Anda di halaman 1dari 33

Termoregulasi berasal dari kata Termo : Panas

Regulasi : Pengaturan
Termoregulasi adalah Suatu pengaturan
fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan
panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan. Termoregulasi
bekerja untuk menyeimbangkan perolehan
panas dengan pelepasan panas.
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan
kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara
aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan
perubahan suhu dingin atau hangat (Myers, 1984).
Pusat pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh
karena itu jika hipotalamus terganggu maka mekanisme
pengaturan suhu tubuh juga akan terganggu dan
mempengaruhi thermostat tubuh manusia.
Mekanisme pengaturan suhu tubuh manusia erat kaitannya
antara kerja sama system syaraf baik otonom, somatic dan
endokrin. Sehingga ketika membahas mengenai pengaturan
suhu oleh system persyarafan maka tidak lepas pula
kaitannya dengan kerja system endokrin terhadap
mekanisme pengaturan suhu tubuh seperti TSH dan TRH.
Adapun macam-macam suhu dalam termoregulasi yaitu :
Ø Suhu inti (core temperature)
Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala,
dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37°C.
Ø Suhu kulit (shell temperature)
Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan
subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi
oleh suhu lingkungan.
Ø Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature)
Suhu ini merupakan suhu rata-rata gabungan suhu inti dan
suhu kulit.
Suhu tubuh dihasilkan dari :

1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR)


2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas
otot (termasuk kontraksi otot akibat menggigil).
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon
tiroksin dan sebagian kecil hormon lain, misalnya
hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine,
norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.
5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di
dalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
STIMULUS YG MENGANGGU HOMEOSTATIS

SUHU TBH

RESEPTOR:
KULIT, MEMBRAN MUKOSA DAN HIPOTALAMUS

PNGTRAN PUSAT: kembali ke homeostatis ketika suhu kembali normal


PREOPTIC AREA, PST PENGKTN SH TBH,
SEL NEUROSEKRETORY DI HPTLMUS
THYROTOPNE DI ANTERIOR KLJR PITUITARY

EFEKTOR:
-VASOKONTRIKSI PBLH DRH MNRNKAN KHLGN PANAS MLL KLT
-MEDULA ADRENAL MLPSKAN HORMON YG DPT MENGKTKN METAB SEL
-KONTRAKSI OT SKELETAL : MENGIGIL
-KLNJR TYROID MENGKTKAN METAB RATE

MENINGKATNYA SUHU
Fisiologi Terkait Dengan Mekanisme Pengaturan Suhu
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus
anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan
meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus
posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran
darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi
hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan
basal metabolisme rate. Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi
mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed
back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).
Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic
dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang
menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai
tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang
sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH
(Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian
mengaktifkan beberapa organ efektor. Berbagai organ efektor akan berupaya untuk
meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai nilai normal, diantaranya adalah :
· Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi
menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke
kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh
internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk produksi panas.
· Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang
pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya ,
menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi panas.
Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot
dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulang-
ulang yang disebut menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh
dapat meningkat 4x dari basal rate hanya dalam waktu beberapa menit.
· Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih
hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-
lahan meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.
Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed back
negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas. Tingginya suhu darah
merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic,
dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat
peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi
pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke
lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume
aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang
bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil. Tingginya
suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis
hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin.
Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu
tubuh kembali normal.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh yaitu :
1. Variasi diurnal
Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu terendah manusia
yang tidur pada malam hari dan bangun sepanjang siang terjadi pada awal
pagi dan tertinggi pada awal malam.
2. Kerja jasmani/ aktivitas fisik
Setelah latihan fisik atau kerja jasmani suhu tubuh akan naik terkait
dengan kerja yang dilakukan oleh otot rangka. Setelah latihan berat, suhu
tubuh dapat mencapai 40°C.
3. Jenis kelamin
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi
daripada wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid. Pada saat
ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3-
0,5°C.
4. Lingkungan
Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh. Udara
lingkungan yang lembab juga akan meningkatkan suhu tubuh karena
menyebabkan hambatan penguapan keringat, sehingga panas tertahan di
dalam tubuh.
Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia
bergantung pada tingkat metabolisme yang terjadi dalam jaringan
tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:
1. BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid.
2. Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan
menghasilkan panas.
3. Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot
yang merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh
selama terpapar dingin.
4. Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis)
Hal ini terjadi pada bayi baru lahir. Sumber energi pembentukan
panas ini ialah brown fat. Pada bayi baru lahir, brown fat ditemukan
pada skapula, aksila, dan area ginjal. Brown fat berbeda dengan
lemak biasa, ukurannya lebih kecil, mengandung lebih banyak
mitokondria, banyak dipersarafi saraf simpatis, dan kaya dengan
suplai darah.
Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh berubah ada 2, yaitu :
1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat :
a. Vasodilatasi : disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus
posterior (penyebab vasokontriksi) sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada
kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit
hingga delapan kali lipat lebih banyak.
b. Berkeringat : pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas
melalui evaporasi.
c. Penurunan pembentukan panas : Beberapa mekanisme pembentukan panas,
seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.

2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun :


a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh : karena rangsangan pada pusat simpatis
hipotalamus posterior.
b. Piloereksi : Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat
pada folikel rambut berdiri.
c. Peningkatan pembentukan panas : sistem metabolisme meningkat melalui
mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta
peningkatan sekresi tiroksin.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
a. Konduksi yaitu perpindahan langsung gerakan termal (panas) antara
moekul-moekul lingkungan dengan molekul –molekul permukaan tubuh
misalnya seekor hewan duduk dalam kolam air dingin atau diatas batu
yang panas panas akan selalu dihantarkan dari benda bersuhu lebih tinggi
kebenda bersuhu lebih rendah.
b. Konveksi yaitu perpindahn panas melalui pergerakan udara atau cairan
melewati permukaan tubuh seperti ketika tiupan angin turut
menghilangkan panas dari permukaan tubuh hewan yang berkulit kering.
c. Radiasi yaitu pancaran gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh
semua benda yang lebih hangat dari suhu yang absolute nol termasuk
tubuh hewan dan matahari contohnya hewan menyerap panas radiasi dari
matahari.
d. Evaporasi atau penguapan adalah kehilangan panas dari permukaan
cairan yang hilang berupa molekulnya yang berubah menjadi gas evaporasi
air dari seekor hewan memberi efek pendinginan yang signifikan pada
permukaakn hewan itu. Konveksi dan evaporasi merupakan penyebab
kehiangan panas yang paling bervariasi.
Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis
termoreseptor:
1. di kulit (peripheral thermoreceptors)
2. di hipotalamus, medula spinalis (central thermoreceptors).
Termoreseptor sentral memberi umpan balik yang penting
dalam mempertahankan suhu inti tubuh ketika
termoreseptor perifer memberi informasi.
Hipotalamus mengintegrasikan refleks dan mengirimnya
melalui saraf simpatis ke kelenjar keringat, arteriola kulit,
dan medula adrenal serta melalui saraf motorik ke otot
rangka.
Suhu tubuh diatur oleh hipothalamus untuk
mempertahankan suhu tubuh pada suhu lingkungan antara
27,8° - 30°C. Kisaran suhu lingkungan ini disebut
thermoneutral zone.
• Aklimatisasi suhu
Perubahan awal berkeringat, volume dan komposisi
keringat menentukan adaptasi terhadap suhu yang tinggi.
Kehilangan natrium melalui keringat diturunkan dengan
meningkatkan reabsorpsi natrium oleh sekresi aldosteron.

• Demam dan hipertermia


Demam ialah peningkatan suhu tubuh karena ‘resetting’
termostat di hipothalamus. Suhu tubuh selalu
dipertahankan selama demam. Demam disebabkan oleh
infeksi atau stress. Peningkatan termostat tubuh akan
menyebabkan sensasi kedinginan. Vasokonstriksi dan
menggigil terjadi untuk mengimbangi peningkatan suhu
tubuh. Jika termostat dihapus dan demam hilang,
seseorang akan merasa kepanasan, terjadi vasodilatasi dan
berkeringat.
Peningkatan suhu tubuh yang bukan
disebabkan oleh infeksi disebut hipertermia.
Hipertermia terjadi karena ketidakseimbangan
antara pembentukan panas dengan
pengeluaran panas. Hipertermia biasanya
terjadi karena latihan fisik.
Hipertermia
Hipertermia = suhu tubuh > 37.5 ºC
Faktor risiko:
• Suhu lingkungan Suhu lingkungan
• Dehidrasi
• Perdarahan Intrakranial Perdarahan
Intrakranial
• Infeksi Infeksi
Tanda dan gejala Hipertermia
• Kulit hangat terlihat kemerahan atau merah muda
pada awalnya dan kemudian terlihat pucat
• Berkeringat; ketidakmampuan neonatus untuk
mengeluarkan keringat mungkin merupakan sebagian
besar dari masalah yang terjadi
• Pola yang mirip dengan hipotermia mungkin terjadi
jika masalah berlanjut: meningkatnya laju metabolik,
iritabel/rewel, takikardia, dan takipnea.
• Dehidrasi, perdarahan intrakranial, heat stroke,, dan
kematian
DEFINISI Termoregulasi
• Suhu neonatus normal: 36,5 normal: 36,5 ––
37,5 ºC. 37,5 ºC.
• Hipotermia: : suhu tubuh didi bawah 36,5 ºC.
Hipotermia: : suhu tubuh didi bawah 36,5 ºC.
• Hipertermia Hipertermia: : suhu suhu tubuh
tubuh didi atas atas 37,5 ºC. 37,5 ºC.
• Lingkungan Lingkungan suhu suhu netral netral
((NTE): ):
Kondisi Kondisi//suhu lingkungan lingkungan
dimana dimana suhu suhu tubuh tubuh normal
normal dengan dengan pengeluaran pengeluaran
kalori kalori dan dan konsumsi konsumsi oksigen
oksigen yang minimal
Mekanisme Termoregulasi
• Termoregulasi :keseimbangan antara
kehilangan panas & produksi panas tubuh
• Tujuan utama : mengendalikan lingkungan
untuk mempertahankan lingkungan suhu
netral & meminimalkan pengeluaran energi
Hipotermia
Hipotermia = suhu tubuh < 36,5 ºC
Faktor risiko ::
• Lingkungan yang dingin
• Akibat asuhan pada neonatus yang tidak tepat segera
setelah , Asuhan neonatus yang tidak tepat segera setelah
lahir misalnya pengeringan tubuh tidak memadai, , baju
tidak memadai, dan dipisahkan dari ibu
• Prosedur penghangatan tidak memadai (sebelum dan
selama perjalanan)
• Neonatus yang sakit dan stres
Tanda awal hipotermia
• Kaki teraba dingin
• Kemampuan mengisap rendah/tak bisa
menyusu
• Letargi dan menangis lemah
• Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis
menjadi kutis marmorata atau pletora
• Takipnea dan takikardia
Saat hipotermia menetap, tanda berikut berlanjut:
• Letargi Letargi
• Apnea dan bradikardia Apnea dan bradikardia
• Risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia, tanda
dan Gejala Hipotermia. tanda dan Gejala
Hipotermia.Risiko tinggi untuk terjadinya
hipoglikemia, asidosis etabolik, sesak nafas, dan
faktor pembekuan yang abnormal (DIC,
perdarahan intraventrikel, perdarahan paru)
Heat exhaustion ialah suatu keadaan kolaps karena
dehidrasi berat yang menyebabkan hipotensi akibat:
(1) Berkurangnya volume plasma karena berkeringat
sehingga menyebabkan penurunan curah jantung,
dan
(2) Vasodilatasi pembuluh darah kulit yang berlebihan
sehingga menyebabkan penurunan resistensi perifer.
Pada keadaan heat exhaustion suhu inti tubuh
berkisar 37,5-39°C, terjadi kram otot, mual, sakit
kepala, pucat dan banyak berkeringat. terjadi pada
orang yang aktif secara fisik pada suhu lembab,
sehingga tidak teraklimatisasi, juga terjadi pada lansia
yang sudah mengalami kerusakan pada kemampuan
pengaturan suhu tubuhnya.
Heat Stroke ialah bentuk hipertermia yang
lebih berat dengan suhu tubuh yang lebih
tinggi. Heat stroke ditandai oleh kolaps,
delirium, kejang, dan penurunan kesadaran.
Biasanya terjadi karena lama terpapar udara/
suhu lingkungan yang panas. Pada keadaan ini
terjadi mekanisme umpan balik positif,
peningkatan suhu tubuh makin meningkatkan
metabolisme dan menghasilkan panas lebih
banyak.
TERMODINAMIKA
HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA DAN
METABOLISME
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu
thermal (yang berkenaan dengan panas) dan
dinamika (yang berkenaan dengan
pergerakan).
Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena-fenomena tentang enersi yang
berubah-ubah karena pengaliran panas dan
usaha yang dilakukan.
TERMOMETRIK

Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan


mempergunakan indra peraba merupakan penilaian yang
subyektif serta tidak ilmiah. Pengamatan secara itu disebut
pengamatan yang kualitatif yang justru dapat
menyesatkan. Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu
tersebut disebut termometer; prinsip dasar dari alat ukur
ini ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks
temperatur. Contoh: termometer air raksa dan termometer
alkohol.
Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:
1. The mercury-in-glass thermometer
2. The electrical digital reading thermometer
3. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk
pengukuran suhu timfani)
PENERAPAN ENERGI PANAS
EFEK PANAS
Sukar dikatakan secara pasti efisiensi panas
apabila ada energi panas mengenai salah satu
bagian tubuh. Tetapi jelas apabila energi panas
mengenai salah satu bagian tubuh akan
menaikkan temperatur daerah tersebut.
Efek panas dapat dibagi tiga group:
a.Fisik
Panas menyebabkan zat cair, padat dan gas
mengalami pemuaian segala arah. Sebuah logam
berbentuk kubus mengalami pemuaian isi.
b. Kimia
Kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan peningkatan
temperatur. Hal ini terlihat pada reaksi oksidasi. Pada reaksi oksidasi
akan meningkat dengan peningkatan suhu, ini sesuai dengan hukum
Vant Hoff. Permeabilitas membran sel akan meningkat sesuai
dengan peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan
metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat
kimia tubuh dengan cairan tubuh.

c. Biologis
Efek panas terhadap biologis merupakan sumasi dari efek panas
terhadap fisik dan kimia. Adanya peningkatan sel darah putih secara
total dan fenomena reaksi peradangan serta adanya dilatasi
(pelebaran) pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan
sirkulasi (peredaran) darah serta peningkatan tekanan kapiler.
Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan meningkat sedangkan pH
darah akan mengalami penurunan.
PENERAPAN ENERGI DINGIN

Kriogenik adalah pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan


dan menggunakan suhu yang sangat rendah. Dalam mempelajari
efek suhu rendah pada bidang biologi dan kedokteran, ilmu ini
disebut Kriobiologi. Pada kriobiologi akan timbul efek fatologis
pada jaringan yang terkena temperatur di bawah titik beku. Efek
patologis yang dimaksud:
a. Krioadhesia (menghasilkan adhesi).
b. Krionekrosis (merusakkan jaringan).
Melalui:
 Pecahnya membran sel Dehidrasi intraseluler
 Denaturasi Protein
 Hipometabolisme seluler Iskemik lokal
 Respon imunologik
c. Efek hemostasis.
d. Efek anastesia.
Penggunaan temperatur rendah pada bidang
kedokteran:
1. Penyimpanan darah (bank darah).
2. Penyimpanan sperma (bank sperma).
3. Penyimpanan bone marrow (sumsum tulang).
4. Penyimpanan jaringan tubuh lainnya.
5. Penyimpanan obat-obatan.
6. Pengobatan edema akibat rudapaksa mendadak (
trauma akut)dan skt kepala.biasanya dipakai ice
bag/ kantong es.
7. Pengobatan nyeri dan bengkak biasanya dipakai
kompres es.
8. Operasi jaringan kanker.
Agar supaya penyimpanan darah dapat bertahan lama
dipakai 2 teknik:
1. Thin wallet container/wadah berdinding tipis
Wadah dibuat/dikonstruksi dari metal tipis yang terdiri
dari dua dinding sehingga volume darah terletak di
antara dua dinding tersebut. Setelah darah
dimasukkan, dengan segera masukkan Liquid Nitrogen,
sehingga terbentuk darah Frozen/darah beku. Darah ini
kemudian disimpan pada Nitrogen cair (-196ºC).
2. Blood sand method
Darah disemprot pada permukaan cairan Nitrogen
sehingga terbentuk butir-butir. Butir-butir darah ini
kemudian dikumpulkan lalu disimpan di wadah khusus.
PENGGUNAAN TERMOGRAFI UNTUK DIAGNOSIS

Berdasarkan setiap benda memancarkan radiasi (W = eT4) maka


pada tahun 1950 telah ada usaha untuk membuat termogram dari
infra red radiasi permukaan tubuh manusia. Dan teknik ini banyak
dipergunakan dalam bidang klinik.
Hal-hal yang dapat didiagnosis dengan memperguakan teknik
termografi antara lain:
1. Carcinoma mammia (kanker mamma).
2. Vascular disease (penyakit pembuluh darah).
3. Untuk follow up pada penderita post operatif oleh karena
diabetes (penyakit kencing manis).
4. Untuk cerebral vascular disease.
5. Arthritis acuta.
6. Patello (femoral pain (nyeri pada persendian lutut)).
7. Primary erythemalgia.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai