Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PEMASARAN IKAN SENANGIN (Polynemus tetradactylus)

DI PANIPAHAN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

MARKETING ANALISYS OF SENANGIN FISH (Polynemus tetradactylus)


IN PANIPAHAN ROKAN HILIR RIAU PROVICE

1Eni Yulinda, 2Darwis AN, 3Ridar Hendri


Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
e-mail: eni_yulinda@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian survey ini dilakukan bulan Juli 2018 di Panipahan, Pasir Limau
Kapas Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Tujuan penelitian untuk mengetahui
saluran distribusi pemasaran dan besarnya margin pemasaran ikan Senangin
(Polynemus tetradactylus) di daerah itu. Responden terdiri dari 26 nelayan yang
diambil secara purposif. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran ikan senangin di Panipahan:
Saluran pertama (Nelayan CV. Barokah  Agen Luar Negeri/ Malaysia), dan
saluran kedua (Nelayan  CV. Barokah  Agen Luar Provinsi/ Tanjungbalai
Asahan  Pedagang Pengecer  Konsumen akhir). Margin pemasaran ikan
senangin ekspor yang tertinggi ialah ikan grade A dan grade B (ukuran 300 – 1.000
gram) yaitu Rp.60.000,- Sedangkan margin pemasaran terendah ialah ikan grade C
(berukuran 150– 250) gram, yaitu Rp. 48.000,- Margin pemasaran untuk pemasaran
lokal yang tertinggi adalah ikan ukuran 1.000 – 5.000 gram/ ekor yaitu Rp.33.000,-.
Sedangkan total margin pemasaran terendah ialah ikan ukuran 1.500 -2.800 gram
yaitu Rp.20.000,-.

Kata kunci: Pemasaran, Ikan Senangin, Distribusi Ikan, Panipahan

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Panipahan merupakan salah satu kepenghuluan yang berada di Kecamatan Pasir
Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau. Penipahan memiliki potensi perikanan
tangkap yang besar. Tak terbantahkan jika perairan Selat Malaka sejak dahulu memiliki
potensi alam yang kaya dengan berbagai potensi spesies laut, mulai dari ikan dengan
berbagai jenis atau spesies, udang, kerang dan lain sebagainya. Dari perairan ini juga
muncul hasil-hasil laut bernilai jual tinggi yang dipasarkan keberbagai negara di dunia.
Bahkan perairan Selat Malaka menjadi sumber penghasilan umum masyarakat setempat.
Panipahan dapat dicapai melalui jalur tranportasi laut (paling utama) dan darat (baru
dirintis). Dengan transportasi laut dapat di tempuh kira-kira 1 atau 2 jam atau dari
Bagansiapiapi, sedangkan untuk perjalanan darat dapat langsung memakai mobil/motor.
Ikan Senangin (Polynemus tetradactylus) merupakan salah satu produk yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Rokan Hilir khususnya Panipahan. Selain harga nya terjangkau
ikan Senangin juga mudah diperoleh Panipahan, ikan Senangin memiliki protein yang lebih
tinggi di banding dengan ikan olahan lainnya. Ikan Senangin (Polynemus tetradactylus) yang
beredar di pasaran Kabupaten Rokan Hilir khususnya Panipahan sangat banyak dan harga
yang diberikan juga relatif berbeda berdasarkan tingkat kualitas dan ukurannya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hal diatas maka perlu dilakukan pengkajian mengenai Analisis distribusi
ikan Senangin (Polynemus tetradactylus) dan menghitung bersarnya margin pemasaran
yang diterima setiap pelaku pemasaran dalam rantai distribusi ikan Senangin (Polynemus
tetradactylus) di CV Barokah Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan
Hilir Provinsi Riau, dan berdasarkan hal diatas dapat diuraikan beberapa masalah yang
ditemukan secara sederhana, antara lain :
1.Bagaimana Saluran distubusi ikan Senangin (Polynemus tetradactylus) oleh CV Barokah
Panipahan Kabupaten Rokan Hilir?
2. Berapa besar margin pemasaran yang diterima setiap pelaku pemasaran dalam rantai
distribusi ikan Senangin di CV Barokah Panipahan?
Tujuan Penelitian
Menganalisis saluran distribusi Ikan Senangin di CV. Barokah Panipahan.
Menghitung besar margin pemasaran yang diterima setiap pelaku pemasaran dalam rantai
distribusi ikan Senangin di CV Barokah Panipahan.
Manfaat Penelitian
Dengan dilaukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi dan
manfaat bagi peneliti sebagai interprestasi ilmu dan merupakan salah satu persyaratan
dalam memperoleh gelar sarjana di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Bagi
pelaku usaha diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan menjadi
pertimbangan dalam meningkatkan usaaha yang lebih baik ditinjau dari segi produksi dan
distribusi.

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini di laksanakan pada bulan Juli 2018 di CV Barokah Panipahan
Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Lokasi penelitian ini
ditentukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Pasir Limau Kapas merupakan daerah
yang menjadi salah satu sentraldistibusi ikan Senangin (Polynemus tetradactylus) terbesar
di Provinsi Riau.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yang
bersifat studi kasus, dimana data yang mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisa. Metode studi kasus, merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari
suatu kejadian mengenai suatu kasus Bimo Walgito (2010). Kasus yang di kaji dalam
penelitian ini adalah menganalisis produksi ikan Senangin (Polynemus tetradactylus) di CV
Barokah Panipahan dimulai dari produksi, proses serta output produksi, distibusi ikan
Senangin (Polynemus tetradactylus) dan menghitung bersarnya margin pemasaran yang
diterima setiap pelaku pemasaran dalam rantai distribusiikan Senangin (Polynemus
tetradactylus) di CV Barokah Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan
Hilir Provinsi Riau.
Penentuan Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan yang menjual hasil tangkapan ke touke
yang berjumlah 19 orang, dan pemilik CV Barokah Panipahan Kepenghuluan Panipahan
Kecamatan Pasir Limau Kapas Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau yang mengekspor ikan
dari pembelian hasil tangkapan nelayan. Karna jumlah populasi dalam penelitian ini sedikit
atau tidak mencapai 100 orang, maka metode penentuan responden yang digunakan
berupa metode sensus, dimana semua individu dalam populasi dijadkan sebagai responden.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012), Simple Random Sampling adalah
pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah terkumpul kemudian diolah dan disusun
dalam bentuk tabel dan dijabarkan secara deskriptif. Untuk analisis data yang dgunakan
adalah sebagai berikut:
1) Untuk menganalisa saluran distribusi ikan Senangin dapat dijelaskan menggunakan
analisis deskriptif menggunakan gambar maupun tabel.
2) Analisis Margin Pemasaran
Marjin pemasaran didefinisikan sebagai selisih harga di tingkat produsen dengan di
tingkat konsumen. Marjin pemasaran berbeda dengan biaya pemasaran meskipun ada
kemungkinan besarnya marjin pemasaran sama dengan biaya pemasaran. Terkadang
marjin pemasaran lebih kecil dari pada biaya pemasaran karena ada pelaku pasar yang
menanggung kerugian. Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi
biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta
bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran
dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat
dalam pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 2010; Sudiyono, 2011).
Dalam penelitian ini margin pemasaran dihitung sebagai selisih antara harga jual
ikan tangkap laut di tingkat nelayan dengan harga beli ikan tangkap laut di tingkat konsumen
akhir. Untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan
dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata
lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para
pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 2010;
Sudiyono, 2011).

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdaulu pernah dilakukan oleh Harifuddin (2011), dengan judul “ Analisis
margin dan Efesiensi Pemasaran Rumput Laut Di Desa Mandalle Kecamatan Mandalle
Kabupaten Bnagkep”. Tujuannya untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran, jumlah
margin dan keuntungan pemasaran, serta efesinesi pemasaran yang diperoleh masing-
masing lembaga pemasaran. Metode analysis datanya yaitu: (1). Untuk menghitung jumlah
margin pemasaran, (2). Untuk menghitung persentase margin, (3). Untuk mengetahui jumlah
keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran, biaya penjualan (4). Untuk
mengetahui tingkat efesiensi pemasaran rumput laut pada masing-masin lembaga
pemasara. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa pola distribusinya atau penyalurannya
rumput laut di Desa Mandalle Kecamatan Mandalle ada dua macam saluran yaitu pertama
dari petani ke pedagang pengumpul, kemudian ke pedagang besar dan terakhir ke ekspotir.
Kedua dari petani ke pedagang pengumpul, dan terakhir ke eksportir, usaha rumput laut
yang dilakukan di Desa Mandalle Kecamatan Mandalle menunjukan bahwa margin pada
saluran I sama saja dengan margin pada saluran II dan keuntungan yang diperoleh pada
saluran I lebih kecil dari saluran II, saluran yang pendek (saluran II) lebih efesien dari pada
saluran yang panjang (saluran II).
Hindayani (2013), dalam penelitiannya mengenai Analisis Pemasaran Beras di Desa
Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, menyebutkan bahwa dilokasi penelitian
memiliki 2 saluran pemasaran. Saluran pemasaran paling efesien adalah saluran 1. Hal ini
dikarenakan pada saluran I jumlah lembaga pemasaran yang terlibat lebih sedikit dan total
margin lebih kecil dari pada saluran II. Selain itu, Hindayani juga menghitung nilai efesien
pemasaran, dan di peroleh hasil bahwa nilai efesien pemasaran I lebih kecil dari saluran II
yaitu sebesar 4,69%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Distribusi Ikan Senangin CV. Barokah Panipahan ke Malaysia
Proses distribusi ikan Senangin secara umum sama halnya dengan distribusi keluar
daerah, namun memiliki beberapa perbedaan, yang mana ada pelaksanaan dan persiapan-
persiapan yang dilakukan terlebih dahulu sebelum ikan Senangin didistribusi dan sampai ke
Port Klang Malaysia. Pelaksanaan dan persiapan-persiapan tersebut berupa dokmen-
dokumen ekspor. Proses distribusi tidak dapat berjalan dengan lancar apabila dokumen-
dokumen penting tidak di persiapkan terlebih dahulu. Suatu produk atau barang dapat
dikatakan layak jalan jika perusahaan menyiapkan dokumen-dokumen tersebbut dengan
baik, dan dokumen yang dipersiapkan tersebut menentukan legalitas dari sebuah
perusahaan
CV. Barokah Panipahan melakukan distribusi ikan Senangin ke Port klang Malaysia
sebanyak satu ton dalam sekali pengiriman. Pengangkutan setiap fiber ke Malaysia
ditanggung oleh perusahaan pengimpor sebesar RM 50/fiber atau di rupiah kan Rp.
175.000/fiber. CV. Barokah Panipahan juga menawarkan jasa angkutan ikan segar bagi
toke-toke ikan yang ada di Panipahan ke Port Klang Malaysia menggunakan kapal milik CV.
Barokah Panipahan yaitu KM Kuala Kapias 86 GT No. 302/PPPO dan kapal Cinta Damai 94
GT No. 2049/PBB dengan biaya sebesar RM 50 atau Rp. 175.000 setiap satu buah fiber
ikan.
Berikut distribusi ikan Senangin dari CV. Barokah Panipahan ke Port Klang Malaysia
berdasarkan harga, kualitas, dan jumlah susunan pada setiap fiber dapat dilihat pada (Tabel
1).

Tabel 1. Distribusi Ikan Senangin Berdasarkan Harga, Kualitas, dan Jumlah Susunan
Pada Setiap Fiber
No Grade Ukuran Harga Beli Harga Jual Susunan
1 A 3 ons – 1.000 ons Rp 50.000 Rp 65.000 30 kg
2 B 1.000 – 5 .000 ons Rp 40.000 Rp 55.000 50 kg
3 C 1,5 ons – 2,8 ons Rp 27.000 Rp 40.000 20 kg
Sumber : Data Primer

Dari Tabel 1 dapat diketahui dengan jelas bahwa harga ikan Senangin untuk grade A
harga jualnya mencapai Rp. 65.000/Kg dengan ukuran beratnya 3 ons – 1 Kg dalam jumlah
susunan sebanyak 30 Kg, untuk grade B dengan ukuran berat 1 Kg – 5 Kg harga jualnya
mencapai Rp. 55.000/Kg dalam jumlah susunan sebanyak 50 Kg, dan untuk grade C
dengan ukuran berat 1,5 ons – 2,8 ons dengan harga jual mencapai Rp. 40.000/Kg dalam
jumlah susunan 20 Kg.
CV. Barokah Panipahan menentukan kualitas ikan Senangin sesuai dengan sistem
Internasional, Responsible Fisheries dan HACCP, dimana HACCP ini merupakan syarat
yang kaitannya dengan standar mutu internasional yang harus diadopsi oleh Negara-negara
pengekspor hasil perikanan. Untuk ikan Senangin Grade (tingkat mutu) A adalah tingkat
sertifikat paling tinggi yang menyatakan hasil penilaian terhadap fisik, evaluasi pelaksanaan
kelayakan UPI, GMP, dan HACCP.
Distribusi Ikan Senangin CV. Barokah Panipahan ke Tanjung Balai Asahan
CV. Barokah Panipahan selain melakukan distribusi ikan Senangin ke Port Klang
Malaysia, CV. Barokah Panipahan juga melakukan distribusi ikan Senangin ke Tanjung
Balai Asahan dengan jumlah lebih sedikit yaitu rata-rata 50-100 Kg dalam sekali penjualan
dengan harga Rp. 32.000 - 55.000/Kg. Ikan Senangin yang didistribusi ke Tanjung Balai
Asahan adalah ikan yang tidak masuk dalam kualitas ekspor dan di bawah standar atau
grade.
Berikut distribusi ikan Senangin dari CV. Barokah Panipahan ke Tanjung Balai
Asahan berdasarkan harga, ukuran, dan jumlah ikan Senangin yang pasarkan dapat dilihat
pada (Tabel 2).

Tabel 2. Distribusi Ikan Senangin Berdasarkan Harga, Ukuran, dan Jumlah Ikan
Senangin Ke Tanjung Balai Asahan
No Ukuran Ikan/Ekor Jumlah/(Kg) Harga Beli Harga Jual
1 3 Ons - 1 Kg 30 Rp. 50.000 Rp. 55.000
2 1 Kg - 5 Kg 20 Rp. 40.000 Rp. 45.000
3 1,5 - 2,8 Ons 50 Rp. 27.000 Rp. 32.000
Sumber : Data Primer
Dari Tabel 2 dapat diketahui dengan jelas bahwa harga ikan Senangin untuk ukuran
3 ons - 1 Kg harga jualnya Rp. 55.000/Kg dengan jumlah 30 Kg, untuk ukuran 1 Kg – 5 Kg
dengan harga jualnya Rp. 45.000/Kg dalam jumlah 20 Kg, dan untuk ukuran 1,5 – 2,8 ons
dengan harga jualnya Rp. 32.000/Kg dalam jumlah susunan 50 Kg.
Margin Pemasaran
Dalam penelitian ini margin pemasaran dihitung sebagai selisih antara harga jual
ikan Senangin di tingkat nelayan dengan harga jual ikan Senangin di tingkat pengecer.
Hammond dan Dahl dalam Martin (2012) menyatakan bahwa margin tataniaga
menggambarkan perbedaan harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat produsen.
Setiiap lembaga pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang berbeda sehingga
mjenyebabkan perbedaan harga jual dari lembaga satu dengan yang lainnya sampai ke
tingkat konsumen akhir. Pada garis besarnya pelaku distribusi komoditas ikan Senangin di
CV Barokah Panipahan mayoritas menggunakan saluran distribusi berikut ini, yaitu nelayan
→ CV. Barokah Panipahan → agen luar negeri → pedagang pengecer → konsumen luar
negeri.
Berikut perhitungan analisis margin pemasaran ikan Senangin untuk kelas A di CV.
Barokah Panipahan dapat dilihat pada (Tabel 3).

Tabel 3. Analisis Margin Pemasaran Ikan Senangin untuk Grade A dari CV Barokah
Panipahan ke Port Klang Malaysia Tahun 2018
Uraian Satuan Share yang diterima
(Rp/Kg) (%)
1. Nelayan
a. Harga jual 50.000 -
2. CV Barokah
a. Harga beli 50.000 -
b. Margin pemasaran 15.000 -
c. Biaya pemasaran 10.605 -
d. Keuntungan 4.395 4.1
pemasaran
e. Harga jual 65.000 -
3. Pengimpor
a. Harga beli 65.000 -
b. Margin pemasaran 20.000 -
c. Biaya pemasaran 2.00 -
d. Keuntungan 18.200 18.9
pemasaran
e. Harga jual 85.000 -
4. Pedagang
Pengumpul/Pengecer
a. Harga jual 85.000 -
b. Margin pemasaran 15.000 -
c. Biaya pemasaran 153 -
d. Keuntungan 14.847 14
pemasaran
e. Harga jual 105.000 -
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 3. pada saluran pemasaran diatas bahwa nelayan menjual Ikan
Senangin dengan harga Rp.50.000 per kg. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan CV.
Barokah Panipahan adalah upah untuk karyawan yang meilih Ikan Senangin sesuai ukuran,
menimbang dan mempacking ikan tersebut hingga diekspor. Biaya yang dikeluarkan CV.
Barokah Panipahan untuk membayar upah karyawan adalah sebesar Rp. 600 per kg, biaya
kemasan (bungkus plastik) yang dikeluarkan CV. Barokah Panipahan sebesar Rp. 5 per kg,
dan biaya transportasi sebesar 10.000 pr kg. Sehingga biaya pemasaran yang dikeluarkan
CV. Barokah Panipahan adalah sebesar Rp. 10.605 pr kg. Dasar perhitungan dapat dilihat
pada lampiran 2.
Lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran ini adalah pengimpor. Pengimpor
ini adalah yang ada di Port Klang Malaysia, biaya yang dikeluarkan oleh pengimpor adalah
biaya transportasi untuk menyalurkan Ikan Senangin hal ini dikarenakan pengimpor menjual
Ikan Senangin ke pedagang pengumpul/pengecer sehingga memerlukan biaya. Biaya
kemasan tidak termasuk karena kemasan yang digunakan oleh pengimpor tidak
dikembalikan. Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh pengimpor pada saluran ini adalah Rp.
200 per kg dan keuntungan pemasaran yang diperoleh pengimpor adalah Rp. 19.800 pr kg
sehingga margin pemasarannya adalah Rp. 20.000 per kg.
Pada saluran ini pedagang pengumpul/pengecer membeli Ikan Senangin dari
pengimpor dengan harga Rp.85.000 per kg. selanjutnya pedagang pengumpul/pengecer
menjual Ikan Senangin tersebut kepada konsumen. Biaya yang dikeluarkan pedagang
pengumpul/pengecer selama proses pemasaran adalah biaya transportasi dan biaya kemas
(plastik kresek). Masing-masing biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 3 per kg untuk biaya
transportasi dan Rp.150 per kg untuk biaya kemasan (plastik kresek). Total biaya
pemasaran pada saluran pemsaran ini Rp. 153 per kg. Biaya ini diperoleh dari penjumlahan
tiap lembaga pemasaran dan total keuntungan dari saluran pemasaran ini sebesar Rp.
39.042 per kg sehingga marjin pemasarannya sebesar Rp. 50.000 per kg. Marjin pemasaran
ini diperoleh dari selisih harga beli konsumen dengan harga jual nelayan.

Tabel 4. Analisis Margin Pemasaran Ikan Senangin untuk Ukuran 3 Ons- 1 Kg dari CV.
Barokah Panipahan ke Tanjung Balai Asahan Tahun 2018
Uraian Satuan Share yang diterima (%)
(Rp/Kg)
1. Nelayan
a. Harga jual 50.000 -
2. CV Barokah
a. Harga beli 50.000 -
b. Margin pemasaran 5.000 -
c. Biaya pemasaran 610 -
d. Keuntungan 4.384 5.8
pemasaran
e. Harga jual 55.000
3. Pedagang Besar
a. Harga beli 55.000 -
b. Margin pemasaran 5.000 -
c. Biaya pemasaran 3.3 -
d. Keuntungan 4.996 6.7
pemasaran
e. Harga jual 65.000 -
4. Pedagang Pengecer
a. Harga beli 65.000 -
b. Margin pemasaran 10.000 -
c. Biaya pemasaran 153 -
d. Keuntungan 9.847 13
pemasaran
e. Harga jual 90.000
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 4. pada saluran pemasaran diatas bahwa nelayan menjual Ikan
Senangin dengan harga Rp.50.000 per kg. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan CV. Barokah
Panipahan adalah upah untuk karyawan yang meilih Ikan Senangin sesuai ukuran, menimbang
dan mempacking ikan tersebut hingga dijual ke pedagang pengumpul. Biaya yang dikeluarkan
CV. Barokah Panipahan untuk membayar upah karyawan adalah sebesar Rp. 600 per kg dan
biaya kemasan (bungkus plastik) yang dikeluarkan CV. Barokah Panipahan sebesar Rp. 10 per
kg. Sehingga biaya pemasaran yang dikeluarkan CV. Barokah Panipahan adalah sebesar Rp.
610 pr kg. Dasar perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5.
Lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran ini adalah pedagang pengumpulr.
Pedagang pengumpul ini adalah yang dating langsung ke CV. Barokah Panipahan, biaya yang
dikeluarkan oleh pedagang pengumpul adalah biaya transportasi untuk menyalurkan Ikan
Senangin hal ini dikarenakan pedagang pengumpul menjual Ikan Senangin ke pedagang
pedagang pengecer sehingga memerlukan biaya. Biaya kemasan tidak termasuk karena
kemasan yang digunakan oleh pedagang pengumpul tidak dikembalikan. Jumlah biaya yang
dikeluarkan oleh pedagang pengumpul pada saluran ini adalah Rp. 3,3 per kg dan keuntungan
pemasaran yang diperoleh pengimpor adalah Rp. 4.996 per kg sehingga margin pemasarannya
adalah Rp. 5.000 per kg.
Pada saluran ini pedagang pengumpul/pengecer membeli Ikan Senangin dari pengimpor
dengan harga Rp.65.000 per kg. selanjutnya pedagang pengecer menjual Ikan Senangin
tersebut kepada konsumen. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer selama proses
pemasaran adalah biaya transportasi dan biaya kemas (plastik kresek). Masing-masing biaya
yang dikeluarkan adalah Rp. 150 per kg untuk biaya transportasi dan Rp.3 per kg untuk biaya
kemasan (plastik kresek). Total biaya pemasaran pada saluran pemsaran ini Rp. 153 per kg.
Biaya ini diperoleh dari penjumlahan tiap lembaga pemasaran dan total keuntungan dari saluran
pemasaran ini sebesar Rp. 19224 per kg sehingga marjin pemasarannya sebesar Rp. 20.000
per kg. Marjin pemasaran ini diperoleh dari selisih harga beli konsumen dengan harga jual
nelayan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, rantai distribusi ikan Senangin ada dua saluran, yaitu saluran
distribusi pertama, nelayan menjual ikan Senangin hasil tangkapannya ke CV Barokah
Panipahan, kemudian mendistribusikan ke pedagang besar luar negeri Port Klang Malaysia,
pedagang pengecer langsung mengambil ikan segar kepada agen yang ada di pelabuhan.
Saluran kedua, nelayan menjual ikan Senangin hasil tangkapannya ke CV Barokah Panipahan,
kemudian mendistribusikan ikannya ke Tanjung Balai Asahan, setelah ikan tersebut sampai ke
kepada pedagang besar, pedagang pengecer langsung mengambil ikan segar kepada
pedagang pengumpul yang ada di pelabuhan. Besarnya margin pemasaran tertinggi terdapat
pada ikan Senangin grade A dan B sebesar Rp.55.000,-. Dengan ukuran 3 ons- 1 kg.
Sedangkan total margin pemasaran terendah terdapat pada ikan Senangin grade C dengan
ukuran 1,5 ons sampai 2,5 ons sebesar Rp. 48.000,-. Sedangkan margin pemasaran tertinggi
untuk ke Tanjung Balai Asahan terdapat pada ikan Senangin ukuran 1 – 5 kg/ekor sebesar
Rp.40.000,-. Sedangkan total margin pemasaran terendah terdapat pada ikan Senangin dengan
ukuran 1,5 -2,8 ons sebesar Rp.23.000,-.
Saran
Setelah saya melakukan penelitian, sebaiknya CV. Barokah Panipahan harus
menambah link nelayan agar tetap memenuhi permintaan konsumen, baik ekspor maupun
domistik jika suatu saat terjadi hasil tangkapan nelayan sedikit, agar hubungan antara CV.
Barokah Panipahan dengan konsumen tetap terjalin kuat dan tidak terputus.
Tidak hanya itu sebaiknya CV. Barokah Panipahan melakukan perbaikan dan
penggantian sarana yang sudah tidak layak digunakan, dan meningkatkan sumberdaya
manusia di CV. Barokah Panipahan agar penangganan ikan ekspor mudah dan cepat dilakukan.
Selain itu, CV. Barokah Panipahan sebaiknya lebih meningkatkan dan menambah wilayah
pemasarannya terutama dibidang ekspor dengan Negara-negara lain selain Malaysia mengingat
jumlah hasil tangkapan nelayan yang bias dikatakan banyak.

Daftar Pustaka

BPS. 2015. Badan Statisik. Kabupaten Rokan Hilir.

Harifudin. 2011. Analisis Margin dan Efesiensi Pemasaran Rumput Laut di Desa Mandalle
Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep. Jurnal Agribisnis, 10 (3).

Sudiyono, A. 2011. Pemasaran Pertanian. Malang : Universitas Muhamadyah Malang. 297 hal.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke 17. Bandung:
Alfabeta

Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogyakarta: Media Abadi.

www.rohilkab.go.id/potensi-3-Perikanan.html

Anda mungkin juga menyukai