I. SKENARIO
Anak laki-laki 7 tahun dibawa ke Puskesmas Biringkanaya karena sering mengeluh sakit
perut terutama di sekitar pusar, pernah muntah, dan berak encer dan sedikit-sedikit. Penderita
juga tidak nyenyak tidur, sering gatal daerah anus, kurang napsu makan. Berat badan 13 kg,
suhu 36°C.
c. Pernah muntah
h. Berat badan 13 kg
i. Suhu 36OC
III. PERTANYAAN
18. Bagaimana pengobatan dan pencegahan infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh
organisme diatas?
Lambung
Usus halus
Usus besar
Anus
vermicularis adalah parasit penyebab Enterobiasis atau oxyuriasis. Disebut pula sebagai
pinworm infection. Penyakit ini identik dengan anak-anak, meski tak jarang orang dewasa
juga terinfeksi. Alasan : infeksi yang disebabkan oleh cacing tidak disertai dengan adanya
3. Secara anatomis organ gastrointestinal yang berada disekitar pusar (regio umbilikalis)
adalah usus baik usus halus maupun usus besar. Ketika organisme yang patogen masuk
kedalam usus, organ ini akan merespon dengan meningkatkan gerakan peristaltiknya.
Tujuannya adalah untuk mendorong keluar organisme patogen dari tubuh bersama feses.
Peningkatan gerakan peristaltik inilah yang menyebabkan sakit perut di sekitar pusar.
4. Pernah terjadi muntah disebabkan karena pada saat cacing pertama kali masuk dan
berada di lambung, lambung akan mendeteksi adanya benda asing selain makanan. Hal inilah
dalam hal ini lambung untuk mengeluarkan makanan beserta cacing tersebut.
5. Muntah terjadi karena rangsangan yang diberikan kepada pusat muntah yang berada di
otak. Ujung syaraf dan syaraf-syaraf yang ada di dalam saluran pencernaan kita merupakan
Iritasi dapat disebabkan berbagai hal , misalnya makanan, minuman keras, bahkan alat
kedokteran berupa endoskopi dapat menyebabkan iritasi ringan di lapisan saluran pencernaan
kita.
b. Kembung
Pada saat kita makan dan kenyang, makanan tersebut untuk sementara disimpan di
lambung. Di dalam sistem pencernaan makanan kita, ada fase pengosongan lambung, dimana
makanan yang berada di lambung akan masuk ke usus duabelas jari terlebih dahulu dan
berakhir di usus besar yang pada akhirnya akan kita keluarkan sebagai feses / tinja.
Kalau Proses Pengosongan lambung ini terhambat , misalnya karena akumulasi lemak
yang berlebihan atau ada sesuatu (tumor mungkin) yang menekan sistem pencernaan kita
sehingga proses pengosongan lambung terhambat akhirnya akan memicu proses muntah
tersebut.
Ketika pusat muntah di stimulasi, maka (urutan proses yang terjadi adalah sebagai
berikut):
d. Otot - Otot Pernafasan akan berkontraksi untuk melawan celah suara yang tertutup
e. Pada Saat otot perut berkontraksi , isi lambung akan didorong masuk ke dalam
kerongkongan
Setelah isi lambung memasuki kerongkongan, ada 2 hal yang mungkin terjadi , yaitu:
a. Muntah
b. Relaksasi otot Perut yang memungkinkan isi kerongkongan kembali masuk ke lambung
6. Berak encer dan sedikit-sedikit terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan baik oleh
virus, bakteri dan cacing pada tractus intestinal, yang pada umumnya terjadi pada seluruh
usus besar dan pada ujung distal ileum. Infeksi ini menyebabkan mucosa teriritasi secara luas
sehingga kecepatan sekresi meningkat dan motilitas dinding usus pun meningkat. Akibatnya,
sejumlah besar cairan tidak diabsorpsi dan terdorong kearah anus untuk membuat agen
infeksi tersapu. Gerakan pendorong yang kuat mendorong cairan kedepan. Hal ini
menyebabkan jumlah cairan dalam feses bertambah sehingga feses menjadi encer.
7. Tidak nyenyak tidur disebabkan karena rasa gatal disekitar anus dan nyeri disekitar
pusar.
8. Gejala klinis yang menonjol berupa pruritus ani, disebabkan oleh iritasi disekitar anus
akibat migrasi cacing betina ke perianal untuk meletakkan telur-telurnya, dimana telur-telur
tersebut dapat menetas bila tersedia oksigen. Gatal-gatal di daerah anus terjadi saat malam
9. Infeksi cacing yang berat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, sehingga saraf
yang menstimulasi nafsu makan terganggu. Hal ini menurunkan nafsu makan.
10. Berat badan abnormal terjadi karena sistem penyerapan nutrisi hasil-hasil pencernaan
a. Respon imun tubuh melawan parasit (cacing). Sistem imun mengeluarkan makrofag
untuk melisis parasit, sehingga parasit menjadi partikel yang lebih kecil. Akibatnya, partikel
ini melekat pada dinding-dinding usus yang memberi pengaruh pada mikrofili usus. Mikrofili
usus menjadi lebih besar dari normalnya dan sel-sel goblet menghasilkan mucus yang lebih
banyak. Mikrofili yang membesar, menghambat proses penyerapan makanan dan menutup
ductus biliaris sebagai saluran zat-zat hasil absorbsi menuju ke hati untuk di transfer
keseluruh tubuh.
b. Cacing memakan sel epithel usus sehingga merusak mikrofili usus sebagai media
penyerapan.
c. Motilitas usus yang meningkat mendorong makanan lebih cepat sehingga tidak cepat
terjadi penyerapan.
11. Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan
oleh zat toksin yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya
proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya
merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam
keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali dengan masuknya zat toksin
(mikroorganisme) kedalam tubuh kita. Mikroorganisme (MO) yang masuk kedalam tubuh
umumnya memiliki suatu zat toksin tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan
memerintahkan tentara pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit
untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh
itu akan mengeluarkan senjata, berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen
(khususnya IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar,
substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat dapat keluar dengan adanya bantuan
enzim fosfolipase A2. Asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu
tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan termostat
tubuh (hipotalamus) merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya
terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ( pergerakan otot rangka) ini
ditujukan untuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Dan terjadilah demam.
Class : Cecernentea
Subclass : Rhabditia
Order : Rhabditida
Suborder : Rhabditina
Superfamily : Oxyuroidea
Family : Oxyuridae
a. Cacing Dewasa
seperti sayap pada ujung anterior yang disebut alae. Bulbus oesofagus jelas sekali, dan ekor
runcing. Pada cacing betina gravid, uterus melebar dan penuh telur .
Cacing jantan lebih kecil sekitar 2-5 mm dan juga bersayap, tapi ekornya
Telur Enterobius vermicularis oval, tetapi asimetris (membulat pada satu sisi dan mendatar
pada sisi yang lain), dinding telur terdiri atas hialin, tidak berwarna dan transparan, serta rera-
rata panjangnya x diameternya 47,83 x 29,64 mm. Telur cacing ini berukuran 50μm - 60μm x
30μm, berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisinya (asimetris). Dinding telur bening
dan agak tebal, didalamnya berisi massa bergranula berbentuk oval yang teratur, kecil, atau
14.
bila menelan telur infektif. Infeksi mudah terjadi karena telur mudah tersebar dimana-mana
dan telur dapat bertahan berminggu-minggu pada kondisi yang lembab dan dingin. Telur
berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu 6 jam pada suhu tubuh. Telur yang
mengandung fase L3 akan menetas didalam duodenum dan bergerak ke usus halus (usus
kecil), akan mengalami moulting dua kali sebelum menjadi dewasa dan fase tersebut cacing
mencapai ileo-cecal. Total waktu sejak telur tertelan dan menjadi dewasa adalah 15-43 hari.
Cacing dewasa biasanya tinggal di daerah ileo-cecal, tetapi mereka sering bergerak sepanjang
saluran gastro-intestinal dari lambung sampai ke anus. Cacing memakan sel epithel usus dan
bakteri dalam usus. Cacing betina yang mengandung telur bergerak didalam lumen
intestinum dan sering keluar melalui anus sampai ke perianal. Di daerah sekitar anus
(perianal) cacing betina tersebut mengeluarkan telurnya sampai 4600-16000 butir telur.
Cacing betina mati segera setelah mengeluarkan telur dan cacing jantan mati setelah kopulasi.
Sehingga biasanya banyak ditemukan cacing betina daripada cacing jantan didalam tubuh
hospes.
Bilamana pada lipatan perianal tidak dibersihkan dalam waktu yang lama, telur yang
menempel pada daerah tersebut akan menetas dan larva bergerak masuk kedalam anus
kemudian menuju usus. Proses tersebut dinamakan “Retrofection”. Proses penetasan telur di
15. Beberapa perubahan-perubahan yang terjadi pada organ yang terinfeksi cacing enterobius
vermicularis yakni:
dewasa menyebabkan pembengkakan ringan dan menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri.
16. Pada saat cacing Enterobius vermicularis masuk ke tubuh, lambung akan
mengeluarkan HCL dengan kadar asam yang tinggi untuk membunuh telur cacing. Beberapa
dari cacing tersebut lolos dari HCL lambung maka telur tersebut menetas di usus halus dan
menjadi larva. Sistem imun akan merespon untuk mencegah terbentuknya infeksi dengan
mengeluarkan IgE.
IgE singkatan imunoglobulin E, dan merupakan salah satu dari lima jenis imunoglobulin
yang terlibat dalam respon kekebalan tubuh dan kepekaan pada manusia. Namun, IgE
ditemukan secara eksklusif pada mamalia. Imunoglobulin, lebih dikenal sebagai antibodi ,
juga milik keluarga protein disebut sebagai gamma globulin. Mereka diproduksi oleh sel-sel
darah putih khusus yang disebut B-limfosit. Secara kolektif, IGES, yang berada dalam darah,
adalah senjata penting yang digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mendeteksi dan
Peran IgE adalah untuk target dan mengikat protein tertentu yang ditemukan pada
permukaan sel tertentu, seperti sel mast, makrofag, dan natural killer (NK) sel. Protein ini
disebut sebagai reseptor Fc dan diklasifikasikan lebih lanjut tergantung pada spesifik antibodi
yang mereka ikatan dengan. Reseptor yang membedakan IgE spesifik disebut Fc-epsilon
reseptor (FcεR). Selain itu, ada bukti cukup untuk menunjukkan bahwa IgE terlibat dalam
Pada saat cacing Enterobius vermicularis masuk ke tubuh, lambung akan mengeluarkan
HCL dengan kadar asam yang tinggi untuk membunuh telur cacing yang masuk tadi.
Ketika, beberapa dari cacing tersebut lolos dari HCL lambung maka telur tersebut menetas di
usus halus dan menjadi larva. Sistem imun akan merespon untuk mencegah terbentuknya
Pada daerah usus, larva akan membentuk perlekatan dengan IgE dan berikatan dengan
eosinofil yang merupakan salah satu jenis dari leukosit. Eosinofil akan mengeluarkan granul
yang bertujuan untuk mengaktivasi lysozim. Lysozim merupakan enzim yang menyebabkan
lisis pada larva sehingga terbentuk partikel larva yang lebih kecil. Partikel ini dapat segera
keluar menuju anus dan menyebabkan gatal di sekitar daerah anus atau melekat pada dinding
a. Penularan dari tangan ke mulut (hand to mouth), setelah anak – anak menggaruk daerah
sekitar anus oleh karena rasa gatal, kemudian mereka memasukkan tangan atau jari – jarinya
ke dalam mulut. Kerap juga terjadi, sesudah menggaruk daerah perianal mereka menyebarkan
telur kepada orang lain maupun kepada diri sendiri karena memegang benda-benda maupun
kemudian larva masuk lagi ke dalam tubuh (retrofeksi) melalui anus terus naik sampai sekum
dan tumbuh menjadi dewasa. Cara inilah yang kita kenal sebagai : autoinfeksi
b. Debu merupakan sumber infeksi oleh karena mudah diterbangkan oleh angin sehingga
c. Anjing dan kucing bukan mengandung cacing kremi tetapi dapat menjadi sumber
panas. Hal ini mungkin disebabkan karena pada umumnya orang di daerah dingin jarang
mandi dan mengganti baju dalam. Penyebaran cacing ini juga ditunjang oleh eratnya
hubungan antara manusia satu dengan lainnya serta lingkungan yang sesuai. Frekuensi di
Indonesia tinggi, terutama pada anak dan lebih banyak ditemukan pada golongan ekonomi
lemah. Frekuensi pada orang kulit putih lebih tinggi daripada orang negro.
18. Pengobatan enterobiasis efektif jika semua penghuni rumah juga diobati, infeksi ini dapat
menyerang semua orang yang berhubungan dengan penderita. Obat-obatan yang digunakan
antara lain piperazin, pirvinium, tiabendazol dan stilbazium iodida (Gandahusada et al.,
2001).
b. Pirvinium pamoat, diberikan dengan dosis 5 mg/kg berat badan (maksimum 0,25 g) dan
c. Piranthel pamoat, diberikan dengan dosis 11mg/kg berat badan single dose, dan
maksimum 1 gram,
d. Stilbazium Iodida, dengan dosis tunggal 10-15 mg/kg berat badan. Warna tinja akan
Pencegahan dengan menjaga kebersihan, cuci tangan sebelum makan, ganti sprei teratur,
ganti celana dalam setiap hari, membersihkan debu-debu kotoran di rumah, potong kuku
secara rutin, hindari mandi cuci kakus (MCK) di sungai. Kalau perlu toilet dibersihkan
19. Diagnosis dilakukan berdasarkan riwayat pasien dengan gejala klinis positif. Diagnosis
pasti dengan ditemukannya telur dan cacing dewasa. Selain itu, diagnosa dapat dilakukan
dengan pemeriksaan tinja dan anal swab dengan metode Scotch adhesive tape swab. Pada
pemeriksaan tinja dapat ditemukan adanya cacing dewasa. Cacing jantan dewasa setelah
kopulasi mati dan keluar bersama tinja. Sementara dengan metode Scotch adhesive tape
swab, dapat menemukan telur yang diletakkan didaerah perianal. Metode yang kedua lebih
mudah dilakukan, dan lebih sering dilakukan. Selain biaya yang relatif murah, juga kerja
yang cepat. Cara kerja metode tersebut hanya menempelkan sisi lekat celophan tape ke
daerah perianal, kemudian dengan menggunakan xylol atau toluol untuk menjernihkan, dapat
ditemukan adanya telur cacing kremi. Metode ini juga sangat efektif. Sekali melakukan
pemeriksaan dengan swab dapat menemukan 50% dari semua infeksi, tiga kali pemeriksaan
90%, dan pemeriksaan 7 hari berturut-turut diperlukan untuk menyatakan seseorang bebas
infeksi.