Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

VITAMIN DAN MINERAL

DPP/DPJ : Ir. Apul Sitohang, M.Si.

Asisten : 1. Pesta Magdalena Simbolon, Sp.

2. Devi Oktavia Tambunann

3. Nia Wulandari Br. Ginting

4. Ade Belina Sinaga

Disusun Oleh :

Patrisius Ammai S

170410011

LABORATORIUM KIMIA DAN BIOKIMIA


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
MEDAN
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai mengikuti gaya hidup orang
Barat dapat mengubah pola pikir mereka pula, seprti gaya makan. Orang
Indonesia pada zaman dahulu sangat berbeda dengan orang Indonesia pada zaman
sekarang, wanita Indonesia yang dahulu rajin memasak dan pandai memasak
sekarang mulai hilang. Gaya hidup barat telah menelan kebiasaan memasak para
wanita Indonesia, mereka lebih suka bekerja dan bekerja bukan di rumah dan
memasak untuk kebutuhan asupan gizi yang baik. Mereka cenderung memilih
makanan cepat saji yang terkesan lebih cepat dan mudah dengan rasa yang enak.
Namun, pernahkah mereka berpikir kandungan gizi apa yang ada di dalannya, apa
yang dapat di timbulkan makanan – makanan cepat saji yang mengandung bahan
pengawet yang kurang baik bagi tubuh kita.

Cara hidup yang menginginkan semua serba praktis dan tidak merepotkan
yang seringkali membuat masyarakat melupakan kesehatan, asupan gizi yang
bagus. Bahkan hampir 89% masyrakat Indonesia gemar mengkonsumsi makanan
instant yang mungkin di mata mereka lebih simple. Tapi dengan semakin sering
dan semakin banyak mereka mengkonsumsi makanan sejenis itu berarti mereka
juga melupakan pentingnya vitamin, mineral dan air yang mungkin hanya sedikit
saja terkandung dalam makanan instant atau cepat saji tersebut. Bahkan, tak
jarang makanan tersebut sama sekali tidak mengandung vitamin , mineral dan air
dan tak jarang pula makanan istant atau cepat saji banyak mengandung msg,
pengawet makanan, pemanis buatan bahkan bagi produen yang curang mereka
tidak segan menggunakan pewarna tekstil, yang dapat merusak organ-organ
dalam tubuh, bahkan untuk balita dapat mengalami kelainan kecerdasan misalnya
hiperaktiv dan masih banyak lagi yang lainnya.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organikamina berbobot molekul kecil
yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak
memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,
senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang
secara normal. Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K )
serta vitamin yang larut dalam air ( B kompleks dan C ) yang masing-masing
memiliki peranan penting. Buah-buahandan sayuran terkenal memiliki kandungan
vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin
lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh
dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah
bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping
itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan
gangguan metabolisme pada tubuh. Unsur mineral merupakan salah satu
komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat,
lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu.
Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak;
sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO) hidrogen
menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral
akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana,
serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga
terbentuk garam anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi
tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral
esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan
dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau
pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua
golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan
untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral
yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam yang
perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh
makhluk hidup yang bersangkutan. Vitamin, Mineral dan Air merupakan bagian
dari komponen-komponen yang di butuhkan oleh tubuh manusia. Namun, pada
saat ini banyak sekali masyarakat mengabaikan komponen – komponen tersebut.
Vitamin, mineral dan air adalah komponen yang tidak dapat dibuat oleh tubuh
manusia seutuhnya, bahkan mineral tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga
mineral hanya dapat diperoleh tubuh melalui makanan yang kita konsumsi.
Sehingga kesadaran tentang pentingnya vitamin, mineral dan air sangat penting di
kembangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan praktikun kali ini adalah sebagai berikut:

1. Penetapan kadar vitamin C

2. Analisis kalsium pada abu tulang

1.3. Waktu / tempat praktikum

Waktu : Rabu, 16 Januari 2019

Tempat : Laboratorium Kimia Biokimia Fakultas Pertanian


UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS MEDAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok


senyawaorganikamina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin
merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat
oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus
diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi (Rhina, 2011)

Kata Vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup,dan amin yang
artinya senyawa yang mengandung gugus N. Dari berbagai hasil penelitian,tidak
semua vitamin mengandung gugus N. Jadi, kata vitamin sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi yang sebenarnya,tetapi sampai saat ini masih tetap saja dipakai.
Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan
fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis dalam
tubuh, kecuali Vitamin K. Oleh karena itu,makanan yang dikonsumsi harus ada
yang mengandung Vitamin. Jika tubuh kekurangan vitamin akan mengakibatkan
penyakit defiensi atau avitamiosis. (Abdul, 2013)

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh. Setiap vitamin
memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak
akan dapat melakukan aktifitasnya. Namun perlu diperhatikan agar tidak
mengkonsumsi vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan tubuh. Jika
kelebihan, maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian tubuh,
tergantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut. (Jupri Malino, 2013)

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat


bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A,
C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6,
vitamin B12, dan folat).Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya
dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak
aktif.Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari
makananyang kita konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki
kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh.
Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan (Mulyono,
2001).
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh
dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.Contohnya adalah
bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping
itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan
gangguan metabolisme pada tubuh (Hasandi, 2003).
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui
senyawaan organik biasanya tidak termasuk (Anonim, 2013)

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.


Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui
(senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Pada tahun 1995 the International
Mineralogical Association telah mengajukan definisi baru tentang definisi
material: Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan
normalnya memilili unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi.
Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik kedalam daftar mineral,
seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz. (Dodi, 2012).

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok


senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini
berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen
(N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa
banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi
enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia
yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal (Volk, 2005).
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui
(senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Menurut The International
Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang
definisi material “Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan
normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi “. Ilmu
yang mempelajari mineral disebut mineralogi (Mustiadi, 2008).
Mineral merupakan unsure isensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan
sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air dalam
bobot tubuh. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah
Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur.
Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion
dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah bagian-bagian
mustahak dari makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat
kecil disebut unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-
komponen makanan yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt,
mangan, zink, kromium, setenium, iodium dan fluor (Sujono, 2000).
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang
relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk
pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam
metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium yangrendah, kelenjar
gondokakan berupaya membuat konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan. Perkiraan kecukupan
yang dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak samapi umur 10 tahun, dan
150 g per hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan
tambahan masaing-masing 25 g dan 50 g per hari (Faldini, 2003).
Semua jaringan tubuh hewan atau manusia, pangan dan pakan
mengandung zat inorganik yan di sebut unsur hara atau mineral dengan jumlah
yang berbeda-beda. Zat inorganik tersebut dalam pakn atau jaringan dapat
diperoleh pada saat pengabuan dalam rangka analisa proeksimat. Dalam abu zat
inorganik tersebut dalam bentuk oksida, carbonat dan sulfat. Mula-mula dalam
ilmu nutrisi, zat-zat yang sering mengalami kekurangan adalah protein dan energi.
Setelah kedua hal tersebut diketahui maka banyak penemuan-penemuan perihal
kekurangan mineral sebagai zat micro nutrien bersama vitamin, pada hewan
ruminansia mineral lebih kritis daripada vitamin, karenma ruminansia dapat
membentuk beberapa vitamin dalam tubuhnya (Michael. H, 2001).
Pada saat ini diketemukan 22-23 mineral yang dipandang merupakan
unsur esensial untuk ternak. Dari kemampuan 22-23 mineral yang dipandang
merupakan unsur esensial untuk ternak. Dari kemampuan 22-23 unsur tadi 7 unsur
disebut macro mineral dan 15-16 unsur disebut micro mineral. Ketujuh unsur
macro mineral tersebut adalah: calcium, phosporus, magnesium, sodium, sulphur,
potasium dan chlorine. Sedangkan yang trace mineral adalah :iron, iodine, zinc,
copper, manganesa, cobalt, molybdenum (MO), selenium, chromium, tin (Sn),
vanadium (V), flourine, silicon, nickel, cadmium,dan arsenic (As) (Natsir, 2006).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan Praktikum

3.1.1 Bahan

 Yodium 0,01N

 Amillum 1%

 Tulang sumsum sapi

 Asam sitrat

 Asam asetat

3.1.2 Alat

 Labu Ukur

 Erlenmeyer

 Pinggan porselin

 Tanur

 Gelas piala

 Buret

3.2 Prosedur Kerja

1. Penetapan Kadar Vitamin C

 Larutkan 10-20g bahan kemudian masukkan kedalam labu ukur 100 ml


dan tambahkan aquades sampai 100 ml tanda tera. Kemudian dengan
menggunakan kertas saring
 Ambil 10-25 ml filtratnya dan masukkan kedalam erlenmeyer 125 ml dan
tambahkan 2 ml larutan amillum 1%

 Kemudian dititrasi dengan yodium 0,01N hingga menjadi warna kebiru-


biruan

2. Analisa Kalsium Pada Abu Tulang

 Ambil 5-10 g tulang sumsum sapi kemudian masukkan kedalam pinggan


porselin yang bersih dan masukkan kedalam tanur, sampai terbentuk
warnah ke abu-abuan

 Dinginkan, selanjutnya gerus abu tersebut dalam mortal dan panaskan


kembali sampai berwrna putih

 Kemudian dinginkan kembali. Ambil 0,5-1g masukkan kedalam gelas


piala dengan ukuran 150 ml

 Tambahkan 50 ml asam sitrat 10% dan aduk hingga merata. Panaskan


sebentar hingga abunya larut, kemudian tambahkan aquades 50 ml
kemudian di saring

 Ambil filtratnya dan masukkan kedalam amoniak pekat sampai reaksinya


basa dan terbentuk endapan putih tebal dari kalsium. Kemudian dilakukan
penyaringan kembali. Ujilah filtratdan endapan secara terpisah

 Uji endapan : tambahkan asam asetat encer pada endapan di atas

 Uji filtrat : tambahkan 1 ml larutan ammonium oksalat 15 kemudian


biarkan. Dengan adanya endapan putih menunjukan adanya kalsium
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil : Terlampir
4.2 Reaksi
4.3 Pembahasan
Manfaat mineral salah satunya adalah pembentuk tulang, gigi dan
memungkinkan berfungsinya vitamin B kompleks dalam tubuh yang normal.
Mineral diperlukan oleh tubuh untuk membantu proses metabolisme dalam tubuh.
Kandungan mineral yang ada dalam tubuh tersebar di seluruh bagian tubuh
manusia. Proses kimia dan elektrik berjalan di dalam tubuh setiap saat. Proses
dapat berfungsi dengan benar apabila keseimbangan mineral yang sesuai
diberikan pada sistem secara berkelanjutan termasuk zat besi untuk darah,
belerang untuk otot, kalsium untuk tulang serta gabungan unsur lain yang
seimbang utnuk memberikan kelancaran fungsional tubuh. Mineral penting bagi
kesehatan. Tubuh menggunakan lebih dari 70 mineral untuk berfungsi secara
maksimal. Bukti kekurangan mineral menyebabkan kondisi kesehatan yang
memprihatinkan, seperti kurang tenaga, penuaan dini, kurang peka dan penyakit
degeneratif seperti osteoporosis, jantung dan kanker. Dalam banyak hal, ini dapat
dicegah dengan suplementasi mineral yang cukup.
Setiap sel dalam tubuh kita bergantung pada mineral untuk struktur yang
tepat serta fungsinya. Mineral dibutuhkan untuk pembentukkan darah dan tulang,
keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi system pembuluh
darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim,
memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga,
pertumbuhan dan penyembuhan. Meskipun vitamin begitu penting, vitamin tidak
dapat melakukan apa-apa untuk tubuh tanpa mineral. Tubuh dapat menghasilkan
beberapa vitamin, tapi tubuh kita tidak dapat menghasilkan satu pun mineral. Para
ahli menilai bahwa 90% manusia mengalami ketidakseimbangan dan kekurangan
mineral. Bisa saja hal itu disebabkan salah satu dari keseringan olahraga, stress
ataupun diet yang berlebihan, makanan yang kurang nutrisi maka tubuh akan sulit
untuk memperbaiki kondisi tersebut, yang biasanya berakibat mudah lapar, kram
otot dan mudah letih. 75 Trace Mineral yang ada dalam makanan alami
merupakan yang paling baik untuk system imunisasi dan kesehatan. Penelitian
ilmiah menjelaskan bahwa semua Trace Mineral harus terkandung dalam makanan
untuk menghindari lemahnya sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan kebutuhannya
di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi kelompok utama yaitu
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang menyusun
hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih
dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang
dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang
dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori
mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur
(S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na). Sedangkan mineral mikro terdiri
dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan
(Mn), silisium (Si) and seng (Zn).
Percobaan kali ini akan menentukan kandungan mineral yang ada dalam
tulang sapi. Mineral-mineral yang ada dalam tulang sapi diuji secara kualitatif
dengan uji klorida, uji sulfat, uji kalsium, uji posfat, uji magnesium, dan uji besi.
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit
bermuatan negatif yaitu klorida (Cl). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat di
dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan
konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat
pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan
juga pankreas. Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga
akan berperan dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion
klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting yaitu sebagai pengatur derajat
keasaman lambung dan ikut berperan dalam menjaga keseimbangan asam-basa
tubuh. Bersama dengan ion natrium (Na ), ion klorida juga merupakan ion dengan
konsentrasi terbesar yang keluar melalui keringat.
Vitamin ini mudah larut dalam air sehingga bila vitamin yang dikonsumsi
melebihi yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena
tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis
yang rata-rata dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tapi bisa juga
lebih tergantung kondisi tubuh dan daya tahan masing-masing orang yang
berbeda-beda. Batas maksimum yang diizinkan untuk mengkonsumsi vitamin C
adalah 1000 mg/hari. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan gusi berdarah,
sariawan, nyeri otot atau gangguan syaraf. Kekurangan lebih lanjut
mengakibatkan anemia, sering mengalami infeksi dan kulit kasar. Sementara
kelebihan vitamin C dapat menyebabkan diare. Bila kelebihan vitamin C akibat
penggunaan suplemen dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan batu
ginjal, sedangkan bila kelebihan vitamin C yang berasal dari buah-buahan
umumnya tidak menimbulkan efek samping. Makanan yang mengandung vitamin
C umumnya adalah buah-buahan dan sayuran. Buah yang mengandung vitamin C
tidak selalu berwarna kuning, misalnya pada jambu biji yang merupakan buah
dengan kandungan vitamin C paling tinggi yang dapat kita konsumsi. Bahkan,
pada beberapa buah, kulitnya mengandung vitamin C lebih tinggi daripada
buahnya. Misalnya pada kulit buah apel dan jeruk walaupun tidak semua kulit
buah bisa dimakan.

Kandungan vitamin C pada buah jeruk adalah 50 mg/100 gr. Buah yang
secara tidak sadar tersimpan dalam memori setiap orang sebagai sumber vitamin
C tinggi yang dapat memenuhi gizi harian kita ini menyediakan sekitar 30 sampai
50 miligram askorbat (vitamin C) di setiap 100 gramnya buah jeruk.Sedangkan
kandungan vitamin C murni adalah 99.3 Rekomendasi konsumsi vitamin C telah
ditetapkan oleh berbagai agensi internasional, diantaranya :

 40 miligram per hari atau 280 milligram per minggu (dikonsumsi


sekaligus) : the United Kingdom’s Food Standards Agency
 45 milligram per hari atau 300 milligram per minggu : the World Health
Organization

 80 milligram per hari : the European Commission‘s Council on nutrition


labeling

 90 mg/hari (pria) and 75 mg/hari (wanita) : Health Canada 2007

 60–95 milligram per hari : United States’ National Academy of Sciences.

 100 milligram per hari : Japan’s National Institute of Health and Nutrition.
Konsumsi vitamin C mempunyai standart yang berbeda
disetiap negara.Namunmasyarakat disetiap negara pun mempunyai kebutuhan
asupan vitamin C yang berbeda-beda pula, tergantung pada jenis kelamin,umur
dan berat badan. Kelebihan asupan vitamin C pada tubuh akan mengakibatkan
terjadinya sakit kepala, muntah, mual, kram usus, perut sakit, diare, kelelahan,
gangguan pencernaan, pengeroposan gigi, mengantuk, iritasi pada kerongongan
dan masih banyak lagi penyakit lainnya yang di sebabkan oleh berlebihnya
vitamin C. maka dari itu sangat penting untuk di perhatikan keseimbangan
vitamin C di dalam tubuh.

Reaksi yang terjadi :

Dalam proses praktikum uji vitamin C dengan larutan TioSulfat ternyata


didapati berbagai faktor yang membuat terlihat kesalahan dalam persentase
vitamin C terutama pada vitamin C murni.Jika dilihat dari kadar vitamin C yang
murni didapati bahwa vitamin C tersebut memiliki kadar 99.3% sedangkan dalam
hasil percobaan didapati vitamin C yang terdapat sebanyak 139.7251% dengan
berat vitamin C 108.3 mg dan 95.7679% dengan berat vitamin C
122.7 mg.Dari hasil yang masih dapat diterima adalah vitamin C yang memiliki
persentase 95.7679% sedangkan vitamin C yang memiliki persentase 139.7251%
tidak dapat ditolerir karena sudah berlebih.Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya kesalahan atau kelebihan dalam pesentase yaitu kesalahan dalam
penimbangan sampel,kurangnya ketelitian pada saat menggunakan neraca
analitik,faktor penguapan dan beberapa faktor lainnya yang menyebabkan kadar
vitamin C terlalu tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran vitamin dan mineral
sangat penting dalam proses metabolisme tubuh manusia. Penggunaan vitamin
yang utama adalah untuk pengobatan terhadap defisiensi (kekurangan), dan
penyakit-penyakit menurun. Selain itu vitamin juga digunakan untuk mengobati
berbagai macam penyakit, misalnya kanker (vit. A, C, dan E), jantung dan saluran
napas (vit. E dan C), skizofrenia (vit. B3). Defisiensi vitamin dan mineral dapat
berdampak negative dalam tubuh. Penggunaan vitamin dan mineral dalam jumlah
yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada system kerja tubuh sehingga
diperlukan pengambilan keputusan yang tepat dalam mengkonsumsi vitamin dan
mineral. Pemenuhan kebutuhan akan vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari
konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral misalnya
daging, sayuran hijau dan biji-bijian.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, 2011. Vitamin dan mineral untuk kesehatan. Jakarta: Penerbit EGC.

Anonim, 2013. Biokimia Darah. Widia medika.Jakarta.

Dodi, 2012. Patofisiologi, Jilid1. EGC. Jakarta.

Faldini, 2003. Farmakologi dan Terapi, edisi 5.Gaya Baru.Jakarta.

Hasandi, 2005. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Jupri Malino, 2003. Metabolisme Zat Gizi 1. Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.

Michael. H, 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah Malang.


Malang.

Mulyono, 2001. Biokimia. Universitas Indonesia. Jakarta.

Mustiadi, 2008. Ilmu Gizi dan Komperatif. UGM. Yogyakarta.

Natsir, 2006. Ilmu Gizi. PT. DIAN RAKYAT. Jakarta

Rhina, 20011. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sujono, 2000. Kandungan Vitamin dan Mineral Pada Bahan Pangan. Erlangga.
Jakarta.

Volk, 2005. Vitamin Dan Mineral. Gramedia. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai