Pneumothorax spontan primer terjadi pada pasien tanpa riwayat penyakit paru. Penyebabnya diduga
pecahnya bleb/bulla. Sedangkan pneumothorax spontan sekunder disebabkan oleh penyakit paru
yang mendasari.
Regio apeks paru sering kali terdapat bleb. Hal ini diduga akibat gradien tekanan. Tekanan pleura
pada apek lebih negatif dibanding bagian basal. Akibatnya tekanan alveolar pun meningkat.
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyebab sekunder pneumothorax tersering.
Studi COPDGene yang melibatkan 21 center di Amerika Serikat dengan jumlah 9062 partisipan
menemukan bahwa kasus pneumothorax dialami 3,2% partisipan. Partisipan berjenis kelamin
laki-laki, memulai kebiasaan merokok pada usia yang lebih muda, kapasitas ekspirasi paksa yang
rendah, PPOK derajat berat, gambaran emfisema yang luas pada
Tuberkulosis
Tuberkulosis paru sering ditemukan pada pasien pneumothoraks. Diduga infiltrat pleura kasoesa
mengalami likuifaksi mengakibatkan nekrosis pleura dan ruptur.
Pneumothorax Traumatik
Etiologi pneumothorax traumatik, di antaranya:
Pneumothorax Iatrogenik
Etiologi pneumothorax iatrogenik, di antaranya:
Biopsi aspirasi jarum transthorakal nodul pulmoner
Thorakosentesis
Pemasangan vena kateter sentral pada vena subklavia atau jugular interna
Faktor Risiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan pneumothorax adalah sebagai berikut:
Merokok: merokok berhubungan dengan pneumothorax. Diduga dinding bleb dapat menjadi tipis akibat paparan asap
rokok
Postur tubuh tinggi dan kurus: tekanan pleura pada lobus pulmoner atas individu yang tinggi diduga semakin negatif
dan tekanan alveolar juga meningkat. Akibatnya risiko pembentukan bulla dan pneumothorax pun meningkat
Laki-laki