Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP FARMAKOLOGI DALAM KEBIDANAN

Dosen Pengampu :Dyah Ayu Mustikawati, S.Farm., Apt

Disusun Oleh :
1. Amelia Hesti Pradita (201801001)
2. Avie Dita Larasati (201801002)
3. Dila Liana Majid (201801003)
4. Dwi Indaryani (201801004)

AKADEMI KEBIDANAN DUTA DHARMA PATI


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Konsep Farmakologi
dalam Kebidanan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Farmakologi dalam Pelayanan Kebidanan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis


hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Akademi Kebidanan Duta Dharma Pati. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.Untuk itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan.

Pati, 17 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..........................................................................................................i
Daftar isi ....................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluaan ..................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II Pembahasan ..................................................................................................2
A. Pengertian Farmakologi ................................................................................2
B. Istilah penting dalam farmakologi ................................................................2
C. Ruang lingkup farmakologi ...........................................................................3
D. Macam obat-obatan .......................................................................................4
E. Perundang-undangan obat .............................................................................7
F. Penggolongan obat ........................................................................................ 8
BAB III Penutup .......................................................................................................11
A. Kesimpulan ...................................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................................11
Daftar Pustaka ...........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan
cara kerjanya pada system biologis.
Tenaga kesehatan menjalankan aktivitasnya sehari-hari tidak terlepas dari
farmakologi. Farmakologi membantu para tenaga kesehatan untuk memberikan
obat-obatan yang benar kepada klien sehingga tidak terjadi kesalahan.
Obat merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,
mendiagnosis, penyakit atau gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu.
Misalnya membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama
pembedahan. Obat sama dengan racun karena obat selain bermanfaat dalam
pengobatan penyakit, juga merupakan sumber penyakit. Efek samping obat
meningkat sejalan dengan jumlah obat yang diminum.Survei di USA, sekitar 5%
pasien masuk rumah sakit akibat obat. Melihat fakta tersebut, maka pengetahuan
akan obat (Farmakologi) menjadi sesuatu yang sangat penting
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari farmakologi?
2. Apa istilah penting dalam farmakologi?
3. Apa ruang lingkup farmakologi?
4. Apa saja macam dari obat-obatan?
5. Perundang-undangan apa saja yang membahas mengenai obat-obatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian farmakologi
2. Untuk mengetahui istilah penting dalam farmakologi
3. Untuk mengetahui ruang lingkup farmakologi
4. Untuk mengetahui macam-macam obat
5. Untuk mengetahui perundangan yang membahas obat-obatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Farmakologi
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan
cara kerjanya pada system biologis.
Pada mulanya farmakologi dan terapi mencakup berbagai pengetahuan tentang
obat yang meliputi sejarah, sumber, sifat-sifat fisika dan kimiawi, cara meracik,
efek fisiologi dan biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotranformasi
dan ekskresi, serta penggunaan obat untuk terapi dan tujuan lain.
Didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan organisme
hidup serta segala aspek interaksi mereka atau Ilmu yang mempelajari interaksi
obat dengan organisme hidup.

B. Istilah Penting Dalam Farmakologi


Istilah-istilah Penting Dalam Farmakologi:
1. Farmakologi adalah ilmu mengenai obat ( farmakon : obat, logos : ilmu ).
2. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan
bahan alami lain yang merupakan sumber obat.
3. Farmakologi klinik adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari
efek obat pada manusia.
4. Farmakoterapi adalah ilmu yang berhubungan dengan penggunaan obat
untuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Di dalam farmakoterapi
dipelajari dua aspek, yaitu Farmakokinetik dan Farmakodinamik.
5. Farmakokinetik yaitu suatu imu yang mempelajari proses Absorrpsi,
Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi ( ADME ) obat dalam tubuh.
6. Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek biokimia dan
fisiologi obat serta mekanisme kerjanya.

2
7. Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari cara pencegahan, pengenalan
dan penanggulangan keracunan zat kimia ( termasuk obat ) yang
digunakan dalam rumah tangga, industri, maupun lingkungan.

C. Ruang Lingkup Farmakologi


Farmakologi mencakup semua ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber,
sifat-sifat fisik dan kimia, komposisi, efek-efek biokimia dan fisiologi, mekanisme
kerja, absorpsi, biotransformasi, ekskresi, penggunaan terapi, dan penggunaan
lainnya dari obat (Goodman & Gilmann). Dengan demikian, farmakologi
merupakan ilmu pengetahuan yang sangat luas cakupannya.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, beberapa bagian dari farmakologi
ini telah berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri dalam ruang lingkup yang
lebih sempit, tetapi tidak terlepas sama sekali dari farmakologi, misalnya
farmakologi klinik, farmasi, toksikologi, dan lain-lain.
Pengetahuan yang luas tentang bagaimana obat-obat berinteraksi dengan
komponen-komponen dalam tubuh untuk menghasilkan efek-efek terapi disebut
dengan istilah farmakologi. Istilah farmakologi mencakup spektrum interaksi obat
dalam tingkat molekular dengan tubuh secara keseluruhannya yang sangat
mengandalkan pengetahuan biokimia, fisiologi, biologi molekular, dan kimia
organik. Penjelasan mekanisme molekular dari efek obat menghasilkan
pengembangan obat-obat baru serta perumusan petunjuk-petunjuk klinik untuk
keamanan dan efektivitas penggunaan obat-obat, dalam terapi atau petunjuk untuk
pencegahan penyakit dapat penghilangan gejala-gejala penyakit, semua ini
merupakan bagian dari farmakologi.
Umumnya, para ahli farmakologi menggabungkan antara farmakologi
kedokteran atau farmakologi medis (ilmu yang berkaitan dengan diagnosis,
pencegahan, dan pengobatan penyakit) dengan toksikologi (ilmu yang mempelajari
efek-efek yang tidak diinginkan dari suatu obat dan zat kimia lain). Hubungan
antara dosis suatu obat yang diberikan pada seorang pasien dan penggunaan obat
dalam pengobatan penyakit digambarkan dengan dua bidang khusus farmakologi,
yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik. Farmakodinamik mempelajari apa

3
pengaruh obat pada tubuh. Farmakodinamik berkaitan dengan efek-efek obat,
bagaimana mekanisme kerjanya dan organ-organ apa yang dipengaruhi.
Farmakokinetik mempelajari proses apa yang dialami obat dalam tubuh.
Farmakokinetik berkaitan dengan absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi
obat-obat.
Faktor-faktor ini dirangkaikan dengan dosis, penentuan konsentrasi suatu obat
pada tempat kerjanya, dan penentuan intensitas efek obat sebagai fungsi dari waktu.
Banyak prinsip biokimia, enzimologi, fisik, dan kimia yang menentukan transfer
aktif dan pasif, serta distribusi zat melewati membran-membran biologi yang dapat
dipakai untuk dapat mengerti aspek penting dalam farmakologi. Farmakodinamik
berkaitan dengan efek-efek biokimia, fisiologi, dan mekanisme kerja obat-obatan.

D. Macam-macam Obat-Obatan
Macam- macam bentuk obat serta tujuan penggunaannya antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Pulvis (Serbuk), Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
2. Pulveres, Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,
dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
3. Tablet (Compressi), Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa
cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau
cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan
tambahan.
a. Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk
serta penandaannya tergantung design cetakan.
b. Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab
dalam lubang cetakan.
c. Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris.
Sudah jarang ditemukan.

4
d. Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut
sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik,
sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan
dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
f. Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
g. Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah
tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk
langsung ditelan”.
h. Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak
di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak
enak.
4. Pilulae (PIL), Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung
bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang
ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada
seduhan jamu.
5. Kapsulae (Kapsul), Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul
yaitu :
a. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis),
dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil
kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan.
6. Solutiones (Larutan), Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-
bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam
golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara

5
molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan
topikal (kulit).
7. Suspensi, Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga
termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes
telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
8. Emulsi, Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem
dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase
cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
9. Galenik, Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari
hewan atau tumbuhan yang disari.
10. Extractum, Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
11. Infusa, Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
12. Immunosera (Imunoserum), Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin
khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat
menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.
13. Unguenta (Salep), Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan
setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan
obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
14. Suppositoria, Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau
melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu :
a. Penggunaan lokal >> memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.

6
b. Penggunaan sistemik >> aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin
untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk
analgenik antipiretik.
15. Guttae (Obat Tetes), Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau
suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan
tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia.
Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris
(tets mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung),
Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
16. Injectiones (Injeksi), Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau
suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam
kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta
dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui
mulut.

E. Perundang-Undangan Obat
Maksud dan tujuan undang-undang ini adalah menetapkan ketentuan-
ketentuan dasar di bidang farmasi dalam rangka pelaksanaan undang-undang
tentang Pokok-Pokok Kesehatan ( undang-undang no. 9 tahun 1960) Yang
dimaksud dalam undang-undang ini adalah : Perbekalan kesehatan di bidang
farmasi, yang meliputi obat, bahan obat, obat asli Indonesia, bahan obat asli
Indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan sebagainya.
1. Obat
Yang dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari binatang, tumbuh-
tumbuhan , mineral dan obat syntetis Yaitu suatu bahan atau paduan bahan-
bahan yang digunakan untuk menetapakan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan
atau badan manusia.

7
2. Obat jadi :
Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan
,salep, tablet, pil , suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis
sesuai dengan F. Indonesia atau buku-buku lain yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
3. Obat Patent :
Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama sipembuat atau
yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang
memproduksinya
4. Obat baru :
Obat yang terdiri atau berisi suatu zat baikm sebagai bagian yang
berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat misalnya ; lapisan , pengisi, pelarut,
bahan pembantu,aatau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak
diketahui khasiat dan keamanannya.
5. Obat asli Indonesia :
Adalah obat yang didapat langsung dari bahan- bahan alamiah di
Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan
dalam pengobatan tradisional.
6. Alat kesehatan :
Adalah alat yang dipergunakan bagi pemeriksaan, perawatan, pengobatan
danpembuatan obat.

F. Penggolongan Obat
1. Berdasarkan keamanan ( Permenkes No.949/Menkes/Per/VI/2000.)
a. Obat Bebas : Paracetamol, Vitamin C, Asetosal, antasida daftar esensial
(DOEN), obat batuk hitam.
b. Obat Bebas Terbatas (Waarschuwing) artinya peringatan: klortrimaleas,
mebendazol, obat flu kombinasi tablet.
c. Obat Keras (Gevaarlijk) artinya berbahaya: amoksisilin, asam mefenamat,
semua obat injeksi dan semua obat baru
d. Psikotropika (obat keras tertentu)

8
1) Golongan I : Hanya untuk penelitian; metilen dioksi metamfetamin,
lisergid acid diathylamine (LSD) dan metamfetamin.
2) Golongan II, III, dan IV : dapat digunakan untuk pengobatan asalkan
sudah didaftarkan; diazepam, fenobarbital, lorasepam, dan
klordiazepoksid.
e. Narkotika : dapat menimbulkan addiksi(ketergantungan)
1) Golongan I : hanya untuk penelitian, dilarang produksi ; heroin dan
kokain
2) Golongan II dan III : dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah
memiliki ijin edar ; morfoin, petidin, kodein, doveri dan kodipron.
2. Berdasarkan Cara dan Jalur Pemberian
a. Obat luar : saleb , injeksi, lotion, tetes hidung, tetes telinga, suppositosia dan
krim. Menggunakan etiket biru.
b. Obat dalam : tablet, kapsul, sirup, menggunakan etiket putih.
3. Berdasarkan sumber atau asalnya
a. Tanaman : alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat, potein
b. Hewan : hormone atau enzim , misalnya insulin
c. Mineral : aluminium hidroksida, magnesium trisilat
4. Berdasarkan kesediaan
a. Padat : ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria
b. Cair : sirup, larutan, suspense, linimen, lotion
c. Semi Padat : Saleb, krim, gel dan pasta
d. Gas : aerosol, oksigen, dan inhaler
5. Berdasarkan keamanan selama kehamilan
a. Kategori A : Obat yang tidak menimbulkan pengaruh buruk pada janin ;
paracetamol, penisilin, eritromisin, digoksin, isoniazid dan asam folat.
b. Kategori B : obat yang dibatasi penggunaanya pada wanita hamil.
1) B1 : dari penelitian tidak terbukti menimbulkan kerusakan pada janin ;
simetidin
2) B2 : data dari penelitian hewan tidak memadai ; amfoterisin, dopamine

9
3) B3 : pada hewan terjadi kerusakan janin tetapi belum tentu bermakna
pada manusia ; griseovulvin, mebendazol
c. Kategori C : obat memberikan pengaruh buruk pada janin manusia tanpa
disertai malformasi anatomi jadi semata-mata efek farmakologi; narkotika,
aspirin, diuretic.
d. Kategori D; obat terbukti meningkatkan malformasi oada janin manusia;
androgen, fenitoin, fenobarbital, kinin.
e. Kategori X ; obat yang mempunyai resiko tinggi memberikan pengaruh
buruk pada janin yang menetap ( irreversible) jika diminum pada masa
kehamilan ; dietilstilbestrol.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan
cara kerjanya pada system biologis. Didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang
sifat-sifat kimia dan organisme hidup serta segala aspek interaksi mereka.Atau Ilmu
yang mempelajari interaksi obat dengan organisme hidup.
Cabang ilmu farnakologi diantaranya yang saling berkaitan adalah
farmakokinetik dan farmakodinamik. Jika farmakokinetik lebih fokus kepada
perjalanan obat-obatan di dalam tubuh maka farmakodinamik lebih fokus
membahas dan mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh
baik dari segi fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme
kerja obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh manusia.
B. SARAN
Diharapkan agar mahasiswa lebih mengerti lagi dan lebih memahami
tentang ilmu farmakologi, cabang-cabang dari ilmu farmakologi serta semua hal
yang mencakup tentang ilmu farmakologi.
Mengetahui jenis-jenis obat, bagaimana cara mengitung dosis serta
perundang-undangan yang mengatur tentang obat-obatan yang boleh dipasarkan
serta yang tidak boleh dipasarkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Gan Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta :


Departemen Farmakologi dan terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Setiyawati dkk. Pengantar Farmakologi dalam farmakologi dan terapi edisi 4.


Jakarta. Gaya baru :1995

12

Anda mungkin juga menyukai