Anda di halaman 1dari 29

SEDIAAN STERIL

benniiskandar@stifar-riau.ac.id
Pemakaian Untuk Mata
Pemakaian untuk mata  efek lokal pada bagian permukaan
mata atau bagian dalamnya.

Yang umum dipakai : larutan dalam air, suspensi, cairan bukan


air dan salep mata.

Umumnya obat untuk pemakaian mata diberikan dalam volume


kecil  keterbatasan kapasitas mata untuk menahan atau
menyimpan cairan atau salep.
Volume yang lebih besar dapat diberikan untuk menyegarkan atau
mencuci mata.
Pemakaian Untuk Mata
Volume normal air mata dalam mata : 7 μL.

Mata yang tidak berkedip kapasitas paling banyak 30 μL cairan

Mata yang berkedip hanya dapat menyimpan 10 μL cairan.


Cairan yang berlebih dengan cepat dialirkan ke mata.
Ukuran tiap tetes yang dimasukkan ke dalam larutan obat
biasanya 50 μL (20 tetes/ml), jadi tetesan yang dimasukkan
kebanyakan akan hilang.
Pemakaian Untuk Mata
Volume ideal larutan obat yang dipakai berdasarkan
kapasitas mata yaitu 5 – 10 μL.

Dosis mikroliter dari penetes mata tidak ada  hilangnya


obat yang dimasukkan penetes standar  hal biasa.

Jadi dosis efektif dari pengobatan mata berbeda-beda


tergantung dengan kekuatan obat yang diberikan, volume
yang dipakai, lamanya pengobatan yang berhubungan
dengan permukaan mata dan frekuensi pemberian
Pemakaian Untuk Mata
Jenis-jenis obat yang dipakai pada mata umumnya meliputi :
1. Miotik  mengurangi tekanan intraokuler, spt glaucoma, miastemia
gravis
2. Midriatik/miolisis  pupil
3. Anastetika lokal  mengurangi rasa sakit sebelum/sesudah
operasi, contoh : tetrakain, propakain, fenakain
4. Zat antiradang : hidrokortison, prednisolon, deksametason
5. Antiseptik lokal  pada permukaan mata untuk mengurangi
mikroba pada mata, contohnya : timerosal, merkuri amoniak, perak
nitrat
6. Zat antimikroba  mengatasi infeksi pada mata, spt kloramfenikol,
gentamisin, neomisin, tetrasiklin
Collyrium (Cuci Mata)
 Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zat
asing/pirogen,
isotonis, digunakan untuk membersihkan mata, dapat
ditambahkan zat dapar dan zat pengawet

Etiket harus tertera :


 Masa penggunaan setelah kemasan dibuka tutupnya
 Tulisan “obat cuci mata”
Guttae Ophthalmicae (tetes mata)
 Sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang digunakan pada
mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata
disekitar kelopak mata dan bola mata.

Syarat obat tetes mata :


Obatnya harus stabil secara kimia
Harus mempunyai aktivitas terapi yang optimal
Harus tidak mengiritasi dan tidak menimbulkan rasa sakit pada
mata
Harus teliti dan tepat serta jernih
Harus bebas dari mikroorganisme
Guttae Ophthalmicae (Tetes Mata)
Hal-hal penting pada pembuatan obat tetes mata :
 Nilai isotonisitas
Secara ideal harus memiliki nilai isotonis seperti darah yang
sesuai dengan larutan NaCl 0,9% b/v, tetapi mata masih
tahan dengan nilai isotonisitas antara 0,6 – 2 % b/v

 Pendaparan
untuk mencegah kenaikan pH yang disebabkan oleh
interaksi terhadap wadah kaca yang melepaskan ion
hidroksil. Secara ideal harus memiliki pH seperti pada air
mata ± 7,4 (3,5 – 8,5)
Guttae Ophthalmicae (Tetes Mata)
Hal-hal penting pada pembuatan obat tetes mata :
 Sterilisasi
Dapat dilakukan dengan menggunakan penyaring membrane
steril atau penyaring bakteri secara aseptis, atau jika pemanasan
tidak mempengaruhi stabilitas sediaan, maka sterilisasi obat
dalam wadah akhir dengan cara autoklaf dapat dianjurkan.
 Pengawet
Tidak boleh ditambahkan pada sediaan larutan mata untuk
pembedahan, karena dapat menimbulkan iritasi pada jaringan
mata. Bahan pengawet yang dianjurkan adalah nipagin, nipasol,
klorbutanol, fenil etil alcohol, timerosol, fenil raksa (II) nitrat
atau fenil raksa (II) asetat 0,002% b/v, benzalkonium klorida
0,01% b/v, klorheksidin asetat 0,01 % b/v
Guttae Ophthalmicae (Tetes Mata)
Hal-hal penting pada pembuatan obat tetes mata :
 Pengental (hidroksipropilmetilselulos atau polivinil
alcohol)
Harus bebas dari partikel yang dapat terlihat, dapat
ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan sehingga
obat lebih lama kontak dengan jaringan.
 Suspensi Obat Mata
Harus steril dan suspense harus dalam bentuk
termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi dan atau
goresan pada kornea. Suspensi obat mata tidak boleh
digunakan lagi jika terjadi pengerasan atau
penggumpalan
Guttae Ophthalmicae (Tetes Mata)
Keuntungan tetes mata :
Tetes mata secara umum larutan berair, lebih stabil dari salep
Tidak menganggu penglihatan saat digunakan
Larutan mata memiliki kelebihan dalam kehomogenan.

Kerugian tetes mata :


Waktu kontak relative singkat antara obat dan permukaan yang
terabsorbsi
Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas.
Bioavailabilitas mata diakui buruk jika larutannya digunakan
secara topical untuk kebanyakan obat kurang dari 1-3% dari dosis
ysng dimasukkan melewati kornea sampai keruang anterior.
Oculenta (salep mata)
 Salep steril yang digunakan untuk pengobatan mata
menggunakan dasar salep yang cocok

Syarat-syarat Salep Mata :


1. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan
sesuai
untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba
yang
mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka
pada waktu
penggunaan; kecuali dinyatakan lain dalam monografi dan
fx
sendiri sudah bersifat bakteriostatik.
Oculenta (salep mata)
Syarat-syarat Salep Mata :
4. Wadah untuk salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu
pengisian dan penutupan, harus tertutup rapat dan disegel untuk
menjamin sterilitas pada pemakaian pertama
5. Dasar salep yang digunakan tidak boleh mengiritasi mata
6. Dasar salep memungkinkan difusi obat dalam cairan mata
7. Dasar salep tetap mempertahankan aktivitas obat dalam jangka
waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat
8. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik lebur yang
mendakati suhu tubuh
Oculenta (salep mata)
Keuntungan Salep Mata :
Dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada
sediaan larutan dalam air yang ekuivalen.
 Onset dan waktu puncak absorbsi yang lebih lama.
Waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang
diabsorbsi lebih tinggi.

Kerugian Salep Mata :
Dapat menggangu pengelihatan, kecuali jika digunakan
saat akan tidur/
Dari tempat kerjanya yaitu bekerja pada kelopak mata,
kelenjar sebasea, konjungtiva, kornea dan iris.
Injeksi
Asal kata injeksi adalah injectio yang berarti
memasukkan ke dalam.

Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi,


suspensi,
atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan
terlebih dahulu sebelum digunakan secara
parenteral,
Injeksi menurut FI IV
1. Obat, larutan, atau emulsi yang digunakan untuk injeksi ditandai
dengan nama “injeksi...”
Contoh : injeksi insulin
2. Sediaan padat kering atau cairan pekat yang tidak mengandung
dapar, pengencer, atau bahan tambahan lain dan larutan yang
diperoleh setelah penambahan pelarut yang memenuhi
persyaratan
injeksi. Membedakannya dari nama bentuknya “... steril”
Contoh : Ampicilllin Sodium steril
3. Sediaan seperti tertera pada no.2 tetapi mengandung satu atau
lebih dapar, pengencer, atau bahan tambahan lain dan dapat
dibedakan dari nama bentuknya “... untuk injeksi”.
Injeksi menurut FI IV
4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang
sesuai dan
tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam saluran
spinal. Kita
dapat membedakkannya dari nama bentuknya “... steril”
Contoh : cortison suspensi steril
5. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai
membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan
untuk
suspensi steril setelah penambahan pembawa yang sesuai.
Kita
dapat membedakannnya dari nama bentuknya “ ... steril
Infus
Infus berasal dari kata infusio berarti penuangan ke dalam.

Infus sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen


dan
sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, dan
disuntikkan
melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan
yang
cocok.
Tujuan Pemberian Infus
1. Mengganti cairan tubuh dan mengimbangi
jumlah elektrolit dalam tubuh, misalnya Sol.
Glukosa isotonis, Sol. Ringer Lactat
2. Dalam bentuk larutan koloid dapat dipakai
mengganti darah manusia
3. Untuk penambahan kalori.
4. Sebagai obat, diberikan dalam jumlah besar dan
terus menerus jika tidak dapat disuntikkan
secara biasa, misalnya obat antikanker, anestesi
Perbedaan Injeksi dengan Infus Intravena
Keterangan Injeksi Infus Intravena
1. Maksud Bentuk injeksi Infus tujuan infusi

2. Volume Antara 1 ml – 10 ml Lebih dari 10 ml

3. Alat dan cara Injeksi Infus/transfusi

4. Waktu Sebentar Lama

5. Pembawa Air, etanol, minyak Hanya air

6. Isohidris & isohidris Sedapat mungkin Harus

7. Isoloni Tidak selalu Harus

8. Bebas pirogen Tidak selalu Harus

9. Kemasan Wadah tunggal atau ganda Wadah tunggal


Syarat Infus Intravena
1. Jika bentuk emulsi, dibuat dengan air
sebagai fase luar, diameter fase dalam
tidak lebih 5 μm
2. Tidak boleh mengandung bakterisida dan
zat dapar
3. Harus jernih dan bebas partikel
4. Bentuk emulsi jika dikocok harus tetap
homogen dan tidak menunjukkan
pemisahan
Immunoserum
Immunoserum adalah sediaan yang mengandung
imunoglobulin khas
yang diperoleh secara pemurnian serum hewan yang sudah
dikebalkan

Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasikan


dengan
penyuntikan toksin atau toksoid, venin, suspensi
mikroorganisme, atau
antigen lain yang sesuai.

Potensi imunoserum dinyatakan dalam unit per ml sediaan cair


Irigasi
Irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci
atau
membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga tubuh.

Pemakaiannya secara topikal, tidak boleh secara parenteral.

Pada etiket harus tertulis ”tidak dapat digunakan untuk


injeksi”.

Contoh : Larutan glycine 1,5% dalam 3 liter


Larutan asam asetat 0,25% dalam 1-3 liter
Cara Penyuntikan
Intramuskular (IM)
 Disuntikkan kedalam atau diantara lapiran jaringan
atau otot.
 Injeksi dalam bentuk larutan, suspensi atau emulsi.
 Bentuk larutan dapat diserap dengan cepat, berupa
emulsi atau suspensi diserap lambat dengan
maksud untuk mendapatkan efek yang lama.
 volume penyuntikan antara 4-20 ml, disuntikkan
perlahan-lahan untuk mencegah rasa sakit.
 Larutan sedapat mungkin dibuat isotoni
 Zat aktif dengan kerja lambat serta mudah
terakumulasi
Intravena (IV)
 Disuntikkan langsung kedalam pembuluh darah vena.
 Bentuknya berupa larutan, sedangkan bentuk suspensi/emulsi tidak
boleh diberikan melalui rute ini, sebab akan menyumbat pembuluh
darah vena yang bersangkutan.
 Dalam jumlah kecil tidak mutlak harus isotonis dan isohidris
 Dalam jumlah besar harus isotonis dan isohidris
Tidak tepat untuk zat aktif yang merangsang dinding pembuluh
darah
 Volume antara 1-10 ml
 Injeksi IV yang diberikan dalam dosis tunggal dengan volume
lebih dari 10 ml disebut “infus IV”, harus bebas pirogen
Tujuan Pemberian IV
1. Menjamin penyampaian dan distribusi obat
dalam keadaan syok
2. Mengembalikan segera kesetimbangan
elektrolit dan cairan tubuh
3. Efek farmakologis yang segera (darurat)
4. Pengobatan infeksi yang serius
5. Pemberian nutrisi secara kontinyu
6. Mencegah komplikasi lainnya jika diberikan
melalui rute lainnya
7. Untuk tujuan khusus : transfusi darah.
Subcutan (SC)
 Penyuntikkan dilakukan kedalam jaringan longgar dibawah
kulit (dermis), disuntikkan kedalam tubuh melalui bagian
yang sedikit lemaknya.
 Larutan yang disuntikkan sebaiknya isotonis dan isohidris
dengan kerja zat aktif lebih lambat dibandingkan dengan
pemberian IV dan IM.
 Dapat diberikan dalam jumlah besar.
 Contoh : insulin, narkotika, epinefrin
 Obat yang tidak boleh diberikan melalui rute SC : yang
bersifat asam kuat, basa kuat, iritan, yang dapat menimbulkan
rasa sakit, inflamasi, nekrosis jaringan.
See You
Next Week

Anda mungkin juga menyukai