Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH GIZI DAN DIET

PERANAN ZAT GIZI BAGI BAYI, BALITA, ANAK USIA SEKOLAH, DAN
REMAJA

DISUSUN OLEH

NAMA: ADILA HIDAYATI


NIM: PO72201201631
KELAS: 2A KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING: ZULYA ERDA, STp.,Msi

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang bertema”Peranan Zat Gizi bagi Ibu bayi, balita, anak dan remaja”
tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Gizi dan Diet.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Peranan Zat Gizi bagi bayi, balita, anak dan remaja.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis merangkum materi dari berbagai
sumber dan informasi di media massa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Gizi dan Diet, Bu Zulya Erda, STp.,Msi atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Selasa, 08 September 2021

Adila Hidayati

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Bayi, Balita, Anak dan Remaja.............................................. 3
2.2 Peranan Zat Gizi bagi Bayi, Balita, Anak dan Remaja ........................... 4
2.3 Dampak Kekurangan Zat Gizi bagi Bayi, Balita, Anak dan Remaja....... 7
2.4 Dampak Kelebihan Zat Gizi bagi Bayi, Balita, Anak dan Remaja ......... 12
2.5 Jenis-jenis Zat Gizi beserta Makanan Penting bagi Bayi, Balita, Anak
dan Remaja............................................................................................... 14
BAB III ..................................................................................................................... 22
PENUTUP ................................................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 22
3.2 Saran ................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa bayi adalah masa di mana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat baik
secara fisik maupun psikologis, dengan cepatnya pertumbuhan ini perubahan tidak hanya
terjadi dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan.Berkurangnya ketergantungan pada
orang lain merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian tubuh yang
memungkinkan bayi duduk, berdiri, berjalan, menggerakkan benda-benda dan lain-lain.
Pengelolaan makan yang baik dan benar pada bayi sangat diperlukan untuk mendapatkan
tumbuh kembang yang optimal. Pemberian makan selain dari sisi makanan itu sendiri juga
perlu melibatkan lingkungan dimana bayi tersebut tinggal, jadwal waktu makan yang tepat
serta prosedur pemberian yang benar.
Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan zat gizi
yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Disisi lain, alat pencernakan usia ini belum
berkembang sempurna sehingga perlu penanganan makanan yang tepat baik secara
kuantitas maupun kualitas. Balita yang mengalami kesulitan makan disebabkan karena pada
masa ini gigi sangat rentan terhadap penyakit . Gigi susu telah lengkap di umur 2-2,5 tahun,
tetapi belum dapat digunakan untuk mengerat dan mengunyah makanan dengan baik terutama
makanan yang keras. Karena itu, pengaturan makanan dan perencanaan menu harus hati-hati
dan sesuai dengan kebutuhan kesehatannya.
Kelompok anak sekolah merupakan usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja. Kondisi
penting yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan
cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap
penampilan fisik khususnya pada anak perempuan. Anak-anak yang sedang memasuki masa
sekolah biasanya akan mulai banyak bermain di luar sehingga banyak pengaruh dari luar yang
akan mempengaruhi asupan gizinya, di samping itu pengaruh teman, tawaran makanan jajanan,
aktivitas yang tinggi dan keterpaparan terhadap penyakit infeksi menjadi tinggi.
Kelompok ini merupakan usia peralihan dari remaja ke dewasa, kelompok ini umumnya
berada di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Periode ini merupakan
periode kritis dalam pertumbuhan fisik, psikis dan perilakunya. Banyak kondisi fisik yang
mengalami perubahan dalam menuju kematangannya. Mereka telah survive dari penyakit
dimasa anak-anak dan masalah kesehatan yang alami saat ini lebih berkaitan dengan proses
menua jauh di masa depan. Memasuki kelompok remaja umumnya gaya hidup (lifestyle) dan
kebiasaan makan mulai berubah sesuai perubahan kebutuhan karena perubahan fisiknya. Zat
gizi khusus akan diperlukan berkaitan dengan kegiatannya yang dilakukan saat ini seperti olah
raga, merokok, alkohol, persiapan kehamilan, dll.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu bayi, balita, anak dan remaja ?
2. Bagaimana peranan zat gizi bagi bayi, balita, anak dan remaja ?
3. Apa dampak jika kekurangan zat gizi bagi bayi, balita, anak dan remaja ?
4. Apa dampak jika kelebihan zat gizi bagi bayi, balita, anak dan remaja ?
5. Apa saja jenis-jenis zat gizi penting beserta contoh makanan yang disarankan bagi bayi,
balita, anak dan remaja ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat mengetahui peranan zat gizi bagi bayi,
balita, anak sekolah dan remaja.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bayi, Balita, Anak Sekolah dan Remaja
2.1.1 Pengertian Bayi
Bayi adalah sebutan untuk anak usia 0-1 tahun dan makhluk hidup yang baru saja
dilahirkan dari rahim ibu. Pada masa ini merupakan masa yang menyenangkan baik fisik
maupun dalam tingkah lakunya, karena pada masa ini adalah masa yang polos dan unik bagi
seorang manusia, namun demikian masa bayi juga merupakan suatu tahap perkembangan
manusia setelah dilahirkan sehingga merupakan masa yang cukup menegangkan karena bayi
harus mulai hidup mandiri dan lepas dari ketergantungannya didalam rahim selama ini.
2.1.2 Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih
popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Masa ini juga dapat
dikelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu anak usia 1−3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3−5 tahun). Saat usia 1–3 tahun (batita) kita sering menyebutnya kelompok pasif
dimana anak masih tergantung penuh kepada orang tua atau orang lain yang mengasuhnya
untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Setelah memasuki
usia 4 tahun kelompok ini sudah mulai kita masukkan dalam kelompok konsumen aktif
dimana ketergantungan terhadap orang tua atau pengasuhnya mulai berkurang dan berganti
pada keinginannya untuk melakukan banyak hal seperti mandi dan makan sendiri meskipun
masih dalam keterbatasaaya. Proporsi tubuh anak balita mulai berubah, pertumbuhan kepala
melambat dibanding sebelumnya, tungkai memanjang, mendekati bentuk dewasa, begitu juga
ukuran dan fungsi organ dalamnya, kondisi ini akan sangat dipengaruhi salah satunya adalah
pemenuhan gizinya.
2.1.3 Pengertian Anak Sekolah
Anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu golongan yang berusia
antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak berusia antara 7-12 tahun.
Golongan ini mempunyai karakteristik mulai mencoba mengembangkan kemandirian dan
menentukan batasan-batasan atau norma. Di sinilah variasi individu mulai lebih mudah
dikenali seperti pada pertumbuhan dan perkembangan, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi,
perkembangan kepribadian, serta asupan makanan (Yatim, 2005).
Anak sekolah memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak
bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau
masa latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan
berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006). Menurut Wong (2008),
anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman
inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya
sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia
sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.

3
Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok di mana anak mulai mengalihkan
perhatian dan hubungan intim dalam keluarga kerja sama antara teman dan sikap-sikap
terhadap kerja atau belajar, dengan memasuki sekolah dasar salah satu hal penting yang
perlu dimiliki anak dalam kematangan sekolah, tidak saja meliputi kecerdasan dan
keterampilan motorik, bahasa, tetapi juga hal lain seperti dapat menerima otoritas tokoh
lain di luar orang tuanya, kesadaran akan tugas, patuh pada peraturan dan dapat
mengendalikan emosi-emosinya.
2.1.4 Pengertian Remaja
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Menteri
Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
menikah. Kelompok usia ini merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa oleh karena
itu perlu bimbingan dan pengalaman untuk menuju ke pematangan kedewasaan yang baik
termasuk di dalamnya kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja adalah
peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan di semua aspek
atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.

2.2 Peranan Zat Gizi bagi Bayi, Balita, Anak Sekolah dan Remaja
2.2.1 Peranan Zat Gizi bagi Bayi
Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan
yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan bayi
sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya, murah dan bersih.
Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan
hanya diberi ASI saja.
Perlu diketahui bahwa besar lambung bayi ketika lahir mempunyai kapasitas yang
sangat kecil yaitu sebesar kelereng dan dapat memuat cairan sebanyak 5-7 ml ASI, sehingga
dengan ukuran yang kecil tersebut lambung menjadi cepat penuh dan cepat kosong. Maka
prinsip pemberian ASI adalah dengan memberikan sesering mungkin selama bayi mau.
Catatan penting dalam pemberian ASI adalah posisi menyusui yaitu bayi bisa
memasukkan semua puting dan sebagian areola ke dalam mulut bayi (biasanya areola di bagian
atas masih terlihat lebih banyak dibanding areola di bagian bawah). Posisi pelekatan mulut bayi
dengan payudara seperti ini membuat puting ibu berada dekat sekali dengan langit-langit mulut
bayi yang lembut. Pada posisi ini, dagu bayi menempel pada payudara ibu dan hidungnya akan
jauh dari payudara, jadi kepala bayi seperti mendongak. Sehingga ini memudahkan ia untuk
menyusu. Perhatikan juga posisi badan bayi kepala dan pundak lurus menghadap ibu sehingga
perut bayi menempel ke perut atau badan ibu. Coba gunakan bantal untuk bisa membantu
mendapatkan posisi yang nyaman dan enak bagi ibu dan bayi.

4
2.2.2 Peranan Zat Gizi bagi Balita
Memenuhi kebutuhan gizi anak tidak hanya ketika ia mulai MPASI, tetapi juga ketika
sudah masuk usia balita. Semakin besar, balita sudah mulai mengerti makanan yang ia sukai
dan tidak. Di masa ini, ibu perlu mencari cara agar anak tetap mau makan dengan gizi dan
nutrisi yang baik untuk balita. Berikut panduan kebutuhan gizi seimbang pada balita agar
perkembangan anak berjalan dengan optimal.
Makanan sebagai sumber zat gizi . Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai
zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
1. Zat tenaga menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein.
Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih
besar daripada orang dewasa.
2. Zat Pembangun Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan
fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan
yang aus atau rusak.
3. Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan.
Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut
dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.
Kebutuhan Gizi Balita Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan
cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat
gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik.
Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan
Kartu Menuju Sehat (KMS).

2.2.3 Peranan Zat Gizi pada Anak Sekolah


Tahap perkembangan usia sekolah dasar (middle childhood) merupakan salah satu
tahap perkembangan krusial yang terkadang tidak diperhatikan dalam tahap perkembangan
manusia. Ketika anak berada di tahap perkembangan usia sekolah, fungsi kognitif mulai
berkembang lebih baik dari masa sebelumnya. Zat gizi dapat mempengaruhi perkembangan
kognitif pada anak. Penelitian menunjukkan bahwa malnutrisi dan defisiensi zat gizi mikro
seperti zat besi, yodium, seng, dan folat berhubungan dengan kemampuan kognitif anak. Anak-
anak memiliki risiko tinggi defisiensi zat gizi yang parah.
Pertambahan berat anak usia prasekolah (4-6 tahun) berkisar antara 0,7-2,3 kg dan
tinggi 0,9-1,2 cm/tahun sehingga menyebabkan tubuhmereka tampak kurus. Berat pada usia 7-
10 tahun bertambah sekitar 2 kg dan tinggi badan 5-6 cm setiap tahun. Perkembangan mental

5
anak dapat dilihat dari kemampuannya mengatakan “tidak” terhadap makanan yang
ditawarkan. Penelitian menunjukkan pada usia ini juga kebanyakan anak hanya mau makan
satu jenis makanan selama berminggu-minggu (food jag).
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh berdasarkan jenis kelamin, umur dan
status kesehatan. Gizi seimbang bagi anak sekolah dipenuhi setiap hari dengan makanan yang
beraneka ragam. Konsumsi makanan dengan pola gizi seimbang harus memperhatikan empat
prinsip dasar yaitu mengkonsumsi aneka ragam makanan, melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS), melakukan aktivitas fisik, dan memonitor berat badan ideal. Berikut pesan
gizi seimbang untuk anak usia 6 – 9 tahun.
Kebutuhan zat gizi anak usia 6-9 tahun dipenuhi dengan makan utama 3 kali sehari
(sarapan atau makan pagi, makan siang dan makanmalam) dan disertai makanan selingan sehat.
Pada anak sekolah makan pagi atau sarapan sangat dianjurkan sehingga pada saat menerima
pelajaran (1-2 jam setelah makan) gula darah naik dan dapat dipakai sebagai sumber energi
otak. Otak mendapat energi terutama dariglukosa. Pada proses belajar otak merupakan organ
yang sangat penting untuk menerima informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi
dan mengeluarkan informasi.
Ikan merupakan sumber protein hewani, sedangkan tempe dan tahu merupakan sumber
protein nabati. Protein hewani lain seperti ayam, daging, seafood, telur ayam, susu, keju, dll.
Protein merupakan zat gizi yang berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan sel atau
jaringan yang sudah terbentuk, dan untuk mengganti sel yang sudah rusak, oleh karena itu
protein sangat diperlukan dalam masa pertumbuhan. Kosumsi ikan, telur dan susu bagi
kelompok anak usia 6-9 tahun sangat membantu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
peningkatan daya ingat dan kognitif di sekolah.
Sayuran hijau maupun berwarna selain sebagai sumber vitamin, mineral juga sebagai sumber
serat dan senyawa bioaktif yang tergolong sebagai antioksidan. Buah selain sebagai sumber vitamin,
mineral, serat juga antioksidan terutama buah yang berwarna hitam, ungu,merah.

Anjuran konsumsi sayuran lebih banyak daripada buah karena buah juga mengandung
gula, ada yang sangat tinggi sehingga rasa buahsangat manis dan juga ada yang jumlahnya
cukup. Konsumsi buah yang sangat manis dan rendah serat agar dibatasi. Hal ini karena buah
yang sangat manis mengandung fruktosa dan glukosa yang tinggi.

2.2.4 Peranan Zat Gizi pada Remaja


Usia remaja merupakan masa di mana perkembangan fisik dan psikis tubuh cenderung
berubah dengan sangat cepat. Secara tidak langsung, hal tersebut tentu menuntut tercukupinya
asupan nutrisi anak remaja guna mendukung masa puber. Supaya bisa terpenuhi dengan
optimal, mari simak panduan untuk memenuhi gizi seimbang pada anak remaja.

6
Mengutip dari IDAI, pemberian nutrisi dari sumber makanan serta gizi pada masa remaja
bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, serta organ reproduksi
remaja.
2. Memberikan cukup cadangan zat gizi dalam tubuh agar tak mudah sakit.
3. Mencegah serangan berbagai penyakit yang bisa disebabkan oleh makanan seperti
penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
4. Mendorong agar anak mau menerapkan kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.
Oleh karena sedang menjalani perkembangan fisik, psikologis, serta pubertas,
pemenuhan gizi seimbang pada remaja merupakan hal yang harus dilakukan. Hal ini karena
ketika remaja mengalami kekurangan berbagai zat gizi tertentu, bisa menimbulkan dampak
buruk bahkan sampai ia beranjak dewasa.

2.3 Dampak Kekurangan Zat Gizi pada Bayi, Balita, Anak Sekolah Dan Remaja
2.3.1 Dampak pada Bayi
Pada saat bayi berusia 6 bulan, ia tetap bisa diberikan ASI hingga usia 2 tahun dengan
diselingi Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang diberikan dalam jumlah dan tekstur yang
disesuaikan dengan usia serta kemampuan Si Kecil. Di atas usia 2 tahun, bayi tetap harus
mendapatkan asupan bergizi tinggi hingga ia tumbuh besar karena proses tumbuh kembang
akan berjalan optimal apabila kebutuhan gizi dan stimulasinya terpenuhi dengan baik.
Bayi akan berisiko mengalami kurang gizi atau malnutrisi jika asupan gizinya tidak
terpenuhi. Gejala kurang gizi antara lain berat dan tinggi badan tidak sesuai dengan usia bayi
serta mengidap penyakit yang disebabkan oleh defisiensi gizi tertentu.
Berikut beberapa dampak buruk jika bayi kekurangan zat gizi:
 Kemampuan motorik mengalami keterlambatan
Bayi yang mengalami kurang gizi berarti tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup
sebagai sumber energi. Ini artinya ia berisiko mengalami keterlambatan perkembangan
kemampuan motorik.
 Daya tahan tubuh menurun
Kurang gizi tentunya berdampak pada menurunnya daya tahan tubuh sehingga bayi rentan
terkena beragam penyakit. Apabila terjadi, tumbuh kembang bayi bisa terhambat. Penyakit
yang muncul jika tidak segera diatasi hingga tuntas bisa berakibat fatal.
 Terhambatnya pertumbuhan fisik
Dampak langsung dari kurang gizi yang terlihat jelas adalah berat dan tinggi badan bayi
tidak sesuai dengan usianya. Umumnya, hal ini disebabkan oleh tidak tercukupinya
kebutuhan bayi atau penyerapan vitamin dan mineral yang tidak sempurna.

7
 Pertumbuhan otak terhambat
Untuk berkembang, otak membutuhkan nutrisi-nutrisi penting seperti asam lemak Omega-
3 dan Omega-6, yodium, juga zat besi. Apabila bayi mengalami kurang gizi maka berarti
ia tidak mendapatkan mineral yang dibutuhkannya tersebut. Ini akan memengaruhi
perkembangan fungsi otaknya.

2.3.2 Dampak pada Balita


Menurut WHO, ada berbagai permasalahan yang timbul ketika anak mengalami kurang
gizi (undernutrition), meliputi:
 Berat badan kurang(underweight)
Berat badan anak kurang atau underweight ditandai ketika berat badan anak tidak setara
dengan berat normal di kelompok usianya. Namun, kondisi ini juga menunjukkan
ketidakselarasan antara berat dan tinggi badan anak. Dalam arti, berat anak biasanya terlalu
ringan untuk ukuran tinggi badan yang dimilikinya.
Selain tubuh yang kurus, gejala khas lainnya yang muncul ketika berat badan anak kurang
yakni rentan sekali terserang penyakit. Kondisi ini sulit ditentukan sendiri oleh orangtua. Butuh
bantuan dokter gizi anak untuk mengeceknya.
 Kurus(wasting)
Berbeda dengan berat badan kurang (underweight), anak yang sangat kurus (wasting)
memiliki berat yang sangat rendah dan tidak sesuai dengan tinggi badan. Berat badan anak
yang mengalami wasting biasanya jauh berada di bawah rentang normal yang seharusnya.
Indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan wasting pada anak yakni berat badan
berbanding dengan tinggi badan (BB/TB). Kondisi anak kurang gizi berat juga kerap
digunakan untuk menggambarkan wasting.
 Pendek(stunting)
Pendek (stunting) adalah kondisi yang membuat pertumbuhan tubuh anak terganggu,
sehingga tinggi badan anak tidak normal atau tidak setara dengan teman-teman seusianya.
Stunting tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan sudah terbentuk sejak lama karena tidak
tercukupinya kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan. Selain asupan gizi, stunting
juga disebabkan oleh penyakit infeksi berulang serta berat badan lahir rendah (BBLR). Sejak
anak berusia 3 bulan, kondisi stunting umumnya sudah mulai meningkat, hingga prosesnya
semakin melambat saat anak berusia sekitar 3 tahun.
 Kekurangan vitamin dan mineral
Bukan anak kurang gizi saja yang bisa mengalami kekurangan vitamin dan mineral, tapi
anak dengan berat badan normal pun punya risiko yang sama. Tanda kekurangan vitamin
menjadi salah satu kondisi anak kurang gizi.
Mengutip dari WHO, beberapa jenis kekurangan vitamin dan mineral yang paling umum yaitu:
- Vitamin A Kekurangan vitamin A terjadi ketika asupan vitamin A dari makanan harian
balita tidak mampu mencukupi kebutuhannya.Kondisi tersebut bisa semakin memburuk

8
jika anak rentan terserang penyakit infeksi, seperti diare dan campak. Sulit melihat di
malam hari merupakan salah satu gejala khas karena kekurangan vitamin A. Dalam
kondisi yang lebih parah, kekurangan vitamin A pada anak bisa mengakibatkan kebutaan
karena rusaknya bagian retina dan kornea mata. Di sisi lain, kondisi ini juga mengarah
pada terhambatnya laju pertumbuhan serta perkembangan tulang anak. Ketika anak
mengalami kekurangan vitamin A, beberapa gejala yang muncul meliputi: kulit dan mata
kering, pertumbuhan terhambat, penglihatan anak kurang optimal pada malam hari atau
saat kondisi cahaya redup, infeksi pada saluran pernapasan, proses penyembuhan luka
lambat
- Zat besi Kurang darah atau anemia terjadi ketika simpanan zat besi yang ada di dalam
darah habis, serta persediaannya di dalam otot sangat sedikit. Jika sudah sampai
mengalami anemia, artinya kondisi kekurangan zat besi yang dialami anak tergolong
parah. Dengan kata lain, kadar hemoglobin dan hematokrit yang ada di dalam sel darah
merah telah berada di bawah nilai normal atau cut off.
- Yodium
- Yodium adalah jenis mineral yang penting untuk mendukung produksi hormon tiroid,
tiroksin, dan triodotyronine. Berbagai gejala kekurangan yodium pada anak
seperti:pembengkakan di leher (gondok), kelelahan parah, rambut mudah rontok, kulit
kering, detak jantung melambat.

2.3.3 Dampak pada Anak Sekolah


Jika diukur menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) yang mengacu pada WHO
dengan berbagai indikator pendukung, anak dengan kondisi gizi buruk memiliki kategori
sendiri. Pada anak, bisa dikatakan mengalami gizi buruk ketika hasil pengukuran indikator
BB/TB untuk status gizinya kurang dari 70 persen nilai median. Mudahnya, nilai cut off z score
berada nilai pada kurang dari -3 SD. Gizi buruk paling sering dialami oleh anak balita ketika
tubuhnya kekurangan energi protein (KEP) kronis.
Dampak gizi buruk pada anak:
 Gangguan kesehatan mental dan emosional

Sebagai contoh, rasa cemas berlebih maupun ketidakmampuan belajar, sehingga memerlukan
konseling kesehatan mental.Sebuah studi “India Journal of Psychiatry” tahun 2008 mencatat
dampak dari gizi buruk pada anak, yaitu:

 Kekurangan zat besi menyebabkan gangguan hiperaktif


 Kekurangan yodium menghambat pertumbuhan
 Kebiasaan melewatkan waktu makan atau kecenderungan pada makanan mengandung
gula juga berkaitan dengan depresi pada anak.

Gizi buruk juga membawa dampak yang buruk bagi perkembangan dan kemampuan adaptasi
anak pada situasi tertentu.

9
 Tingkat IQ yang rendah

Menurut data yang dilansir pada National Health and Nutrition Examination Survey, anak-anak
dengan gizi buruk cenderung melewatkan pelajaran di kelas sehingga anak tidak naik
kelas.Anak menjadi lemas, lesu, dan tidak dapat bergerak aktif karena kekurangan vitamin,
mineral, dan nutrisi lainnya. Hal ini didukung oleh data World Bank yang juga mencatat
hubungan antara gizi buruk dan tingkat IQ yang rendah.

 Penyakit infeksi

Dampak gizi buruk lainnya yang kerap kali terjadi adalah risiko penyakit infeksi. Anak dengan
gizi yang kurang akan sangat rentan mengalami penyakit infeksi, seperti gangguan pencernaan
anak. Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang tak kuat akibat nutrisi tubuh
yang tidak terpenuhi. Ada banyak vitamin dan mineral yang sangat memengaruhi kerja sistem
kekebalan tubuh, misalnya vitamin C, zat besi, dan zink. Bila kadar nutrisi tersebut tidak
tercukupi, maka sistem kekebalan tubuhnya juga buruk.

 Anak pendek dan tidak tumbuh optimal

Pertumbuhan dan perkembangan anak yang terhambat adalah dampak gizi buruk pada anak.
Di masa pertumbuhan, si kecil sangat memerlukan zat protein yang diandalkan untuk
membangun sel-sel tubuh dan karbohidrat sebagai sumber energi utama tubuh. Bila tidak ada
protein dan zat nutrisi lainnya, bukan tidak mungkin pertumbuhan anak terhambat bahkan
berhenti sebelum waktunya.

Gejala umum gizi buruk pada anak


Menurut Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk dari Kementerian Kesehatan RI, berikut gejala
gizi buruk yang umum pada anak-anak:

 Gizi buruk tanpa komplikasi

Gizi buruk pada anak tanpa komplikasi memiliki berbagai gejala seperti:

 Terlihat sangat kurus


 Mengalami edema atau pembengkakan, paling tidak pada kedua punggung tangan
atau pun kaki
 Indikator penilaian status gizi BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 SD
 LILA kurang dari 11,5 cm untuk anak usia 6-59 bulan
 Nafsu makan baik
 Tidak disertai dengan komplikasi medis

 Gizi buruk dengan komplikasi

Sementara itu, gizi buruk pada anak dengan komplikasi ditandai dengan berbagai gejala
seperti:

 Terlihat sangat kurus.


 Edema atau pembengkakan pada seluruh tubuh.
 Indikator penilaian status gizi BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 SD

10
 LILA kurang dari 11,5 cm untuk anak usia 6-59 bulan
 Memiliki satu atau lebih komplikasi medis seperti anoreksia, pneumonia berat,
anemia berat, dehidrasi berat, demam tinggi, dan penurunan kesadaran.

Secara klinis, permasalahan gizi buruk pada anak balita terbagi menjadi beberapa kategori,
yaitu:

a. Marasmus kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya asupan
energi harian.
b. Kwashiorkor kondisi kekurangan gizi yang penyebab utamanya karena rendahnya
asupan protein. Berbeda dengan marasmus yang yang mengalami penurunan berat
badan, kwashiorkor tidak demikian. Anak gizi buruk karena kwashiorkor memiliki ciri-
ciri tubuh membengkak karena mengalami penumpukan cairan (edema).
c. Marasmus-kwashiorkor Anak yang mengalami marasmik-kwashiorkor memiliki
beberapa ciri utama, seperti: bertubuh sangat kurus, menunjukkan tanda-tanda tubuh
kurus (wasting) di beberapa bagian tubuh, misalnya hilangnya jaringan dan massa otot,
serta tulang yang langsung kentara pada kulit seolah tidak terlapisi oleh daging,
mengalami penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh.

2.3.4 Dampak pada Remaja

Berikut beberapa dampak jika usia remaja kurang asupan zat gizi:

 Remaja Kurang Zat Besi (Anemia)

Salah satu masalah yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien, yakni
sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia, yang sebagian
besar diakibatkan kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi). Anemia di kalangan remaja
perempuan lebih tinggi dibanding remaja laki-laki. Anemia pada remaja berdampak buruk
terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas.
Anemia dapat dihindari dengan konsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A,
vitamin C dan zink, dan pemberian tablet tambah darah (TTD). Pemerintah memiliki program
rutin terkait pendistribusian TTD bagi wanita usia subur (WUS), termasuk remaja dan ibu
hamil.

 Remaja Harus Sadar Tinggi akan Badan

Stunting ini dapat menimbulkan dampak jangka pendek, diantaranya penurunan fungsi
kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan sistem metabolism tubuh yang
pada akhirnya dapat menimbulkan risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus,
jantung koroner, hipertensi, dan obesitas. Rata-rata tinggi anak Indonesia lebih pendek
dibandingkan dengan standar WHO, yaitu lebih pendek 12,5cm pada laki-laki dan lebih
pendek 9,8cm pada perempuan.

 Remaja Kurus atau Kurang Energi Kronis (KEK)

Remaja yang kurus atau kurang energi kronis bisa disebabkan karena kurang asupan zat gizi,
baik karena alasan ekonomi maupun alasan psikososial seperti misalnya penampilan.Kondisi

11
remaja KEK meningkatkan risiko berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal yang
berdampak buruk di kesehatan.KEK sebenarnya dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang.

2.4 Dampak Kelebihan Zat Gizi pada Bayi, Balita, Anak Sekolah dan Remaja

2.4.1 Dampak pada Bayi

Akibat dari kelebihan gizi pada anak adalah obesitas sejak dini, bayi yang memiliki
berat badan yang tidak seharusnya akan mengidap penyakit obesitas. Bukan hanya itu, ternyata
anak-anak yang memiliki kelebihan gizi juga bisa terkena penyakit selain obesitas, yaitu
Persendian, ganggung tidur hingga kardiovaskular. Hal ini memang tidak baik untuk anak,
akan tetapi disarankan orangtua jangan membatasi makan anak atau menyuruh diet. Karena,
bagaimana pun masa anak-anak adalah masa pertumbuhan, sehingga tidak baik untuk
membatasi si anak.

2.4.2 Dampak pada Balita

Nutrisi seimbang adalah kunci untuk mengoptimalkan tumbuh kembang balita. Namun
dengan pola makan balita yang tidak teratur, ia menjadi berisiko untuk mengalami obesitas
maupun kekurangan gizi. Sebaiknya Ibu memahami apa saja dampak obesitas dan kurang gizi
pada balita. Dampak obesitas pada anak:

 Gangguan intoleransi glukosa. Obesitas secara jasmani menyebabkan gangguan


intoleransi glukosa yang dapat berujung pada penyakit kencing manis, tekanan darah
tinggi, tingginya kadar lemak dalam darah, Obstructive Sleep Apneu (OSA), Polycistic
Ovary Disorder, perlemakan hati dan batu empedu, percepatan maturasi (lebih cepat
tinggi, peningkatan lemak, percepatan usia tulang), pseudotumor cerebri dan komplikasi
ortopedi (pelengkungan tulang kaki, dislokasi tulang).
 Meningkatnya risiko penyakit jantung koroner, akibat beberapa perubahan secara jasmani
yang merupakan suatu kumpulan gejala dari sindrom resistensi insulin.
 Gangguan secara psikososial seperti kecemasan, kondisi emosi dan gangguan di sekolah.
Anak dengan obesitas cenderung mendapatkan diskriminasi oleh teman sebayanya karena
mereka tampak lebih cepat dewasa secara jasmani, bahkan suatu penelitian menyatakan
anak dengan obesitas lebih banyak tidak masuk sekolah serta memiliki kualitas hidup yang
lebih buruk dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami obesitas.
 Obesitas merupakan faktor risiko awal dari peningkatan angka kematian dan kesakitan di
masa dewasa. Untungnya dengan modifikasi gaya hidup (meski sulit), seperti pengurangan
berat badan dan asupan lemak akan memperbaiki faktor risiko kardiovaskular dan
mencegah terjadinya resistensi insulin.

2.4.3 Dampak pada Anak usia Sekolah

Gizi lebih adalah kondisi yang terjadi ketika jumlah asupan makanan anak terlalu
banyak, sehingga melampaui kebutuhan gizi hariannya. Atau dengan kata lain, energi dari
makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak sebanding dengan energi yang dipakai untuk
beraktivitas. Anak yang mengalami gizi lebih biasanya cenderung hobi makan, bahkan dengan
porsi yang banyak.

12
Dampak kelebihan berat badan pada anak usia sekolah:

a. Overweight(kelebihan berat badan)

Anak dikatakan mengalami overweight atau kegemukan, ketika hasil pengukurannya berada di
rentang nilai >2 SD sampai dengan 3 SD (standar deviasi). Sementara untuk anak di atas 5
tahun, akan menggunakan grafik dari CDC 2000 (ukuran persentil).

 Ukuran lingkar pinggang dan pinggul besar

Besarnya ukuran lingkar pinggang dan pinggul menunjukkan simpanan lemak perut yang
berlebih. Tanpa disadari, tumpukan lemak di bagian ini dapat meningkatkan risiko serangan
penyakit kronis di kemudian hari.

 Nyeri sendi

Dibandingkan anak dengan berat badan normal, gizi lebih pada anak membuat tulang dan
sendinya harus menopang beban ekstra. Tentu saja beban ekstra tersebut berasal dari tumpukan
lemak di tubuhnya. Akibatnya, anak kerap mengeluhkan nyeri pada otot dan persendian karena
tekanan yang diberikan oleh tubuhnya selama beraktivitas.

 Mudah lelah

Kelebihan bobot tubuh dari rentang normalnya, membuat anak dengan gizi lebih mau tidak
mau harus mengeluarkan tenaga lebih saat beraktivitas. Kondisi inilah yang kerap membuat
anak menjadi mudah lelah, bahkan mungkin tidak seaktif teman-teman sebayanya. Bukan
hanya itu. Kelebihan berat badan juga memberikan kerja tambahan bagi organ-organ tubuh,
salah satunya paru-paru. Anak dengan gizi lebih karena kegemukan dapat mengalami
peradangan kronis akibat kondisinya ini. Lambat laun, muncul peradangan pada saluran
pernapasan, sehingga membuatnya sulit bernapas dengan lega.

b. Obesitas

Obesitas adalah status gizi anak yang sudah lebih parah dari sekadar overweight atau
kelebihan berat badan. Anak dengan obesitas bisa dibilang mengalami kegemukan. Artinya,
kategori gizi lebih pada anak yang mengalami obesitas terpaut jauh dari rentang normal yang
seharusnya. Sama seperti overweight, obesitas terjadi akibat asupan kalori yang masuk ke
dalam tubuh anak jauh lebih banyak ketimbang kalori yang dipakai sehari-hari untuk
beraktivitas.

Namun, masih ada beragam penyebab obesitas lainnya, seperti:

 Gemar makan makanan tinggi lemak dan kalori.


 Males bergerak atau beraktivitas.
 Kurang tidur. Mengakibatkan perubahan hormon sehingga memicu timbulnya rasa
lapar, dan ngidam makanan berkalori tinggi.

13
2.4.4 Dampak pada Remaja

Dampak kelebihan pada remaja salah satunta adalah

 Obesitas

Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi
ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi
gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk
menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang
melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung
sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, di samping
itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil
makanan/kue-kue.

2.5 Jenis dan Makanan Zat Gizi Penting bagi Bayi, Balita, Anak usia sekolah dan Remaja

2.5.1 Jenis zat gizi dan makanan penting bagi bayi

Bayi usia 0 – 6 bulan dapat mencukupi kebutuhan gizinya hanya dengan ASI saja, yaitu
dengan mengkonsumsi 6 – 8 kali sehari atau lebih pada masa awal dan 6 bulan selanjutnta
dapat mulai dikenalkan dengan makanan tambahan berupa Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI) untuk mencukupi kebutuhan gizinya.

Nutrisi berikut ini akan membantu tumbuh kembang bayi mulai dari fisik hingga
perkembangan otaknya.

 Zat besi
Jenis mineral ini memainkan peran penting dalam produksi hemoglobin. Zat besi
memiliki fungsi untuk memperlancar sel darah merah yang membawa oksigen ke
seluruh tubuh.
Zat besi juga membantu perkembangan keterampilan motorik dan memori otak.
Pastikan bayi mendapatkan 11 miligram zat besi yang bisa didapat dari daging sapi,
ayam, ikan, telur, alpukat, brokoli serta bayam.
 Zinc
Hampir sama seperti zat besi, nutrisi ini menjaga otak bayi untuk terus berkembang
dan bergerak. Zinc juga berfungsi untuk produksi sel darah putih yang dapat melawan
infeksi serta memastikan sel-sel tubuh bertumbuh dengan baik.
Jenis nutrisi ini, biasanya ada di dalam daging sapi dan daging ayam. Biasanya
makanan yang mengandung zat besi juga mengandung zinc.
 Kalsium dan Vitamin D
Kalsium sangat baik untuk mengembangkan tulang kuat dan vitamin D sangat baik
untuk membantu penyerapan kalsium. ASI dan susu formula memang telah
memberikan kalsium yang dibutuhkan bayi.
Namun, Anda tetap perlu memberikan asupan kedua nutrisi ini yang bisa di dapatkan
dari telur dan ikan.

14
 Omega-3
Omega-3 memang dikenal untuk kesehatan jantung. Bagi bayi, nutrisi ini punya fungsi
lain yakni membantu perkembangan otak dan mata. Berbagai penelitian juga
mengungkapkan, omega-3 akan membantu perkembangan kemampuan kognitif bayi.
Lemak sehat ini pun, membantu tubuh menyerap vitamin A dan E. Omega-3 bisa
didapatkan dari alpukat, salmon, tuna, minyak zaitun, dan lainnya.
 Vitamin A, B, C dan E
Keempat jenis vitamin ini dapat membantu perkembangan saraf, organ mata, kulit
hingga meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Jenis vitamin ini menjadi paket lengkap
sebagai nutrisi yang dibutuhkan bayi.
Vitamin A berada di dalam wortel serta ubi. Sementara sayuran hijau dan pisang
memiliki kandungan vitamin B yang tinggi. Vitamin C ada di dalam tomat, jeruk,
stroberi hingga melon. Biji-bijian juga dibutuhkan karena mengandung vitamin E.

2.5.2 Jenis zat gizi dan makana penting bagi balita

Agar tumbuh kembangnya optimal, anak membutuhkan asupan gizi yang beragam.
Mulai dari protein, karbohidrat, hingga berbagai vitamin. Dalam keseharian, pastikan anak
mendapat sembilan zat gizi ini ya.

 Protein
Protein berfungsi membentuk sel, melawan infeksi, dan mengubah makanan menjadi
energi. Protein dapat berupa hewani atau nabati. Makanan yang tinggi protein yaitu
daging, unggas, ikan, telur, kacang-kacangan, buncis, dan produk susu.
 Karbohidrat
Zat ini sangat diperlukan oleh tubuh untuk membangun lemak dan protein yang
nantinya akan memperbaiki jaringan. Bentuk karbohidrat berbeda-beda nih, ada gula,
pati, dan serat. Anak harus banyak mengonsumsi karbohidrat berupa pati dan serat lalu
sebaiknya menghindari karbohidrat yang berkadar gula tinggi. Karbohidrat bisa
didapat dari kentang, umbi-umbian, dan jagung. Makanan western yang mengandung
karbohidrat yang bisa dikonsumsi balita seperti sereal, roti, dan pasta.
 Lemak
Lemak berguna sebagai sumber energi yang disimpan oleh tubuh. Tidak hanya itu,
lemak juga diperlukan untuk melarutkan beberapa vitamin yang tidak larut dalam air.
Lemak dapat diperoleh dari produk susu, minyak goreng, daging, ikan, dan kacang-
kacangan.
 Kalsium
Zat yang satu ini gunanya untuk membentuk tulang dan gigi yang kuat. Selain itu,
kalsium juga punya fungsi lain seperti pembekuan darah ketika terjadi luka dan untuk
kesehatan fungsi saraf, otot, dan jantung. Kalsium tidah hanya bisa didapat dari produk
susu seperti yogurt, es krim, dan keju. Kuning telur, tahu, dan sayuran seperti brokoli
dan bayam juga mengandung kalsium.
 Zat Besi
Kekurangan zat besi dapat membuat tubuh lemas karena zat besi berfungsi untuk
membentuk sel darah dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Untuk memenuhi
asupan zat besi anak dengan memberinya daging, hati, unggas, kerang, gandum utuh,
buncis, kacang-kacangan, dan sereal yang mengandung zat besi.

15
 Folat
Asam folat nggak cuma dibutuhkan ibu hamil tapi juga anak-anak. Kekurangan folat
dapat menyebabkan anemia. Asam folat berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel tubuh anak. Makanan yang mengandung folat adalah sereal
gandum utuh, kacang-kacangan, buncis, asparagus, kacang hitam, kacang merah, dan
kubis
 Serat
Kalau anak mengalami sembelit, mungkin dia kurang serat karena serat berfungsi
melancarkan pencernaan. Serat juga bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan
kanker. Serat banyak terdapat pada sayur, buah, gandum utuh, buncis, kacang-
kacangan, dan biji-bijian.
 Vitamin A
Vitamin A berguna untuk kesehatan mata. Vitamin A juga punya fungsi lain seperti
membantu pertumbuhan, menjaga kesehatan kulit, dan mencegah infeksi. Vitamin A
dapat ditemui di makanan seperti wortel, ubi jalar, labu, aprikot, bayam, brokoli,
minyak ikan, kubis, dan kuning telur.
 Vitamin C
Vitamin C dapat mencegah flu, memperkuat pembuluh darah, membantu proses
penyembuhan luka, juga membentung tulang dan gigi yang kuat. Vitamin C bisa
diperoleh dari jeruk, stroberi, kentang, melon, kubis, brokoli, kembang kol, bayam,
pepaya, dan mangga.

2.5.3 Jenis Zat Gizi dan Makanan Penting bagi anak usia sekolah

Berikut pilihan sumber makanan yang setidaknya harus ada setiap harinya untuk
mencukupi kebutuhan gizi atau nutrisi pada anak sekolah:

 Karbohidrat

Karbohidrat termasuk salah satu sumber energi utama yang diperlukan otak untuk menjalankan
berbagai aktivitas dan proses metabolismenya. Demi melancarkan kerja sel-sel otak dan tubuh,
asupan karbohidrat akan diubah terlebih dahulu menjadi bentuk glukosa. Bahkan, karbohidrat
juga kerap terlibat dalam proses reproduksi, pencengahan penyakit, pembekuan darah, hingga
memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Ada dua jenis karbohidrat yang bisa Anda berikan untuk memenuhi gizi anak sekolah:

- Karbohidrat sederhana

Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang tersusun dari molekul gula yang sangat sedikit,
yakni berkisar antara satu atau dua molekul. Oleh karena memiliki jumlah molekul gula yang
amat sedikit, proses penyerapan karbohidrat sederhana pun terbilang jauh lebih cepat dan
mudah. Alhasil, tidak perlu waktu lama sampai kemudian kandungan karbohidrat sederhana
dari makanan bisa diserap oleh darah. Selanjutnya langsung digunakan untuk kerja tubuh dan
otak.

16
Ada beragam sumber makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana di dalamnya. Sebagai
contohnya beberapa sayuran, buah, madu, gula putih, gula merah, dan berbagai jenis pemanis
lainnya. Selain itu, kue dan produk olahan seperti permen serta soda, juga mengandung jenis
karbohidrat ini.

- Karbohidrat kompleks

Kebalikan dari karbohidrat sederhana, karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang tersusun
dari banyak rantai molekul gula. Itulah mengapa proses pencernaan karbohidrat kompleks
sesuai namanya, yakni cukup kompleks alias membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun
tidak seperti karbohidrat sederhana, karena makanan dengan karbohidrat kompleks tidak akan
membuat kadar gula darah meningkat tajam. Menariknya lagi, makanan yang mengandung
karbohidrat kompleks juga memiliki zat gizi serat di dalamnya.

Anda bisa memberikan roti, nasi, kentang, jagung, pasta, sereal gandum, kacang-kacangan,
serta beberapa jenis sayur dan buah-buahan untuk anak.

 Lemak

Beberapa jenis lemak sebenarnya masih dibutuhkan untuk menunjang fungsi tubuh. Bukan
hanya itu, lemak juga berperan sebagai sumber energi, khususnya ketika cadangan karbohidrat
sudah menipis. Sama halnya seperti karbohidrat, kebutuhan lemak anak yang terpenuhi berarti
menambah asupan kalori yang akan digunakan sebagai energi.

Berikut pembagian kelompok makanan sumber lemak berdasarkan jenisnya:

- Lemak baik

Lemak baik terbagi menjadi

a. lemak tak jenuh tunggal Kandungan lemak tak jenuh tunggal dalam makanan diyakini
dapat menurunkan kadar LDL (low density lipoprotein) atau lemak “jahat”. Jenis lemak
ini juga bisa membantu menjaga kadar HDL (high density lipoprotein) atau lemak “baik”
tetap tinggi. Tak perlu khawatir dengan efek buruknya. Sebab asupan gizi dari lemak tak
jenuh tunggal untuk anak ini bisa membantu menurunkan risiko penyakit jantung.
Mulai dari minyak zaitun, kacang-kacangan, buah alpukat, dan lain sebagainya.
b. Lemak tak jenuh ganda
Makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda dipercaya baik untuk kesehatan tubuh.
Salah satu contohnya ikan, yang juga mengandung asam lemak omega-3. Zat gizi tersebut
baik untuk anak karena mampu mencegah penyakit jantung, sekaligus menurunkan kadar
kolesterol tubuh. Selain omega-3, asam lemak tak jenuh ganda lainnya adalah omega-6.
Nutrisi tersebut juga tak kalah bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Berbagai jenis ikan-ikanan dan minyak nabati bisa Anda berikan untuk menambah asupan
gizi lemak baik untuk anak usia sekolah. Misalnya ikan sarden, makarel, salmon, minyak
safflower, kedelai, dan lainnya. Di samping itu, kacang-kacangan, biji-bijian, serta telur
juga tak kalah kaya kandungan omega-3.

17
 Protein

Protein adalah zat gizi makro yang berperan dalam membangun serta memperbaiki jaringan
tubuh yang rusak. Protein yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi asam amino. Asam
amino inilah yang nantinya dipergunakan sebagai bahan baku untuk membangun sel-sel dan
jaringan baru. Sama halnya seperti karbohidrat, kebutuhan lemak anak yang terpenuhi berarti
menambah asupan kalori yang akan digunakan sebagai energi.

Ada dua jenis protein yang bisa Anda bisa untuk mencukup kebutuhan gizi harian anak usia
sekolah:

a. Protein hewani

Protein hewani adalah protein yang bersumber dari hewan. Kandungan asam amino adalah
poin utama yang membedakan protein hewani dan nabati.

Protein hewani yang terkandung dalam daging merah, daging ayam, ikan, telur, susu, dan keju,
mengandung asam amino esensial lengkap.

b. Protein nabati

Protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Tidak seperti protein
hewani yang punya struktur asam amino lengkap, protein nabati punya asam amino yang lebih
sedikit. Meski begitu, makanan sumber protein nabati sama baiknya untuk melengkapi zat gizi
protein bagi anak.

Anda bisa memberikan tahu, tempe, kacang-kacangan, gandum, oat, serta beberapa jenis buah-
buahan pada anak.

 Serat

Agar proses pertumbuhannya berjalan dengan optimal, serat adalah salah satu zat gizi yang
diperlukan oleh anak. Serat sebenarnya merupakan bagian dari karbohidrat kompleks, tetapi
tanpa kandungan kalori di dalamnya.

Bukan hanya satu, tapi ada dua jenis serat yang dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi
anak:

a. Serat larut air

Serat larut air adalah jenis serat yang bisa langsung larut bersama air. Itulah mengapa sesat
setelah masuk ke dalam tubuh, serat larut air langsung melebur bersama air dan berubah bentuk
menjadi gel. Dengan kata lain, jenis serat ini bisa diserap dengan mudah oleh tubuh tanpa harus
dicerna dalam sistem pencernaan.
Contoh makanan dengan kandungan serat larut air seperti beragam jenis jeruk, apel, wortel,
alpukat, brokoli, ubi, kacang merah, dan oat.

18
b. Serat tidak larut air
Serat tidak larut air adalah jenis serat yang harus melalui proses pengolahan di sistem
pencernaan, karena tidak bisa langsung larut bersama air. Oleh karena itu, ketika berada di
sistem pencernaan, serat tidak larut air ini bertugas untuk membantu melancarkan kerja sistem
pencernaan. Tercukupinya zat gizi serat larut air bisa membantu mencegah masalah pencernaan
pada anak.

 Vitamin

Vitamin memang tergolong zat gizi mikro, tapi asupannya untuk anak tidak boleh terlewatkan.
Ada 6 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, yakni vitamin A, B, C, D, E, dan K.

Kesemua vitamin tersebut digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu:

a. Vitamin larut air

Vitamin larut air adalah jenis vitamin yang tidak disimpan di dalam tubuh, sehingga harus
didapatkan dari makanan harian.

Terdapat 9 jenis vitamin larut air, meliputi vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, B12, dan C.

b. Vitamin larut lemak hanya larut bersama lemak dan tidak dengan air

Jenis vitamin ini dapat menyumbang manfaat yang lebih baik untuk anak jika dikonsumsi
bersamaan dengan makanan yang mengandung zat gizi lemak. Beberapa macam vitamin larut
lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.

Contoh utamanya yakni sayur dan buah-buahan, tapi produk pangan lainnya juga tak kalah
kaya kandungan lemak.

Misalnya daging merah, daging unggas, ikan, susu, serta produk olahannya. Bahkan, vitamin
juga bisa menjadi suplemen yakni vitamin penambah nafsu makan anak bila ia susah makan.

 Mineral

Ada beragam jenis mineral yang diperlukan selama masa pertumbuhan dan perkembangan
anak. Mulai dari kalsium, fosfor, magnesium, kalium, zat besi, natrium, fluor, seng, iodium,
mangan, tembaga, kromiun, dan selenium.

2.5.4 Jenis Zat Gizi dan makanan penting untuk remaja

 Karbohidrat

Kebutuhan karbohidrat harian yang dianjurkan Kemenkes RI adalah sebanyak 300 gram untuk
anak usia 10 – 12 tahun dan 350 gram untuk usia 13 – 15 tahun, serta 400 gram untuk remaja
usia 16 – 18 tahun. Sementara kebutuhan energinya sebesar 2000 kkal untuk anak usia 10 – 12
tahun dan 2400 kkal untuk usia 13 – 15 tahun, serta 2650 kkal untuk remaja usia 16 – 18 tahun.

19
Karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana sama-sama dapat dikonsumsi untuk
memenuhi asupan karbohidrat remaja. Secara umum, karbohidrat sederhana memiliki molekul
gula yang lebih sedikit dan mudah dipecah. Jenis karbohidrat ini juga sangat cepat diubah
menjadi energi tubuh. Contoh makanan yang termasuk karbohidrat sederhana yaitu madu, gula
(putih dan merah), kue, serta permen.

Sebaliknya, karbohidrat kompleks mempunyai molekul gula yang cukup banyak. Proses
pencernaan dan pemecahan jenis karbohidrat ini menjadi energi tubuh terbilang lama.
Sejumlah makanan yang tergolong karbohidrat kompleks ialah roti, jagung, kacang, kentang,
pasta, nasi, dan gandum.

 Protein

Protein berfungsi sebagai penyusun sel dan jaringan tubuh, sekaligus memperbaikinya jika
terdapat kerusakan. Kemenkes RI menyarankan asupan protein yang harus dipenuhi per
harinya sebanyak 50 gram untuk anak usia 10 – 12 tahun dan 50 gram untuk usia 13 – 15 tahun,
serta 75 gram untuk remaja usia 16 – 18 tahun.
Sumber protein terdiri dari hewani dan nabati. Ikan, telur, susu dan produk olahannya, daging
merah, serta daging ayam merupakan makanan tinggi protein yang bagus untuk dikonsumsi
remaja.
Sementara gandum, oat, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan oncom termasuk sumber protein
nabati.

 Lemak

Tidak semua jenis lemak harus Anda hindari sepenuhnya. Lemak tidak jenuh yang dikonsumsi
dalam jumlah yang cukup, berfungsi sebagai sumber energi untuk remaja. Beberapa jenis
makanan yang tergolong sebagai lemak baik, yakni alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan,
telur, dan ikan salmon.

Setiap harinya, anak remaja usia 10 – 12 tahun dianjurkan memenuhi kebutuhan lemaknya
sebesar 65 gram dan 80 gram untuk usia 13 – 15 tahun, serta 85 gram untuk remaja usia 16 –
18 tahun.

 Serat

Asupan serat yang perlu dipenuhi oleh anak remaja setiap harinya sebanyak 28 gram untuk
anak usia 10 – 12 tahun dan 34 gram untuk usia 13 – 15 tahun, serta 37 gram untuk remaja usia
16 – 18 tahun. Serat merupakan sumber energi yang sama pentingnya dengan karbohidrat,
lemak, dan protein. Dengan kata lain, ada bahaya yang bisa terjadi apabila remaja kurang
asupan serat.

Perbanyaklah asupan serat dari berbagai jenis buah dan sayuran seperti wortel, brokoli, alpukat,
apel, jeruk, serta kacang merah dan ubi.

20
 Vitamin

Vitamin adalah zat gizi mikro. Artinya, tubuh membutuhkan vitamin dalam jumlah yang
sedikit. Meski sedikit, kebutuhan hariannya harus terus dipenuhi karena kekurangan vitamin
tertentu bisa menyebabkan masalah kesehatan. Seiring bertambahnya usia, kebutuhan akan
vitamin pada remaja makin meningkat pula. Lebih jelasnya, asupan harian masing-masing
vitamin yang harus dipenuhi anak-anak usia 10 – 15 tahun sebanyak:

A: 600 mcg, D: 15 mcg, E: 12 mcg (laki-laki) dan 15 mcg (perempuan), K: 55 mcg, B12:
2,4 mcg, C: 75 mg (laki-laki) dan 65 mg (perempuan)

Sedangkan, remaja usia 16 – 18 tahun memerlukan vitamin sebesar:

A: 600 mcg, D: 15 mcg, E: 15 mcg, K: 55 mcg, B12: 2,4 mcg, C: 90 mg (laki-laki) dan 75 mg
(perempuan)

 Mineral

Sama dengan vitamin, mineral tergolong sebagai zat gizi mikro. Mineral sangat penting dan
harus dipenuhi selama masa remaja guna menunjang berbagai fungsi serta perkembangan
tubuh mereka. Lebih jelasnya, asupan harian mineral yang harus dipenuhi anak-anak usia 10 –
15 tahun sebanyak:

 Kalsium: 1200 mg
 Fosfor: 1200 mg
 Natrium: 1500 mg
 Kalium: 4700 mg (laki-laki) dan 4500 mg (perempuan)
 Besi: 19 mg (laki-laki) dan 26 mg (perempuan)
 Iodium: 150 mcg
 Zinc: 18 mg (laki-laki) dan 16 mg (perempuan)

Sedangkan, remaja usia 16 – 18 tahun memerlukan mineral sebesar:

 Kalsium: 1200 mg
 Fosfor: 1200 mg
 Natrium: 1500 mg
 Kalium: 4700 mg
 Besi: 15 mg (laki-laki) dan 26 mg (perempuan)
 Iodium: 150 mcg
 Zinc: 17 mg (laki-laki) dan 14 mg (perempuan)

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asupan gizi mempunyai pengaruh yang besa terhadap perkembangan kesehatan bayi
sampai masa dewasanya kelak. Kebutuhan masing-masing bayi berbeda satu sama lain
tergantung pada usia, kecepatan tumbuh, aktifitas, efisiensi penyerapan dan penggunaan
makanan dalam tubuh. Diit yang seimbang juga akan berpengaruh pada sistim imunitas,
kemampuan intelektual dan pembentukan emosional. Pemberian gizi yang berkualitas dan
tepat harus diberikan pada masa ini karena gangguan zat gizi pada masa ini akan
mempengaruhi kualitas kehidupan masa selanjutnya.\

Balita adalah kelompok anak yang berusia 1 -5 tahun, dimana usia 1- 3 tahun termasuk
dalam kelompok konsumen pasif dan diatas 3 tahun sampai 5 tahun masuk dalam katagori
konsumen aktif.

Kelompok anak sekolah adalah mereka yang berada di usia 7 – 12 th atau mereka yang
berada di bangku sekolah dasar. Kelompok ini mempunyai ciri banyak bermain di luar rumah
dan melakukan aktivitas yang tinggi sehingga mempunyai risiko terpapar penyakit dan
perilaku hidup tidak sehat yang cukup tinggi. Pada tahapan ini anak masih mengalami
pertumbuhan yang cepat sehingga memerlukan penangan gizi yang tepat pula. Zat gizi yang
diperlukan dipenuhi dari asupan makanan yang lengkap dan seimbang yang terdiri dari
makanan pokok, lauk, sayur dan buah-buahan.

Masa remaja mengalami kecepatan pertumbuhan sehingga perlu dilakukan


pemantauan status gizi untuk mengidentifikasi remaja baik yang berisiko gizi kurang maupun
gizi lebih untuk selanjutnya dilakukan intervensi untuk perbaikan gizinya sebelum terjadi
komplikasi penyakit lain. Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa ini perlu diperhatikan karena
terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada remaja akan sangat mempengaruhi
asupannya.

3.2 Saran

Pada tahap perkembangan bayi, balita, anak usia sekolah maupun remaja membutuhkan
sangat banyak zat gizi yang penting bagi mereka seirring dengan pertumbuhan. Tetapi dalam
pemberian zat gizi juga harus diseimbangkan dengan kebutuhan bayi, balita, anak usia sekolah
bahkan juga remaja. Karena kekurangan ataupun kelebihan zat gizi dapat menimbilkan
dampak kesehatan pada bayi, balita, anak usia sekolah sampai ke remaja.

22
DAFTAR PUSTAKA

M.B., Arisman. 2002. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi Dalam Daur Kehidupan. Palembang : EGC.

Prawirohartono, Endy Paryanto. 2008. Tumbuh Kembang Anak dalam Seminar Tumbuh
Kembang Anak. Yogyakarta.

Supariasa, I Nyoman. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

file:///C:/Users/Acer/Downloads/GIZI-DALAM-DAUR-KEHIDUPAN-FINAL-SC(1).pdf

Almatsir, Sunita. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Pt. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Arisman. 2010. Gizi dalam daur kehidupan Edisi 2, EGC, Jakarta.

Bintanah, Sufiati, dkk. 2016. Perhitungan Kebutuhan Gizi Individu. NextBook. Semarang.

Claudio, Virginia S. 1976. Basic Nutrition for Filipinos, Published by Martiam School
& Office Supplies Corp. Manila. Philippines.

Daftar Bahan Makanan Penukar. 2009. Petunjuk Praktek Praktis Perencanaan Makanan
Sehat, Seimbang, Bervariasi. Edisi Kedua. FKUI.

Drummond,KE. 2004. Nutrition for Food Service & Culinary Professionals. 5 th John
Wiley Sons, Inc. USA.

Escott, Sylvia & L. Kathleen Mahan. 2004. Food Nutrition & Diet Therapy 11th edition.
America.

Geissler,Catherine and Hilary Powers. 2011. Human nutrition, Twelfth Edition. british Library
Catoguiry in Publication Data.

https://dinkes.kulonprogokab.go.id/detil/612/gizi-seimbang-bagi-bayi-0-6-bulan

https://pdfcoffee.com/makalah-gizi-seimbang-balita-pdf-free.html

https://ahligizi.id/blog/2020/12/05/gizi-seimbang-anak-sekolah/

https://jovee.id/begini-pola-makan-yang-sehat-untuk-remaja/

23
i

Anda mungkin juga menyukai