Anda di halaman 1dari 27

Definisi Homeostatis

a. Homeostasis adalah kecenderungan menuju keseimbangan atau stabilitas dalam


keadaan fisiologis normal organisme bersangkutan (Dorland, 2012).
b. Homeostasis adalah kemampuan proses fisiologis tubuh dalam mempertahankan
keseimbangan dan kecenderungan semua jaringan hidup guna memelihara dan
mempertahankan kondisi setimbang atau ekuilibrum (Cannon, 1926).
c. Homeostasis adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan/terhadap lingkungan
internal dan eksternal yang senantiasa berubah sebagai suatu kunci keberhasilan
bertahan dan tetap hidup (Dubois, 1965).
d. Homeostasis sendiri berasal dari bahasa latin, homeo yang berarti tidak berubah dan
stasis yang berarti berdiri. Homeostasis merujuk kepada adanya kestabilan
lingkungan internal dalam tubuh kita. Hal ini sangat penting karena berkaitan dengan
kelangsungan hidup tiap organisme dan apabila terjadi ketidakstabilan dapat diikuti
dengan timbulnya penyakit bahkan kematian (Martini, 2012).
- Regulasi Homeostatis
a. Autoregulasi (Regulasi Intrinsik) terjadi disaat sel, jaringan, organ, atau sistem organ
mengatur aktivitasnya secara otomatis dalam merespon perubahan lingkungan.
Misalkan, saat oksigen menurun pada sebuah jaringan, maka sel-sel pada jaringan
tersebut melepaskan senyawa kimia yang dapat membuat pembuluh darah lokal
berdilatasi sehingga meningkatkan laju aliran darah dan menyediakan oksigen lebih
banyak. (Martini, 2012).
b. Regulasi Ekstrinsik merupakan sebuah hasil dari aktivitas sistem saraf atau sistem
endokrin. Contohnya adalah disaat kita berolahraga, maka sistem saraf kita akan
memerintahkan jantung berdetak lebih cepat sehingga darah bersikulasi lebih cepat
pula. Kemudian sistem saraf akan memerintahkan untuk mengurangi aliran darah di
beberapa organ seperti jalur digestif yang tidak aktif pada saat kita berolahraga.
Sedangkan sistem endokrin akan berperan dalam pengaturan jangka panjang seperti
pengaturan volume dan komposisi darah serta pengaturan sistem organ di saat
kelaparan (Martini, 2012).
- Umpan Balik (Feedback)
Umpan Balik Negatif merupakan sebuah langkah koreksi secara otomatis yang dipicu
dari adanya perubahan di luar batas kewajaran yang diinginkan sehingga koreksi tersebut
melawan rangsangan yang ada. Sedangkan Umpan Balik Positif jutru menguatkan
rangsangan yang ada, berkesinambungan dengan perubahan awal dan searah (Martini,
2012).

MEKANISME TEMPERATUR TUBUH


FISIOLOGI TERKAIT DENGAN MEKANISME PENGATURAN SUHU
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA)
berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat.
Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas,
menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas,
meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan
norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate.
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme
homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back
negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).
Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area
preoptic dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory
hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon)
sebagai tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH,
yang sebaliknya merangsang
Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk
melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan
TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor. Berbagai organ efektor akan
berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai nilai normal,
diantaranya adalah :

Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi
menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal
ke kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh
internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk produksi panas.

Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang


pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya ,
menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi
panas.

Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot
dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulangulang yang disebut menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh
dapat meningkat 4x dari basal rate hanya dalam waktu beberapa menit

Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon
tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan
meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.

Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed back
negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas. Tingginya suhu darah
merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic,
dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat
peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi
pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke
lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume
aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang
bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil. Tingginya
suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis
hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin.
Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu
tubuh kembali normal
Skema Mekanisme Feedback Negatif
Menghemat Atau Meningkatkan Produksi Panas

Stimulus yang mengganggu homeostasis

menurun

Suhu tubuh

Reseptor :
Kulit, membran mukosa dan Hipotalamus
Kembali ke
homeostasis ketika
suhu tubuh
kembali normal

Pusat pengaturan:

Preoptic area, pusat peningkatan suhu tubuh,


Sel neurosekretory di hiptalamus dan
Thyrotrope di anterior kelenjar pituitary

Efektor:
- Vasokonstriksi pembuluh darah menurunkan
kehilangan panas melalui kulit
- Medulla adrenal melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan metabolisme sel
- Kontraksi otot skeletal: menimbulkan menggigil
- Kelenjar thyroid melepaskan hormon tiroid yang
meningkatkan metabolisme rate

Meningkatnya suhu tubuh


Diambil dari Tortora, 2000 halaman 900
Menurut Myers, 2006, mengatakan keseimbangan termoregulasi dicapai
dengan diikuti oleh mekanisme di dalam regio anterior hipotalamus/ preoptic area
yang termosensitif. Neuron-neuron yang sensitive terhadap dingin terlebih dahulu
mengintegrasikan input sensori dan kemudian memicu efektor untuk memproduksi
metabolisme panas, vasokonstriksi, menggigil dan respon lainnya. Di sisi lain,
untuk mengaktifkan kehilangan panas, neuron-neuron yang sensitif terhadap panas
merangsang efektor untuk mengalami dilatasi, bernapas pendek dan cepat,
berkurangnya metabolisme rate, dan mengambat efektor untuk penghasil panas.
Walaupun temperature sirkulasi darah dalam hipotalamus berpartisipasi dalam
mekanisme control umpan balik terhadap system sensor-efektor, reseptor di kulit
memberikan tanda kritis termal melalui serabut afferent ke AP/POA.
Asal Panas Pada Tubuh Manusia

Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara


mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia memiliki
seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan,

dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan. Panas yang dihasilkan
tubuh sebenarnya merupakan produk tambahan proses metabolisme yang utama.

Adapun suhu tubuh dihasilkan dari :

1.

Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh.
2.

Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi


otot akibat menggigil).

3.

Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil


hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).

4.

Metabolisme tambahan akibat


rangsangan simpatis pada sel.

5.

Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu


sendiri terutama bila temperatur menurun.

pengaruh

epineprine,

norepineprine,

dan

Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur),
yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga
abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan
(sekitar 37C). selain itu, ada suhu permukaan (surface temperatur), yaitu suhu
yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat
berfluktuasi sebesar 20C sampai 40C.

KONTROL PERSYARAFAN TERHADAP SUHU TUBUH


Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
1.

Exercise: semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x,


sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya. Aktivitas
selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat
meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 40,0 C.

2.

Kecepatan metabolisme basal : Kecepatan metabolisme basal tiap individu


berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh
menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat
terkait dengan laju metabolisme.

3.

Hormon: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengaturan


utama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon
pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%. Fungsi tiroksin adalah
meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga
peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50100%

diatas

normal.

Hormone

pertumbuhan

growth

hormone

dapat

menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya,


produksi panas tubuh juga meningkat.
4.

Sistem syaraf: selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari
system syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan
norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan
norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme
rate dari sel tubuh. Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan
metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis
dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme.

5.

Suhu tubuh: meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate,


setiap peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi
biokimia 12 %.

6.

Asupan makanan: makanan dapat meningkatkan 10 20 % metabolisme rate


terutama intake tinggi protein. Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan
kecepatan metabolisme 20 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat
makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian,
orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh
(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak
mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik,
dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan
jaringan yang lain.

7.

Hormone kelamin pria : dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kirakira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran
hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3
0,6C di atas suhu basal.

8.

Gangguan organ: Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada


hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami
gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat
merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat
yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh
terganggu.

9.

Lingkungan : Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya


panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin.
Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia.
Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui
kulit.

10. Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi.

Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai


mekanisme homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu
tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37C. suhu
tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 0,7 C, suhu terendah pada
malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus
sesuai dengan panas yang hilang.
Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh adalah
suatu kumpulan neuron-neuron di bagian anterior hypothalamus yaitu: Preoptic
area. Area ini menerima impuls-impuls syaraf dari termoreseptor dari kulit dan
membran mukosa serta dalam hipotalamus. Neuron-neuron pada area peroptic
membangkitkan impuls syaraf pada frekwensi tinggi ketika suhu darah meningkat
dan frekwensi berkurang jika suhu tubuh menurun.
Impuls-impuls syaraf dari area preoptic menyebar menjadi 2 bagian dari
hipotalamus diketahui sebagai pusat hilang panas dan pusat peningkatan panas,
dimana ketika distimulasi oleh area preoptic, mengatur kedalam serangkaian

respon operasional yang meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh secara


berturut-turut.
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi
dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh
melawan perubahan suhu dingin atau hangat (Myers, 1984). Pusat pengaturan
tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika hipotalamus terganggu
maka mekanisme pengaturan suhu tubuh juga akan terganggu dan mempengaruhi
thermostat tubuh manusia. Mekanisme pengaturan suhu tubuh manusia erat
kaitannya antara kerja sama system syaraf baik otonom, somatic dan endokrin.
Sehingga ketika membahas mengenai pengaturan suhu oleh system persyarafan
maka tidak lepas pula kaitannya dengan kerja system endokrin terhadap
mekanisme pengaturan suhu tubuh seperti TSH dan TRH.

PENGALAMAN KLINIK YANG SUDAH DIMILIKI

Pengalaman klinik yang pernah ditemui adalah ditemuinya kasus pada klien
dengan mengalami sepsis pada seluruh tubuh akibat komplikasi pada pasien
Diabetes Mellitus yang mengalami infeksi akibat luka ganggren yang luas di tungkai
sehingga meluas ke seluruh tubuh. Klien mengalami peningkatan suhu yang sangat
tinggi diatas suhu 40 C. Keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran menurun
bahkan koma, pernapasan kusmaul dan nadi cepat. Dengan terapi antipiretika tidak
berhasil menurunkan suhu tubuh klien. Hal ini disebabkan karena set point klien di
hipotalamus sudah terganggu sehingga tidak berpengaruh lagi terhadap pemberian
antipiretika

PATOFISIOLOGI BERKAITAN DENGAN MEKANISME PENGATURAN SUHU


Mekanisme pengaturan suhu juga dapat terpengaruh bila ada pirogen yang
mempengaruhi hipotalamus, sehingga mempengaruhi set point temperature. Set
point temperature tubuh manusia akan meningkat, maka tubuh akan melakukan
mekanisme peningkatan suhu. Adanya pyrogen seperti infeksi, toxin atau mediator
inflamasi merangsang keluarnya monosit, makropag atau sel endothelial yang akan
melepaskan pyrogen cytokines-IL 1, TNF, IL-6 dan IFN. Komponen tersebut
merangsang hipotalamus anterior yang akan mengakibatkan peningkatan
termoregulator dari set point. Gejala yang ditimbulkan berupa produksi panas atau
mempertahankan panas yang menyebabkan demam. Berikut dibawah ini
merupakan mekanisme terjadinya demam.

Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah


1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :
a. Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh.
Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus
posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat
pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit
hingga delapan kali lipat lebih banyak.
b. Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang
melewati batas kritis, yaitu 37C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan
pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1C akan
menyebabkan

pengeluaran

keringat

yang

cukup

banyak

sehingga

mampu

membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar.
Pengeluaran

keringat

merupakan

salh

satu

mekanisme

tubuh

ketika

suhu

meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh


pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf
simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf
kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat
juga

dapat

mengeluarkan

keringat

karena

rangsangan

dari

epinefrin

dan

norefineprin.
c. Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan
menggigil dihambat dengan kuat.
2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :
a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh
Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
b. Piloereksi

Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel
rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang
tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap
lingkungan.
c. Peningkatan pembentukan panas
Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme
menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan
sekresi tiroksin.
3. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit, yaitu :

1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang
panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki
panjang gelombang 5 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang
panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas
paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.

Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada
gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit.
Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak
terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga
udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.

2. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan
benda-benda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan
mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi
dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan
tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada
paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan
panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.

3. Evaporasi

Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas


tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan
kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak
berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12
16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi
akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.
keseimbangan-produksi-pengeluaran-panas3
Gambar Keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas (Tamsuri
Anas, 2007)
Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang
melalui radiasi dan konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu
tubuh, tubuh memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada
keadaan ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.

Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh


actual ( yang dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan
antara produksi panas oleh tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari
lingkungan.

4. Usia

Usia sangat mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme hormonal


sehingga memberi efek tidak langsung terhadap suhu tubuh. Pada neonatus dan
bayi, terdapat mekanisme pembentukan panas melalui pemecahan (metabolisme)
lemak coklat sehingga terjadi proses termogenesis tanpa menggigil (non-shivering
thermogenesis). Secara umum, proses ini mampu meningkatkan metabolisme
hingga lebih dari 100%. Pembentukan panas melalui mekanisme ini dapat terjadi
karena pada neonatus banyak terdapat lemak coklat. Mekanisme ini sangat penting
untuk mencegah hipotermi pada bayi.

Tabel Perbedaan derajat suhu normal pada berbagai kelompok usia (Tamsuri Anas,
2007)

Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :

* Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36C


* Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5C
* Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40C
* Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40C

4. Mekanisme meningkatnya suhu tubuh, yaitu :

Tubuh manusia dapat diumpamakan seperti mesin mobil. Agar timbul energi
harus terjadi pembakaran sumber energi didalam tubuh. Pada mesin mobil yang
dibakar adalah campuran bahan bakar minyak (sebagai sumber energi) dan
oksigen, maka dalam tubuh manusia sebagai sumber energi adalah glikogen yang
didapat dari makanan (karbohidrat) dan disimpan di otot-otot dan hati, dibakar
bersama-sama dengan oksigen (O2). Seperti juga mesin mobil, pembakaran ini
akan menghasilkan panas. Sewaktu melakukan olahraga sumber energi yang
dibakar lebih banyak dan lebih cepat, sehingga suhu tubuh meningkat. Makin berat
olahraga yang dilakukan, makin tinggi suhu tubuh. Suhu tubuh yang meningkat ini
akan diatur oleh pusat pengatur suhu tubuh yang terdapat di otak untuk mencegah
agar tidak terlalu tinggi. Selain itu panas yang dihasilkan dari pembakaran dapat
dikeluarkan melalui beberapa cara, antara lain dengan cara radiasi, konveksi dan
evaporasi

Radiasi yaitu pengeluaran panas dari tubuh melalui pembuluh darah kulit yang
melebar akibat peningkatan suhu. Oleh karena itu tampak kulit berwarna
kemerahan. Bila melakukan olahraga lebih berat, darah dialirkan ke otot-otot lebih
banyak, sehingga pengeluaran panas melalui kulit berkurang atau tidak efektif.

Konveksi yaitu pengeluaran panas melalui kulit akibat perbedaan suhu antara
tubuh dengan udara sekitar. Tetapi bila suhu udara sekitar hampir sama dengan
suhu tubuh, mekanisme pengeluaran panas dengan cara ini juga kurang efisien.

Evaporasi adalah pengeluaran panas dengan cara pendinginan tubuh melalui


pengeluaran keringat. Dengan keluarnya keringat, suhu kulit akan turun. Makin
panas cuaca saat itu, makin banyak keringat yang keluar. Jadi mekanisme
pengeluaran panas ini sangat baik bila melakukan olahraga pada cuaca panas,
asalkan pengeluaran cairan keringat ini secara teratur diganti, dengan cara minum
air setiap 15 menit.

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang
dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh
manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh
pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme
umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set
point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37C.
Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang
untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan
cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga
suhu kembali pada titik tetap.
Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu
mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres,
beri obat penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam
memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres
hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres
dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas
(Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita akan berfokus pada
penggunaan teknik kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu tubuh.
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan
melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui
anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam
fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung)
akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien.
Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan
suhu tubuh.
Demam
Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh
normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang sering
digunakan adalah pireksia atau febris. Apabila suhu tubuh sangat tinggi (mencapai
sekitar 40C), demam disebut hipertermi.
Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 370C yang
disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Anak yang memiliki suhu tinggi karena
suhu tinggi berkepanjangan dapat menyebabkan sawan. Demam yang melebihi 3
hari mungkin merupakan malaria atau penyakit yang disebabkan oleh nyamuk
lainnya. panas biasanya adalah tanda bahwa sesuatu sedang terjadi didalam tubuh

anda. Dan sebenarnya panas sendiri tidak selalu buruk. Panas memegang peranan
dalam menolong tubuh untuk melawan serangan infeksi virus atau bakteri. Jadi
panas adalah suatu respon tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam
tubuh.

Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang
membantu suhu tubuh yang konstan antara 36.5C dan 37.5C.Suhu tubuh normal
manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita
akan lebih rendah dibanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas.

Pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan


memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut)
normal sekitar 37 C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5 C sedang di
rectum (anus) sekitar 37.5 C."Panas atau Demam terjadi bila pengambilan suhu
tubuh melalui mulut (dibawah lidah) DIATAS 37.5 C".

Biasanya demam sendiri diikuti oleh kondisi lainnya, seperti gejala dan tanda
lainnya yang sering dapat membantu untuk menemukan penyebab dari terjadinya
demam tersebut. Sebagai contoh, mual dan muntah dengan panas tubuh, berarti
adanya gangguan didaerah pencernaan. Atau demam yang disertai oleh batuk
dengan reak maka gangguan adalah pada saluran pernafasanya.Seperti yang
dikatakan sebelumya bahwa demam kadang bukan sesuatu yang buruk,---karena
demam adalah proses respon tubuh terhadap infeksi itu sendiri . Tetapi ada
beberapa keadaan dimana anda sebaiknya mencari pertolongan medis atau
konsultasi ke dokter anda, yaitu:

Untuk bayi dibawah 3 bulan dengan suhu tubuh diatas 38C.

Untuk anak yang lebih tua dan orang dewasa , sebaiknya konsultasikan ke
dokter anda bila :

Terdapat panas yang naik turun dalam 3 hari


Suhu meningkat diatas 39 C
Adanya panas yang disertai menjadi tidak mau makan dan minum sertai gelisah;
mual muntah; sakit kepala hebat; sakit perut; timbul rash pada kulit; kesulitan
pernafasan; atau gejala lainnya yang tidak dapat dijelaskan.
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam

disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain,
terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen yang
dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama
keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen.
Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit
darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini
selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan zat interleukin-1 ke
dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen endogen.
Interleukin-1 ketika sampai di hipotalamus akan menimbulkan demam dengan cara
meningkatkan temperature tubuh dalam waktu 8 10 menit. Interleukin-1 juga
menginduksi pembentukan prostaglandin, terutama prostaglandin E2, atau zat yang
mirip dengan zat ini, yang selanjutnya bekerja di hipotalamus untuk
membangkitkan reaksi demam.
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung
pada fase demam, meliputi fase awal, proses, dan fase pemulihan (defesvescence).
Tanda-tanda ini muncul sebagai hasil perubahan pada titik tetap dalam mekanisme
pengaturan suhu tubuh.
Fase-fase Terjadinya Demam
Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)

Peningkatan denyut jantung

Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan

Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot

Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi

Merasakan sensasi dingin

Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi

Rambut kulit berdiri

Pengeluaran keringat berlebihan

Peningkatan suhu tubuh


Fase II: proses demam

Proses menggigil lenyap

Kulit terasa hangat / panas

Merasa tidak panas atau dingin

Peningkatan nadi dan laju pernafasan

Peningkatan rasa haus

Dehidrasi ringan hingga berat

Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf

Lesi mulut herpetic

Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )

Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein
Fase III: pemulihan

Kulit tampak merah dan hangat

Berkeringat

Menggigil ringan

Kemungkinan mengalami dehidrasi


Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia
bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1
yang akan mengaktifkan sel T. suhu tinggi ( demam ) juga berfungsi meningkatkan
keaktifan ( kerja ) sel T dan B terhadap organisme pathogen. Namun konsekuensi

demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam (peningkatan


suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi
berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga
peningkatan kadar sisa metabolisme. Selain itu, pada keadaan tertentu demam
dapat mengaktifkan kejang.
Penatalaksanaan Anak yang Mengalami Demam

Bila anak mengalami demam, yang dapat kita lakukan adalah :


1.

Kenakan pakaian yang tipis pada anak, dan hanya gunakan seprai
atau selimut tipis pada tempat tidur. Pakaian dan selimut yang
berlapis-lapis hanya akan menyebabkan panas terperangkap serta
dapat menyebabkan suhu badan naik.

2.

Beri anak banyak minum. Anak-anak menjadi lebih mudah dehidrasi


pada waktu menderita panas. Minum air membuat mereka merasa
lebih baik dan mencegah dehidrasi.

3.

Beri anak banyak istirahat, agar produksi panas yang diproduksi


tubuh seminimal mungkin.

4.

Beri kompres di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha,


leher belakang.

5.

Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen

DAFTAR PUSTAKA

1.

_______(2000). Temperature regulation. Diambil pada 14 Februari 2006. Dari


http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.html

2.

Journal of Endocrinology. (2005). Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic


releasing factors. Diambil pada 14 Februari 2006 dari http://joe.endocrinologyjournals.org/cgi/content/full

3.

Journal of Endocrinology. (2005). Functional anatomy of hypothalamic


homeostaticsystems. Diambil pada 13 Februari 2006 dari
http://www.endotxt.org/neuroendo/neuroendo3b.html

4.

Myers, R.D. (1984). Neurochemistry of thermoregulation. The Physiologist,27, (1),


41-46Tortora, J.T., Grabowski, S.R. (2000). Principles of anatomy and physiology. (9th
ed.). Toronto: John Wiley & Sons, Inc

Lemak Jenuh
Lemak jenuh adalah lemak di mana tidak ada ikatan rangkap di antara atom karbon
pada rantai asam lemaknya. Lemak jenuh biasanya berbentuk padat pada suhu kamar.
Dehidrogenasi mengkonversi lemak jenuh menjadi lemak tak jenuh, sedangkan
hidrogenasi sebaliknya.

Struktur Asam Lemak Jenuh


-

Lemak Tak Jenuh


Lemak tak jenuh adalah lemak yang memiliki relatif banyak ikatan ganda di antara
molekul- molekulnya. Lemak tak jenuh hadir dalam dua bentuk: Lemak tak jenuh
tunggal dengan satu ikatan ganda antar molekul lemak atau lemak tak jenuh ganda
dengan beberapa ikatan ganda antar molekul lemak.
Hidrogenasi mengkonversi lemak jenuh menjadi lemak tak jenuh, sementara
dehidrogenasi melakukan yang sebaliknya. Lemak tak jenuh cenderung meleleh pada
suhu lebih rendah daripada lemak jenuh yang cenderung padat pada suhu kamar.

Struktur Asam Lemak Tak Jenuh


-

Lemak Trans
Asam lemak trans terbentuk melalui proses hidrogenasi parsial dari asam lemak tak
jenuh yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan titik lelehnya sehingga dapat
menjadi padat atau semi padat pada suhu kamar.

Proses Hidrogenasi

Lemak Trans yang Terbentuk Saat Hidrogenasi


http://www.deherba.com/apa-saja-jenis-jenis-lemak.html
Perbedaan Lemak jenuh dan tak jenuh
untuk mengetahui perbedaan antara lemak jenuh dan takjenuh utamanya adalah, dua
jenis tipe lemak yang ditemukan dalam makanan, dapat menolong mebua kolesterol
anda lebih rendah. sedangkan kedua jens lemak(jenuh dan tak jenuh) dalam berbagai
jenis makanan, pmbelajaran telah menemukan bahwa lemak tidak dibuat sama.lemak
tak jenuh sapat bermanfaat bagijantung anda, sedang lemak jenuh dapat mengganggu
kolesterol anda dan jantung anda.
lemak jenuh terdapat di hewan dan produk-produk makanan olahan, seperti daging,
produk susu, kripik, dan yang merusak. Struktur kimia dari lemak jenuh adalah
sepenuhnya dengan atom hidrogen, dan tidak mengandung dua rantai ikatanantara
atom-atom karbon. Lemak jenuh tidak menyehatkan jantung, karena mereka adalah
yang paling dikenal untuk meningkatkan kolesterol LDL anda (kolesterol yang
buruk).
Lemak tak jenuh,di sisi lain, ditemukan makanan seperti kacang, avocado, dan
zaitun(olive). Mereka cair pada suhu kamar dan berbeda lemak jenuh dalam struktur
kimia yang berisi dua rantai ikatan. selan itu, peneliti telah menunjukkan bahwa
lemak tak jenuh juga menyehatkan jantung-mereka mempunyai kemampuan untuk
menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan HDL kolesterol(kolesterol baik).
jadi, jika anda sedang mencoba untuk mengikuti diet menurunkan kolesterol,
Konsumsilah lemak tak jenuh sebaiknya anda tidak meningkatkan tingkat koleserol
yang lebih tinggi. Bagaimanapun, anda harus mengurangi, bahkan menghindari
makan yang mengandung lmak jenuh yang tinggi.
Sumber :Rolfes SR, Whitney E. Understanding Nutrition, 3rd ed 2005
http://sehat.forum5.info/t16-perbedaan-lemak-jenuh-dan-tak-jenuh
3 hal berikut ini harus diperhatikan dalam memilih makanan:
1. kurangilah makan lemak
makanlah daging yang tidak berlemak dan ikan

hindarilah mentega dan lemak babi dan kurangilah margarine


hindarilah makanan yang mengandung minyak kelapa
kurangilah produk susu seperti keju,es krim,susu full cream
2.

kurangilah garam

Jangan tambahkan garam ke makanan bila memasak, dan jauhkan garam dari meja
makan
Jangan gunakan bahan-bahan dengan kandungan garam yang tinggi,seperti: MSG,
kecap asin, baking soda, dan baking powder
Sebagai pengganti garam, pakailah rempah-rempah dan perasa seperti lemon,jeruk
nipis, bawang putih, bawang bombay.
3. Makanlah banyak serat
makanlah buah-buahan dan sayur mayur
makanlah gandum, beras merah
makanlah kacang-kacangan dan kentang
jangan lupa minum banyak air untuk mencegah konstipasi
Adapun tipe serat dapat dibagi 2:
serat yang tidak larut: sereal,biji padi-padian,buah,sayur,kulit apel,jagung,wortel.
serat jenis ini dapat mencegah konstipasi dan mengurangi resiko kanker
serat yang larut:gandum,kacang-kacangan,strawberi, kacang kapri.
jenis serat ini dapat menurunkan kolesterol dan mengontrol gula darah.
konsumsilah serat setiap hari, minimal 20-35 g perhari. Sebagaimana diketahui
makanan yang kaya serat akan rendah kalori dan lemak, dan yang penting membuat
anda kenyang. Serat juga mengurangi resiko akan berbagai penyakit. Seluruh
keluarga anda akan mendaatkan banyak keuntungan dari kebiasaan makan yang sehat
ini.

Definisi Hipotonik, Isotonik, dan Hipertonik


a. Hipotonik, menunjukkan larutan yang mempunyai tonisitas kurang dari larutan
lainnya, menimbulkan air melintasi selaput semipermeable sel ke dalam sel. (Dorland,
2002)
b. Isotonik, menunjukkan larutan yang memiliki tonisitas sama dengan larutan lain
dibandingkan dengannya, misalnya larutan garam fisiologik dan serum darah.
(Dorland, 2002)
c. Hipertonik, menunjukkan larutan yang mempunyai tonisitas melebihi larutan lain,
menimbulkan aliran air melintasi membrane sel semipermeable keluar dari sel
tersebut. (Dorland, 2002)

1. Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion


Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan
osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke
jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas
tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel
mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi
diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis
diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari
dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan
tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45%
dan Dekstrosa 2,5%.
2. Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian
cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.
Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,
sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam
fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga
menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi
edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya
Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%
+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.

Diare Anak

Diare anak adalah salah satu gejala klinis pada anak yang paling sering ditemui oleh dokter
di seluruh Indonesia. Lebih dari 42% penyebab kematian pada anak umu 0-17 bulan
disebabkan oleh diare anak. Artikel ini akan membantu anda sebagai dokter umum untuk
mengenali, mengklasifikasi dan menatalaksana pasien diare anak.
Pendekatan Klinis Pasien Diare Anak
Diare anak didefinisikan sebagai keadaan dimana terdapat feses encer lebih banyak
dari tiga kali per hari pada anak. Ada dua hal yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi
jenis diare yang terdapat pada pasien yaitu waktu dan adanya darah pada feses pasien.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui lama diare yang dialami pasien.
Apabila diare terjadi sekurang-kurangnya 24 jam dan maksimal adalah 2 minggu, maka diare
diklasifikasikan sebagai diare akut. Apabila lebih dari dua minggu, maka diare
diklasifikasikan sebagai diare persisten.
Langkah kedua yang harus anda lakukan adalah membedakan diare dan juga disentri.
Diare yang normal (diketahui juga bernama diare cair akut) umumnya berisi cairan
sedangkan disentri biasanya berisi darah dan mukus.
Setelah kita menentukan jenis diare, langkah kedua yang harus kita lakukan adalah
menentukan apakah terdapat dehidrasi di dalam tubuh pasien. Berikut ini adalah klasifikasi
dari dehidrasi:
Kategori
Dehidrasi berat

Tanda dan Gejala


Letargi atau penurunan
kesadaran
Kelopak mata sangat
cekung
Tidak bisa/malas
minum
Cubitan kulit perut
berlangsung sangat
lama (>2 detik)

Dehidrasi ringan

Tanda berikut:
Gelisah

Kelopak mata cekung


haus atau sangat haus
cubitan kulit perut
berlangsung lambat (<2
detik)
Tanpa rehidrasi

Tidak ada gejala yang cukup


untuk diklasifikasikan dalam
dehidrasi ringan ataupun berat

Langkah terakhir yang harus diketahui adalah memahami patofisiologi diare yang
terjadi. Umumnya ada dua jenis diare yang terjadi di tubuh manusia: diare osmotik dan diare
sekretorik. Diare osmotik terjadi apabila terdapat zat yang seharusnya tidak masuk ke dalam
usus besar. Sebagai contoh adalah sorbitol. Sorbitol akan difermentasi di usus besar dan
meningkatkan molaritas di usus besar. Diare sekretorik biasanya terjadi karena infeksi,
infeksi yang umumnya menyebabkan diare sekretorik adalah infeksi rotavirus.
Konsep Klinik Penting: Diare Anak Fisiologis
Ada suatu keadaan diare yang disebut dengan diare fisiologis. Diare fisiologis
terdapat pada anak yang sedang menyusui ASI. Pada pasien berumur 0-2 bulan dengan ASI
eksklusif , buang air besar dari pasien bisa mencapai 8-10 kali per hari. Hal ini normal,
karena kandungan ASI kaya akan laktosa yang dapat meningkatkan osmolaritas lumen sistem
gastrointestinal. Biasanya tinja pasien lunak, berbentuk biji-bijian dan berbau asam.
Bagaimana kita Menatalaksana pasien Diare?
Ada 5 konsep penting yang harus dikuasai oleh dokter dalam tatalaksana diare:
1.Rehidrasi
2.Dukungan Nutrisi
3.Suplementasi Zinc
4.Antibiotik Selektif
5.Edukasi
Rehidrasi:

Terapi rehidrasi sangat tergantung dari derajat rehidrasi yang telah anda tentukan dari
langkah sebelumnya. Apabila tanpa dehidrasi maka anda dapat menggunakan rencana terapi
A sedangkan apabila dehidrasi yang anda rasakan dehidrasi dalam skala ringan-sedang maka
anda dapat ikut rencana terapi B sedangkan apabila dehidrasinya berat, anda masuk dalam
rencana terapi C
Rencana Terapi A
1. Berikan lebih banyak cairan
2. Beri tablet zinc
3. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
4. Bawa anak peada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari
5. Anak harus diberi oralit di rumah
Rencana Terapi B
1. Ukur jumlah rehidrasi oral yang akan ddiberikan selama 4 jam pertama. Rata-ratanya
adalah 75 mL/kg berat badan
2. Jika anak minta minum lagi: Berikan minum sedikit demi sedikit, hal ini karena batas
kapasitas lambung anak yang terbatas. Hanya 20 mL/kg berat badan anak.
3. Jika anak muntah, tunggu 10 menit sebelum memberikan rehidrasi oral lagi.
4. Lanjutkan ASI apabila anak meminta
Setelah 4 jam:
1. Menilai ulang derajat rehidrasi anak
2. Tentukan talaksana yang tepat untuk melanjutkan terapi
3. Mulai beri makan anak di klinik
Apabila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B:
1. Tunjukan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah
2. Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi (sesuai dengan terapi A)
3. Jelaskan cara-cara terapi A untuk mengobati diare

Rencana TERAPI C
Untuk TERAPI C, kita menggunakan cairan IV. Jumlah yang harus diberikan apabila
pasien masuk dalam klasifikasi C adalah 100 mL/kg berat badan pasien. Apabila tidak
terdapat cairan IV, maka anda dapat menggunakan pipa nasogastrik untuk rehidrasi. Apabila
tidak terdapat pipa nasogastrik juga, anda dapat merujuknya ke tempat yang terdekat untuk
mendapatkan rehidrasi nasogastrik dan intravena.
Konsep Klinik Penting dalam Diare Anak : Oralit Lama vs Oralit Baru
Oralit telah lama diketahui sebagai pengobatan lini pertama untuk mengobati diare
anak. Yap, sekarang sudah ditemukan suatu larutan oralit baru yang disebut dengan ORALIT
FORMULA BARU. Oralit ini memiliki kadar dan formula yang berbeda dengan oralit biasa.
Berikut ini adalah kandungan dari oralit formula baru:
Natrium
Klorida
Glukosa
Kalium
Sitrat
Total Osmolaritas

75 mmol/L
65 mmol/L
75 mmol/L
20 mmol/L
10 mmol/L
245 mmol/L

Mengapa diperlukan oralit NEW FORMULA? Jawabannya ada pada kenyataan


bahwa ORALIT old formula sering menyebabkan pasien hipernatremia sehingga dibutuhkan
formula baru oralit yang dapat mengurangi risiko hipernatremia pada balita.
Sebagai informasi, cairan oralit baru ini bersifat HIPOTONIK, yaitu konsentrasinya
lebih rendah daripada cairan tubuh normal berbeda dengan cairan oralit lama yang bersifat
ISOTONIK. Minuman seperti energi drink/pocari sweat diklasifikasikan sebagai minuman
yang HIPERTONIK sehingga tidak boleh diberikan pada pasien yang diare karena dapat
memperparah diare
Bagaimana cara membuat ORALIT? Larutkan 1 bungkus oralit formula baru
kedalam 1 liter air matang untuk persediaan 24 jam. Berikan larutan oralit pada anak setiap
kali anak buang air besar. apabila anak kurang dari dua tahun, berikan 50-100 ml larutan
oralit. Sedangkan apabila anak lebih tua dari 2 tahun, berikan 100 sampai 200 ml larutan
oralit. Larutan oralit harus dibuang apabila sudah lebih tua dari 24 jam.
Terapi Nutrisi
Terapi nutrisi adalah hal nomor dua yang paling penting harus dilakukan pada pasien
diare anak. Makanan tetap diteruskan pada pasien sama seperti anak sehat. ASI juga tetap

diberikan pada pasien sama seperti biasanya. Tujuannya adalah untuk mencegah pemburukan
gizi.
Suplementasi Zinc
Tujuan diberikan zinc pada pasien diare anak adalah untuk mengurangi lama dan
beratnya diare yang diderita oleh pasien. Zinc juga dapat mencegah berulangnya diare
selama 2-3 bulan dan mengembalikan nafsu makan anak.
Mekanisme kerja Zinc adalah sebagai kofaktor enzim superoksidase dismutase yang
dapat mencegah ikatan sulfida dan berkompetisi terhadap tembaga (Cu) dan besi (Fe). Kedua
zat ini sangat penting untuk sumber makanan dari bakteria.
Dosis Zinc untuk Mencegah Diare Anak
Untuk anak di bawah umur 6 bulan adalah 10 mg/kg/hari sedangkan untuk anak yang
di atas umur 6 bulan adalah 20 mg/kg/hari. Zinc harus diberikan 10-14 hari meskipun si anak
sudah sembuh dari diare.
Antibiotik Selektif
Antibiotik biasa diberikan dalam kasus diare anak secara selektif. Alasannya adalah
karena keadaan diare umumnya disebbakan oleh rotavirus yang tidak akan mempan
diberikan antibiotik. Diare berdarah (disentri) yang sering disebabkan oleh Shigella adalah
salah satu indikasi dari antibiotik.
Edukasi
Edukasi diberikan kepada orang tua dan menasihati orang tua untuk mencari
pertolongan apabila terdapat komplikasi-komplikasi dari keadaan diare anak. Kondisi yang
mungkin terjadi seperti demam, tinja yang berdarah, mutah yang terjadi berulang-ulang.
Apabila pasien mengalami dehidrasi, kita juga harus curiga kalau ada sesuatu yang tidak
beres.
http://www.aldoferly.com/ilmu-kedokteran/diare-anak/
Koagulasi Darah
a. Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga
bersama darah kemudian menyentuh permukaan-permukaan kasar dan menyebabkan
trombosit pecah. Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang disebut
trombokinase.
b. Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah protrombin
menjadi enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan tersebut dipengaruhi ion
kalsium (Ca+) di dalam plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang larut

dalam darah yang mengandung globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif
yang dibentuk oleh hati. Pembentukannya dibantu oleh vitamin K.
c. Trombin yang terbentuk akan mengubah firbrinogen menjadi benang-benang fibrin.
Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga darah
tidak mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis protein yang larut dalam darah.

Mekanisme Pembekuan Darah


Nutrisi yang Dibutuhkan untuk Mempercepat Penyembuhan Luka
Tahap penyembuhan luka memerlukan protein sebagai dasar untuk pembentukan
fibroblas dan terjadinya kolagen. Elemen-elemen yang diperlukan untuk proses
penyembuhan luka adalah
a. vitamin C untuk proses percepatan penyembuhan luka;
b. vitamin A untuk pembentukan epitel dan sistem imunitas;
c. vitamin E untuk menghambat terjadinya peradangan, pembenturan kolagen berlebih;
d. vitamin K untuk pembekuan darah;
e. protein untuk sintesis protein jaringan;
f. zinc, membantu berbagai jenis enzim di tubuh untuk melaksanakan fungsinya karena
banyak enzim yang terlibat dalam penyembuhan luka terutama produksi kolagen;
g. zat besi, dalam proses sintesis kolagen, zat besi diperlukan untuk hidroksilasi proline
dan lisin. Jika orang kekurangan zat besi (anemia) akan mengganggu penyembuhan
luka; dan
h. tembaga, membantu enzim lysyl oxidase untuk memproduksi kolagen dan elastin
yang berfungsi mempromosikan penyembuhan luka agar lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai