TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Periodik Paralisis adalah suatu sindrom klinis dengan kelemahan atau
paralisis otot akut. Penyakit yang berat dapat dimulai pada masa anak-anak,
sedangkan kasus yang ringan seringkali mulai pada dekade ketiga. Penyakit ini
sebagian besar bersifat herediter dan diturunkan secara autosomal dominan.
Prevalensi 1 per 100.000 populasi. Mekanisme yang mendasari penyakit ini
adalah malfungsi pada ion channel pada membran otot skelet atau channelopathy.
Kelompok penyakit otot yang dikenal dengan periodik paralisis (PP) ciri-cirinya
adalah episode kelemahan flaksid otot yang terjadi pada interval yang tidak
teratur.1
2.2,,,,Etiologi
2.3 Klasifikasi
Onset pada umur kurang dari 10 tahun. Pasien biasany amenjekaskan suatu rasa
berat dan kekakuan pada otot. Kelemahan dimulai pada paha dan betis, yang
kemudian menyebar ke tangan dan leher. Predominan kelemahan proksimal
otot-otot distal mungkin bisa terlibat setelah latihan-latihan yang melelahkan.
Pada anak, suatu lid lag myotonik (kelambatan kelopak mata atas saat
menurunkan pandangan) bisa menjadi gejala awal. Keterlibatan otot napas
Spinkter tidak terlibat. Disfungsi pencernaan dan buli disebabkan oleh kelemahan
otot abdomen.
Kelemahan terjadi selama istirahat setelah suatu latihan berat atau selama puasa.
Hal ini juga bisa dicetuskan oleh kalium, udara dingin, etanol, karboidrat, atau
stres. Penyakit ini bisa dsembuhkan dengan latihan ringan atau intake
karbohidrat. Pasien juga mungkin melaporkan nyeri otot dan parestesia. Beberapa
keluarga tidak mempunyai myotonia.2
2.3. Patofisiologi
Kadar kalium plasma adalah hasil keseimbangan antara asupan kalium dari luar,
ekskresi kalium, dan distribusi kalium di ruang intraselular dan ekstraselular. Sekitar
98% kalium total tubuh berada di ruang intraselular, terutama di sel otot rangka.
Secara fisiologis, kadar kalium intrasel dipertahankan dalam rentang nilai
120-140mEq/L melalui kerja enzim Na+-K+-ATPase. Kanal ion di membran sel otot
berfungsi sebagai tempat keluar dan masuknya ion ke sel otot. Dalam keadaan
depolarisasi, gerbang kanal ion akan menutup dan bersifat impermeabel terhadap ion
Na+ dan K+, sedangkan dalam keadaan repolarisasi (istirahat), gerbang kanal ion
akan membuka, memungkinkan keluar masuknya ion natrium dan kalium serta
menjaganya dalam keadaan seimbang. Mutasi gen yang mengontrol kanal ion ini akan
menyebabkan influks K+ berlebihan ke dalam sel otot rangka dan turunnya influks
kalsium ke dalam sel otot rangka sehingga sel otot tidak dapat tereksitasi secara
elektrik, menimbulkan kelemahan sampai paralisis. Mekanisme peningkatan influks
kalium ke dalam sel pada mutasi gen ini belum jelas dipahami. Sampai saat ini, 30
mutasi telah teridentifi kasi pada gen yang mengontrol kanal ion. (punya ai)
Eyelid myotonia
Sensasi normal
Pada beberapa kasus, kelemahan menetap bagian proksimal, khususnya
dengan periodik paralisis hipokalemik