Dosen :
Prof. Dr. Teti Indrawati, MS., Apt
Kelompok 5
Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
PROFESI APOTEKER
Tujuan obat dibuat steril (seperti injeksi) karena berhubungan langsung dengan darah
atau cairan tubuh dan jaringan tubuh lain dimana pertahanan terhadap zat asing tidak
selengkap yang berada di saluran cerna/gastrointestinal, misalnya hati yang dapat
berfungsi untuk menetralisir/menawarkan racun (detoksikasi = detoksifikasi). Pada
umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan
(absorpsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.
Sediaan farmasi yang perlu disterilkan adalah obat suntik/injeksi, tablet implant,
tablet hipodermik dan sediaan untuk mata seperti tetes mata/ guttae ophth, cuci
mata/collyrium dan salep mata/oculenta.
2.1.2 Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Injeksi
Keuntungan :
Kerugian :
Tidak boleh ditambahkan bahan pewarna, jika hanya mewarnai sediaan akhir.
Pemilihan dan penggunaan bahan tambahan harus hati-hati untuk injeksi yang
diberikan lebih dari 5 ml.
- Zat yang mengandung raksa dan surfaktan kationik, tidak lebih dari 0,01
- Golongan Klorbutanol, kreosol dan fenol tidak lebih dari 0,5 %
- Belerang dioksida atau sejumlah setara dengan Kalium atau Natrium
Sulfit, bisulfit atau metabisulfit , tidak lebih dari 0,2 %
a. Untuk mendapatkan pH yang optimal
pH optimal untuk darah atau cairan tubuh yang lain adalah 7,4 dan
disebut Isohidri. Karena tidak semua bahan obat stabil pada pH cairan
tubuh, sering injeksi dibuat di luar pH cairan tubuh dan berdasarkan
kestabilan bahan tersebut.Pengaturan pH larutan injeksi diperlukan untuk :
- Menjamin stabilitas obat, misalnya perubahan warna, efek terapi
optimal obat, menghindari kemungkinan terjadinya reaksi dari
obat.
- Mencegah terjadinya rangsangan / rasa sakit waktu disuntikkan.
- Jika pH terlalu tinggi (lebih dari 9) dapat menyebabkan nekrosis
jaringan (jaringan menjadi mati), sedangkan pH yang terlalu
rendah (di bawah 3) menyebabkan rasa sakit jika disuntikkan.
misalnya beberapa obat yang stabil dalam lingkungan asam :
Adrenalin HCl, Vit.C, Vit.B1.
pH dapat diatur dengan cara :
- Penambahan zat tunggal , misalnya asam untuk alkaloida, basa
untuk golongan sulfa.
- Penambahan larutan dapar, misalnya dapar fosfat untuk injeksi,
dapar borat untuk obat tetes mata.
Yang perlu diperhatikan pada penambahan dapar adalah :
- Kecuali darah, cairan tubuh lainnya tidak mempunyai kapasitas
dapar.
- Pada umumnya larutan dapar menyebabkan larutan injeksi menjadi
hipertonis.
- Bahan obat akan diabsorpsi bila kapasitas dapar sudah hilang,
maka sebaiknya obat didapar pada pH yang tidak jauh dari isohidri.
Jika kestabilan obat pada pH yang jauh dari pH isohidri, sebaiknya
obat tidak usah didapar, karena perlu waktu lama untuk
meniadakan kapasitas dapar.
b. Untuk mendapatkan larutan yang isotonis
Larutan obat suntik dikatakan isotonis jika :
- Mempunyai tekanan osmotis sama dengan tekanan osmotis cairan
tubuh ( darah, cairan lumbal, air mata ) yang nilainya sama dengan
tekanan osmotis larutan NaCl 0,9 % b/v.
- Mempunyai titik beku sama dengan titik beku cairan tubuh, yaitu -
0,520C. Jika larutan injeksi mempunyai tekanan osmotis lebih
besar dari larutan NaCl 0,9 % b/v, disebut " hipertonis ", jika lebih
kecil dari larutan NaCl 0,9 % b/v disebut " hipotonis".
Jika larutan injeksi yang hipertonis disuntikkan, air dalam sel akan
ditarik keluar dari sel , sehingga sel akan mengkerut, tetapi keadaan ini
bersifat sementara dan tidak akan menyebabkan rusaknya sel tersebut.