Anda di halaman 1dari 37

Anatomi Caecum

1
Lapisan Intestinum crassum

2
1
Carcinoma Caecum
Definisi
Karsinoma caecum adalah suatu keganasan pada sekum yang
terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak
terkendali

4
Epidemiologi

Insidensi karsinoma caecum (12%) berada diurutan ketiga setelah karsinoma


rectum (38%) dan karsinoma kolon sigmoid (21%). Kanker caecum sering terjadi
pada wanita daripada laki-laki (2-4:1). Kanker kolorektal (CRC) adalah salah satu
tumor ganas yang paling sering didiagnosis dalam sistem pencernaan, dengan
tingkat kejadian standar usia 36,3 per 100.000 orang di negara maju dan 13,7 per
100.000 orang di negara berkembang.

5
Etiologi dan Faktor Risiko
● Gaya hidup (life style): merokok, konsumsi berlebih daging
merah, kegemukan, olahraga yang kurang.
● Faktor genetik: riwayat keluarga dengan kanker kolorektal,
polip, atau penyakit peradangan usus (crohn’s dan colitis
ulcerative), riwayat kanker ovarium atau payudara.
● Sindroma yang diturunkan (5-10%)
o Familial adenomatous polyposis (FAB) dan variasinya (1%).
o Lync-associated syndromes (hereditary non- polyposis
colon cancer (3-5%)
o Turcot, Peutz-Jeghers dan MUTYH-associated polyposis

6
Gambaran mikroskopik jenis kanker kolorektal
(1) annular, (2) tubular, (3) ulcer, (4) cauliflower

7
Klasifikasi
Menurut Dukes-turnbull

8
Menurut Dukes

Dukes A
Dukes B
Dukes C

Dukes C1

Dukes D

9
Patogenesis
Mutasi
Mutasi Mutasi p53
APC K-ras Invasive
adenocarsinoma

Carcinogenesis

10
Diagnosis

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan abdomen
4. Pemeriksaan penunjang

11
Status Lokalis

Inspeksi.

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

12
Manifestasi
Klinis
● Pembesaran di region iliaca dekstra
● Nyeri dangkal abdomen
● Anemia
● Lemah, letih, berat badan menurun
● Melena dan feses cair sehingga
tidak ada faktor obstruksi
● Jarang obstruksi gangguan
berkemih
13
Pemeriksaan Penunjang
-Laboratorium: anemia, alkaline phosphatase, kadar bilirubin
dapat meninggi, serum protein, kalsium dan kreatinin
-Tes darah samar pada feses (Fecal Occult Blood Test-FOBT)
-Endoskopi
-Radiologi
-USG
-Histopatologi
-CT Scan
-Biopsi
-CEA (carcino embryogenic antigen): prediktor pada
prognosis postoperatif dan untuk deteksi kekambuhan
mengikuti pemotongan pembedahan 14
15
16
Staging Karsinoma Caecum

17
Tatalaksana
Reseksi operasi luas dari lesi dan drainase regional limfatik.
Tujuan terapi karsinoma kolon adalah mengeluarkan tumor
dan suplai limfovaskular. Reseksi usus tergantung dari
pembuluh darah yang mengaliri bagian kanker tersebut. Bila
seluruh tumor tidak dapat diangkat, maka dibutuhkan terapi
paliatif.

18
Tatalaksana

Adanya kanker adenoma atau riwayat keluarga yang


kuat terhadap CRC mengindikasikan seluruh kolon beresiko
terhadap karsinoma dan harus dilakukan subtotal atau total
kolektomi. Apabila terdapat metastasis tidak terprediksi
sebelumnya saat dilakukan laparotomi, maka tumor primer
harus direseksi bila dapat dilakukan dan aman. Selanjutnya
dilakukan anastomosis. Pada tumor yang tidak dapat
direseksi, maka dilakukan prosedur paliatif dan
membutuhkan proksimal stoma atau baypass.

19
Stage 0 (Tis, N0, M0) ● Endoskopi diikuti dengan kolonoskopi
teratur,diangkat(-)maka dilakukan
reseksi segmental
Stage 1 (T1-2, N0, M0) ● segmental kolektomi

Stage 2 (T1-3, N0, M0) ● kemoterapi adjuvan

Stage 3 (Tx, N1, M0) ● kemoterapi adjuvan rutin

Stage 4 (Tx, Nx, M1) ● Terapi paliatif

20
Pertimbangan untuk melakukan terapi bedah di
lakukan berdasarkan stadium kanker

Penentuan Stadium

A B C

Tumor Dukes A dan B


Tumor Dukes B, dan
Tumor
C
metastasis

Pembedahan Radikal Pembedahan radikal


Pembedaan
paliatif
OBSERVASI
OBSERVASI
Kemoterapi
Percobaan klinis dengan terapi adjuvan 21
22
Diagnosis Banding

Appendix abscess Massa appendix

Ameboma Enteritis regional

23
KOMPLIKASI
Komplikasi •Obstruksi usus diikuti dengan
penyempitan lumen akibat lesi.
•Perforasi dari dinding usus
oleh tumor, diikuti kontaminasi
organ peritoneal.
•Perluasan langsung ke organ2
yang berdekatan

24
Prognosis

25
LAPORAN KASUS
1.Identitas
Nama : Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 60 th
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : PNS
Alamat : Padang
MRS :25 Februari 2019
26
ANAMNESA

Keluhan Utama :
Benjolan di perut kanan bawah ± sejak 6 bulan SMRS

27
Riwayat Penyakit Sekarang

-Benjolan di perut kanan bawah dirasakan


semakin membesar sejak 2 bulan terakhir,
benjolan telah disadari pasien sejak 6 bulan
terakhir namun selama ini hanya berukuran
sebesar kelereng, tidak nyeri dan tidak
menyebabkan keluhan sehingga pasien tidak
pernah memeriksakannya
-Awalnya pasien mengatakan BAB tidak teratur.
BAB setiap 1 minggu sekali, BAB berwarna
merah tua dan cair.

28
-Pasien mengeluhkan mual
-Nyeri perut melilit hilang timbul ±
sejak 2 hari SMRS , nyeri ini
dikeluhkan sejak 2 bulan yang lalu.

29
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami penyakit yang
serupa sebelumnya.
Penyakit hipertensi, jantung, diabetes Melitus
disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Kakek pasien menderita kanker kolorektal

30
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sakit Sedang


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/70 MmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 24 kali/ menit
Suhu : 36,5 o C

Status Generalisata :
Kepala
Bentuk : Normochephali
Rambut : Bersih
Mata : Konjunctiva anemis +/+, Sklera ikterik -/-
Telinga : Tidak ada sekret, tidak ada perdarahan
31
Hidung : Septum deviasi (n), tidak ada
sekret, tidak ada perdarahan

Mulut : sianosis (-), mukosa tidak pucat,


lidah tidak kotor, Mukosa faring tidak hiperemis

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP 5-2 cm-


H2O

32
Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus taktil kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi: bronkovaskular, ronki dan wezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di RIC V sinistra
Perkusi : atas : RIC III sinistra
kiri : 1 jari medial linea midclavicula sinistra
RIC V
kanan : linea sternalis , gallop (-), murmur (-)
Auskultasi : irama reguler

33
Status Lokalis pada regio Iliaca Dextra

Inspeksi : tampak benjolan di regio iliaca


dekstra ukuran 5cm x 3 cm, warna kulit sama
dengan sekitarnya, darm contour (-), darm
steifung (-)
Palpasi : tumor berbatas tidak tegas, soliter,
permukaan rata, konsistensi padat keras,
terfiksir pada jaringan dibawahnya, tidak ada
nyeri tekan
Nyeri tekan: mc burney (+), nyeri lepas (-),
Defans muskular (+)
Auskultasi : Bising usus meningkat
Perkusi : Redup
34
Pemeriksaan Laboratorium

•Hb : 8,7 gr/dl


•HT : 32 %
•Leukosit : 9,2 ribu/uL
•Trombosit : 330 /uL
•Eritrosit : 3,57/uL
•LED : 35,0 mm

35
36
Diagnosis
Tumor caecum suspect keganasan
Differensial Diagnosa
Polip kolon, ameboma, invaginasi,
Tatalaksana
Rencana Tindakan
Tindakan Bedah hemikolektomi
Kemoterapi
Prognosis
Quo at Vitam : dubia at malam
Quo at sanitionam : dubia at malam
Quo at functionam : dubia at malam

37

Anda mungkin juga menyukai