ISI
Cara hidup yang menginginkan semua serba praktis dan tidak merepotkan yang seringkali membuat masyarakat melupakan
kesehatan, asupan gizi yang bagus. Bahkan hampir 89% masyrakat Indonesia gemar mengkonsumsi makanan instant yang
mungkin di mata mereka lebih simple. Tapi dengan semakin sering dan semakin banyak mereka mengkonsumsi makanan
sejenis itu berarti mereka juga melupakan pentingnya vitamin, mineral dan air yang mungkin hanya sedikit saja terkandung
dalam makanan instant atau cepat saji tersebut. Bahkan, tak jarang makanan tersebut sama sekali tidak mengandung vitamin ,
mineral dan air dan tak jarang pula makanan istant atau cepat saji banyak mengandung msg, pengawet makanan, pemanis
buatan bahkan bagi produen yang curang mereka tidak segan menggunakan pewarna tekstil, yang dapat merusak organ-organ
dalam tubuh, bahkan untuk balita dapat mengalami kelainan kecerdasan misalnya hiperaktiv dan masih banyak lagi yang
lainnya. (Risalandidkk, 2015)
Vitamin adalah sekelompok senyawa organikamina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi (vital dalam metabolisme
setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki
atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah (kofaktor dalam reaksi kimia yang di(katalisasi
oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
(Risalandidkk, 2015)
Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K ) serta vitamin yang larut dalam air ( B kompleks dan C ) yang
masing-masing memiliki peranan penting. Buah-buahandan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal
tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui (suplemen makanan. (Risalandidkk, 2015)
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah (avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A
maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan
gangguan metabolisme pada tubuh. (Risalandidkk, 2015)
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak,
protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua
senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO) hidrogen menjadi uap air, dan
Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik
sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.
(Risalandidkk, 2015)
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti
esensial, sehingga ada mineral esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh
terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen
organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum
diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup
yang bersangkutan. (Risalandidkk, 2015)
Gaya hidup masyarakat Indonesia yang mulai mengikuti gaya hidup orang Barat dapat mengubah pola pikir mereka pula, seprti
gaya makan. Orang Indonesia pada zaman dahulu sangat berbeda dengan orang Indonesia pada zaman sekarang, wanita
Indonesia yang dahulu rajin memasak dan pandai memasak sekarang mulai hilang. Gaya hidup barat telah menelan kebiasaan
memasak para wanita Indonesia, mereka lebih suka bekerja dan bekerja bukan di rumah dan memasak untuk kebutuhan asupan
gizi yang baik. Mereka cenderung memilih makanan cepat saji yang terkesan lebih cepat dan mudah dengan rasa yang enak.
Namun, pernahkah mereka berpikir kandungan gizi apa yang ada di dalannya, apa yang dapat di timbulkan makanan makanan
cepat saji yang mengandung bahan pengawet yang kurang baik bagi tubuh kita. (Risalandidkk, 2015)
2.1.1 Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawaorganik(amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi (vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin merupakan suatu
molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin
tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan panganan
yang dikonsumsi.(Rhina Abdullah: 2011)
Kata Vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup,dan amin yang artinya senyawa yang mengandung gugus N. Dari
berbagai hasil penelitian,tidak semua vitamin mengandung gugus N. Jadi, kata vitamin sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi
yang sebenarnya,tetapi sampai saat ini masih tetap saja dipakai. Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk
pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis dalam tubuh,kecuali Vitamin K. Oleh
karena itu,makanan yang dikonsumsi harus ada yang mengandung Vitamin. Jika tubuh kekurangan vitamin akan
mengakibatkan penyakit defiensi atau avitamiosis. (Abdul Hadi : 2013)
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Vitamin berfungsi untuk mengatur
metabolisme tubuh. Setiap vitamin memiliki peranan dan fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak akan dapat
melakukan aktifitasnya. Namun perlu diperhatikan agar tidak mengkonsumsi vitamin lebih atau kurang dari yang dibutuhkan
tubuh. Jika kelebihan, maka akan mengakibatkan perubahan pada bagian-bagian tubuh, tergantung dari vitamin yang
dikonsumsi tersebut. (Jupri Malino: 2013)
Istilah vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal
beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan dari fakta tersebut lahirlah istilah vitamine dan kemudian
menjadi vitamin. Vitamin dikenal sebagai kelompok seyawa organik yang tidak masuk dalam golongan protein, karbohirat,
maupun lemak. Vitamin merupakan komponen penting di dalam bahan pangan walaupun terdapat dalam jumlah sedikit, karena
berfungsi untuk menjaga keberlangsungan hidup serta pertumbuhan. Vitamin diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan
pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, oleh karena itu harus
diperoleh bahan pangan yang dikonsumsi. Kecuali vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asal kulit mendapatkan sinar
matahari yang cukup .
Vitamin dapat dikelompokan dalam 2 golongan yaitu vitamin yang larut di dalam lemak yaitu A,D,E,F dan K; Vitamin yang
larut dalam air yaitu vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin yang larut dalam lemak banyak terdapat dalam daging ikan,
minyak ikan, dan biji-bijian sumber minyak seperti kacang tanah, kacang kedelai dll. Vitamin yang larut dalam lemak sekali
diserap tubuh akan disimpan dalam hati atau jaringan-jaringan lemak.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut
antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan
folat).Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk
provitamin yang tidak aktif.Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makananyang kita
konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk
tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan. (Risalandidkk, 2015)
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A
maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan
gangguan metabolisme pada tubuh. (Risalandidkk, 2015)
2.1.2 Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi
kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).(Wikipedia Bahasa
Indonesia:2013)
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi
kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Pada tahun 1995 the
International MineralogicalAssociation telah mengajukan definisi baru tentang definisi material: Mineral adalah suatu unsur
atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memilili unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Klasifikasi modern
telah mengikutsertakan kelas organik kedalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana dan Strunz.
(Dodi : 2012)
2.2.1 Vitamin
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut
antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan
folat).[Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk
provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi.
Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh.
Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme
setiap organisme,yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya
“hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya
vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari
sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,
senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatupenyakit.Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain.Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A
maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan
gangguan metabolisme pada tubuh
1. Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra
penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain
itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.Vitamin ini bersifat mudah rusak
oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu,
ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah
dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya). Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan
mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran
pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan asupan vitamin A dapat
menyebabkan keracunan pada tubuh.Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit
kering bersisik, dan pingsan.Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat
menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit.
2. Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan
energi saat beraktivitas.Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat
meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang
tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama
vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.
3. Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk
rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi
defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik.Tubuh juga dapat
mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu
banyak mengonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah
yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1
.
4. Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia.[1] Di dalam tubuh, vitamin B2
berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavinmononukleotida (flavinmononucleotide, FMN) dan
flavinadeninedinukleotida (adeninedinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi
tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan
glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.[6] Sumber vitamin B2
banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat menyebabkan
menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
5. Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk
menghasilkan energi, metabolisme lemak, danprotein.Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga
kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat
dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.[20] Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan.[17] Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan
lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan
vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah,
dan mual.
6. Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5
berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama
lemak.[6]Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan
memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. [20] Vitamin B5 dapat ditemukan dalam
berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran
hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah
dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.[1]
7. Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh.
Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui
jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid.Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme
nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang
berbahaya bagi tubuh.Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak
terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
8. Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak
ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan
vitamin ini.Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam
salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA,
pembentukkanplateletdarah.Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan
vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.
9. Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga
berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan
jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal
bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C
dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti
kanker, dapat diturunkan.Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di
dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan
perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga
kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi
berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu
ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.
10. Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur,
susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang.
Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang.Sel kulit akan segera memproduksi vitamin
D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan
kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.Di samping itu, gigi akan mudah mengalami
kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan.Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium
dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula,
penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang.
Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan
dehidrasi berlebihan.
11. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah
merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini
terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada
ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi
pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan
.
12. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin
ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.
Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam
glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak mengonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber
vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.
5. Vitamin B5 (Pantetonat)
Vitamin ini berfungsi untuk:
a. Bahan pelengkap koenzim A yang penting dlam pembentukan karbohidrat,lemak dan protein
b. Menjaga tingkat normal gula darah
Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati
hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau.
(Risalandidkk, 2015)
1. Vitamin A (aseroftol)
Fungsi Vitamin A di dalam tubuh adalah:
a. Untuk pertumbuhan sel-sel epitel
b. Sebagai bahan yang diperlukan dalam proses penerimaan rangsangan cahaya oleh sel-sel basilus pada retina waktu
senja.
Sumber Vitamin A adalah minyak,ikan,hatimentega,serta tumbuhan yang berwarna hijau dan kuning.tumbuhan berwarna
kuning banyak mengandung karotin yang merupakan provitamin A.Didalam hati karotin akan di ubah menjadi Vitamin A.
(Risalandidkk, 2015)
2. Vitamin D
Vitamin D ditemukan oleh Mc.Collum,Hezs, dan Sherman.Mereka menyebutnya dengan vitamin antirakitis.Sekarang
telah ditemukan ada empat macam Vitamin D,yaitu:Vitamin D1 (ergostein) ,D2 (kalsiferol), D3,dan D4.Vitamin D3
adalah yang paling aktif.
Fungsi Vitamin D di dalam tubu adalah untuk:
a. Mengatur kadar zat kapur dan fosfor di dalam darah bersama kelenjar anak gondok (parathormon)
b. Memperbesar penyerapan zat kapur dan fosfor dalam usus
c. Mempengaruhi kerja kelenjar endokrin
d. Memperngaruhi proses osifikasi
Sumber Vitamin D adalah minyak ikan,mentega,kuningtelur,susu, dan ragi.
(Risalandidkk, 2015)
3. Vitamin E (tokoferol)
Penemu Vitamin E adalah Evans dan Burr. Kita mengenal ada tiga macam Vitamin E,yaitu : vitamin E1(alfa tokoferol),
vitamin E2 (beta tokoferol), dan vitamin E3(gama tokoferol).
Fungsi vitamin E di dalam tubuh adalah untuk:
a. Membantu proses pembelahan sel
b. Mencegah pendarahan pada ibu yang sedang hamil,serta dapat mencegah keguguran.
Vitamin E banyak terdapat pada susu,lemak,daging ,kecambah kacang hijau(touge),hati ,ginjal, dan kuning telur.
(Risalandidkk, 2015)
4. Vitamin K
Vitamin K ini ditemukan oleh Dam dan schondeyder. Vitamin ini sering disebut antihemoragiaatau anti
pendarahan.Vitamin K dapat dibentuk oleh tubuh sendiri dengan bantuan bakteri usus besar,Escherichia coli.
Fungsi Vitamin K adalah membentuk protrombin di dalam hati. Zat ini penting dalam proses pembekuan darah.
(Risalandidkk, 2015)
Senyawa serupa vitamin
Selain vitamin, tubuh juga memproduksi senyawa lain yang juga berperan dalam kelancaran metabolisme di dalam tubuh.
Senyawa ini memiliki karakteristik dan aktivitas yang mirip dengan vitamin sehingga seringkali disebut dengan istilah senyawa
serupa vitamin.Perbedaan utamanya dengan vitamin adalah senyawa ini diproduksi tubuh dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beberapa senyawa ini pernah diklasifikasikan ke dalam kelompok vitamin B kompleks
karena kemiripan fungsi dan sumber makanannya. Akan tetapi, secara umum peranan senyawa serupa vitamin ini tidaklah
sepenting vitamin.
Kolina merupakan salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin. Senyawa ini dapat ditemukan di
setiap sel mahluk hidup dan berperan dalam pengaturan sistem saraf yang baik dan beberapa metabolisme sel.Mioinositol
(myoinositol) juga termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin yang larut dalam air. Peranannya dalam tubuh secara
spesifik belum diketahui. Contoh lain dari senyawa serupa vitamin ini adalah asam para-aminobenzoat (4-aminobenzoic acid,
PABA) yang berperan sebagai senyawa antioksidan dan penyusun sel darah merah. Karnitina merupakan senyawa lain yang
berperan dalam sistem transportasi asam lemak dan pembentukkan otot tubuh.
Vitamin sebagai antioksidan
Semua jenis kehidupan di bumi memerlukan energi untuk dapat bertahan hidup. Untuk menghasilkan energi ini, makhluk hidup
memerlukan bantuan berbagai substansi, salah satunya adalah oksigen. Oksigen terlibat secara langsung dalam metabolisme
energi di dalam tubuh. Sebagai produk sampingannya, oksigen dilepaskan dalam bentuk yang tidak stabil. Molekul inilah yang
dikenal dengan nama radikal bebas (freeradicals).[30] Oksigen yang tidak stabil memiliki elektron bebas yang tidak
berpasangan sehingga bersifat reaktif. Kereaktifan oksigen ini sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat mengoksidasi dan
merusak DNA, protein, karbohidrat, asam lemak, dan membran sel di dalam tubuh. Sumber radikal bebas lainnya adalah asap
rokok, polusi lingkungan, dan sinar ultraviolet.
Tubuh memiliki beberapa mekanisme pertahanan terhadap senyawa radikal bebas ini untuk menetralkan efek negatifnya.
Kebanyakan diantaranya adalah senyawa antioksidan alami, seperti enzim superoksidadismutase, katalase, dan glutation
peroksidase. Antioksidan sendiri berarti senyawa yang dapat mencegah terjadinya peristiwa oksidasi atau reaksi kimia lain yang
melibatkan molekul oksigen (O2).[32] Senyawa lain yang juga dapat berperan sebagai antioksidan adalah glutation, CoQ10,
dan gugus tiol pada protein, serta vitamin.Beberapa jenis vitamin telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang cukup
tinggi. Contoh vitamin yang banyak berperan sebagai senyawa antioksidan di dalam tubuh adalah vitamin C dan vitamin E.
Vitamin E dapat membantu melindungi tubuh dari oksidasi senyawa radikal bebas.[33] Vitamin ini juga mampu bekerja dalam
kondisi kadar senyawa radikal bebas yang tinggi sehingga mampu dengan efisien dan efektif menekan reaksi perusakan
jaringan di dalam tubuh melalui proses oksidasi. Di samping vitamin E, terdapat satu jenis vitamin lagi yang juga memiliki
aktivitas antioksidan yang tinggi, yaitu vitamin C. Vitamin ini berinteraksi dengan senyawa radikal bebas di bagian cairan sel.
Selain itu, vitamin C juga dapat memulihkan kondisi tubuh akibat adanya reaksi oksidasi dari berbagai senyawa berbahaya.
Bila kadar radikal bebas di dalam tubuh menjadi sangat berlebih dan tidak lagi dapat diantisipasi oleh senyawa antioksidan
maka akan timbul berbagai penyakit kronis, seperti kanker, arterosklerosis, penyakit jantung, katarak, alzhemeir, dan rematik.
Bagi orang yang memiliki sejarah penyakit kronis tersebut dalam garis keturunannya, dianjurkan untuk mengonsumsi banyak
makanan yang mengandung vitamin C dan E sebagai sumber senyawa antioksidan. Selain itu, suplemen makanan juga dapat
turut membantu mengatasi masalah tersebut.
2.2.2 Mineral
Mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara
interaksi. Anda perlu vitamin agar mineral dapat bekerja dan sebaliknya. Tanpa beberapa mineral / vitamin, beberapa vitamin /
mineral tidak berfungsi dengan baik. Perbedaan terbesar antara vitamin dan mineral adalah bahwa mineral merupakan senyawa
anorganik, sedangkan vitamin organik.
Mineral dapat diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh Anda. Mineral utama (mayor) adalah mineral yang kita
perlukan lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral minor (traceelements) adalah yang kita perlukan kurang dari 100 mg
sehari. Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida adalah contoh mineral utama, sedangkan kromium, magnesium,
yodium, besi, flor, mangan, selenium dan zinc adalah contoh mineral minor. Pembedaan jenis mineral tersebut semata-mata
hanya berdasarkan jumlah yang diperlukan, bukan kepentingan. Mineral minor tak kalah penting dibandingkan mineral utama.
Kekurangan mineral minor akan menyebabkan masalah kesehatan yang juga serius.
Ketika pola makan sehat dan bervariasi, tubuhmendapatkan cukup mineral. Namun, bila pola makan tidak seimbang atau
memiliki gangguan penyerapan mineral, tubuh dapat mengalami kekurangan mineral. Dalam kondisi tersebut, mungkin perlu
mengambil suplemen mineral dan vitamin.
Kalsium Susu memang makanan yang baik karena mengandung banyak kalsium. Meminum susu secara teratur
memastikan memiliki tulang yang kuat dan tumbuh dengan baik. Hingga usia 30 tahun tulang terus tumbuh dan
berkembang. Setelah berusia 30 tahun, pertumbuhan tulang tidak secepat penyusutannya. Jika tidak mendapatkan
cukup kalsium, tulang akan keropos di usia 50 tahun. Kalsium dapat memperlambat proses ini. Kalsium adalah
mineral terbesar yang dibutuhkan tubuh. Sekitar 2-3 persen dari berat badan adalah kalsium, di mana 98% tersimpan di
dalam tulang dan gigi dan 1% di darah. Selain untuk pemeliharaan tulang dan gigi, kalsium juga membantu kontraksi
dan relaksasi otot, pembekuan darah, fungsi hormon, sekresi enzim, penyerapan vitamin B12 dan pencegahan batu
ginjal dan penyakit jantung.Sumber: susu dan produk susu (keju, yoghurt, dll), telur, ikan, kacang-kacangan, dan
sayuran hijau gelap.
Magnesium Magnesium membantu mengatur kadar kalium dan natrium dalam tubuh, yang terlibat dalam
pengendalian tekanan darah. Magnesium berperan penting dalam pemeliharaan jaringan gigi, tulang dan otot,
mengatur suhu tubuh, produksi dan transportasi energi, metabolisme lemak, protein dan karbohidrat, kontraksi dan
relaksasi otot. Sebagian besar magnesium disimpan dalam tulang dan gigi, sebagian lain di dalam darah dan otot. Jika
Anda tidak memiliki cukup magnesium dalam darah, tubuh Anda akan mengambilnya dari tulang Anda, yang pada
gilirannya juga dapat menyebabkan tulang keropos. Sumber: susu, sayur-sayuran berdaun hijau, alpukat, pisang,
coklat, produk kedelai seperti tempe atau tahu, biji-bijian dan kacang-kacangan.
Besi Disimpan dalam hemoglobin (sel darah merah), zat besi membawa oksigen ke sel-sel tubuh dan membawa
karbon dioksida keluar tubuh, mendukung fungsi otot, enzim, protein dan metabolisme energi. Kekurangan zat besi
menyebabkan anemia, kelelahan, kelemahan, sakit kepala dan apatis. Ada dua jenis zat besi dalam makanan: besi
hememudah diserap tubuh dan ditemukan dalam daging, unggas dan ikan. Besi non-hemelebih sulit diserap tubuh dan
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, brokoli, bayam dan kangkung. Tubuh Anda dapat
menyerap 20-40 persen besi dari sumber hewani dan 5-20 persen besi dari sumber nabati. Anda perlu makan lebih
banyak sayuran untuk mendapatkan zat besi yang Anda butuhkan. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, Anda
perlu bantuan vitamin C.
Zinc (seng) Zinc terdapat di semua sel tubuh Anda, terutama di kulit, kuku, rambut dan mata. Jika Anda pria, Anda
juga menyimpan zinc di prostat Anda. Zinc berperan penting dalam sintesis DNA dan RNA, produksi protein, insulin
dan sperma, membantu dalam metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan alkohol, berperan dalam mengeluarkan
karbon dioksida, mempercepat penyembuhan, pertumbuhan, perawatan jaringan tubuh, dan mendukung indera seperti
penciuman dan perasa. Kekurangan zinc menyebabkan gangguan pertumbuhan, kehilangan nafsu makan,
penyembuhan lambat, rambut rontok, libido seks rendah, kehilangan rasa dan bau dan kesulitan beradaptasi dengan
cahaya malam. Sumber: air, makanan berprotein tinggi seperti daging sapi, kambing, dan unggas, kerang, kepiting,
lobster, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Selenium Tubuh membutuhkan selenium dalam jumlah kecil tetapi teratur untuk kesehatan liver (hati). Selenium
banyak ditemukan dalam tanah, sehingga jumlah yang ditemukan dalam sayuran dan buah tergantung pada tempat
penanaman dan metode pertanian yang digunakan. Tanaman yang dibudidayakan pada tanah yang terlalu sering diolah
akan memiliki selenium yang rendah. Sumber: daging, ikan dan kacang-kacangan, susu dan produk susu, telur, susu
ayam, bawang putih, bawang merah dan sayuran hijau.
Kalium, Natrium dan Klorida Kalium (potasium), natrium dan klorida adalah mineral yang larut dalam darah dan
cairan tubuh lainnya. Mereka terpecah menjadi ion-ion. Ketiga mineral tersebut membuat cairan dalam tubuh Anda
tetap konstan dan tidak berfluktuasi. Mereka juga berperan penting dalam transportasi glukosa ke dalam sel dan
pembuangan limbah, tekanan darah, transmisi impuls saraf, irama jantung dan fungsi otot. Kekurangan mineral-
mineral ini menyebabkan mengantuk, kecemasan, mual, kelemahan, dan detak jantung tidak teratur. Sumber: hampir
semua makanan kecuali minyak, lemak dan gula, tetapi dapat rusak/hilang jika makanan dimasak.
Mineral lainnya Selain mineral-mineral di atas, mineral lain yang dibutuhkan tubuh adalah boron, kromium, tembaga, flor,
yodium, mangan, molibdenum, nikel, silikon, timbal, dan vanadium. Selain itu, tubuh juga membutuhkan dosis yang sangat
kecil dari lithium dan aluminium. Tidak ada yang tahu mengapa tubuh membutuhkan mineral-mineral tersebut dan berapa
jumlah yang tubuh butuhkan. Hal itu tidak begitu penting karena hampir tidak ada orang yang mengalami kekurangan nutrisi
tersebut.
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan mikro mineral.
A. Mineral Mikro
Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0.01% dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah lebih dari 100 mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl (klorida), dan S (sulfur).
1. Kalsium (Ca)
Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi Anda. Kalsium juga berperan penting
untuk proses kontraksi dan relaksasi otot, pembekuan darah, dan sistem imunitas. Konsumsi 2 gelas susu perhari sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium Anda.Buah dan sayuran yang mengandung Kalsium : sayuran berdaun hijau,
seperti kangung, daun singkong, bayam, daun pepaya, daun kacang panjang, brokoli. (Risalandidkk, 2015)
2. Fosfor (P)
Fosforus juga bertanggung jawab terhadap proses mineralisasi tulang dan gigi. Selain itu, fosforus juga mengatur
keseimbangan pH darah Anda. Kekurangan mineral ini menyebabkan otot Anda terasa lebih lemah sedangkan jika terlalu
berlebih, menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi (pengerasan) pada organ-organ tubuh yang tidak seharusnya seperti
ginjal. Daging, ikan, unggas, telur dan susu merupakan sumber fosforus yang utama. (Risalandidkk, 2015)
5. Sulfur (S)
Fungsi sulfur antara lain membantu menjaga keseimbangan oksigen untuk fungsi otak. Selain itu sulfur bersama-sama
dengan vitamin B kompleks membantu memperlancar metabolisme dalam tubuh dan membantu melawan infeksi akibat
bakteri. Buah dan sayuran yang mengandung Sulfur : kacang-kacangan, bawang putih, bawang bombay, dan kubis-kubisan.
(Risalandidkk, 2015)
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100
mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium).
Masing-masing mineral memiliki fungsi yang penting untuk tubuh. Berikut ini macam-macam mineral yang penting dan
fungsinya di dalam tubuh Anda.
6. Kromium (Cr)
Kromium dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Bersama-sama dengan insulin, kromium berfungsi untuk
memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel.
Buah dan sayuran yang mengandung Kromium : kentang, cabai hijau, apel, pisang, bayam, wortel, dan jeruk. (Risalandidkk,
2015)
8. Yodium (I)
Fungsi yodium adalah untuk pertumbuhan normal; membakar kelebihan lemak tubuh; serta menjaga kesehatan rambut,
kuku, kulit, dan gigi.Buah dan sayuran yang mengandung Yodium : bawang merah atau tanaman lain yang ditanam di
daerah dekat pantai. (Risalandidkk, 2015)
9. Magnesium (Mg)
Magnesium memegang peranan penting sebagai kofaktor berbagai enzim dalam tubuh. Magensium bertindak sebagai
katalisator dalam reaksi-reaksi biologi di dalam tubuh, termasuk reaksi yang berkaitan dengan metabolisme energi,
karbohodrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Selait itu, magnesium juga berperan dalam sintesis degradasi, dan stabilitas
banan gen DNA.Buah dan sayuran yang mengandung Magnesium : sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
(Risalandidkk, 2015)
2. Kekurangan Vitamin A
Gejala dini dari akibat kekurangan Vitamin A adalah buta senja (niktatopia). Penderita buta senja tidak dapat
melihat dalam keadaan gelap. Apabila gejala buta senja ini tidak dapat ditanggulangi maka akan muncul gejala lebih lanjut
yaitu Konjungtiva serosis (pengeringan selaput bening yang menutupi bagian depan bola mata).
Dapat pula terjadi kelainan dalam bentuk lain yaitu adanya bercak pada bola mata (disebut bercak bitot). Bercak bitot
merupakan bintik- bintik warna kelabu terang dan berbusa yang terdapat di konjungtifa mata. Meskipun diakui sebagai
manifestasi kekurangan Vitamin A akan tetapi kekurangan Vitamin A menyebabkan timbulnya bercak bitot.
Tanda klinis selanjutnya adalah pengeringan pada kornea mata (kornea serosis). Gejala kekurangan Vitamin A yang paling
serius, kornea mata menjadi keruh, kering dan melunak. Gangguan penglihatan yang dapat terjadi tergantung bersarnya
kerusakan pada kornea mata. Pengobatan segera dapat dan tuntas dapat mengembalikan fungsi kornea mata, akan tetapi
pengobatan yang terlambat dapat menyebabkan kebutaan total. Keseluruhan gejala yang terjadi pada mata akibat
kekurangan Vitamin A secara umum disebut Xerophtalmia (A.J. Sudiaoetama, 1999).
Xeroftalmia adalah istilah yang menerangkan gangguan kekurangan vitaminA pada mata, termasuk terjadinya kelainan
anatomi bola mata dan gangguanfungsi sel retina yang berakibat kebutaan.Kata Xeroftalmia (bahasa Latin) berarti Òmata
keringÓ, karena terjadikekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea). ( Departemen Kesehtan
RI,2003)
Penyebab
Xeroftalmia terjadi akibat tubuh kekurangan vitamin A. Bila ditinjau dari konsumsi makanan sehari-hari kekurangan vitamin A
disebabkan oleh :
Konsumsi makanan yg tidak mengandung cukup vitamin A atau provitamin A untuk jangka waktu yang lama.
Bayi tidak diberikan ASI Eksklusif
Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, seng/Zn atau zat gizi lainnya) yang diperlukan untuk
penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh.
Adanya gangguan penyerapan vitamin A atau pro-vitamin A seperti pada penyakit-penyakit antara lain penyakit
pankreas, diare kronik, Kurang Energi Protein (KEP) dan lain-lain sehingga kebutuhan vitamin A meningkat.
Adanya kerusakan hati, seperti pada kwashiorkor dan hepatitis kronik, menyebabkan gangguan pembentukan RBP
(Retinol Binding Protein) dan pre-albumin yang penting untuk penyerapan vitamin A. (Departemen Kesehtan RI,2003)
Tanda-tanda :
1. Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput, dan berpigmentasi dengan
permukaan kasar dan kusam.
2. Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna kecoklatan.
Xerosis kornea = X2
Sumber : Departemen Kesehtan RI,2003
Tanda-tanda :
1. Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai kornea.
2. Kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak kasar.
3. Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita, penyakit infeksi dan sistemik lain)
Pencegahan
Untuk menjaring lebih dini kasus xeroftalmia, perlu diperhatikan berbagai faktor antara lain :
Faktor Sosial budaya dan lingkungan dan pelayanan kesehatan
Ketersediaan pangan sumber vitamin A
Pola makan dan cara makan
Adanya paceklik atau rawan pangan
Adanya tabu atau pantangan terhadap makanan tertentu terutama yang merupakan sumber Vit A.
Cakupan imunisasi, angka kesakitan dan angka kematian karena penyakit campak dan diare
Sarana pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau
Kurang tersedianya air bersih dan sanitasi lingkungan yang kurang sehat
Keadaan darurat antara lain bencana alam, perang dan kerusuhan
Faktor Keluarga
1) Pendidikan
Pendidikan orang tua yang rendah akan berisiko lebih tinggi kemungkinan anaknya menderita KVA karena pendidikan yang
rendah biasanya disertai dengan keadaan sosial ekonomi dan pengetahuan gizi yang kurang.
2) Penghasilan
Penghasilan keluarga yang rendah akan lebih berisiko mengalami KVA Walaupun demikian besarnya penghasilan keluarga
tidak menjamin anaknya tidak mengalami KVA, karena harus diimbangi dengan pengetahuan gizi yang cukup sehingga
dapat memberikan makanan kaya vitamin A.
Faktor individu
Anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BB < 2,5 kg).
Anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun.
Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik kualitas maupunkuantitas
Anak kurang gizi atau dibawah garis merah (BGM) dalam KMS.
Anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, Tuberkulosis (TBC), Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
pneumonia dan kecacingan.
Frekuensi kunjungan ke posyandu, puskesmas/pelayanan kesehatan (untuk mendapatkan kapsul vitamin A dan imunisasi).
( Departemen Kesehtan RI,2003)
Jadwal dan Dosis Pemberian Kapsul Vitamin A pada anak penderita Xeroftalmia
1. Vitamin B1 (thiamine)
Menurut Kementrian Kesehatan republik Indonesia, asupan vitamin B1 yang direkomendasikan per hari berkisar antara 1
hingga 1,4 mg. Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri dan penyakit Wernicke. Beri-beri dapat
dikenali dari gejala sesak napas, gerakan mata yang tidak normal, detak jantung meningkat, kaki bengkak, dan muntah-
muntah.Sedangkan penyakit Wernicke memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan penglihatan berbayang, gangguan
koordinasi otot, dan penurunan fungsi mental. Jika tidak diobati, penyakit Wernicke dapat memburuk dan menjadi sindrom
Wernicke-Korsakoff.Gejala sindrom Wernicke-Korsakoff dapat berupa halusinasi, amnesia, mata sulit dibuka (ptosis), sulit
memahami suatu informasi, hilang ingatan atau tidak bisa membentuk ingatan baru. (Kevin Adrian, 2019)
2. Vitamin B2 (riboflavin)
Vitamin B2 berfungsi membantu pengolahan energi dari makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein.
Vitamin B2 juga penting untuk pertumbuhan dan produksi sel darah merah. Sebagai pengobatan, vitamin B2 dipercaya efektif
untuk mengobati sakit kepala dan menurunkan risiko katarak.Rekomendasi asupan vitamin B2 yang disarankan adalah 1-1,5
mg per hari. Jika kekurangan vitamin B yang satu ini, tubuh akan kekurangan nutrisi lain, seperti zat besi dan protein. Pada
ibu hamil, kekurangan vitamin B2 dapat menghambat pertumbuhan bayi dalam kandungan dan meningkatkan risiko
preeklamsia.Kekurangan vitamin B2 dapat dikenali dengan munculnya gejala berupa anemia, mata merah, kulit kering, bibir
pecah-pecah, infeksi mulut, hingga sensitif terhadap cahaya. (Kevin Adrian, 2019)
3. Vitamin B3 (niacin)
Vitamin B3 perlu dikonsumsi sebanyak 10-15 mg per hari. Tanpa vitamin B3, tubuh akan mudah mengalami kelelahan,
gangguan pencernaan, sariawan, muntah, kelelahan, hingga depresi.Kalau parah, kekurangan vitamin B jenis ini bisa
menimbulkan penyakit pellagra yang ditandai dengan ruam bersisik pada area kulit yang terkena matahari, muntah, diare,
sakit kepala, tubuh sering lelah, depresi, mulut bengkak, lidah memerah cerah, dan kesulitan berkonsentrasi. Jika tidak
diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kematian. (Kevin Adrian, 2019)
5. Vitamin B6 (pyridoxine)
Asupan vitamin B7 yang direkomendasikan berkisar antara 1,3 – 1,5 mg per hari. Kekurangan vitamin B6 mengakibatkan
anemia dan gangguan kulit, seperti ruam atau pecah-pecah di sekitar mulut.Kurangnya vitamin B6 juga dapat meningkatkan
risiko gangguan otak seperti depresi, kejang dan kebingungan, mual, otot berkedut, luka di sudut bibir, kesemutan dan nyeri
pada tangan dan kaki. (Kevin Adrian, 2019)
6. Vitamin B7 (biotin)
Biotin atau vitamin B7 merupakan nutrisi yang berperan mengubah karbohidrat dan lemak menjadi energi..Kekurangan jenis
vitamin B yang satu ini bisa Anda kenali dengan munculnya gejala berupa rambut rontok, kulit kering, ruam bersisik di
sekitar mata atau mulut, mata kering, kelelahan, dan depresi. (Kevin Adrian, 2019)
7. Vitamin B9 (folat)
Kekurangan vitamin B9 dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah atau anemia megaloblastik. Asupan folat
yang direkomendasikan per hari adalah 400 – 600 mikrogram (mcg).Tidak cukupnya vitamin B9 dalam tubuh bisa
menimbulkan beragam gangguan kesehatan, seperti tubuh terasa lelah, sesak napas, rambut beruban, sariawan, pertumbuhan
tubuh yang buruk, dan lidah membengkak. (Kevin Adrian, 2019)
8. Vitamin B12
Tidak memadainya jumlah vitamin B12 dalam tubuh ditandai dengan penyakit kuning (jaundice), anemia, kehilangan
nafsu makan, gangguan penglihatan, susah buang air besar, detak jantung tidak teratur, hingga napas sesak.Jika tidak
mendapatkan penanganan, kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan komplikasi berupa kemandulan, pikun, cacat
tabung saraf pada janin, gangguan penglihatan, hingga ataksia. (Kevin Adrian, 2019)
Ataksia adalah gejala klinis yang ditandai dengan kehilangan koordinasi otot dan terdapat 3 tipe: serebelar, sensoris, dan
vestibular, tergantung bagian otak mana yang menjadi sumber penyebabnya. Karena hal ini merupakan gejala klinis, terdapat
banyak sekali penyebabnya. Penyebab-penyebab yang mungkin seperti trauma otak, keracunan radiasi, kurang gizi atau
penyakit genetik. Tidak mengejutkan, penanganannya pun bervariasi tergantung dari penyebab yang mendasarinya, sama
halnya dengan prognosis dan komplikasi.
Penyebab Ataxia
Banyak ataxia disebabkan oleh hilangnya fungsi otak , otak kecil,yang mana berfungsi sebagai pusat koordinasi. Bagian kanan
dari otak kecil mengkontrol koordinasi bagian kanan tubuh sedangkan bagian kiri mengkontrol koordinasi bagian kiri. Bagian
tengah otak kecil mengkontrol pergerakan kompleks dari berjalan, kepala dan trunk stability, dan pergerakan mata. Bagian lain
dari otak kecil membantu untuk mengkoordinasi pergerakan mata, vocal berbicara, dan menelan.''
Ataxia juga dapat disebabkan oleh tidak berfungsinya jalan masuk dan keluar dari otak kecil. Informasi masuk ke otak kecil
dari saraf spinal dan bagian lain dari otak dan sinyal-sinyal dari otak kecil keluar ke saraf spinal lalu ke otak. Walaupun Otak
kecil tidak secara langsung mengkontrol kekuatan, (fungsi motorik) atau perasaan, sensor motorik harus bekerja secara normal
untuk menghasilkan masukan yang benar ke otak kecil. Seorang yang mengalami kerusakan koordinasi dapat dikatakan orang
tersebut terkena ataxia.
Pengobatan
Seiring dengan banyaknya penyakit degeneratif pada sistem saraf, tidak ada obat atau pengobatan yang efektif untuk Ataksia
Friedriech.'' Bagaimana pun, banyak gejala dan komplikasi yang dapat diobati untuk membantu pasien mempertahankan
fungsi optimal selama mungkin. Diabetes, jika ada, dapat diobati dengan diet dan obat seperti insulin dan beberapa penyakit
jantung juga dapat diobati dengan obat.
Banyak pasien baik yang ataxia karena faktor keturunan atau sporadic mengalami berbagai gejala termasuk depresi, kejang-
kejang, sulit tidur, gemetaran, dan badan kaku.''
Gejala
Gejala dan waktu tergantung dari tipe ataksia. Bahkan terdapat banyak variasi dalam keluarga yang sama dengan tipe ataksia
yang sama. Kelainan resesif umumnya menyebabkan gejala yang dimulai sejak masa kanak-kanak dibandingkan dewasa.''
Bagaimanapun, dalam tahun-tahun terakhir, sejak tes genetik tersedia, diketahui ataksia Friedreich mulai terjadi saat dewasa
pada beberapa kasus. Ataksia dominan sering muncul pada umur 20 tahun sampai 30 tahun atau bahkan lebih tua lagi. Kadang
individu dapat tidak menunjukkan gejala sampai usia 60 tahun.'' Biasanya keseimbangan dan koordinasi yang dipengaruhi
pertama kali. Tidak adanya koordinasi tangan, lengan dan kaki dan kemampuan berbicara adalah gejala umum lainnya.
Berjalan menjadi semakin sulit dan ditandai oleh berjalan dengan menempatkan kaki semakin jauh untuk mengimbangi
keseimbangan yang buruk. Gangguan koordinasi lengan dan tangan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan
kontrol gerak yang baik seperti menulis dan memakan. Gerakan mata yang lambat dapat dilihat pada beberapa bentuk ataksia.''
Seiring berjalannya waktu, ataksia dapat mempengaruhi kemampuan berbicara & menelan.
Ataksia yang diwariskan merupakan kelainan degeneratif yang berkembang selama beberapa tahun. Seberapa parah dan
kemungkinan berujung pada kematian tergantung tipe ataksia, usia dimulainya gejala dan faktor lain hanya sedikit dipahami
saat ini. Komplikasi saluran pernapasan dapat menjadi fatal pada orang yang ?bed bound? atau memiliki masalah menelan yang
parah.
Diagnosa Ataxia 1
Diagnosa ataksia Friedreich dilakukan berdasarkan pemeriksaan klinis termasuk riwayat medis dan melalui pemeriksaan fisik.
Tes yang dilakukan meliputi:
- Elektromiogram (EMG), yang mengukur aktivitas elektrik sel-sel otot.
- Studi pengantaran saraf, yang mengukur kecepatan saraf meneruskan rangsangan.
- Elektrokardiogram (EKG), yang memberikan hasil grafik aktivitas elektrik atau pola denyut jantung
- Ekokardiogram, yang merekam posisi dan gerakan otot jantung.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau scan computed tomography (CT) scan, yang menyediakan gambar otak dan urat
saraf tulang belakang.
- Ketukan tulang belakang (spinal tap) untuk mengevaluasi cairan serebrospinal.
- Tes darah dan urin untuk mengetahui naiknya kadar glukosa.
- Tes genetik untuk mengidentifikasi gen yang dipengaruhi.
Diagnosa Ataxia 2
Diagnosa didasarkan pada sejarah kesehatan seseorang, sejarah keluarga, dan sebuah uji sistem saraf. Tes darah dan sinar x,
termasuk scan MRI otak dapat menunjukkan yang mana otak kecil atau bagian-bagian otak atau sistem saraf lah yang sudah
diinfeksi oleh stroke, tumor, atau kemunduran saraf yang dapat menyebabkan ataxia.
Tes genetik disediakan untuk bermacam-macam penyakit ataxia, walaupun beberapa dokter merasa lebih tepat jika seorang
pasien memeriksakan diri ke spesialis genetik atau specialis ataxia sebelum mejalani sebuah tes gen. Diagnosa apakah
seseorang terjangkit penyakit ini atau tidak dapat dibantu keakuratannya dengan berbagai informasi sejarah kesehatan keluarga
serta gejala-gejala ataxia yang dialami si pasien.''
Berikut ini adalah daftar kondisi kesehatan dan saraf (penyakit) yang dapat menyebabkan ataxia muncul secara tiba-tiba:
- Stroke
- Pendarahan otak
- Tumor otak
- Stuktur yang rusak-otak kecil tidak dibentuk secara layak selama pembentukkan sebelum lahir
- Penggunaan narkoba dan alkohol (minumnan keras beralkohol)
- Defisiensi vitamin (vitamin E, vitamin B12)
Masalah orthopedi seperti deformitis kaki dan skoliosis dapat diatasi dengan alat penguat atau operasi. Terapi fisik dapat
memperlama penggunaan lengan dan kaki. Peneliti berharap kemajuan dalam memahami genetik ataksia Friedriech dapat
menjadi pemecahan dalam pengobatan.
Ataksia dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar:
1. Ataksia yang didapat (Acquired / Non-genetic Ataxia)
Ataksia jenis ini tidak diturunkan dalam keluarga, dan disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti konsumsi alkohol dalam
jumlah berlebihan, tumor otak, kerusakan otak, cedera kepala, atau pengaruh zat kimia lainnya terhadap otak, bahkan
stroke juga dapat menyebabkan terjadinya Ataksia.
A. Kelebihan Vitamin C
1. Mengkonsumsi vitamin C yang berlebih akan menyebabkan produksi asam lambung meningkat akan menimbulkan
masalah pencernaan seperti iritasi lambung, diare, dan juga penyakit gangstritis.
2. Mengkonsumsi vitamin C yang berlebih mengakibatkan terjadinya gangguan pada urikosuria yaitu terjadinya
peningkatan kadar asam urat di dalam kandungan kemih akan memicu resiko gangguan pada ginjal.
3. Mengkonsumsi vitamin C melebihi batas maksimal setiap hari yaitu 2000 mg, akan mengakibatkan beberapa gangguan
yang berhubungan dengan kerusakan jaringan otak.
4. Mengkonsumsi terlalu tinggi vitamin C dengan batas dosis setiap hari berlebih akan menggakibatkan pusing dan juga
mual.
5. Pemberian secara langsung pada kulit anda akan menimbulkan ruam, alergi bahkan hingga menyebabkan iritasi kulit.
6. Mengonsumsi vitamin C melebihi dosis akan mengakibatkan hasil positif palsu pada pemeriksaan glukosa urin.
7. Bagi yang sedang melakukan pengobatan, khususnya pengobatan kanker akan mengakibatkan gangguan penyerapan
obat-obatan kanker dikarenakan terlalu banyak dosis vitamin C yang masuk ke dalam tubuh (Rusdin,2015).
B. Kekurangan Vitamin C
Masalah kulit
Tubuh membutuhkan vitamin C untuk memproduksi kolagen, yaitu protein yang membentuk lapisan kulit dan jaringan
ikat tubuh.Kurang asupan vitamin C akan menurunkan kadar kolagen dalam tubuh, yang kemudian berpotensi
menimbulkan berbagai masalah pada kulit, misalnya kulit kasar dan kering. Kurang vitamin C juga dapat membuat kuku
menjadi rapuh, bergaris putih, dan tampak ada titik-titik merah. (Kevin Adrian, 2019)
Mudah memar
Kekurangan vitamin C dapat membuat pembuluh darah mudah pecah karena berkurangnya jumlah kolagen. Akibatnya,
darah bocor ke area sekitarnya dan menyebabkan memar. Mudah memar merupakan salah satu gejala yang umum terjadi
akibat kurangnya asupan vitamin C. (Kevin Adrian, 2019)
Nyeri sendi
Kurangnya asupan vitamin C diyakini dapat menimbulkan rasa nyeri dan pembengkakan pada sendi. Bahkan di kasus
yang parah, gangguan pada sendi ini bisa menyebabkan penderitanya sulit untuk berjalan. (Kevin Adrian, 2019)
Skorbut
Skorbut atau scurvy adalah kondisi yang dapat terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan vitamin C yang parah.
Kondisi ini dapat dikenali dengan munculnya gejala berupa tubuh lemas, nafsu makan hilang, mual, diare, dan
demam.Jika tidak diobati, skorbut berpotensi mendatangkan penyakit yang berbahaya, seperti penyakit jantung. Bahkan
kemungkinan terburuknya, skorbut yang tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan kematian.Selain beberapa
penyakit di atas, kekurangan vitamin C juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dan gangguan mata terkait
penuaan (degenerasi makula). (Kevin Adrian, 2019)
Sariawan
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) yang biasa dikenal dengan sariawan merupakan penyakit rongga mulut yang umum
ditemukan pada masyarakat. Prevalensi SAR sekitar 5-25% populasi di seluruh dunia. SAR tersebut memiliki gejala
penyakit berupa sakit pada 3-5 hari awal penyakitnya (Scully, dkk., 2003). Suatu studi telah dilakukan untuk menilai
tingkat keparahan SAR dan salah satunya penilaian terhadap rasa sakit. Keberhasilan perawatan diperoleh dengan
penurunan intensitas rasa sakit sebelum dan sesudah perawatan (Tappuni, dkk., 2013). Sakit yang disebabkan SAR
memberikan efek terhadap kualitas hidup individu yang mengalaminya. Ketidaknyamanan tersebut berupa gangguan tidur,
makan dan berbicara bahkan penderita merubah pola kebiasaan makan dan oral hyigenenya (Guallar et al., 2014).
Penderita umumnya merasa khawatir karena kambuhan yang berulang setiap tahunnya. Terdapat lebih dari 10.000 orang
dewasa muda dari seluruh dunia, 48,3% pria dan 57,2% wanita setidaknya mengalami dua episode SAR sebelumnya di
tahun yang sama sedangkan 25% dari mereka yang diteliti melaporkan sebuah episode pada tahun sebelumnya (Chavan,
dkk., , 2012 dan L Preeti, dkk., 2011). Gambaran klinis umum SAR adalah lesi ulser yang berulang, bentuknya bulat atau
oval dengan dasar jaringan nekrosis yang disertai gejala rasa sakit. Ada 3 subtipe dari SAR menurut Lehner berdasarkan
ukurannya, jumlah dan durasi lesi yaitu SAR minor, mayor dan herpetiform. SAR minor merupakan tipe SAR yang paling
sering, dijumpai 70-85% dari seluruh kasus. Gambarannya berupa bulat atau oval dengan diameter kurang dari 1 cm yang
ditutupi lapisan pseudomembran kuning keabuan dan dikelilingi halo eritema. SAR minor sembuh dalam periode waktu 7-
14 hari tanpa meninggalkan jaringan parut (Guallar, dkk., 2014 dan Scully, dkk., 2003). Studi penilaian klinis terhadap
SAR didapati jumlah penderita SAR minor 136 pasien dari total 223 pasien SAR (Tappuni, dkk., 2013).
Meskipun etiologi SAR belum dipahami dengan baik, faktor-faktor predisposisi seperti genetik, defisiensi nutrisi (asam folat,
vitamin B12, tiamin), alergi terhadap bahan makanan dan kimia, trauma, perubahan pada sistem endokrin (menstruasi), stress
dan kecemasan, berhenti merokok, dan agen mikrobial telah disebutkan sebagai kemungkinan penyebab (Chavan, dkk., 2012;
L Preeti, dkk., 201; Guallar, dkk., 2014 dan Porter, dkk., 1998).
Keseluruhan faktor-faktor tersebut dapat mengganggu keseimbangan oksidan dan antioksidan individu dan mempercepat
pembentukan radikal bebas (oksidatif stres). Beberapa penelitian telah menghubungkan mekanisme radikal bebas terhadap
terjadinya SAR. Antioksidan pada saliva berupa Uric Acid (UA), Superoxide Dismutase (SOD), Glutatione Peroksidase
(GSHPx) dan catalase. Uric acid terdapat 70% pada saliva (Saxena, 2011). Cimen, dkk., (2003) melaporkan adanya
peningkatan stress oksidatif dan penurunan antioksidan sebagai agen pertahanan mukosa pasien SAR. Radikal bebas
menyebabkan kerusakan biomembran oleh asam lemak yang tidak tersaturasi dan stres oksidatif menekan kemampuan sistem
imun untuk melindungi dan menghilangkan sel yang terpengaruh. Maka status antioksidan pada pasien yang menderita SAR
merupakan indikator yang penting kerentanan terhadap penyakit ini. Superoksida dimutase (SOD) dan Catalase (CAT) pada
plasma diketahui menurun pada pasien SAR
(Karincaoglu, dkk., 2004). Saral, dkk., (2005) melaporkan terdapat peningkatan malondialdehyde (MDA) pada pasien SAR
yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menderita SAR. Sementara itu juga, stres oksidatif
meningkat akibat peningkatan senyawa oksigen reaktif dan atau defisiensi antioksidan.
Defisiensi antioksidan disebabkan karena berkurangnya asupan antioksan (seperti vitamin C dan E), enzim sintesis
antioksidan Superoxide Dismutase (SOD), Catalase (CAT), Gluthathione proxidase (GSHPx), dan lainnya), atau peningkatan
pemakaian antioksidan (Gurel, dkk., 2007). Oleh karena itu, asupan antioksidan dapat menjadi pilihan perawatan SAR. Secara
kimiawi, senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (electron donors) (Shetti, dkk., 2009 dan Swapna, dkk.,
2014). Namun dalam arti biologis, pengertian anti-oksidan lebih luas, yaitumerupakan senyawa yang dapat meredam dampak
negatif oksidan, termasuk enzim dan protein pengikat logam (Bhunaveswari., 2014). Secara umum perawatan SAR terbagi
atas perawatan lokal dan sistemik. SAR termasuk ke dalam lesi yang ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun,
pasien datang dengan rasa sakit dan khawatir terhadap episodenya yang berulang. Tujuan perawatan SAR diarahkan terhadap
mengurangi rasa sakit, ukuran dan jumlah ulser serta mempercepat masa penyembuhan dengan efek samping yang sedikit.
Pilihan terhadap perawatan SAR meliputi antiinflamasi, analgesik, antiseptik dan imunomudulator yang sebagaian besar
perawatan paliatif tidak dapat mencegah kekambuhan lesi (Guallar, dkk., 2014 dan Scully, dkk., 2003). Terdapat beberapa
laporan penelitian tentang obat- obatan herbal yang digunakan pada perawatan SAR yaitu Zataria multiflora, Punica
granatum var, Matricaria chamomila, Madu, Propolis, Psidium guajava dan sebagainya (Gavanji S, dkk., 2014). Guintu dan
Chua (2013) melakukan pnelitian tentang efektivitas berkumur dengan rebusan daun Psidium guajava terhadap stomatitis
aftosa rekuren tipe minor dan memberikan hasil bermakna terhadap waktu penyembuhan dan pengurangan rasa sakit
dibandingkan kelompok kontrol. Psidium guajava atau yang umum dikenal dengan jambu biji secara tradisional digunakan
untuk mengobati berbagai penyakit. Di Indonesia, daun jambu biji telah digunakan untuk mengatasi penyakit seperti: diare,
gastroenteritis dan penyakit saluran cerna lainnya serta meningkatkan jumlah platelet pada penderita demam berdarah. Selain
itu, popularitas jambu biji telah dikenal masyarakat luas karena hampir di setiap pekarangan rumah memiliki tanaman ini.
Ekstrak daun P. guajava juga telah dilaporkan efektif sebagai antimikroba dan antirotavirus. Secara umum, sifat biologis
tanaman P. guajava memiliki kandungan polifenolnya yang tinggi yaitu : protocatechuic, ferulic, ascorbic, gallic dan caffeic
acid serta quercetin (Noer, dkk., 2015). Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah daunnya, karena daunnya
diketahui mengandung senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat (Depkes, 1989). Komponen
polifenol pada ekstrak daun P. guajava berfungsi sebagai antioksidan yang dapatbertindak sebagai imunomodulator
menyebabkan peningkatan sistem imun. Imunomodulator yang berasal dari substansi alami dapat memengaruhi respon imun
yang spesifik (Noer, dkk.,, 2015) dengan nilai efisiensi antiradikal yang signifikan dibandingkan dengan asam ascorbat (He,
dkk., 2004). Pembuktian secara empiris melalui penelitian yang dilakukan oleh Manikandan dan Anand (2016)
menyimpulkan bahwa ekstrak etanol daun Psidium guajava L efektif dalam meningkatkan SOD pada jaringan hati tikus yang
diberi perlakuan streptozotocin (stres oksidatif). Oleh karena itu peneliti mencoba menghubungkan pengaruh perawatan
antioksidan secara eksogen melalui Psidium guajava L terhadap antioksidan endogen (SOD) yang memberikan perlawanan
langsung terhadap proses inflamasi pada SAR minor sehingga dapat mempercepat masa penyembuhan.
B. Kelebihan Vitamin E
Kelebihan Vitamin E biasanya terjadi bukan karena asupan sayuran dan buah yang banyak mengandung Vitamin E. Akan
tetapi lebih sering disebabkan oleh berlebihan atau overdosis dalam mengkonsumsi suplemen vitamin E. Kelebihan vitamin E
ini memiliki efek samping dan dapat menimbulkan banyak penyakit pada organ-organ dalam tubuh jika tidak segera
dihentikan konsumsinya dan diterapi akibat kelebihan vitamin E ini. Konsumsi berlebihan vitamin E biasanya dengan takaran
lebih dari 800 mg per hari yang mana sesuai takaran UI (Unit International) mengkonsumsi suplemen vitamin E
diperbolehkan antara 400 sampai 800 mg. Kelebihan dosis yang dianjurkan dapat mengakibatkan sistem imun tubuh
terganggu dan kemudian tubuh tidak lagi mampu untuk mencegah penyakit yang hinggap di dalam tubuh. (Ursell, Amanda.
2001)
Kelebihan vitamin E dapat memicu penyakit pada tulang atau yang sering disebut osteoporosis. Dari penelitian sejumlah
ilmuwan asal Inggris mengenai suplemen vitamin E, diketahui dengan terjadinya konsumsi berlebihan akan memicu efek
alfa-tokoferol berlebihan sehingga menyebabkan kekuatan tulang menjadi menurun. Bisa menyebabkan kekeroposan tulang.
Bahkan bisa terjadi pembengkakan seperti pembengkakan pada bibir, lidah, dan wajah. Bisa menyebabkan pendarahan dan
kematian akibat pendarahan tersebut. Selain itu, kelebihan vitamin E dapat menimbulkan sakit kepala dan mual, penglihatan
kabur, perut kembung dan diare.
Dengan konsumsi vitamin E berlebih, maka pendarahan yang sulit mengering terjadi apabila dipadukan dengan kelebihan
konsumsi vitamin K. Bahkan kanker prostat pada pria dapat lebih banyak berkembang dan terjadi pada mereka yang
mengkonsumsi vitamin E dengan takaran 400 UI perhari. Padahal takaran itu masih dianggap wajar oleh beberapa peneliti.
Mereka yang mengkonsumsi vitamin E lebih tinggi akan mengalami peningkatan sampai 17% terkena penyakit kanker prostat
dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsinya. (Ursell, Amanda. 2001)
Awalnya beberapa peneliti menyatakan bahwa vitamin E dapat menurunkan resiko kanker pada seseorang. Namun setelah
dilakukan penelitian lebih lanjut pada orang yang rutin mengkonsumsi vitamin E, malahan mereka lebih banyak yang
beresiko terserang kanker. (Ursell, Amanda. 2001)
Dalam uji klinis Vitamin E lainnya, para peneliti menemukan tingkat kematian lebih tinggi pada percobaan di mana pasien
mengkonsumsi lebih dari 400 IU suplemen per hari. Percobaan ini dilakukan pada orang-orang yang memiliki penyakit kronis,
seperti penyakit jantung atau penyakit Alzheimer. Jadi tidak dapat disimpulkan bahwa temuan ini akan berlaku untuk orang
yang sehat.( Ursell, Amanda. 2001)
B. Kelebihan Vitamin K
Efek Kelebihan vitamin K
1. Terlalu banyak mengkonsumsi vitamin K, terutama jenis vitamin K sintetis bisa menyebabkan tubuh sering kesemutan
dan bahkan mati rasa.(baca juga: sering kesemutan – penyebab, penyakit dan pencegahannya
2. Konsumsi berlebihan jenis vitamin K3 bisa menyebabkan oksidatif sel sehingga menyebabkan kerusakan sel dan justru
menyebabkan resiko kanker.
3. Konsumsi berlebihan vitamin K3 juga bisa menyebabkan resiko penyakit kuning dan anemia (yang disebabkan karena
pecahnya sel darah merah).
4. Tubuh akan mengalami penurunan fungsi karena malas bergerak atau aktifitas tubuh akan menurun drastis.
5. Kelebihan vitamin K3 juga bisa menyebabkan nafsu makan menurun, sesak nafas, dan gangguan kecemasan seperti
mudah marah dan tersinggung
6. Kelebihan vitamin K3 akan menyebabkan gangguan hati terutama pembengkakan hati yang memicu pendarahan.
7. Kelebihan vitamin K3 akan merusak fungsi otot dan menyebabkan otot tubuh menjadi lebih kaku.Dalam kondisi yang
sudah parah, kelebihan vitamin K3 bisa menyebabkan sesak nafas, sulit menelan, pingsan, bengkak pada wajah, dan
gangguan fungsi tubuh.
Anak-anak
- Dari janin, neonatal, hingga usia remaja.
Environment
- Daerah pegunungan (tingkat iodium dalam tanah dan air sangat rendah)
- Ekonomi rendah
- Terdapat banyak sumber makanan mengandung zat goitrogenik
- Preventif Primer
- Penyuluhan, pendidikan kesehatan, khususnya mengenai menu dengan nutrisi seimbang dan kebutuhan tubuh
terhadap iodium
- Nutrisi yang sesuai dengan standar tumbuh kembang seseorang
- Perbaikan standar ekonomi dengan pekerjaan yang sesuai
Pemeriksaan berkala:
- Kondisi kesehatan: pada pencegahan gondok, dapat dilakukan pemeriksaan kadar iodium darah, sintesis TSH dan sintesis
hormontiroid
- Kondisi lingkungan: untuk pencegahan gondok, dapat dilakukan peninjauan kadar iodium pada air dan tanah. Selain itu
diupayakan distribusi sumber makanan yang beragam agar masyarakat tidak selalu mengonsumsi makanan yang mengandung
zat goitrogenik
Periode patogenesis
- Subklinis
- Iodium darah kurang dari normal (dapat di tes melalui urin)
- Peningkatan produksi TSH (jumlah TSH dalam darah meningkat)
- Penurunan sintesis hormon tiroid
Klinis
- Pembesaran kelenjar tiroid
- Kretinisme (cebol)
- IQ rendah pada anak
- Kelelahan kronis
Preventif sekunder
- Memberi makanan dengan nutrisi-nutrisi seimbang. Pemberian iodium secara bertahap hingga kadar iodium darah
kembali normal
Periode konvalesens
- Sembuh total (kelenjar gondok kembali ke ukuran normal)
- Sekuele (cacat mental; biasanya bersifat permanen)
- Meninggal (bila tidak segera ditanggulangi)
Preventif tertier
- Memberi rujukan ke rumah sakit (Miranti, dkk 2015)
Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan risiko dalam
masyarakat terhadap penyakit secara umum. Pencegahan dapat dilakukan meliputi memelihara dan mempertahankan
kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada di dalam masyarakat yang dapat mencegah terjadinya penyakit tidak menular.
Pada penyakit gondok, pencegahan tingkat dasar dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, olah raga,
meminum air bersih sesuai baku mutu.
Pembesaran ini dapat menormalkan kerja tubuh, oleh karena pada efek kompensatorik tersebut kebutuhan hormon tiroid
terpenuhi, akan tetapi pada beberapa kasus, seperti defisiensi iodin endemik, pembesaran ini tidak akan dapat mengompensasi
penyakit yang pernah ada. Kondisi itulah yang dikenal dengan goiter hipotiroid. Derajat pembesaran tiroid mengikuti level
dan durasi defisiensi hormon tiroid yang terjadi pada seseorang. (Wim de Jong & Syamsuhidayat, 1998)
Faktor Risiko Penyakit Gondok
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan penyakit gangguan tiroid adalah:
a. Umur
Usia di atas 60 tahun maka semakin berisiko terjadinya hipotiroid atau hipertiroid
b. Jenis Kelamin
Perempuan lebih berisiko terjadi gangguan tiroid
c. Genetik
Di antara banyak faktor penyebab autoimunitas terhadap kelenjar tiroid, genetik dianggap merupakan faktor pencetus utama
d. Merokok
Merokok dapat menyebabkan kekurangan oksigen di otak dan nikotin dalam rokok dapat memacu peningkatan reaksi
inflamasi
e. Stres
Stres juga berkolerasi dengan antibodi terhadap antibodi TSH- reseptor
i. Lingkungan
Kadar iodium dalam air kurang (kemenkes, 2015)
Potensi penurunan IQ karena GAKY yakni menurun sampai 50 poin yang disertai kerdil dan menurun sampai 10 poin pada
anak dengan penyakit gondok. Sedangkan kekurangan iodium pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran spontan, bayi
lahir mati, bayi meninggal sebelum umur 1 tahun dan kemungkinan bayi menjadi kerdil saat dewasa.
Menurut WHO (2001), dampak yang ditimbulkan GAKY cukup luas, mulai pada janin sampai dewasa. (Miranti, dkk 2015)
Pada Fetus
- Abortus
- Steel birth (lahir mati)
- Kelainan kematian perinatal
- Kretin neurologi (keterbelakangan mental, bisu, tuli, mata juling, lumpuh spastic pada kedua tungkai)
- Kretin Myxedematosa (keterbelakangan mental, kerdil)
- Hambatan psikomotor (Miranti, dkk 2015)
Pada Neonatal
- Hipotiroid
- Gondok neonatal
- Penurunan IQ
- Rentan terhadap radiasi (Miranti, dkk 2015)
Pada Dewasa
- Gondok dan segala komplikasinya
- Hipotiroid
- Gangguan fungsi mental (Miranti, dkk 2015)