Anda di halaman 1dari 14

KONSEP MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)

DAN KUESIONER PRA SKRENING PERKEMBANGAN


(KPSP)

NAMA: SEPTI MEMORISA


NIM: PO7220120 1695
KELAS: 2B KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU:
ASMARITA JASDA, S.Kep., M.Si., Med

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2021
A. Konsep Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
1. Definisi MTBS
Manajemen Terpadu Balita Sakit adalah pendekatan pelayanan
kesehatan bayi dan anak balita terintegrasi dengan melibatkan
masyarakat sesuai standar Managemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Pendekatan pelayanan kesehatan dengan Manajemen Terpadu Balita


Sakit berbasis Masyarakat dilaksanakan dengan prinsip dasar:
1) Menjalin kemitraan antara fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama dengan masyarakat yang dilayaninya.
2) Meningkatkan akses ketersediaan pelayanan dan informasi
kesehatan yang memadai di tingkat masyarakat.
3) Memadukan promosi perilaku sehat dalam keluarga yang sangat
penting untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak.

2. Pelaksanaan MTBS pada bayi umur 2 bulan sampai 5 tahun


1. Pengenalan tanda bahaya balita serta persiapan rujukan
2. Penatalaksanaan diare
3. Penatalaksanaan pneumonia
4. Penatalaksanaan demam

3. Penilaian, Klasifikasi, Tindakan/Pengobatan balita sakit umur 2 bulan


sampai 5 tahun

TANYAKAN PADA IBU MENGENAI MASALAH ANAKNYA

Tanyakan apakah kunjungan pertama atau kunjugan ulang untuk


masalah tersebut.

 Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian sesuai bagan


berikut.
 Jika kunjungan ulang, gunakan petunjuk pada pelayanan tindak
lanjut.
MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM

TANYAKAN : LIHAT dan DENGAR :

 Apakah anak bisa  Apakah anak rewel atau


minum susu atau gelisah, letargis atau tidak
menyusu? sadar? Perlu
 Apakah anak  Apakah anak mengalami penanganan
memuntahkan kejang saat ini? SEGERA
semua makanan  Apakah terdengar
dan/atau stridor*?
minuman?  Apakah anak tampak biru
 Apakah anak (sianosis)?
pernah kejang  Apakah ujung tangan dan
selama sakit? kaki pucat atau dingin?

*untuk memeriksa stridor, anak harus dalam keadaan tenang.

Seorang anak dengan tanda bahaya umum memerlukan penanganan SEGERA.

GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/ PENGOBATAN


Terdapat salah satu atau lebih  Bila sedang kejang beri
tanda berikut : diazepam
 Tidak bisa minum atau  Bila ada stridor pastikan
menyusu. tidak ada sumbatan jalan
 Memuntahkan semua PENYAKIT nafas
makanan dan/atau minuman SANGAT  Bila ada stridor, sianosis
 Pernah atau sedang BERAT dan ujung tangan dan
mengalami kejang kaki pucat dan dingin
 Rewel atau gelisah beri oksigen
 Letargis atau tidak sadar  Cegah agar gula darah
 Ada stridor tidak turun

 Tampak biru (sianosis)  Jaga anak tetap hangat

 Ujung tangan dan kaki pucat  RUJUK SEGERA


dan dingin

TANYAKAN KELUHAN UTAMA :

Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas?

Jika YA,
TANYAKAN : LIHAT, DENGAR, dan PERIKSA : Klasifikasikan
Berapa lama? BATUK atau
 Hitung napas dalam 1 menit (anak SUKAR
harus tenang) BERNAPAS
 lihat apakah ada tarikan dinding dada ke
dalam (anak harus tenang)
 lihat dan dengar adanya wheezing
(anak harus tenang)
 periksa dengan pulse oximeter (jika
ada) untuk menilai saturasi oksigen

GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN


 Tarikan dinding  Beri oksigen maksimal 2-3
dada ke dalam liter permenit
PNEUMONIA  beri dosis pertama
ATAU BERAT antibiotic yang sesuai
 Saturasi oksigen  RUJUK SEGERA*
<90 %
 Beri Amoksilin 2x sehari
selama 3 hari **
 Beri pelega tenggorokan dan
Pereda batuk yang aman
 Obati wheezing bila ada
 Napas cepat PNEUMONIA  Apabila batuk >14 hari atau
wheexing berulang, RUJUK
untuk pemeriksaan lanjutan
 Nasihati kapan kembali
segera
 Kunjungan ulang 3 hari
 Tidak ada tanda- BATUK  Beri pelega tenggorokan dan
tanda pneumonia BUKAN Pereda batuk yang aman
berat maupun PNEUMONIA  Obati wheezing bila ada
pneumonia  Apabila batuk >14 hari atau
wheexing berulang, RUJUK
untuk pemeriksaan lanjutan
 Nasihati kapan kembali
segera
Kunjungan ulang 5 hari jika
tidak ada perbaikan

Umur anak : Napas cepat apabila :


2 bulan - <12 bulan  50 kali atau lebih permenit
12 bulan - <5 tahun  40 kali atau lebih permenit

* Rujukan tidak memungkinkan, tangani anak sesuai pedoman nasional


rujukan pneumonia atau sebagaimana pada Buku Saku Tatalaksana Anak
di RS
** Pemberian amoksilin oral untuk 5 hari dapat digunakan pada pasien
dengan napas cepat tanpa tarikan dinding dada ke dalam pada daerah HIV
meluas / terkonsentrasi

Dimaksud dengan RUJUK disini adalah ke Dokter Puskesmas, puskesmas


perawatan atau Rumah Sakit.

Apakah anak demam ?

(berdasarkan anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu ≥ 37,5o C *

JIKA YA
 Tentukan Risiko Malaria : tinggi atau rendah atau tanpa risiko
 Jika tanpa risiko, tanyakan : riwayat bepergian ke daerah malaria 1-2 minggu
terakhir, dan tentukan daerah risiko sesuai tempat yang dikunjungi.
TANYAKAN : LIHAT DAN PERIKSA : Klasifikasikan DEMAM
 Sudah berapa lama  Lihat dan periksa
anak demam? adanya kaku kuduk
 Jika lebih dari 7 hari,  Lihat adanya pilek
apakah demam setiap  Lihat adanya Risiko Malaria Tinggi
hari? penyebab demam oleh atau Rendah
 Apakah pernah bakteri **
menderita malaria  Lihat adanya tanda-
atau minum obat tandac CAMPAK saat Atau
malaria? ini :
 Apakah anak - Ruam kemerahan
menderita campak dikulit yang Tanpa Risiko Malaria

dalam jangka waktu 3 menyeluruh DAN dan tidak ada riwayat

bulan terkahir? - Terdapat salah bepergian ke daerah

satu tanda berikut: malaria

batuk, pilek, mata


merah.

Risiko Malaria Tinggi atau Rendah


GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Ada Tanda PENYAKIT  Beri dosis pertama artemeter injeksi arau
bahaya atau BERAT kinin injeksi untuk malaria berat
kaku kuduk DENGAN  Beri dosis pertama antibiotic yang sesuai
DEMAM  Cegah agar gula darah tidak turun
 Berikan satu dosis parasetamol untuk
demam ≥ 38,5o C
 RUJUK SEGERA
Demam (pada  Beri obat antimalaria oral pilihan
anamnesis atau pertama
teraba panas  Berikan satu dosis parasetamol untuk
atau suhu ≥37,5o MALARIA demam ≥ 38,5o C
C dan  Nasihati ibu kapan kembali segera
mikroskopis  Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam
RDT positif  Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari,
RUJUK untuk penilaian lebih lanjut.
 Berikan satu dosis parasetamol untuk
RDT negatif, demam ≥ 38,5o C
ATAU DEMAM  Beri antibiotik yang sesuai untuk
ditemukan MUNGKIN penyebab lain dari demam yang
penyebab BUKAN ditemukan
demam lainnya MALARIA  Nasihati ibu kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam
 Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari,
RUJUK untuk penilaian lebih lanjut.

Tanpa Risiko Malaria dan tidak ada riwayat bepergian ke daerah malaria
Ada Tanda PENYAKIT  Beri dosis pertama antibiotic yang sesuai
bahaya atau BERAT  Cegah agar gula darah tidak turun
kaku kuduk DENGAN  Berikan satu dosis parasetamol untuk
DEMAM demam ≥ 38,5o C
 RUJUK SEGERA
 Berikan satu dosis parasetamol untuk
demam ≥ 38,5o C
 Beri dosis pertama antibiotic yang sesuai
Tidak Ada DEMAM untuk penyebab lain dari demam yang
Tanda bahaya BUKAN ditemukan
atau kaku kuduk MALARIA  Nasihati ibu kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
 Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari,
RUJUK untuk penilaian lebih lanjut.
LAKUKAN TES MALARIA *** Jika tidak ada klasifikasikan berat :

* Pada semua kasus demam di daerah risiko tinggi atau


* Pada daerah risiko rendah jika tidak ditemukan penyebab pasti demam
Jika anak menderita campak atau dalam 3 bulan terakhir Klasifikasikan
 Lihat adanya luka dimulut. Apakah dalam/luas? CAMPAK
 Lihat adanya nanah pada mata
 Lihat adanya kekeruhan pada kornea

Adanya tanda CAMPAK  Beri vitamin A dosis pengobatan


bahaya umum DENGAN  Beri dosis pertama antibiotic yang sesuai
ATAU adanya KOMPLIKASI  Jika ada kekeruhan pada kornea atau
kekeruhan BERAT*** nanah pada mata berikan salep mata
pada kornea tetrasiklin
mata ATAU  Jika demam tinggi ≥38.5 beri dosis
ada luka di pertama parasetamol
mulut yang  RUJUK SEGERA
dalam atau
luas
Ada nanah CAMPAK  Beri vitamin A dosis pengobatan
pada mata atau DENGAN  Jika ada nanah pada mata, beri salep mata
ada luka pada KOMPLIKASI antibioik
mulut PADA MATA  Jika ada luka pada mulut oleskan antiseptik
DAN/ATAU mulut. Jika anak gizi buruk beri vitamin A
MULUT sesuai dosis.
 Kunjungan ulang 3 hari
Campak CAMPAK  Beri vitamin A
sekarang atau
dalam 3 bulan
terakhir

* Suhu berdasarkan suhu aksila


** Tanda-tanda demam oleh bakteri antara lain : luka pada mulut,
pembengkakan/ kemerahan pada kulit, nyeri perut bawah atau nyeri saat
buang air kecil
*** Jika tidak tersedia pemeriksaan malaria dan TIDAK ADA PENYEBAB
DEMAM YANG JELAS  klasifikasikan sebagai MALARIA
**** Komplikasi penting lain dari campak, pneumonia, stridor, diare, infeksi
telinga, dan gizi buruk

Klasifikasikan demam untuk Demam LIHAT dan RABA : Klasifikasikan


Berdarah Dengue, hanya jika : demam 2 DEMAM
sampai 7 hari Periksa tanda-tanda syok : BERDARAH
 Uji ekstremitas DENGUE
TANYAKAN : teraba dingin DAN
 Apakah demam mendadak tinggi nadi sangat
dan demam terus menerus? lemah/tidak teraba
 Apakah ada bitnik merah di kulit
atau perdarahan dari hidung/gusi? Lihat adanya :
 Apakah anak muntah?  Perdarahan dari
Jika YA : hidung/gusi
- Apakah sering?  Bintik perdarahan di
- Apakah muntah dengan darah kulit (petekie)
atau seperti kopi?  Jika sedikit dan tidak
 Apakah berak berwarna hitam? tanda lain dari
 Apakah ada nyeri uluhati atau anak DBD : lakukan uji
gelisah? torniket, jika
mungkin

GEJALA KLASIFIKAS TINDAKAN/PENGOBATAN


I
 Ada tanda-tanda syok DEMAM  Jika ada syok, beri oksigen 2-4
atau gelisah ATAU BERDARAH liter/menit dan beri segera
 Muntah bercampur DENGUE cairan intravena sesuai
darah/kopi ATAU petunjuk
 Berak berwarna hitam  Jika tidak ada syok tapi sering
ATAU muntah dan malas minum, beri
 Bintik-bintik perdarahan cairan infus Ringer Laktat/
di kulit (petekie) dan uji Ringer Asetat, jumlah cairan
torniket positif ATAU rumatan
 sering muntah  Jika tidak ada syok, tidak ada
muntah dan masih mau
minum, beri oralit atau cairan
lain sebanyak mungkin dalam
perjalanan ke Rumah Sakit
 Beri dosis pertama
parasetamol, jika demam
tinggi ≥38,5oC, tidak boleh
golongan silsilat dan ibu
profen
 RUJUK SEGERA
 Demam mendadak MUNGKIN  Beri dosis pertama
tinggi dan terus menerus DBD parasetamol, jika demam
ATAU tinggi ≥38,5oC, tidak boleh
 Nyeri ulu hati atau golongan silsilat dan ibu
gelisah ATAU profen
 Bintik-bintik perdarahan  Nasihati untuk lebih banyak
di kulit (petekie) dan uji minum: oralit/cairan lain.
torniket negtif (-)  Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 1 hari jika
tetap demam
 Tidak ada satupun DEMAM  Obati penyebab lain dari
gejala di atas MUNGKIN demam
BUKAN DBD  Beri dosis pertama
parasetamol, jika demam
tinggi ≥38,5oC, tidak boleh
golongan silsilat dan ibu
profen
 Nasihati untuk lebih banyak
minum: oralit/cairan lain.
 Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 2 hari jika
tetap demam

B. Konsep Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP)


1. Definisi KPSP
Kuesioner Pra Skrening Perkembangan (KPSP) merupakan tes
pemeriksaan perkembangan anak dengan menggunakan kuesioner
(Kemenkes RI, 2016).
2. Tujuan KPSP
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Instrumen KPSP ini dapat dilakukan di semua tingkat
pelayanan kesehatan dasar (Diana, 2010).
3. Jadwal skrinning/pemeriksaan KPSP
Jadwal rutin dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,
42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur
skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang
terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta
datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan. Apabila anak
mempunyai masalah tumbuh kembang pada usia anak diluar jadwal
skrining, maka gunakan KPSP untuk usia skrining terdekat yang lebih
muda (Diana, 2010).
4. Formulir KPSP menurut umur
Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan
yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan. Alat
bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tennis,
kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis,
kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm (Kemenkes
RI, 2016).
5. Interpretasi Hasil KPSP
a. Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang–
kadang).
b. Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak
pernah).
c. Bila jawaban YA = 9−10, perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S).
d. Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
e. Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
f. Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja (Kemenkes RI,
2016).
6. Intervensi
1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan
berikut:
a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan
baik.
b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.
d) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan
kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap
ada kegiatan BKB. Jika anak sudah memasuki usia pra-sekolah
(36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat
PAUD, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.
e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP
setiap bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan
2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan
berikut:
a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan
sesering mungkin.
b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan /
mengejar ketertinggalannya.
c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan
adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangannya.
d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar
KPSP yang sesuai dengan umur anak.
e) Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka
kemungkinan ada
penyimpangan (P).
3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan
tindakan berikut:
Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Kemenkes RI, 2016).
7. Penilaian KPSP anak usia 1 tahun 11 bulan (23 bulan)

1. Tanpa berpegangan atau menyentuh Gerak Kasar Ya Tidak


lantai, apakah anak dapat ∎
membungkung untuk memungut
mainan di lantai dan kemudian
berdiri kembali ?
2. Apakah anak dapat menunjukan Sosialisasi Ya Tidak
Kemandiria
yang diinginkannya tanpa menangis ∎
n
atau merengek? Jawab YA bila ia
menunjuk, menarik atau
mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
3. Apakah anak dapat berjalan di Gerak Kasar Ya Tidak
sepanjang ruangan tanpa jatuh atau ∎
terhuyung-huyung
4. Apakah anak dapat mengambil Gerak Halus Ya Tidak
benda kecil seperti kacang, seperti ∎
kacang, kismis atau potongan
biskuit dengan menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk ?
5. Jika ibu menggelindingkan bola ke Gerak Halus Ya Tidak
anak, apakah ia ∎
menggelindingkan/melemparkan
kembali pada anda ?
6. Apakah anak dapat memegang Sosialisasi Ya Tidak
sendiri cangkir/gelas dan minum & ∎
dari tempat tersebut tanpa tumpah ? kemandirian
7. Jika anda sedang melakukan Sosialisasi Ya Tidak
pekerjaan rumah tangga apakah & ∎
anak meniru apa yang anda kemandirian
lakukan ?
8. Apakah anak dapat dapat meletakan Gerakan Ya Tidak
satu kubus di atas Gerak halus YA Halus ∎
Tidak kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu ? kubus yang
digunakan ukuran 2.5-5.0 cm
9. Apakah anak dapat mengucapkan Bicara dan Ya Tidak
paling sedikit 3 kata yang bahasa ∎
mempunyai arti selain “papa” dan
“mama”
10. Apakah anak dapat berjalan mundur Gerak Kasar Ya Tidak
5 langkah atau lebih tanpa ∎
kehilangan keseimbangan ? (anda
mungkin dapat melihatnya ketika
anak menarik mainannya)

Anda mungkin juga menyukai