Anda di halaman 1dari 4

STEEPLE SIGN

Steeple Sign adalah tanda seperti menara pada upper trakea yang nampak pada pemeriksaan
anteroposterior X-Ray. Disebut “steeple sign” karena gambarannya meruncing seperti atap
gereja. Steeple Sign menunjukan adanya penyempitan saluran nafas, salah satu contohnya yaitu
akibat adanya sweeling (bengkak) di soft tissue sekitar trakea.
Contohnya ada pada penyakit Croup Syndrome (Laryngotracheitis)

Paramyxovirus
Paramyxovirus termasuk agen infeksi pada pernafasan yang paling sering pada bayi dan anak anak.

Struktur dan morfologi :

 Ordo = Mononegavirales
 Family = Paramyxoviridae
 Genus = Pneumovirus / Paramyxoviridae
 Species = Human Respiratory Syncytial Virus
 Virion = Sferis, Pleomorfik, Diameter 50 nm atau lebih dengan Nukleokapsid
berbentuk heliks, 13-18 nm)
 Komposisi = RNA (1%), Protein (73%), Lipid (20%), Karbohidrat (6%)
 Genom = RNA (Single Strainded), Linear, No segmented.
 Protein = Terdiri dari 6-8 Protein Struktural
Selubung = Mengandung glikoprotein Hemeaglutinin Virus / HN (RSV tidak mengandung
Hemeaglutinin) , Neuraminidase dan Glikoprotein Fusi.

Parainfluenza

Virus parainfluenza merupakan pathogen utama pada prnyakit


pernafasan pada bayi dan anak-anak.

 Epidemiologi :
- menduduki peringkat kedua sebagai penyebab penyakit saluran nafas
bawah pada anak krcil setelah RSV.
- infeksi oleh tipe 1 prevalensi 75%
-infeksi oleh tipe 2 prevalensi 60%
- infeksi oleh tipe 3 bersifat endemic

 Temuan klinis
- Pada anak dengan infeksi primer yang disebabkan virus parainfluenza
tipe 1,2,3 dapat mengalami penyakit berat, dari laryngotrakeitis dan
croup, bronkiolitis, dan pneumonia.
- Tipe 3 pada bayi >6 bulan
- Croup/laryngotrakeitis pada anak usia 6 bulan dan 18bulan
- Demam pada usia >1,5 tahun

 Diagnosis laboratorium
- Deteksi antigen
Identifikasi antigen didalam sel nasofaring dengan uji imunofluoresensi
langsung dan tidak langsung
- Isolasi dan identifikasi virus
Melakukan hemodsorosi menggunakan eritrosit hemisphere
- Serologi
Uji H1, ELISA , NT
 Pengobatan dan pencegahan
- Pencegahan isolasi kontak
- Obat antivirus ribavirin
- Vaksin
- Pembatasan pengunjung

KORTIKOSTEROID

Merupakan bentuk sintesis dari hormone steroid. Bentuj struktur


kimianya menyerupai hormone steroid alami yang secara normal dihasilkan
tubuh melalui bagian luar dari kelenjar adrenal. Pada pasien , kortikosteroid
mengurangi edema pada mukosa laring melalui mekanisme antiradang.

 Efek samping
- Sindrom cushing
- Gangguan emosi atau mood
- Meningkatkan resiko infeksi
- Hipertensi
- Osteoporosis
- Meningkatkan resiko diabetes
- Masalah kulit
- Gangguan pertumbuhan
- Pelemahan otot
- Mempengaruhi perkembangan pubertas

 Rute administrasi dan eliminasi


- IM = triamcinolone
- IV, IM = betametaxonel dexamethasone, hydrocortirone, methyl
prednisolone, prednisolone
- Oral = cortisone , dexamethasone, prednisone
- Topical = betamethasone, hydrocortisone, triamcinolone
 Farmakokinetik
Lebih dari 90% glukokortikoid terserap dan terikat dengan protein plasma,
sebagian besar globulin / albumin yang mengikat kortikosteroid. Metabolit
terkonjugasi menjadi asam glukoronat/ surlat dan di eksresikan oleh ginjal.

 MOA
Menghibisi pembentukan sitokin dan inflamatori
 Dosis
Harus diberikan dalam dosis minimal yang masih efektif. Dosis awal minimal
lalu bertahap dinaikan dan diturunkan lagi.

 Waktu paruh
60-90%
 Indikasi
- teraoi untuk cushing syndrome
- Pengobatan alergi
- menghilangkan gejala inflamasi

Anda mungkin juga menyukai