Pembimbing: Pendamping:
PUSKESMAS INDRAJAYA
MASALAH
UMUM
TUJUAN
UMUM
TUJUAN
KHUSUS
Str
es Stres
AINS
psi fisik
kis
Telah diketahui
adanya
kelainan
ORGANIK organik
sebagai
KLASIFI penyebabnya
KASI Tanpa disertai
kelainan atau
DISPEPS gangguan
IA NON
struktur organ
berdasarkan
ORGANIK pemeriksaan
klinis,
laboratorium,
radiologi, dan
endoskopi
PSCBA
ULKUS
KOMPLIKASI
PERFO-
RASI
2.1 Pola Makan
Definisi
Pola Makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan
jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau
membantu kesembuhan penyakit
(Depkes RI, 2009)
Porsi Kecil
tapi Sering
Hindari
makan-
minum yang Tinggi Protein
merangsang
Cairan Lemak
Cukup Rendah
Kerangka Teori
Cepat
Rasa Penuh
Kenyang
Data
Data
Sekund
Data Primer
er
Pesantren HJ Keusioner Pola
Maryam dan Makan
HM Saman
Data
Puskesmas
KuesionerSindr
Indrajaya
om Dispepsia
bulan Januari-
Juni 2016
Metode Analisis Data
Editing
Kode
Data
Tabulasi
Langkah Mini Project
Mecari Masalah Mencari Melakukan
Kesehatan Referensi Wawancara
Patofisiologi
Masyarakat
Faktor RisikoMenyusun
Penyebaran Mengumpulkan
Kuesioner kepada Metode dan menganalisa
Responden di Penelitian data sekunder
Pesantren
Klasifikasi
Menganalisis Data Memberi Memberikan
Primer dan Data Intervens kuesioner yang
Sekunder i sama
35
30
25
20
15
10
5
0
Distribusi Ketidakteraturan
60
Pola Makan Sebelum Intervensi
55
50
40
36 36
31 32 31
30 29 29
30 28 28
23
20 18
10 9 8 7
4 3 4
2 2 1 2
0
0 0 0 0 0
Distribusi Kejadian Sindrom
Dispepsia Sebelum Intervensi
40
35
30
25
20
15
10
0
Ya (61%) Tidak (39%)
Distribusi Pola Makan
Setelah Intervensi
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Distribusi Ketidakteraturan
Pola Makan Setelah
Chart Title Intervensi
60
55
50 48
40 39 39
32 32
30
30 29 29
28
25
20
20
14
10
7
5
4 4
2 2 2
1 1
0
0 0 0 0 0 0
Distribusi Kejadian Sindrom
Dispepsia Setelah Intervensi
34
33
32
31
30
29
28
Ya (53%) Tidak (47%)
Perbandingan Pola Makan dan
Kejadian Sindrom Dispepsia
66
Sebelum dan Setelah53Intervensi
70
60
50
40
30
Persentase
20
Dispepsia
10 61
Pola Makan Teratur
0 45
Pola
Tidak ada perbedaanMakan Mak
signifikan an
Tamba
an Makan
Siang
bukan faktor resiko
han
Jeda
Makan
Waktu
Malam
Makan
Makan Pagi
Namun untuk keteraturan makan pagi, santri lebih sering makan
pagi bila lapar saja yaitu sebesar 47%, bahkan ada santri yang
tidak pernah makan pagi sama sekali sebesar 3%.
Selain itu para santri menjawab, mereka juga lebih sering makan
makanan yang pedas seperti bakso dengan sambal yang banyak.
Konsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang
sistem pencernaan, terutama lambung dan usus yang berkontraksi.
Keadaan ini menimbulkan rasa panas dan nyeri ulu hati yang
disertai mual dan muntah (Oktaviani, 2011).
Makan Malam
Kebanyakan santri mengatakan bahwa mereka hanya makan
apabila lapar (49%).