Pengembangan jahe skala luas sampai saat ini perlu didukung dengan upaya
pembudidayaannya secara optimal dan berkesinambungan. Untuk mencapai
tingkat keberhasilan budidaya yang optimal diperlukan bahan tanaman
dengan jaminan produksi dan mutu yang baik serta stabil dengan cara
menerapkan budidaya anjuran. Adanya penolakan ekspor jahe Indonesia di
negara tujuan terutama Jepang, karena tingginya cemaran mikroorganisme,
mengakibatkan anjloknya pendapatan petani jahe. Hal ini perlu segera
diantisipasi dengan menerapkan budidaya anjuran terbaik diantaranya
dengan penggunaan bahan tanaman sehat yang berasal dari varietas unggul.
Selain itu, karena kualitas simplisia bahan baku industri hilir
ditentukan oleh proses budidaya dan pascapanennya, maka pembakuan
standar prosedur operasional (SPO) budidaya jahe dibuat guna mendukung
GAP (Good Agricultural Practices).
PERSYARATAN TUMBUH
BAHAN TANAMAN
Jahe merah (Z. officanale var. rubrum) mempunyai rimpang kecil berlapis,
aroma sangat tajam, berwarna jingga muda sampai merah dengan diameter
4,20 – 4,26 cm, tinggi dan panjang rimpang 5,26 – 10,40 dan 12,33 –
12,60 cm, warna daun hijau muda, batang hijau kemerahan dengan kadar
minyak atsiri 2,58 – 3,90%. Balittro telah melepas varietas unggul jahe
putih besar (Cimanggu-1) dengan potensi produksi 17 - 37 ton/ha.
Sedangkan calon varietas unggul jahe putih kecil dan jahe merah
rata-rata potensi produksinya masing-masing untuk jahe putih kecil
adalah 16 ton/ha dengan kadar minyak atsiri 1,7 – 3,8%, kadar oleoresin
2,39 – 8,87%. Sedangkan jahe merah potensi produksinya 22 ton/ha, kadar
minyak atsiri 3,2 – 3,6%, kadar oleoresin 5,86 – 6,36%.
PEMBENIHAN
Benih yang digunakan harus jelas asal usulnya, sehat dan tidak tercampur
dengan varietas lain. Benih yang sehat harus berasal dari pertanaman
yang sehat, tidak terserang penyakit. Beberapa penyakit penting pada
tanaman jahe yang umum dijumpai, terutama jahe putih besar, adalah layu
bakteri (Ralstonia solanacearum), layu fusarium (Fusarium oxysporum),
layu rizoktonia (Rhizoctonia solani), nematoda (Rhodopolus similis) dan
lalat rimpang (Mimergralla coeruleifrons, Eumerus figurans) serta kutu
perisai (Aspidiella hartii). Rimpang yang telah terinfeksi penyakit
tidak dapat digunakan sebagai benih karena akan menjadi sumber penularan
penyakit di lapangan. Pemilihan benih harus dilakukan sejak pertanaman
masih di lapangan. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit atau
tercampur dengan jenis lain, maka tanaman yang terserang penyakit dan
tanaman jenis lain harus dicabut dan dijauhkan dari areal pertanaman.
Pemilihan (penyortiran) selanjutnya dilakukan setelah panen, yaitu di
gudang penyimpanan. Pemeriksaan dilakukan untuk membuang benih yang
terinfeksi hama dan penyakit atau membuang benih dari jenis lain.
Rimpang yang akan digunakan untuk benih harus sudah tua minimal berumur
10 bulan. Ciri-ciri rimpang tua antara lain kandungan serat tinggi dan
kasar, kulit licin dan keras tidak mudah mengelupas, warna kulit
mengkilat menampakkan tanda bernas.
BUDIDAYA
Untuk mencapai hasil yang optimal didalam budidaya jahe putih besar,
jahe putih kecil maupun jahe merah, selain menggunakan varietas unggul
yang jelas asal usulnya perlu diperhatikan juga cara budidayanya.
Persiapan lahan
Jarak tanam
Pemupukan
Pupuk kandang domba atau sapi yang sudah masak sebanyak 20 ton/ha,
diberikan 2 - 4 minggu sebelum tanam. Sedangkan dosis pupuk buatan SP-36
300 - 400 kg/ha dan KCl 300 - 400 kg/ha, diberikan pada saat tanam.
Pupuk urea diberikan 3 kali pada umur 1, 2 dan 3 bulan setelah tanam
sebanyak 400 - 600 kg/ha, masing-masing 1/3 dosis setiap pemberian. Pada
umur 4 bulan setelah tanam dapat pula diberikan pupuk kandang ke dua
sebanyak 20 ton/ha.
Pemeliharaan
b. Penyulaman
Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1 – 1,5 bulan
setelah tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan
disemaikan.
c. Pembumbunan / pendangiran
POLA TANAM
PANEN
PASCA PANEN
PENGANEKARAGAMAN PRODUK
USAHATANI
Untuk memperoleh hasil yang optimum dengan usahatani yang menguntungkan,
faktor-faktor produksi didalam budidaya perlu diperhitungkan. Berikut
adalah analisis usahatani jahe dengan menggunakan calon varietas unggul
dan budidaya anjuran Balittro.
I. Biaya Produksi
A. Penangkaran
1. Benih 2000 kg @4.500,-= Rp. 9.000.000
2. Pupuk
- Pupuk kandang 40 ton @80.000= 3.200.000
- Urea 600 kg @1.200= 720 000
- SP36 300 kg @1.750= 525 000
- KCl 400 kg @2.000= 800 000
3. PHT 1 pkt @450.000= 450 000
4. Gaji Upah
- Pembukaan lahan 50 HOK @15.000= 750.000
- Pengolahan tanah 100 HOK @15.000= 1.500.000
- Pembuatan bedengan 60 HOK @15.000= 900.000
- Penanaman 60 HOK @15.000= 900.000
- Pemeliharaan 300 HOK @15.000= 4.500.000
- Sortasi dan seleksi 100 HOK @15.000= 1.500.000
- Panen dan Pasca panen 100 HOK @15.000= 1.500.000
B. Penanganan benih
1. Sortasi benih di gudang 75 HOK @15.000= Rp. 1.125.000
C. Sertifikasi
1. Kebun 1 ha= 15.000
2. Benih= 100.000
Jumlah IC= 115.000
D. Packing
Jumlah ID 3.750.000
- Jumlah biaya IA s.d ID 31.235.000
- Bunga bank 10 bulan (10.8 % (13 %/th)= 3.373.380
II. Keuntungan
================
b. Jahe putih kecil
I. Biaya Produksi
A. Penangkaran
1. Benih 1.000 kg @4.500= Rp. 4.500.000
2. Pupuk
- Pupuk kandang 40 ton @80.000= 3.200.000
- Urea 600 kg @1.200= 720.000
- SP36 300 kg @1.750= 525.000
- KCl 400 kg @2.000= 800.000
B. Penanganan benih
1. Sortasi benih di gudang 75 HOK @15.000= 1.125.000
Jumlah IB = 1.125.000
C. Sertifikasi
1. Kebun 1 ha= 15.000
2. Benih= 100.000
Jumlah IC = 115.000
D. Packing
II Keuntungan
========================
c. Jahe merah
I. Biaya Produksi
A. Penangkaran
1. Benih 1.000 kg @ Rp.4.500= Rp. 4.500.000
2. Pupuk
- Pupuk kandang 40 ton @ Rp. 80.000= Rp. 3.200.000
- Urea 600 kg @ Rp. 1.200= Rp. 720.000
- SP36 300 kg @ Rp. 1.750= Rp. 525.000
- KCl 400 kg @ Rp. 2.000= Rp. 800.000
4. Gaji Upah
- Pembukaan lahan 50 HOK @ Rp. 15.000= Rp. 750.000
- Pengolahan tanah 100 HOK @15.000= Rp.1.500.000
- Pembuatan bedengan 60 HOK @15.000= Rp. 900.000
- Penanaman 60 HOK @15.000= Rp. 900.000
- Pemeliharaan 300 HOK @15.000= Rp.4.500.000
- Sortasi dan seleksi 100 HOK @15.000= Rp.1.500.000
- Panen dan Pascapanen 100 HOK @15.000= Rp.1.500.000
B. Penanganan benih
1. Sortasi benih di gudang 75 HOK @15.000= Rp.1.125.000
Jumlah IB = Rp.1.125.000
C. Sertifikasi
1. Kebun 1 ha = Rp. 15.000
2. Benih = Rp. 100 000
Jumlah IC = Rp. 115.000
D. Packing
1. Upah pengepakkan 50 HOK @15.000 Rp. 750.000
2. Kotak kayu 2.500 @750= Rp. 1.800.000
Jumlah ID = Rp.2.550.000
II. Keuntungan
Random Artikel
Main Menu
* Home <http://www.smallcrab.com/>
* Anak-anak </anak-anak>
* Arthritis </arthritis>
* Artikel Kesehatan </kesehatan>
* Diabetes </diabetes>
* Jantung </jantung>
* Kanker </kanker>
* Komputer </komuter>
* Kulit </kulit>
* Lanjut Usia </lanjut-usia>
* Osteoporosis </osteoporosis>
* Makanan dan Gizi </makanan-dan-gizi>
* Peluang Usaha </forex>
* Yang Unik & Berkhasiat </jengkol>
* Seksualitas </seksualitas>
* Artikel Lainnya </others>
* Download Resep Masakan </aneka-resep-utk-bulan-puasa>
Pencarian
Artikel Terbaru
* Sepuluh Jenis Makanan Sehat yang Dapat Membuat Hidup Lebih Baik
</makanan-dan-gizi/1080-sepuluh-jenis-makanan-sehat-yang-dapat-membuat-hidup-
lebih-baik>
<http://www.histats.com><http://www.histats.com/viewstats/?sid=1658584&act=2&f=1>