh, serum elektrolit dan untuk menghilangkan senyawa toksik yang secara
normal dikeluarkan oleh ginjal. Harus bebas pirogen, steril, bebas dari partikulat

5. Sebutkan Klasifikasi obat suntik/injeksi


Jawab :
a. Injeksi Intramuskular
Tindakan injeksi atau pemberian obat secara intramuskular dilakukan untuk
pemberian obat. Jarum suntik yang digunakan memiliki diameter 5 hingga 10
mililiter dengan panjang 6 hingga 8 sentimeter. Biasanya cairan yang dimasukkan
berbasis minyak agar menembus lebih dalam. Cairan tertentu dimasukkan langsung
kedalam otot yang memiliki banyak pembuluh darah. Pemberian obat dengan cara
ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan
untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan
bagian atas.
b. Injeksi Intradermal
Suntikan intradermal adalah jenis suntikan yang tidak masuk ke bawah dermis dan
biasanya digunakan untuk vaksinasi. Jenis injeksi ini juga membantu untuk
mengetahui apakah kamu memiliki alergi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes
sensitivitas terhadap alergen ketika mendiagnosis penyakit seperti TBC dan
brucellosis.

c. Injeksi Subkutan
Jenis injeksi ini dilakukan dengan jarum kecil pendek dan halus sepanjang 1,5
hingga 2 sentimeter dengan diameter jarum suntik 2 atau 2,5 mililiter. Injeksi ini
dianjurkan untuk semua zat yang perlu diserap sangat lambat. Beberapa contohnya
adalah morfin dan atropin. Untuk melakukannya, kamu harus menusuk jarum ke
bawah kulit dengan sudut 45° ke dalam jaringan lemak subkutan. Jangan terlalu
dalam sehingga menembus otot di bawahnya
d. Injeksi Endovena
Ini adalah teknik di mana suatu zat dimasukkan langsung ke dalam sistem peredaran
darah dengan jarum dimasukkan ke dalam vena yang mudah diakses. Area yang
disuntikkan biasanya tepat di bawah lekukan siku atau di lengan bawah. Manfaat
utama injeksi endovenous adalah obat dapat langsung masuk ke pembuluh darah
sehingga dapat cepat meresap.

6. Sebutkan perayaratan umum sediaan steril


Jawab :

Persyaratan Umum Sediaan Steril


a. Steril
b. Bebas pirogen (untuk obat suntik yang sekali penyuntikan diberikan >10 mL)
c. Isotoni (tonisitas)O Jika larutan tertentu konsentrasinya sama besar dengan
konsentrasi dalam sel darah merah sehinggă tidak terjadi pertukaran cairan
diantara keduanya (ekivalen dengan 0,9% NaCI)
d. Isohidri O pH suatu larutan zat = pH cairan tubuh 7,4.
e. Bentuk larutan jernih (berhubungan dengan stabilitas).

7. Sebutkan Indikasi umum pemberian obat secara parerteral


Jawab :

KLASIFIKASI OBAT SUNTIK/INJEKSI


a. Larutan sejati dengan pembawa air, contoh vitamin C, strikhnin NO, Sulfadiazin Na,
Na-ringer, Vitamin B1, Papaverin HCI, Ziemsen (As203 + NaOH), kinin antipirin.
b. Larutan sejati dengan pembawa minyak, contoh : Menadion, testosteron propionat,
kamfer, dll.
c. Larutan sejati dengan pembawa pelarut campur : Fenobarbital natrium.
d. Suspensi steril dengan pembawa air : Kortison asetat, kortikotropin-seng hidroklorida.
e. Suspensi steril dengan pembawa minyak : Bismuth sub salisilat, prokain-penisilin.
f. Serbuk kering yang dilarutkan dalam pembawa air sesaat sebelum digunakan contoh :
pentotal natrium, ampisilin, penisilin.
g. Serbuk kering yang disuspensikan dalam pembawa air sesaat sebelum digunakan :
streptomisin, prokain-penisilin.
h. Emulsi steril : infus lemak, dll

8. Sebutkan kerugian pemberian obat secara parental


Jawab :
Kerugian pemberian obat secara parenteral
a. Harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan membutuhkan waktu lebih banyak
daripada pemberian obat bentuk lain.
b. Rasa nyeri pada lokasi penyuntikan
c. Sukar sekali untuk merubah/menghilangkan efek fisiologisnya jika obat sudah berada
dalam sirkulasi sistemik."
d. Harga sediaan parenteral lebih mahal dibandingkan sediaan yang lain karena
persyaratan manufaktur dan pengemasan
e. Masalah yang timbul setelah pemberian parenteral : septisemia, infeksi jamur,
inkompatibilitas karena pencampuran sediaan parentera dan antaraksi obat.

9. Sebutkan faktor-faktor farmasetika yang mempengaruhi pemberian obat secara parenteral


Jawab :
Faktor farmasetik yang mempengaruhi pemberian obat secara parenteral:
a. kelarutan obat dan volume injeksi
 obat harus terlarut sempurna, lebih disukai dalam air, sebelum dapat
diberikan secara injeksi intra vena.
 kelarutan obat dalam pembawa dan dosis yang diperlukan untuk
menghasilkan efek terapetik akan menentukan volume injeksi yang
harus diberikan.
 rute pemberian obat secara parenteral selain iv memiliki keterbatasan
dalam hal volume injeksi yang dapat diberikan.
b. karakteristik bahan pembawa
 pembawa air : dapat diberikan melalui rute parenteral apa saja.
 pembawa non air : yang dapat bercampur atau tidak dengan air biasanya
diberikan dengan intra muskular.
 larutan suntik dengan pelarut campur (diazepam, digoksin, fenitoin)
dapat iv, hati-hati pengaturan kecepatan penyuntikan untuk mencegah
terjadinya pengéndapan senyawa obat pada daerah penyuntikan.
c. ph atau osmolaritas larutan injeksi
 larutan suntik harus diformulasi pada ph dan osmolaritas yang sama
dengan cairan tubuh (isohidri dan isotoni).
 tidak dapat dipenuhi oleh semua obat karena masalah stabilitas,
kelarutan atau dosis, misal : diazoksid dibuat pada ph 11,6 karena ph
tersebut ph stabilitasnya. difenilhidantoin (ph 12) dạn tetrasiklin hci
(ph2) untuk mendapatkan larutan yang sempurna dalam dosis yang
dibutuhkan.
 Kadang-kadang larutan parenteral hipertonis karena mengandung kadar
obat yang tinggi untuk mencapai kadar obat dalam darah yang efektif,
misal :
 Obat tetes mata sulfasetamid
 Larutan nutrisi yang mengandung dosis tinggi asam amino,
dekstrosa dll.
 Larutan yang sangat hipertonis : harus diberikan melalui vena yang
sangat besar (subclevian)O vena tsb akan masuk langsung ke dalam
jantungO cepat diencerkan dengan vol. besar
 Pada umumnya larutan parenteral hipertonis dikontraindikasikan untuk
penyuntikan sub kutan atau intramuskular.
d. Jenis bentuk sediaan obat
 Suspensi : hanya intramuskular atau sub kutan. Tidak boleh iv atau rute
parenteral selain diatas O obat langsung masuk ke cairan biologis atau
jaringan sensitif (otak dan mata).
 Serbuk untuk injeksi harus dilarutkan sempurna dalam pembawa yang
sesuai sebelum diberikan.
e. Komposisi bahan pembantu
 Sediaan parenteral untuk pemakaian berulang mengandung antimikroba
sebagai pengawet. Bahan pengawet dikontraindikasikan untuk
pemberian ke dalam cairan serebrospinal atau intra okular O dapat
terjadi efek toksik.
 Dapat mengandung surfaktan D mendapatkan kelarutan yang sesuai.
Surfaktan dapat merubah permeabilitas membran, sehingga harus
diketahui keberadaannya ketika akan diberikan secara sk atau im.

10. 10 Sebutkan penggolongan sediaan steril untuk parental


Jawab :

Penggolongan sediaan steril untuk parenteral Larutan atau emulsi yang cocok untuk injeksi
Sediaan padat kering atau cairan kental, yang tidak mengandung zat tambahan, dengan
pelarut yang Cocok untuk injeksi Sediaan padat kering atau cairan kental yang
mengandung satu atau lebih zat tambahan Sediaan padat bentuk suspensi dalam media
yang Cocok tidak untuk injeksi iv atau kolon spinal Sediaan padat kering yang dengan
penambahan pelarut yang cocok menjadi sediaan steril bentuk suspensi.

Anda mungkin juga menyukai