Anda di halaman 1dari 7

HEPATOTOKSISITA

S
Mekanisme jejas hati dapat terjadi melalui mekanisme apoptosis hepatosit imbas
empedu. Terjadi penumpukan asam-asam empedu di dalam hati karena gangguan
transport pada kanalikuli yang meghasilkan translokasi fassitoplasmik ke membrane
plasma, dimana reseptor ini mengalami pengelompokan sendiri dan memicu
kematian sel melalui apoptosis. Di samping itu banyak reaksi hepatoseluler
melibatkan system sitokrom P-450 yang mengandung heme dan menghasilkan
reaksi-reaksi energy tinggi yang dapat membuat ikatan kovalen obat dengan enzim,
sehingga menghasilkan ikatan baru yang tak punya peran. Kompleks obat-enzim ini
bermigrasi ke permukaan sel di dalam vesikel-vesikel untuk berperan sebagai
imunogen-imunogen sasaran serangan sitolitim ke sel T, merangsang respon imun
multifaset yang melibatkan sel-sel T sitotoksik dan bebagai sitokin. Obat-obat
tertentu menghambat fungsi mitokondria dengan efek ganda pada beta-oksidasi dan
enzim-enzim rantai respirasi. Metabolit-metabolit toksis yang dikeluarkan dalam
empedu dapat merusak epitel saluran empedu. Cedera pada hepatosit dapat terjadi
akibat toksisitas langsung, terjadi

melalui konversi xenobiotik menjadi toksin


aktif oleh hati, atau ditimbulkan oleh
mekanisme imunologik (biasanya oleh obat
atau metabolitnya berlaku sebagai hapten
untuk
mengubah
protein
sel
menjadi
immunogen).

TIPE HEPATOTOKSISITAS AKIBAT


OBAT-OBATAN
Ada berbagai macam obat yang dapat menyebabkan
injury pada hepar, baik secara klinis maupun
patologis.
1. Interferensi
uptake bilirubin, ekskresi dan
konjugasi: Tipe ini bisa dilihat sebagai suatu varian
dari toksisitas kolestasis. Sebagai contoh,
Rifampicin dapat mengganggu transportasi
bilirubin
sehingga
menimbulkan
hiperbilirubinemia.

2. Sitotoksik injury: Tipe ini mengacu pada kerusakan


dari parenkim dan merupakan tipe hepatotoksisitas
yang relatif lebih serius daripada tipe sebelumnya.
3.
Cholestatic
injury:
Jenis
ini
meliputi
terperangkapnya aliran empedu dan menimbulkan
jaundice yang dapat terlihat mirip dengan obstruksi
bilier. Tipe ini relatif kurang serius dibanding sitotoksik
injury, dengan tingkat kematian yang lebih rendah.

4. Campuran sitotoksik dan cholesatic injury:


Kerusakan hati yang bersifat sitotoksik terkadang
dapat disertai dengan kolestasis, misalnya setelah
penggunaan terapi-p asam aminosalisilat.
5. Campuran sitotoksik dan cholesatic injury:
Kerusakan hati yang bersifat sitotoksik terkdang
dapat disertai dengan kolestasis, misalnya setelah
penggunaan terapi-p asam aminosalisilat.
6. Sirosis: Sirosis makronodular dapat langsung
terjadi setelah kerusakan hati akut, dan kolestasis
jaundice dapat mengakibatkan sirosis bilier primer.

OBAT-OBAT PENYEBAB
HEPATOTOKSISITAS
1.
2.
3.
4.
5.

ANALGETIK
obat-obatan anti tuberculosis
Anti hyperlipidemic
obat-obat anti hipertensi
Agen-agen anesthesi

KESIMPULAN

Banyak obat dapat menyebabkan berbagai lesi


pada hepar. Dalam beberapa kasus mungkin
tidak dapat dibedakan dari penyebab lainnya,
baik secara patologis atau secara biokimia. Druginduced hepatic damage bervariasi mulai dari
yang tidak dapat diprediksi (unpredictable) dan
non-dose related sampai yang dapat diprediksi
setelah
overdosis.
Heptatotoksisitas
obat
mungkin
melibatkan
metabolisme
menjadi
toksik/beracun, reaksi intermediet dan ikatan
kovalent dengan komponen sel, mengganggu
membrane transport atau biokimia selular.

Anda mungkin juga menyukai