Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS SISTEM PEMASARAN IKAN PATIN SEGAR DESA KOTO MESJID KE

DAERAH TUJUAN PEMASARAN


Analysis of Patin Fresh Fish Marketing System Koto Mesjid Village to Regional Destination
Marketing

Saluran pemasaran ikan patin segar Desa Koto Mesjid terdiri dari dua saluran, yaitu
saluran langsung dan saluran tidak langsung. Saluran langsung adalah saluran pemasaran ikan
patin segar untuk diolah menjadi ikan asap, dimana petani ikan langsung menjual kepada
pengolah yang ada di Desa Koto Mesjid tersebut. Selanjutnya saluran pemasaran tidak
langsung adalah untuk pemasaran ikan patin segar untuk konsumsi, dimana lembaga
pemasaran yang terlibat disini adalah petani ikan, agen (penghubung), pedagang pengumpul,
pedagang pengecer dan konsumen. Terdapat beberapa lembaga pemasaran yang ikut terlibat
dalam pemasaran ikan patin segar di Desa Koto Mesjid, baik untuk jenis ikan konsumsi
maupun untuk ikan yang akan diolah. Lembaga pemasaran tersebut terdiri dari: petani,
agen/penghubung, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Petani ikan dalam melakukan
penjualan ikannya baik berupa ikan konsumsi maupun ikan untuk diolah petani tidak
melakukan penangkapan atau petani menjual ikan yang ada di dalam kolam. Pada penjualan
ikan untuk diolah petani menghubungi para pengolah yang ada di Desa Koto Mesjid tersebut,
para pengolah tersebut sudah mempunyai tenaga-tenaga untuk melakukan penangkapan, dalam
penangkapan ini pengolah mengeluarkan biaya sebesar Rp 200/kg. Pada penjualan ikan untuk
konsumsi biasanya petani menjual ikan melalui agen/ penghubung, dimana agen/penghubung
yang menghubungi petani yang akan menjual ikan dan petani juga tidak melakukan
penangkapan. Agen-agen ini juga telah mempunyai tenaga untuk melakukan penangkapan
masing-masing. Mengenai harga penjualan baik untuk ikan yang akan diolah maupun untuk
ikan konsumsi, petani tidak melakukan tawar-menawar. Agen atau penghubung adalah orang
yang menghubungi petani ikan yang akan menjual ikan hasil budidayanya. Agen penghubung
ini terdiri dari orang-orang penyedia sarana produksi dan ketua-ketua kelompok tani, agen-
agen ini sudah mempunyai kontak baik dengan pada pedagang pengumpul maupun dengan
petani yang ada di desa tersebut. Pedagang pengumpul adalah orang yang melakukan
pembelian ikan hasil panen petani untuk dijual kembali kepada pedangang pengecer. Pedagang
pengumpul ini datang dari berbagai daerah di luar Desa Koto Mesjid, para pedagang ini
menghubungi agen-agen yang sudah menjadi langganan mereka, dimana sebelumnya para
pedagang ini sudah mengetahui berapa harga jual ikan yang akan dibelinya. Para pedagang
menerima ikan yang sudah dimuat di atas mobil mereka, harga pembelian pedagang pengumpul
adalah sebesar harga petani ditambah biaya penangkapan dan komisi agen. Pedagang pengecer
adalah orang yang melakukan pembelian ikan pada pedagang pengumpul untuk dijual kembali
kepada konsumen. Pedagang pengecer berada di pasar Air Tiris, pasar Bangkinang dan pasar
Pekanbaru. Dalam memasarkan ikan patin segar di setiap pasar, biasanya pedagang pengecer
sudah mempunyai langganan dalam membeli kepada pedagang pengumpul. Pembayaran ikan
oleh pedagang pengecer kepada pedagang dilakukan secara tunai. harga jual tingkat pedagang
pengecer bervariasi, keadaan ini disebabkan oleh lokasi pasar pedagang pengecer yang
berbeda. Semakin dekat letak pasar pedagang pengecer dengan daerah produsen (petani), harga
jual relatif lebih murah. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh pedagang
pengumpul dan pedagang pengecer untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran,
sedangkan untuk petani ikan tidak ada biaya pemasaran. karena pedagang pengumpul yang
datang membeli ikan ke lokasi kolam petani ikan. Demikian juga agen, tidak mengeluarkan
biaya pemasaran karena agen hanya bertindak sebagai penghubung antara pedagang
pengumpul dengan petani ikan.
Distribusi margin pemasaran (marketing margin) pada pemasaran ikan patin segar
menurut daerah tujuan pemasaran, disajikan pada Tabel 4. Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa
distribusi marketing margin pemasaran ikan patin segar pada masing-masing daerah tujuan
pemasaran berbeda-beda dengan margin pemasaran terbesar yaitu Rp 7.500,00/kg dengan
tujuan pasar Pekanbaru dan terkecil dengan tujuan Pasar Air Tiris yaitu Rp 5.000/kg. Di tingkat
pedagang pengmpul Profit margin terbesar diterima pada Pasar Pekanbaru yaitu Rp
4.262,50/kg dan terendah terdapat pada pemasaran Pasar Air Tiris yaitu Rp 1.491/kg.
Sedangkan di tingkat pedagang pengecer, tertinggi pada Pasar Bangkinang yaitu Rp
2.365,00/kg dan terkecil pada Pasar Pekanbaru yaitu Rp 1.550,00/kg. Keuntungan pemasaran
ikan patin segar dari Desa Koto Mesjid ke daerah tujuan pemasaran memperlihatkan bahwa
keuntungan pemasaran terbesar diterima pada pemasaran ikan dengan pasar tujuan Pekanbaru.
Pemasaran ikan patin segar hasil budidaya petani ikan di Desa Koto Mesjid disalurkan melalui
agen yang bertindak sebagai penghubung antara petani ikan dengan pedagang pengumpul.
Pedagang pengumpul menyalurkan ikan ke pedagang pengecer pada masing-masing daerah
tujuan pemasaran, yaitu Pasar Air Tiris, Pasar Bangkinang dan Pasar Pekanbaru. Biaya
pemasaran tertinggi dikeluarkan oleh pedagang adalah dengan daerah tujuan Pasar Pekanbaru
sebesar Rp 1.687,50/kg dan terendah Pasar Air Tiris Rp 1.243,33/kg dengan keuntungan
pemasaran untuk daerah pemasaran Pasar Pekanbaru menunjukkan jumlah yang tertinggi yaitu
Rp 5.812,50/kg. Margin Pemasaran yang tertinggi diperoleh untuk daerah tujuan pemasaran
Pasar Pekanbaru, yakni sebesar 35,71%. Marjin pemasaran untuk Pasar Air Tiris sebesar
27,03% dan Pasar Bangkinang sebesar 30,77% dengan fishfarmer share) yang tertinggi
diperoleh pada daerah tujuan pemasaran Pasar Air Tiris yakni 72,97%. Selanjutnya, marketing
margin ikan patin segar di Desa Koto Mesjid dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
perbedaan harga jual di tingkat konsumen pada ketiga pasar tersebut, perbedaan jarak dari
daerah produsen (Desa Koto Mesjid) ke daerah konsumen (pasar Air Tiris, Pasar Bangkinang
dan Pasar Pekanbaru) dan perbedaan biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk ke tiga daerah
tujuan pemasaran, terutama dalam biaya transportasi. Efisiensi pemasaran ikan patin segar
Desa Koto Mesjid sudah efisien dengan nilai farmer share (FS) untuk ketiga daerah tujuan
pemasaran lebih besar dari nilai marketing margin (MM).

Anda mungkin juga menyukai