DESEMBER 2011
ISSN 0216-0188
Pendahuluan
Indonesia sebagai negara kepulauan
dengan panjang garis pantai 81.000 km
merupakan kawasan pesisir dan lautan yang
memiliki berbagai sumber daya hayati dan nonhayati yang sangat besar. Lautan yang
merupakan 70% dari luasan total negara,
menyimpan banyak potensi yang dapat
dimanfaatkan. Salah satunya adalah komoditas
garam. Posisi sebagai negara kepulauan dengan
laut yang sangat luas menyebabkan setiap
daerah berpotensi untuk memproduksi garam,
tetapi sejak dahulu hanya beberapa daerah yang
dikenal sebagai produsen utama garam,
termasuk di dalamnya adalah Pulau Madura.
Sejak dahulu Pulau Madura dikenal
sebagai pulau garam. Sebenarnya istilah pulau
garam ini diambil dari komoditas potensial
yang ada di Madura. Pada saat ini madura
menghasilkan sekitar 800.000 ton garam per
tahun atau sekitar 80% kebutuhan garam
konsumsi di Indonesia. Salah satu pemasok
garam terbesar untuk kebutuhan garam nasional
adalah Kabupaten Sumenep yang merupakan
wilayah paling timur dari pulau Madura,
dengan luasan usahatani garam sebesar 10.067
hektar. Selain itu menurut Disperindag
Kabupaten Sumenep (2010) di wilayah ini juga
terdapat beberapa perusahaan diantaranya PT.
Budiono, PT. Pilar Raya, PT. Garindo, dan PT.
Garam. Keberadaan lembaga tersebut bagi
petani sangat penting, karena kelembagaan ini
73
73 81
Metodologi Penelitian
MP = Pr Pf ..(1)
Keterangan: MP = marjin pemasaran (Rp/ton);
Pr = harga konsumen (Rp/ton); Pf = harga
produsen (Rp/ton)
b. Share Harga yang diterima Petani
Salah satu ukuran yang perlu diperhatikan
dalam analisis margin adalah persentase bagian
yag diterima produsen dari harga konsumen
akhir. Untuk menentukan persentase harga
yang di terima produsen dari harga konsumen
akhir di gunakan rumus :
SPF=Pf/Pr..(2)
Keterangan: SPf = share harga di tingkat
petani; Pf = harga di tingkat petani; Pr = harga
di tingkat konsumen.
Keterangan
:
DM=Distribusi
Marjin;
Mi=Marjin pemasaran kelompok lembaga
pemasaran; i = 1 (pedagang pengumpul); i = 2
(pedagang pengecer) Mtot = M1 + M2 +
+ Mn.
Tujuan ketiga dianalisis dengan kreteria
sebagai berikut :
74
DESEMBER 2011
ISSN 0216-0188
Tabel 1. Model Analisis dan Alat Ukur yang Digunakan dalam Pengukuran Efisiensi
Pemasaran
Kriteria
No
Model Analisis
Alat Ukur
Efisien
Tidak Efisien
Sedikit
Banyak
1
Struktur Pasar
a. Jumlah pembeli
(pedagang)
Sedikit
Banyak
b. Jumlah penjual
(petani)
Sulit
Mudah
c. Kemudahan
Memasuki Pasar
Ada
Tidak ada
d. Kolusi antar
pedagang
Terkonsentrasi
Tidak
e. Konsentrasi pasar
terkonsentrasi
Tidak
Berdasarkan
2
Perilaku Pasar
a. Penentuan harga
berdasarkan
standarisasi
standarisasi
Ditentukan oleh
b. Pembentukan harga Tidak
pedagang
ditentukan oleh
pedagang
c. Praktek tidak jujur
Ada
Tidak ada
Tidak
Menggunakan
3
Penampilan Pasar
a. Teknologi
teknologi
Kecil apabila
Besar apabila
b. Distribusi margin
fungsi
fungsi
pemasaran yang pemasaran yang
dilakukan sedikit
dilakukan
banyak
Adil
Belum adil
c. Share petani
Sumber : Indrian (2006)
produsen tidak mampu menanggung biaya
besarnya distribusi dan pengolahan. Hal ini
juga terjadi pada aliran pemasaran garam di
Desa
Kertasada
Kecamatan
Kalianget
Kabupaten Sumenep. Saluran pemasaran garam
melibatkan beberapa lembaga pemasaran. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa saluran
pemasaran untuk komoditas garam rakyat di
Desa
Kertasada
Kecamatan
Kalianget
Kabupaten Sumenep hanya tersusun dari satu
saluran pemasaran yaitu:
1. Pegaram
Ada beberapa kriteria penentuan pegaram yang
dijadikan sebagai responden dalam menentukan
75
73 81
76
DESEMBER 2011
ISSN 0216-0188
Tabel 2. Margin Pemasaran , Distribusi Margin, dan Share pada Pemasaran Garam di Desa
Kertasada Tahun 2010
No Lembaga Pemasaran
Kode Nilai
Margin
Distribusi
Share (%)
dan Komponen Margin
(Rp/ton)
Margin (%)
1
Pegaram
220.000
11
a. Harga Jual
2
Tengkulak
220 000
a. Harga beli
0.35
0.39
7 000
b. Biaya pengemasan
0.4
0.45
8 000
c. Biaya bongkar muat
0.638
0.72
12 750
d. Biaya Transportasi
0.025
0.03
500
e. Biaya penyimpanan
1.588
1.78
31 750
f. Keuntungan
14
15.7
60 000
280 000
g. Harga jual
2
Pabrik
a. Harga beli
b. Biaya transportasi
c. Biaya bongkar muat
d. Biaya penyimpanan
e. Biaya pencucian
f. Biaya pengemasan
karung
g. Biaya penghalusan
280 000
157 750
5 500
1 888
53 833
6 000
8.86
0.31
0.11
3.02
0.34
7.888
0.275
0.094
2.692
0.3
72 000
4.04
3.6
77
h.
i.
j.
k.
Biaya obat-obatan
Biaya pengemasan dos
Keuntungan
Harga jual
Agen
a. Harga beli
b. Biaya transportasi
c. Keuntungan
d. Harga jual
4
Pengecer
a. Harga beli
b. Keuntungan
c. Harga jual
Sumber : Data Mentah Diolah (2011)
73 81
160 000
182 000
643 278
1 562 500
8.99
10.2
8
9.113
36.1
32.16
78.13
6.32
3.51
86.88
5.625
3.125
14.7
13.13
100
1 282 500
1 562 500
112 500
62 500
1 737 500
175 000
1 737 500
262 500
2 000 000
262 500
Tabel 3. Struktur, perilaku, dan penampilan pasar garam di Desa Kertasada Tahun 2011
Kreteria
Model
Alat Ukur
Kondisi lapang
Efisien
Tidak
Efisiensi
Sedikit
Sedikit
Banyak
Struktur Pasar
a. Jumlah pembeli
(pedagang)
b. Jumlah penjual
Banyak
Sedikit
Banyak
(petani)
c. Kemudahan
Sulit
Sulit
Memasuki Pasar Mudah
d. Kolusi antar
pedagang
Ada
Ada
Tidak ada
e. Konsentrasi
pasar
Tidak
terkonsentrasi Terkonsentrasi terkonsentrasi
Terdapat standar
Perilaku Pasar
a. Penentuan harga Berdasarkan
Tidak
berdasarkan
standarisasi
standarisasi
Ditentukan oleh
b. Pembentukan
pedagang
harga
Ditentukan
Tidak
oleh pedagang
ditentukan
Ada
c. Praktek tidak
oleh
Ada
pedagang
jujur
78
Penampilan Pasar
DESEMBER 2011
a.
Teknologi
b.
Distribusi
margin
c.
Share petani
Tidak ada
Menggunakan
teknologi
Besar apabila
fungsi
pemasaran
yang
dilakukan
banyak
ISSN 0216-0188
Tidak
Kecil apabila
fungsi
pemasaran
yang
dilakukan
sedikit
Menggunakan
teknologi
Kecil
Belum adil
Adil
Belum adil
Monopsoni
Monopsoni
Struktur
Pasar
79
73 81
Daftar Pustaka
Aboot, M. 1981. Agricultural Economic and
Marketing in The Tropic. Longman
Group Ltd. Essex.
Aprianto. 2006. Analisis Pemasaran Gula
Merah Kelapa. [Skripsi] Jurusan
SosialEkonomi Fakultas Pertanian.
Universitas Brawijaya, Malang.
Asih, N. 2002. Analisis Pemasaran Makanan
Tradisional Getuk Goreng. Skripsi
Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas
Pertanian. Universitas Brawijaya,
Malang.
Azaino, Z . 1981. Pengantar Tataniaga Hasil
Pertanian.
Departemen
ilmuilmusocial ekonomi pertanian. IPB
Bogor.
Kottler, Philip. 1997. Marketing Management
Analysis, Planning, Implementation
and Control. New Jersey: Prentice
Hall Internasional inc. 9 thn edition.
Limbong dan Sitorus. 1985. Pengantar Tata
Niaga Pertanian. IPB Bogor
Simpulan
1. Hanya ada satu Saluran pemasaran garam
di Desa Kertasada yaitu: Petani
Tengkulak Pabrik Agen Pengecer
Konsumen
2. Marjin pemasaran untuk saluran pemasaran
garam sebesar Rp 1.780.000,-/ton, dengan
distribusi margin terbesar ada di lembaga
pemasaran pabrik garam.
3. Berdasarkan analisis efisiensi pemasaran
dengan pendekatan SCP (Structure,
Conduct, Performance) disimpulkan bahwa
pemasaran garam di Desa Kertasada
Kecamatan Kalianget tidak efisien.
Masrofie.
Marihati
dan
Prasetya.2003.
Profil
Penggaraman
di
II
Daerah
Penghasil Garam Rakyat dan
Upaya Yang Perlu Dilakukan Guna
Meningkatkan Mutu Produk Garam
Beryodium. [skripsi].Vol 4, No.2,
April 32 Jurnal Gaky Indonesia
(Indonesia Jurnal Of IDD) IL 2003.
(http://google.com) diakses pada
Minggu 16 Januari 2011.
Saran
Saluran pemasaran garam pada penelitian
cukup panjang, sedangkan share yang diterima
80
Niaga
Konsep Strategi)
Press Surabaya
Suryani
DESEMBER 2011
ISSN 0216-0188
Nasional.
Prosiding
Seminar
Nasional Teknik Industri dan
manajemen
produksi
Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, 2021 juni Surabaya.
.[skripsi].untag
81