Anda di halaman 1dari 38

FARMAKOLOGI

KELOMPOK 9
Aris Firdausiyah (15.027)
Amirul Agadhafi (15.070)
Naili Safitri (15.083)
Divia Azham Barka (15.148)

Injeks
Injeks
i

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
FARMAKOLOGI

DEFINISI INJEKSI

Injeksi adalah mendorong obat ke


dalam tubuh dengan menggunakan
jarum suntik.

Injeksi bisa dilakukan ke dalam otot


(intramuskular/IM), ke dalam vena
(intravena/IV) atau ke dalam jaringan
lemak di bawah kulit (subkutan).

http://kamuskesehatan.com/arti/injeksi/
DEFINISI INJEKSI

Injeksi adalah sediaan steril berupa


larutan, emulsi atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum
digunakan atau disuntikkan dengan
cara merobek jaringan kedalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir.
Dimasukkan ke dalam tubuh dengan
menggunakan alat suntik. (Agus
Wibowo, 2011)
TUJUAN INJEKSI

Tujuan
Pada umumnya Injeksi dilakukan
dengan tujuan untuk mempercepat
proses penyerapan (absorbsi) obat
untuk mendapatkan efek obat yang
cepat. 
TUJUAN INJEKSI

Tujuan yang lainnya...


Tujuan
1. Untuk memastikan obat sampai ke
bagian tubuh atau jaringan yang
membutuhkan dengan konsentrasi
yang mencukupi.
2. Untuk pasien yang tidak bisa
melakukan self medicate
3. Untuk mendapatkan efek biologik
yang tidak didapatkan melalui
pemakaian oral

 
TUJUAN INJEKSI

Tujuan yang lainnya...


Tujuan
4. Untuk alternatif bila rute yang
diharapkan (oral) tidak tersedia
5. Untuk mendapatkan efek lokal
yang diharapkan (Agus Wibowo,
2010)

 
INDIKASI
1. Pasien tidak sadar
2. Pasien tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral
3. Klien tidak mampu menelan atau
mempertahankan obat dibawah lidah

indikasi pemberian obat secara injeksi


juga disebabkan karena ada beberapa
obat yang merangsang atau dirusak
getah lambung (hormon), atau tidak di
rearbsorbsi oleh usus. Pemberian
injeksi bisa juga dilakukan untuk
anastesi lokal.
KONTRA INDIKASI

1. Resiko infeksi
2. Rute SC, IM, dan intradermal dihindari
pada klien yang cenderung mengalami
perdarahan
3. Resiko kerusakan jaringan pada injeksi
SC
JENIS INJEKSI

Subkutan

Pengobatan injeksi secara sub cutan


adalah menyuntikkan obat ke dalam
lapisan sub cutan yaitu lapisan connective
loose yang terdiri dari jaringan adipose
yang melekat pada kulit dibawah jaringan
dan organ.
JENIS INJEKSI

Subkutan

Lokasi penusukan :
•Lengan atas bagian luar 1/3 bagian dari bahu.
•Paha bagian anterior / luar 1/3 bagian dari
sendi panggul.
•Jaringan diatas scapula / daerah punggung.
•Daerah perut.
JENIS INJEKSI

Intrakutan
Pengobatan injeksi intrakutan (IC) adalah
memasukkan obat ke dalam jaringan kulit
yang peka (lapisan kulit/dermis). Injeksi
Intrakutan biasanya dipakai untuk uji kulit
dalam mendiagnosa sebab alergi atau untuk
menentukan adanya mikroorganisme.
JENIS INJEKSI

Intrakutan

Lokasi penusukan :
•di 1/3 atas lengan bawah
•di 2/3 bawah lengan atas bagian dalam

Daerah yang menjadi merah atau membentul


disebut sebagai mempunyai reaksi yang
sensitive
JENIS INJEKSI
Intramuskuler

Pengobatan injeksi secara intramuskuler


(IM) adalah menyuntikan obat (dalam
bentuk cair) ke dalam jaringan otot
tertentu dengan menggunakan spuit steril
dan menggunakan tehnik tertentu pula.
JENIS INJEKSI
Intramuskuler
Lokasi penusukan :
•Otot deltoid lengan atas

yang digunakan untuk vaksin seperti


hepatitis B dan tetanus toksoid.
• Lokasi orsogluteal memanfaatkan musculus
Gluteus maximus

cairan yang disuntikan lebih sering masuk ke


dalam jaringan adiposa daripada otot, dan
akibatnya memperlambat laju penyerapan
obat
JENIS INJEKSI
Intramuskuler
•Lokasi ventrogluteal aman dalam mengakses
musculus Gluteus medius

merupakan lokasi utama untuk suntikan


Intramuskular karena menghindari semua
saraf utama dan pembuluh darah dan tidak
ada komplikasi dilaporkan
JENIS INJEKSI
Intramuskuler
•Vastus lateralis otot paha depan terletak
di sisi luar tulang paha  

Lokasi ini umumnya dipilih pada pasien anak-


anak.
•Musculus Rektus femoris  

otot paha anterior yang jarang digunakan,


tetapi mudah dicapai jika menyuntik diri
sendiri atau untuk bayi
JENIS INJEKSI

Intravena

Pengobatan injeksi secara intra vena (IV) adalah


pengobatan dengan memasukkan obat-obatan ke
dalam vena, baik secara langsung (bolus) atau
tidak langsung (melalui infuse).

Rute Intravena (IV) memanfaatkan sistem


peredaran darah untuk menyebarkan baik cairan,
elektrolit, zat makanan maupun obat, termasuk
juga darah dan komponen-komponennya
JENIS INJEKSI

Intravena
Lokasi penusukan :
•Pada lengan (vena mediana cubiti / vena
cephalica)
•Pada tungkai (vena saphenosus)
•Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
•Pada kepala (vena frontalis, atau vena
temporalis) khusus pada anak
JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA
1. Sediaan berupa larutan dalam air / minyak /
pelarut organik yang lain yang digunakan
untuk injeksi,
Ditandai dengan nama Injeksi .....
Cara penggunaannya, misalnya :
Inj. Vit.C, pelarutnya aqua pro
injection                         
Inj. Camphor oil , pelarutnya Olea neutralisata a
injection
Inj. Luminal, pelarutnya Sol Petit atau
propilenglikol dan air
JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA

Gambar : Injeksi vitamin C dilarutkan dengan aqua pro


injection
JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA
2. Sediaan padat kering (untuk dilarutkan) atau
cairan pekat tidak mengandung dapar,
pengencer atau bahan tambahan lain dan
larutan yang diperoleh setelah penambahan
pelarut yang sesuai memenuhi persyaratan
injeksi,

Ditandai dengan nama ..... Steril


JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA
Zat padat kering jika akan disuntikkan
ditambah zat pembawa yang cocok dan steril,
hasilnya merupakan larutan yang memenuhi
syarat larutan injeksi.

Misalnya :
Inj. Dihydrostreptomycin
Sulfat  steril
JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA
3. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa
yang sesuai membentuk larutan yang
memenuhi persyaratan untuk suspensi
steril setelah penambahan bahan pembawa
yang sesuai

Ditandai dengan nama ... Steril untuk


Suspensi
JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA
Zat padat kering jika akan disuntikkan
ditambah zat pembawa yang cocok dan steril,
hasilnya merupakan suspensi  yang memenuhi
syarat suspensi steril.

Misalnya : Inj. Procaine


Penicilline G steril
untuk  suspensi
JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA
4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan zat padat yang
telah disuspensikan dalam pembawa yang
cocok dan steril, tidak disuntikkan secara
intravena atau ke dalam saluran spinal

Ditandai dengan nama ... Steril untuk


Suspensi
JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA

 Misalnya : Inj. Suspensi Prednisolone Acetate steril


JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA
5. Sediaan berupa emulsi, mengandung satu
atau lebih dapar, pengencer atau bahan
tambahan lain

Ditandai dengan nama ... Untuk Injeksi

Bahan obat dalam pembawa cair yang cocok,


hasilnya merupakan emulsi yang memenuhi
semua persyaratan emulsi steril
JENIS SEDIAAN OBAT INJEKSI,
CARA PENGGUNAAN, DAN
CONTOHNYA

Misalnya :
Inj. Penicilline
Oil untuk injeksi
KELEBIHAN INJEKSI

 
1. Dapat dicapai efek fisiologis segera, untuk kondisi
penyakit tertentu (jantung berhenti)

2. Dapat diberikan untuk sediaan yang tidak efektif


diberikan secara oral atau obat yang dirusak oleh
sekresi asam lambung

3. Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan


mengkonsumsi oral (sakit jiwa atau tidak sadar)
KELEBIHAN INJEKSI

 
4. Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi
dokter untuk mengontrol obat, karena pasien harus
kembali melakukan pengobatan

5. Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal


seperti pada kedokteran gigi/anastesiologi

6. Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara


untuk mengoreksi gangguan serius cairan dan
keseimbangan elektrolit
KEKURANGAN INJEKSI

 
1. Pemberian sediaan parenteral harus dilakukan oleh personel
yang terlatih dan membutuhkan waktu pemberian yang lebih
lama

2. Menimbulkan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak


selalu dapat dihindari

3. Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk


menghilangkan/merubah efek fisiologisnya karena obat telah
berada dalam sirkulasi sistemik
KEKURANGAN INJEKSI

 
4. Harganya relatif lebih mahal, karena persyaratan manufaktur
dan pengemasan

5. Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara


parenteral seperti septisema, infeksi jamur, inkompatibilitas
karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi obat

6. Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari


partikulat, bebas dari pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral
harus disadari oleh semua personel yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai