Injeksi berasal dari kata “Injectio” yg artinya memasukkan ke dalam dan “Infusio”
berarti penuangan ke dalam
SEDIAAN Sediaan injeksi telah digunakan sejak tahun 1660 dan berkembang dengan pesat
sejak ditemukan ampul gelas pada tahun 1852 oleh Limousin (perancis) dan
PARENTERA Friedleader (jerman)
L Injeksi dapat dilakukan langsung ke aliran darah, jaringan/kulit atau organ dengan
cara merobek jaringan/kulit.
3
KEUNTUNGAN SEDIAAN PARENTERAL
Obat dapat diberikan pada pasien yang dalam kondisi tidak sadar atau koma.
pram-13 4
Menyebabkan iritasi Kesalahan pemberian
Menimbulkan efek
pada saat aplikasi , obat atau takaran dosis
psikologis / trauma pada Harus diberikan oleh
terutama pada tidak bisa dikoreksi
pasien yang takut orang yang terlatih
pemberian yang terutama pada
disuntik.
berulang kali pemberian intravena.
5
SYARAT SEDIAAN PARENTRAL
6
CARA PEMBERIAN SEDIAAN PARENTRAL
1. Subcutan (s.c)
ØDisuntikkan kedalam jaringan di bawah kulit
ØOnset of action obat berupa larutan dalam air lebih cepat daripada bentuk
suspensi.
ØZat aktif bekerja lebih lambat dari pada pemberian secara i.v.
7
CARA PEMBERIAN SEDIAAN PARENTRAL
1. Subcutan (s.c)
ØJika terjadi infeksi maka akan lebih berbahaya dari pada penyuntikan
karena mikroba akan tertahan pada jaringan dan membentuk abses.
8
CARA PEMBERIAN SEDIAAN PARENTRAL
2. Intravena (i.v)
Ø Obat harus berada dalam larutan air, jika dalam bentuk emulsi
maka partikel minyak tidak boleh lebih besar dari partikel
eritrosit
9
CARA PEMBERIAN SEDIAAN PARENTRAL
2. Intravena (i.v)
11
CARA PEMBERIAN SEDIAAN PARENTRAL
12
5. Intracardial 6. Intraarticular 7.Intradermal
13
CARA PEMBERIAN SEDIAAN PARENTRAL
8. Intra Peritoneal
Disuntikkan secara kontinyu ke dalam rongga perut ( CAPD
:Continuous Ambulatory Peritonial Dialysis )
Harus hipertonis
14
Perhitungan kadar satuan unit.
1. Satuan : % w/v
Contoh : Injeksi magnesium sulfat 59% w/v
15
KADAR DAN PERHITUNGAN KADAR
SEDIAAN PARENTERAL
Contoh Perhitungan
1. milimol.
CaCl2.2H2O (BM=147)
berapa mmol ion Ca++ dalam 1 g CaCl2.2H2O ?
16
KADAR DAN PERHITUNGAN KADAR
SEDIAAN PARENTERAL
Contoh Perhitungan
17
KADAR DAN PERHITUNGAN KADAR
SEDIAAN PARENTERAL
Contoh Perhitungan
18
Mengapa perlu isotonis ?
bila larutan hipotonis sel mengembang >> bila ekstrim, terjadi SEL
PECAH. bila larutan hipertonis >> sel MENGKERUT Sel pecah atau
ISOTONISITAS mengkerut akan menimbulkan rasa nyeri.
Mengkerut reversible ( bisa pulih kembali)
Pecah irreversible ( permanen , tak bisa pulih kembali)
ISOTONIS dalam sediaan parenteral artinya isotonis terhadap
cairan tubuh / darah yang memiliki titik beku – 0,52oC
semua cairan yang memiliki titik beku - 0,52oC, akan isotonis
dengan cairan tubuh. Zat yang digunakan sebagai acuan adalah
NaCl 0,9%.
(Catatan : berapa titik beku NaCl 0,9% ?)
1. Metode ekivalensi : Suatu sediaan dikatakan isotonis
jika memiliki tonisitas sama dengan 0,9% NaCl.
= 252,31 m.osmol/L
250 – 269 --> Sedikit hipotonis
270 – 328 --> Isotonis (280 mOSmol/L)
X = 0,202 gramNaCl
mOsmol total = 252,31 mOsmol/L+ 34,22 mOsmol/L
= 286,53 mOsmol/L
Osmolaritas NaCl = 1g / l
x1000 x 2
58,44
= 34,22 mOsmol/L
Osmolaritas Dekstrosa =
= 252,31 m.osmol/L
Pada pengembangan formulasi tahap awal mesti diperhitungkan hal – hal
sebagai berikut :
1. Seleksi bahan zat aktif , bahan tambahan lain dan kadar didasarkan
pada hasil formulasi.
2. Seleksi pH larutan
30
31
Bahan Obat ( Zat berkhasiat )
KOMPONEN
SEDIAAN
PARENTRAL
32
Bahan Obat ( Zat berkhasiat )
Pemerian
Kelarutan
Identifikasi
Jarak lebur
Susut Pengeringan
Sisa Pemijaran
Wadah dan Penyimpanan
33
Bahan Obat ( Zat berkhasiat )
34
Bahan Pelarut dan Pembawa
35
Bahan Pelarut dan Pembawa
3. Pelarut dan pembawa bukan air
A.Minyak.
36
Bahan Pelarut dan Pembawa
3. Pelarut dan pembawa bukan air
A.Minyak.
B. Bukan Minyak.
Etil oleat, isopropil miristat, benxyl benzoat
37
Zat yang ditambahkan sebagai bahan aditif atau
bahan pembantu ke suatu produk untuk menambah
kestabilannya perlu untuk hampir semua produk.
Bahan
Tambahan ( Tidak toksik dalam jumlah yang diberikan pada
pasien
Eksipien )
Tidak boleh mengganggu kemanjuran terapetis
maupun pengujian senyawa terapetis aktif
38
Tujuan penambahan Eksipien pada sediaan
parenteral adalah sebagai berikut:
Menjaga kelarutan obat
Bahan
Menjaga stabilitas fisika dan kimia bahan obat
Tambahan (
Eksipien )
Menjaga sterilitas larutan untuk sediaan dosis
ganda
Mengurangi rasa nyeri dan iritasi pada saat
penyuntikan
39
1. Pengawet (antimikroba)
Pengawet dapat digunakan pada :
Syarat Pengawet :
40
1. Pengawet (antimikroba)
Benzylalkohol 2%; kloreton 4%; nipagin/nipasol 0,15%:0,05%; fenol 0,5% ; kresol 0,3%;
klorkresol 0,1%.
1. Fenol
Perhatikan: fenol + gliserin ; fenol + twen 80 ->daya bakteri
fenol dalam suasana basa -> tidak ada daya antibakteri
41
1. Pengawet (antimikroba)
4. Kloraton (klorbutanol) : 0.2%
ØTahan pemanasan
pram-13 42
1. Pengawet (antimikroba)
•Tahan pemanasan
Ø Sifat dan guna seperti Nipagin •Efektif terhadap kapang dan bakteri gram +
Bila dikombinasi
43
1. Pengawet (antimikroba)
8. Benzilalkohol : 0.5 - 3 %
9. Asam sorbat
44
3. Zat pendapar (dapar)
Contoh :
üAsam Asetat
üAsam Sitrat
üKalium fosfat
üNatrium hydrogen fosfat
üNatrium karbonat
üNatrium asetat
45
4. Zat pembuat bukl atau pemodifikasi tonisitas
Ø Gliserin
Ø laktosa
Ø natrium klorida
Ø natrium sulfat dan sorbitol
5. Zat Pensuspensi
ØMetilselulosa
ØPEG
Øgelatin
ØCMC Na
Ø Dinatrium edetat
Ø kalsium dinatrium edetat
Ø tetranatrium edetat
46
7. Antioksidan
Guna antioksidan :
1.Mencegah teroksidasinya zat aktif, agar tidak terjadi penguraian kimia dan perubahan khasiat
farmakologi.
2.Kebanyakan antioksidan menyediakan elektron atau H+ yang akan bereaksi dengan radikal bebas untuk
menghentikan reaksi berantai
3. Prekuisit adalah antioksidan dioksidasi lebih dulu dari pada zat aktif
Jenis antioksidan :
47
7. Antioksidan
Jenis antioksidan :
48