Anda di halaman 1dari 14

KAPULAGA (Amomum cardamomum)

Kapulaga (Amomum cardamomum) adalah sejenis buah yang


sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan
tertentu dan juga untuk campuran jamu. Tanaman ini termasuk
dalam suku jahe-jahean atau zingiberaceae. Ada dua macam
kapulaga yang banyak digunakan di Indonesia, yakni kapulaga
Jawa (Amomum compactum) yang banyak dijumpai di daerah
Sumatera Selatan dan Jawa Barat, dan kapulaga sabrang atau
kapulaga India (Elettaria cardamomum). Awalnya kapulaga ini
didatangkan dari Negara India, dan seiring berjalannya waktu,
rakyat

Indonesia

mencoba

mengembangkan

perluasan

penanamannya di beberapa tempat sekitar Cianjur, sukabumi,


Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan beberapa tempat di Jawa
Tengah.
Tanaman kapulaga menghendaki kelembaban udara cukup tinggi
yaitu 40 75%, dengan curah hujan berkisar antara 2.500
4000 milimeter per tahun. Suhu harian rata-rata darah tempat
tumbuh tanaman kapulaga adalah berkisar antara 20 30
derajat

celcius,

dengan

intensitas

cahaya

terbaik

bagi

pertumbuhan tanaman berkisar antara 30 70%. Kapulaga juga


menghendaki tempat yang setengah ternaungi, pada tanah-tanah
yang terdrainase dengan baik, pH5-6,8, dan memiliki kandungan
bahan organik yang cukup tinggi.

Kelebihan lain dari tanaman kapulaga adalah dapat tumbuh baik


pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Sementara itu
untuk memperoleh hasil yang terbaik, ketinggian pada 300 500
meter dari permukaan air laut merupakan daerah budidaya yang
paling

tepat.

(Warsana

SP,2000)

Tanaman kapulaga merupakan tanaman herbal yang membentuk


rumpun, bentuknya seperti tumbuhan jahe, dan dapat mencapai
ketinggian 2-3 meter. pada umumnya kapulaga tumbuh di hutanhutan yang masih lebat. Kapulaga hidup subur di ketinggian 2001.000

meter

di

atas

permukaan

laut.

Tanaman kapulaga awalnya memang hidup liar, namun kini


kapulaga dibudidayakan sebagai tanaman rempah. Tumbuhan
berbatang basah ini memiliki batang berpelepah daun yang
membalut batangnya. Letak daunnya berseling-seling. Bunga
tumbuhan

ini

tersusun

dalam

tandan

yang

keluar

dari

rimpangnya.
Buahnya berbentuk bulat telur, berbulu, dan berwarna kuning
kelabu. Buahnya berkumpul dalam tandan kecil dan pendek. Bila
masak, buahnya akan pecah dan membelah berdasarkan ruangruangnya. Di dalamnya terdapat biji yang berbentuk bulat telur
memanjang.
Kapulaga berbuah pada umur 3 tahun. Buah kapulaga muncul
dari batang semu dekat tanah, dan merayap bersama tandannya
yang sepanjang 1 m, ke tanah sekitarnya. Supaya tidak kotor
kecipratan tanah kalau hujan, petani pemiliknya menyelipkan

lembaran plastik sebagai alas di bawah tandan buah itu.


Buah lonjong sepanjang 1 cm yang bersisi tiga itu dipetik kalau
sudah montok, padat berisi, setengah matang. Warna hijaunya
sudah berubah hijau muda. Tadinya hijau tua. Ketika berubah
warna itulah baunya sangat sedap.
A. compactum adalah tumbuhan asli dan endemik di wilayah
perbukitan di Jawa bagian barat. Kini ditanam dan mungkin
meliar di berbagai tempat, A. compactum terutama dihasilkan
secara komersial dari Jawa Barat dan Sumatra bagian selatan.
Sebelum perang dunia ke II, amomum cardamomum Wild yang
disebut juga kardamon bundar atau kapulaga, yang dihasilkan
dari Jawa dan Sumatera diekspor ke Tiongkok (sekarang disebut
RRC) dipakai hanya untuk Asia Timur. Ekspor dari Indonesia
nampaknya hanya dari buah Amomum cardamomum, tercatat
pada tahun 1978 saebanyak 97 ton, tahun 1979 sebanyak 142
ton.
Yang juga membedakan kapulaga lokal dengan kapulaga sabrang
adalah produktifitasnya. Kapulaga lokal dengan sistem tanam
tumpangsari populasi 1.400 tanaman per hektar, akan mampu
berproduksi sekitar 2,8 sd. 3 ton buah basah per tahun. Kapulaga
lokal sudah mamupu berproduksi pada umur 1,5 tahun setelah
tanam dengan bibit anakan yang baik. Sementara kapulaga
sabrang, baik yang malabar maupun mysore baru mulai berbuah
pada umur 2 tahun. Harga kapulaga lokal selalu lebih murah

dibanding kapulaga sabrang. Biasanya harga kapulaga sabrang


tiga kali lipat dibanding kapulaga lokal. Dengan catatan petaninya
tahu bahwa komoditas yang dijualnya memang bisa bernilai
tinggi. Jadi kalau harga buah kapulaga lokal kering Rp 20.000,per kg, maka harga kapulaga sabrang bisa mencapai Rp 60.000,per kg. Namun kalau petani tidak tahu, komoditas mahal ini bisa
hanya dijual dengan harga dua kali lipat atau sama dengan
kapulaga

lokal.

Hasil dari Jawa, terutama dari daerah-daerah Barat, dikumpulkan


dari hutan-hutan maupun yang ditanami rakyat sekitar Bogor.
Sedangkan dari Sumatera, terutama dari Sumatera Selatan di
daerah Rejang Lebong. Sama keadaannya dengan kardamaon
bulat

dari

Thailand

dan

Vietnam.

Harga yang tercatat pada tahun 1979 per kg Rp. 1.100,00


sampai Rp. 1.250,00 sebagai harga pasaran lokal. Dan seiring
perkembanghan waktu pula, harga buah kardamon ini semakin
meningkat. Serta jumlah permintaannya semakin meningkat
pula.
Permintaan buah kapulaga ini sangatlah laku keras di pasaran
Indonesia. Karena rempah ini dapat dipakai campuran untuk
banyak hal, seperti yang dibicarakan di atas. Bukan hanya dalam
lingkup nasional saja, tetapi permintaan sudah melebar hingga
lingkup

internasional.

Kini permintaan para eksportir melonjak hingga total 20 ton


sebulan. Tingginya permintaan juga dirasakan oleh beberapa

petani kapulaga di Ciamis, Jawa Barat. Dari puluhan ton


permintaan, mereka hanya sanggup mengumpulkan 600 1.000
kg per hari di luar panen raya. Ketika panen raya pada Juni
Agustus, serapan melonjak menjadi 3 ton per hari.
BUDIDAYA KAPULAGA
Menurut

pengalaman

dari

beberapa

Negara

yang

membudidayakan tanaman kapulaga ini, tanaman ini tidak cocok


ditanam di daerah yang berangin kencang terus menerus. Untuk
itu harus dipilih benar-benar akan tempat yang daerahnya lebih
rendah. Selain itu, dalam pembudidayaannya tanaman ini pun
tidak memerlukan lahan tersendiri, dalam arti tumbuh di bawah
naungan tanaman lain sebagai tanaman sela atau tanaman
tumpangsari. Sistem pola tanam yang dapat diterapkan dalam
pengembangan tanaman kapulaga adalah sistem pola tanam
pekarangan dan pola tanam perkebunan. Dengan adanya pola
tanam

terpadu

maka

dapat

diharapkan

penghasilan

petani

meningkat disamping itu juga dapat meningkatkan produktivitas


lahan perkebunan dan konservasi. Beranjak dari kapulaga yang
relatif mudah dibudidayakan dan bisa dipanen 4 kali dalam
setahun, maka hal tersebut telah banyak menarik minat petani
untuk membudidayakan.
Untuk bahan tanam yang dipakai menggunakan bibit kapulaga
yang umumnya diperbanyak dengan anakan atau tunas baru atau
percabangan rizoma yang membentuk tunas. Bibit yang baik

adalah tunas yang tingginya lebih kurang 50 cm dengan akar


rizoma yang muda dan mata tunasnya banyak, rizoma yang
sudah tua pertumbuhannya kurang baik. Untuk penanaman pada
lahan yang sangat luas atau di perkebunan, digunakan bibit dari
biji buah yang lebih dulu disemaikan. Bibit ini harus berasal dari
buah

yang

sudah

masak.

Bibit kapulaga yang tingginya sudah mencapai 70 s.d. 80


sentimeter dan memiliki dua atau tiga daun telah siap ditanam di
lahan. Dalam waktu satu tahun sudah akan terbentuk suatu
rumpun kapulaga yang bisa mencapai diameter antara 50 s.d. 60
sentimeter. Rumpun ini akan terus melebar, sehingga sudah perlu
disiapkan lahan setidaknya sejumlah yang telah disebutkan di
atas. Setelah dua minggu sampai satu bulan setelah bibit
ditanam,

sudah

mulai

bisa

mulai

diberikan

pupuk.

Tentu

dianjurkan pupuk kandang. Setiap bulannya akan muncul satu


batang baru dalam pertumbuhannya. Sehingga dalam 7 bulan,
setiap rumpun akan akan menghasilkan 6-7 batang baru dan
menghasilkan

pula

10

buah

manggar

buah

kapulaga.

Untuk media penanaman tanaman kapulaga , tempat yang akan


ditanami tanaman rempah ini hendaklah tanah yang kaya akan
kandungan humus dan mineralnya, serta tanah yang cukup
lembab. Akan tetapi tanaman ini sangat tidak tahan akan air
yang

tergenang.

Pengolahan

Tanah,

dilakukan

pada

bulan

September Oktober dengan membersihkan tanah dari batu,


rumput-rumputan/gulma dan sisa tanaman lainnya. Pencangkulan

tanah dilakukan sedalam kurang lebih 30 cm. Persiapan lobang


tanam dilakukan sebulan sebelum penanaman dengan terlebih
dahulu dibuat lobang tanam dengan ukuran panjang 50 cm dan
dalamnya 40 cm. Sebaiknya 15 hari setelah pembuatan lobang,
tanah dikembalikan lagi ke dalam lobang, sebelumnya tanah
dicampur dulu dengan pupuk kandang secukupnya. Karena pupuk
akan merangsang tanaman tumbuh lebih sehat pada fase
pertumbuhan. Demikian pemupukan boleh diberikan secara rutin
secukupnya.

PEMUPUKAN

Mengingat tanaman kapulaga yang rakus akan unsur hara dan


untuk peningkatan mutu, sehingga pemupukan sangat diperlukan
sekali pupuk organik dan pupuk buatan. Adapun cara dan jumlah
pupuk yang diberikan adalah berdasarkan masa pertumbuhan
TBM (Tanaman Belum Menghasilkan). Untuk ini pupuk organik
diberikan

pada

saat

pengolahan

tanah,

dan

pada

saat

penggemburan diluar rumpun sebanyak 1 1,5 kg pupuk


kandang,

pemupukan

berikutnya

setiap

bulan

sekali.

Sedangkan untuk pupuk buatan diberikan pada umur 1 bulan


sebanyak 1 sendok makan pupuk urea dan diulang pada umur 3
bulan dengan 1 sendok pupuk urea disebar diluar rumpun atau
disemprotkan pada daun. Bagi tanaman kapulaga yang sudah
menghasilkan, pupuk kandang diberikan sebanyak 10 15 kg
setiap rumpun dan pemberian selanjutnya disesuaikan dengan
kondisi

tanaman

dan

lingkungan.

Pupuk buatan diberikan 10 12,5 gram berupa Urea dan TSP.


Pupuk ini diberikan diluar rumpun pada batas perakaran dengan
membuat selokan kecil, kemudian ditutup dengan tanah dan
disiram

seperlunya.

Tanda-tanda pertumbuhan yang baik pada tanaman kapulaga ini


adalah

dengan

banyaknya

tunas

yang

tumbuh

segar

dan

menghasilkan bunga. Lalu, untuk pekerjaan selanjutnya adalah


menjaga agar tanaman tumbuh dengan baik, dan tidak tertular
hama penyakit seperti kutu, ulat pemakan daun, penggerek akar
rimpang, penggerek batang, penggerek buah dan kumbang
pamakan daun. Sampai 3tahun setelah biji disemaikan.
PANEN DAN PASCAPANEN
Kapulaga dapat memberikan hasil setelah berumur 2 3 tahun.
Kapulaga berbuah sepanjang tahun sehingga untuk pemanenan
ini tidak menentu. Dalam pemanenan kapulaga dikenal istilah
panen besar 4 kali dan panen kecil 4 kali yang berlangsung dalam
1 tahun secara berselang-seling. Tanaman dapat dipergunakan
sampai umur 10 15 tahun. Hasil panen per hektar bisa
mencapai 2 3 ton buah kering per tahun dan ini berlaku untuk
tanaman

yang

sudah

berumur

belasan

tahun.

Adapun syarat-syarat pemanenan kapulaga adalah: Buah harus


dipanen sebelum benar-benar matang, bila dipanen terlalu
matang atau kering, buah akan pecah dan warnanya juga kurang
bagus. Waktu panen yang tepat adalah jika buah sudah berwarna

hijau kekuning-kuningan.Cara panen yaitu dengan memotong


karangan bunga dibawah dompolan buah.Buah yang sudah
dipanen kemudian dijemur sampai kering, sebaiknya jangan
terkena

sinar

matahari

langsung

atau

dikering

anginkan.

(Warsana

SP,2000)

Pemetikan buah pertama biasanya terbatas dan hasil pemetikan


kedua pun masih belum banyak. Barulah pada pemetikan ke-3
dan seterusnya, yaitu setelah 5 tahun ditanam, tercapailah panen
yang

seutuhnya

(penuh)

Di Pulau Jawa, orang memetik Amomum cardamomum setelah


berumur 3 tahun dalam jangka waktu 10-15 hari sekali. Setiap
satu rumpun Amomum cardamomum biasanya terdiri dari 10-15
batang. Hasil panen di cuci dengan sabun, kemudian baru
dijemur. Dalam proses pengeringan tidak boleh terlalu cepat,
karena dapat mengakibatkan buahnya mudah pecah.
Setelah

masa

panen,

yang

penting

dibicarakan

adalah

pengeringan, pemutihan, pengguntingan, pemilihan (sortasi),


pengemasan,
a.

dan

penyimpanan.
Pengeringan

Untuk mencapai hasil yang bermutu tinggi, dalam perdagangan


semua buah yang sudah selesai dipetik hendaklah dikeringkan
terlebih dahulu. Ada bermacam cara yang digunakan untuk
pengeringan tersebut. Diantaranya pengeringan dengan sinar
matahari langsung dan pengeringan menggunakan pemanas
buatan (rumah pengering, tungku api tertutup, dll), dan secara

alamiah

(diangin-anginkan).

Menjemur buah kapulaga dengan sinar matahari adalah cara


yang paling mudah dan paling praktis. Selain itu dengan
menjemur langsung buah ini, akan menghasilkan warna yang
lebih baik dan lebih bersih.. Akan tetapi jika tidak cermat dalam
memilah waktu untuk menjemur, buah akan mengembang dan
kulitnya

akan

pecah

karena

bijinya

kepanasan.

b.

Pemutihan

Berbagai cara dilakukan agar hasil panen dapat memperoleh


warna putih atau pucat jerami dan diusahakan agar tidak
merusak

atau

membuat

pecah

buah

kapulaga

c.

tersebut.

Pengguntingan

Sesudah dijemur, tangkai yang melekat digunting, dihilangkan


sambil menyisihkan buah yang hampa dan memilih buah yang
pecah. Setelah tangkainya digunting, beratnya berkurang sekitar
25-30%.
d.

Pemilihan

Setelah tangkai buah dan kelopak kecil yang kering di ujung buah
digunting, buah dipilih menurut warna, asal tanam buah dan
besar

kecilnya

bentuk

buah

kapulaga

tersebut.

Pemilihan

dilakukan untuk menentukan baik tidaknya mutu buah tersebut.


e.

Pengemasan

dan

Penyimpanan

Buah kapulaga yang selesai dipilih, dapat dikemas dengan


menggunakan

peti

teh

ataupun

dalam

kaleng.

Untuk

penyimpanan kapulaga dalam waktu lama, peti atau kaleng harus

kedap udara, sehingga udara lembab tidak bisa masuk. Karena


buah akan menggembung akibat terlalu banyak menyerap air.
Buah kapulaga yang kering harus disimpan di dalam ruangan
yang

gelap.

Karena

cahaya

warnanya

yang

terang

dapat

menjadi

membuat
rusak.

Secara umum, buah kapulaga ini banyak digunakan sebagai


rempah . kapulaga dimanfaatkan sebagai bumbu masakan,
campuran

manisan

atau

gula-gula,

cokelat

(konfeksionari),

campuran minuman kopi / teh (gahwa). Sebagai kunyahkunyahan

(masticatory),

untuk

ramuan

jamu-jamuan/obat

tradisional,. Untuk campuran wangi-wangian, campuran minuman


keras,

untuk

dupa,

campuran

saus

rokok,

dan

lain-lain.

Selain itu campuran buah kapulaga dan rempah-rempah lain juga


banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional, seperti
obat untuk penyakit batuk, haid yang tak teratur, influensa,
mulas, muntah-muntah, nafas yang berbau, perut sagah, radang
lambung, tenggorokan gatal, dan lain-lain
POTENSI BUAH KAPULAGA YANG DIKEMBANGKAN
Hasil berupa buah jika sudah kering mempunyai nilai ekonomis
yang cukup tinggi. Buah kering kapulaga disamping sebagai
bahan jamu, juga diambil minyak atsirinya untuk bahan penyedap
atau pengharum makanan, minuman dan sebagai bahan baku
atau

campuran

di

dalam

industri

parfum.

Biji, yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar,

dapat dimanfaatkan sebagai obat. Dalam dunia obat-obatan biji


yang telah dikeringkan dinamakan semen cardamomi. Selain
bijinya, yang digunakan untuk obat adalah bagian akar, buah, dan
batangnya.
Kapulaga mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol,
protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena,
mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Dari kandungan
tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk. Kapulaga
juga

memiliki

Kapulaga

khasiat

memiliki

untuk

aroma

mencegah

sedap

sehingga

keropos

tulang.

orang

Inggris

menyanjungnya sebagai grains of paradise. Aroma sedap ini


berasal dari kandungan minyak atsiri pada kapulaga. Minyak atsiri
ini mengandung lima zat utama, yaitu borneol (suatu terpena)
yang berbau kamper seperti yang tercium dalam getah pohon
kamper.
Beberapa pabrik bumbu juga mengekstrakkan minyak asiri dari
biji kapulaga menjadi Cardamom oil yang kemudian dikemas
dalam botol. Dalam bentuk minyak ini pula, kapulaga dipakai
untuk menyedapkan soft drink dan es krim di pabrik Amerika.
Jenis tanaman rempah-rempah ini hanya sekali tanam dan dapat
dipanen

berkali-kali

setiap

bulan.

Harga

kapulaga

kering

mencapai Rp 40 ribu per kilogram, sedangkan kapulaga basah


mencapai Rp 8 ribu per kilogram. Di samping itu, perawatan
terhadap tanaman ini tidak terlalu rumit, bahkan sebagian besar
menjadi kegiatan sampingan ibu-ibu rumah tangga.Di samping

sebagai kegiatan sampingan, tanaman jenis kapulaga ini juga


mudah perawatanya. Yang dibutuhkan hanya membersihkan
rumput yang tumbuh di sekitar tananam disertai pemupukan.
Penanaman kapulaga ini sekaligus juga sebagai program pupuk
organik yang dilakukan oleh para petani. Mereka memanfaatkan
pupuk kandang dan kompos rumah tangga untuk memupuk
tanaman ini. Kapulaga dapat tumbuh subur di tempat teduh atau
di bawah kayu tegakan Perhutani, yang sebagian besar berupa
tanaman

pinus.

Kapulaga hanya mau tumbuh baik di bawah naungan. Komoditas


ini cocok untuk dikembangkan sebagai tanaman tumpangsari
pada kebun-kebun tanaman keras. Misalnya di hutan jati, kebun
kopi, kakao, petai, jeruk dan lain-lain yang bagian bawah
tegakannya masih menerima sedikit sinar matahari. Untuk kebun
sawit dan karet misalnya, sulit untuk diberi tumpangsari kapulaga
karena

tajuknya

sangat

rapat.

Bisa

juga

kapulaga

ditumpangsarikan dengan pisang. Satu baris tanaman pisang


diselingi dengan satu baris tanaman kapulaga. Untuk naungan
kapulaga bisa dipilih lamtoro, glirisidia, kaliandra, albisia atau
dadap. Meskipun sudah ditumpangsarikan dengan pisang, apabila
tidak diberi naungan khusus, pertumbuhan kapulaga tidak akan
optimal.
Dengan cara tanam tumpangsari, satu hektar lahan dapat diisi
dengan pisang atau tanaman tahunan sebanyak 300 sampai 400
pohon dan kapulaganya sekitar 1.400 sampai dengan 1.500

rumpun. Tanaman pisang, setelah lewat umur satu tahun, tiap


tahunnya dapat dipanen dua kali masing-masing satu tandan @
15 kg. per rumpun. Bararti dari pisang akan didapat hasil antara
9 sampai dengan 12 ton buah. Dengan harga per kg Rp 500,- (di
Jawa) maka dari satu hektar lahan tumpangsari itu akan didapat
hasil

Rp

4.500.000,-

sampai

dengan

Rp

6.000.000,-

Kalau yang ditanam kapulaga lokal (ketinggian lahan di bawah


700 m. dpl), maka hasilnya per rumpun per tahun 2 kg buah
kapulaga basah atau 0,5 kering. Berarti dari tiap hektar dengan
populasi 1.400 sampai 1.500 rumpun kapulaga lokal akan didapat
hasil 2.8 ton 3 ton buah basah atau 560 kg 600 kg. Buah
kapulaga kering (bobot buah kering 20% dari bobot buah
basah). Dengan harga Rp 20.000,- per kg, maka hasilnya antara
Rp 11.200.000 sampaiRp 12.000.000 per hektar per tahun

Anda mungkin juga menyukai