i
PENDAHULUAN
i
ekspor. Secara empirik buah cabe jawa berkhasiat sebagai
karminatif dan sudorofik, obat perut kembung, peluruh
keringat, pegel linu, reumatik, neuralgia. Sedangkan
akarnya berkhasiat untuk mengobati sakit gigi. Kandungan
bahan aktif minyak atsiri, piperin, piperidin dan turunannya
didalam buah cabe jawa, merupakan sumber bahan baku
obat afrodisiak potensial. Selain itu, karena cabe jawa
merupakan sumber pendapatan yang relatif tinggi bagi
petani, terutama petani lahan kering, budidaya tanaman ini
perlu mengacu kepada standar prosedur opersasional
budidaya yang dibakukan berdasarkan GAP (Good
Agricultural Practices) sehingga diperoleh hasil yang
optimal dan mutu yang memenuhi standar perdagangan
umum SNI serta MMI.
PERSYARATAN TUMBUH
PEMBIBITAN
Cabe jawa diperbanyak dengan menggunakan setek sulur
panjat, sulur tanah (sulur cacing) dan sulur buah. Biji sebenarnya
bisa digunakan sebagai bahan tanaman, tetapi karena cabe jawa
merupakan tanaman menyerbuk silang, perbanyakan dengan biji
tidak dianjurkan, karena variabilitasnya sangat tinggi.
Sulur panjat, cacing atau sulur buah yang akan
digunakan sebagai bibit, disemaikan terlebih dahulu lebih
kurang 3-5 bulan, sebelum ditanam di lapangan bergantung dari
jenis sulur yang digunakan. Penyemaian dilakukan didalam
v
polibag berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang
dengan perbandingan 3 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1 dengan
mempertimbangkan jenis tanah yang digunakan. Apabila
persentase liatnya agak tinggi digunakan campuran tanah dan
pupuk kandang saja (7 : 3). Penyemaian dilakukan di tempat
yang ternaungi untuk menjaga kelembaban. Untuk menstimulir
pertumbuhan akar, bahan setek dicelupkan kedalam larutan
Rhizopon AA (0,10 % AA) atau larutan IBA 2 % + gula 2%
selama 4 jam. Dapat pula menggunakan larutan air kelapa 25
% selama 12 jam.
Apabila digunakan bibit yang lebih panjang, persemaian
dapat dipertahankan selama 9 - 12 bulan, oleh karena itu
dianjurkan untuk menggunakan polibag dengan ukuran lebih
besar dan berat media 15 kg, serta diberikan tegakan bambu
untuk mengikat sulur sehingga pertumbuhannya lebih baik.
Setiap hari setek dipersemaian harus disiram sampai setek
mengeluarkan tunas baru.
Apabila setek telah mempunyai 2-3 daun baru maka
perlu dilakukan pemupukan. Pemupukan dapat diberikan lewat
daun dengan penyemprotan pupuk daun dengan dosis sesuai
anjuran satu minggu sekali. Selain itu dapat pula diberikan
pupuk buatan sejumlah 5 g Urea + 5 g SP-36 + 5g KCl untuk
polibag besar (untuk persemaian selama 6 - 10 bulan) atau 2 g
Urea + 2 SP-36 + 2 g KCl untuk polibag kecil (untuk
persemaian selama 3 - 4 bulan).
i
Tanaman yang berasal dari sulur tanah (sulur cacing), pada
umumnya mulai berbuah pada umur 3-4 tahun, lebih lambat
dibandingkan dengan tanaman asal sulur panjat. Bahan bibit
yang digunakan adalah sulur yang menjalar di atas atas
dipisahkan dari batang utama sepanjang 4-5 ruas, kemudian
disemaikan. Setek yang dipakai hendaknya memiliki perakaran
yang cukup lebat pada bagian bukunya. Kelebihan bahan bibit
dari sulur cacing adalah umur tanaman lebih panjang (lebih tahan
lama) dan lebih tahan kekeringan. Bagian yang paling banyak
digunakan sebagai bibit adalah sulur panjat, karena lebih cepat
berbuah (1-2 tahun). Tetapi kelemahannya tanaman kurang tahan
kekeringan dan umurnya lebih pendek dibandingkan dengan
tanaman asal bibit sulur cacing. Perbanyakan dengan sulur panjat
dilakukan dengan menggunakan satu atau dua ruas dengan 1-2
daun. Bagian lain yang dapat digunakan sebagai bibit adalah
sulur buah (sulur generatif) 3-7 ruas, dimana dari bagian ujung
cabangnya akan keluar buah. Penggunaan sulur buah untuk bibit
jarang digunakan dalam penanaman skala luas, karena
produktivitasnya rendah meskipun lebih cepat berbuah.
Bibit dari sulur buah baik digunakan untuk tabulampot atau
penanaman dalam pola TOGA, di pekarangan. Selain itu, karena
sifat bahan tanaman tersebut berbeda yaitu: sulur panjat negatif
fototrop, akan tumbuh lebih baik dalam keadaan kurang cahaya
(memerlukan naungan dari tiang panjat), sedangkan sulur buah
bersifat positif fototrop atau tumbuh lebih baik dalam keadaan
vii
cukup cahaya sehingga baik dibudidayakan di dalam pot dengan
cahaya penuh.
BUDIDAYA
Persiapan Lahan
Jarak Tanam
Naungan
ix
Apabila tiang panjat ditanam bersamaan dengan cabe
jawa, maka perlu diberikan naungan jerami yang diikatkan
pada batang tiang panjatan tersebut, untuk mencegah jangan
sampai kekeringan. Penaungan ini diperlukan selama 3 - 5
bulan, sampai tanaman cukup kuat untuk menerima sinar
matahari.
Waktu Tanam
Pemeliharaan
a. Pembentukan Tajuk
i
Jika pada tahap awal sulur panjat dibiarkan tumbuh tidak
teratur, maka tidak seluruh buku pada sulur panjat tersebut
membentuk cabang buah. Ini berarti tanaman tersebut memiliki
bagian-bagian yang tidak produktif. Sulur panjat dipelihara dan
diarahkan untuk melekat pada tiang panjat. Sulur panjat
dipangkas secara teratur sebelum menghasilkan, yaitu pada
saat tanaman berumur kurang dari tiga tahun. Pemangkasan
sulur panjat akan merangsang tumbuhnya tunas baru pada
setiap buku ruas, dengan cara demikian akan didapatkan
tanaman yang memiliki buah yang cukup banyak. Tinggi sulur
panjat biasanya 1,5 – 2 m, dengan maksud agar memudahkan
pemanenan.
Selain itu, cabe jawa bila tidak dipangkas akan tumbuh
subur merambat tidak terkendali dapat mencapai 20 m. Agar
hasil baik bila tanaman sudah tinggi perlu dipangkas. Tinggi
pangkasan dari tanah sebaiknya setinggi manusia normal 1,5
sampai 1,80 m. Dengan adanya pemangkasan akan tumbuh
cabang produksi (carangan) disamping tumbuh sulur-sulur
akar baru. Kegunaan pangkasan setinggi tersebut diatas selain
agar cepat berproduksi juga memudahkan pemungutan hasil.
c. Penyiangan
Penyiangan disekitar perakaran diusahakan bebas dari
gulma dilakukan agar tidak terjadi persaingan unsur hara
dengan tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan terutama
pada awal penanaman, agar pertumbuhannya bagus dan tidak
terhambat (kerdil). Penyiangan sebaiknya 4 - 5 kali dalam satu
tahun atau setiap saat apabila dianggap perlu.
d. Pemberian mulsa
Mulsa jerami atau serasah daun kering diberikan
disekitar perakaran untuk menjaga kelembaban serta
mengurangi gulma.
f. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan untuk memperbaharui
saluran drainase pemisah petak, tanah dimasukkan ke petak-
petak tanam agar akar selalu tertutup, dilakukan setelah selesai
penyiangan.
Pemupukan
Pola Tanam
Panen
PASCA PANEN
i
air mendidih selama 10 menit untuk menghentikan proses
pematangan, sehingga diperoleh mutu yang seragam.
Penganekaragaman Produk
USAHATANI
xvii
Tabel 1. Analisa usahatani cabe jawa di beberapa sentra
produksi (per hektar) dengan tiang panjat yang
ditanam sepanjang galengan sampai tanaman
berumur tiga tahun
I. Biaya Produksi
Uraian Volume Harga Biaya (Rp)
1. (Rp)
i
Sarana Produksi
bibit (batang) 1 800 500,- 900 000,-
Tali (gulung) 6 10 000,- 60 000,-
Tiang panjat (batang) 1 800 250,- 450 000,-
Pupuk kandang (kg) 9 000 100,- 900 000,-
Pupuk NPK (kg) 360 1 500,- 540 000,-
Pestisida (insektisida,
fungisida) 3 150 000,- 450 000,-
Alas jemur (lembar) 18 50 000,- 900 000,-
Tangga (buah) 6 20 000,- 120 000,-
Karung (lembar) 15 6 000,- 90 000,-
Sub Jumlah (1) 4 410 000,-
i
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA
CABE JAWA ..................................................................... 1
PENDAHULUAN .............................................................. 2
PERSYARATAN TUMBUH .............................................
2
BAHAN TANAMAN .........................................................
3
PEMBIBITAN ....................................................................
3
BUDIDAYA ....................................................................... 5
Persiapan Lahan ................................................................. 5
Jarak Tanam ....................................................................... 5
Naungan ............................................................................. 6
Waktu Tanam ..................................................................... 6
Pemeliharaan ...................................................................... 7
Pemupukan ......................................................................... 8
Pola Tanam ......................................................................... 9
Penanggulangan Organisme Pengganggu Tanaman ...........
9
Panen .................................................................................10
xxi
PASCA PANEN ............................................................... 10
USAHATANI ................................................................... 11